cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
civicus.ummat@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 23389680     EISSN : 2614509X     DOI : https://doi.org/10.31764/civicus.
Core Subject : Social,
Jurnal Civicus merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram dengan e-ISSN 2614-509X dan p-ISSN 2338-9680. Adapun kajian publikasi jurnal Civicus yakni (1) Ilmu Social, Ilmu Hukum, Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) teori pembelajaran, pengembangan pembelajaran, Penerapan pembelajaran, model-model pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan; (3) hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat
Arjuna Subject : -
Articles 23 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2025): September 2025" : 23 Documents clear
Penguatan Sikap Nasionalisme Siswa di Era Digital SMK Swasta PAB 12 Saentis Nasution, Risa Elvina; Rachman, Fazli
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.32629

Abstract

Era digital memudahkan masuknya budaya asing, yang berpotensi mempengaruhi sikap nasionalisme siswa, terutama akibat penggunaan media sosial yang tidak bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru Pendidikan Pancasila dalam penguatan sikap nasionalisme siswa di era digital SMK Swasta PAB 12 Saentis dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya sikap nasionalisme siswa di era digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan, pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data (display), dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Pendidikan Pancasila di SMK Swasta PAB 12 Saentis berperan penting dalam memperkuat nasionalisme siswa di era digital, peran diwujudkan sebagai edukator, motivator, leader (pemimpin), inovator, dan fasilitator melalui keteladanan, penggunaan media, serta pendekatan yang menyentuh ranah afektif dan psikomotorik siswa. Penguatan sikap nasionalisme dipengaruhi oleh faktor internal, seperti lingkungan keluarga dan sosial, serta faktor eksternal berupa arus globalisasi dan budaya asing yang masuk melalui media digital. Namun, peran aktif guru dan dukungan sekolah mampu menyeimbangkan pengaruh negatif tersebut, sehingga siswa tetap menunjukkan sikap nasionalisme yang positif di tengah tantangan era digital.The digital era facilitates the entry of foreign cultures, which have the potential to influence students' nationalism attitudes, especially due to the unwise use of social media. This study aims to determine the role of Pancasila Education teachers in strengthening students' nationalism attitudes in the digital era of SMK Swasta PAB 12 Saentis and to determine the factors that influence the decline in students' nationalism attitudes in the digital era. The method used in this study is a qualitative research method with a descriptive approach. Data collection techniques used are observation, interview and documentation study techniques. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation (display), and drawing conclusions. The results of the study indicate that Pancasila Education teachers at SMK Swasta PAB 12 Saentis play an important role in strengthening students' nationalism in the digital era, the role is manifested as educators, motivators, leaders, innovators, and facilitators through role models, use of media, and approaches that touch the affective and psychomotor domains of students. Strengthening nationalism attitudes is influenced by internal factors, such as family and social environments, as well as external factors in the form of globalization and foreign cultures that enter through digital media. However, the active role of teachers and school support can balance these negative influences, so that students continue to demonstrate a positive nationalistic attitude amidst the challenges of the digital era.
Tradisi Ngaha Karedo Maci Masyarakat Desa Simpasai Kabupaten Bima Regina, Putri; Zubair, Moh; Alqadri, Bagdawansyah; Yuliatin, Yuliatin
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.31588

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi Ngaha Karedo Maci masyarakat Desa Simpasai Kabupetan Bima serta untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Ngaha Karedo Maci. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis etnografi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan tradisi Ngaha Karedo Maci  masyarakat Desa Simpasai Kabupaten Bima memiliki beberapa rangkaian kegiatan. 1) Kegiatan pada tahap persiapan yang meliputi: (a) Musyawarah persiapan pelaksanaan, (b) persiapan bahan-bahan, (c) memasak Karedo Maci. 2) Pada kegiatan inti yang meliputi: (a) mempersiapkan Karedo Maci, (b) Ngaha Karedo Maci, (c) pembagian sedekah. 3) kegiatan pada tahapan penutupan yang meliputi: (a) kebersihan. Kemudian terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Ngaha Karedo Maci yang meliputi: 1) Nilai religius, 2) Nilai sosial, dan 3) Nilai budaya.This study aims to determine the process of implementing the Ngaha Karedo Maci tradition in the Simpasai Village community of Bima Regency and to find out the values contained in the Ngaha Karedo Maci tradition. The approach used in this research is a quantitative approach with the type of ethnography. Data were collected through observation, interviews, and documentation. Data were analyzed using data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this study indicate that in the implementation of the Ngaha Karedo Maci tradition, the Simpasai Village community of Bima Regency has several series of activities. 1) Activities at the preparation stage which include: (a) deliberation of preparation for implementation, (b) preparation of ingredients, (c) cooking Karedo Maci. 2) In the core activities which include: (a) preparing Karedo Maci, (b) Ngaha Karedo Maci, (c) distribution of alms. 3) activities at the closing stage which include: (a) cleaning. Then there are values contained in the Ngaha Karedo Maci tradition which include: 1) Religious values, 2) Social values, and 3) Cultural values.
Muatan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Falsafah Hidup Masyarakat Sasak “Lombok Mirah Sasak Adi” Alditia, Lalu Muhammad; Fauziah, Syifa; Iswara, Prana Dwija
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.31556

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara muatan nilai pancasila dengan falsafah hidup masyarakat Sasak Lombok Mirah Sasak Adi (kejujuran adalah permata yang utama), sebagai sistem nilai utama yang melandasi berbagai pola perilaku, produk kebudayaan serta tradisi masyarakat Sasak. Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review, data-data diperoleh dengan melakukan analisa terhadap muatan informasi dari berbagai literatur dengan menggunakan panduan protokol PRISMA. Langkah penelitian diawali dengan merumuskan topik penelitian, kemudian mencari informasi dan data yang dibutuhkan melalui artikel-artikel ilmiah yang bersumber dari google scholar, scopus, dan berbagai website jurnal. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil ataupun temuan penelitian yang menunjukan adanya keterkaitan atau relevansi antara nilai-nilai Pancasila dengan falsafah hidup masyarakat Sasak .Hasil analisis diantaranya bahwa muatan nilai-nilai setiap sila dalam pancasila telah termuat dalam falsafah Lombok Mirah Sasak Adi khususnya dalam 3 lapisan nilai turunannya, yakni nilai Tindih (hubungan manusia dengan Tuhan) yang memuat nilai-nilai dalam sila pertama, kemudian Maliq (hubungan antar sesama manusia) yang memuat nilai-nilai dalam sila kedua dan sila kelima, kemudian Merang (peran individu dalam masyarakat) yang memuat nilai-nilai sila ketiga dan keempat. Selain itu berbagai mutan nilai pancasila juga termanifestasi dan termuat dalam berbagai produk budaya, pola perilaku dan keseharian masyarakat Sasak.Pancasila as the philosophy and foundation of the state is a crystallization of various cultures and traditional knowledge of Indonesia. However, efforts to advance its relevance and to use various cultural aspects to introduce the values in Pancasila have not yet been optimally implemented. Therefore, this research is conducted to explore and demonstrate the relevance between the values in Pancasila and the life philosophy of the Sasak community of Lombok Mirah Sasak Adi. This study uses a systematic literature review approach following the PRISMA protocol to analyze 291 articles obtained from the Scopus database, Google Scholar, and various journal websites. Through a meticulous selection process, only 32 articles met the established inclusion criteria and were deemed suitable for further analysis. The results of this study indicate that the values of each principle in Pancasila are contained within the philosophy of Lombok Mirah Sasak Adi, particularly in its three layers of derivative values: Tindih value (the relationship between humans and God) which encompasses the values of the first principle, Maliq value (the relationship between humans) which encompasses the values of the second and fifth principles, and Merang value (the role of individuals in society) which encompasses the values of the third and fourth principles. The findings of this research are very important in efforts to strengthen the public's understanding of Pancasila values and also serve as a foundation for the implementation of Pancasila education to be more optimal and provide a deeper understanding.
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Makna Simbol dalam Tradisi Ber-oberen Desa Batioh Sampang Anam, Khoirul; Desiyanto, Jatim; Maryana, Tatik
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.32946

Abstract

Tradisi Beroberen di Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang merupakan ekspresi budaya lokal yang sarat dengan nilai luhur. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bagaimana nilai Pancasila yang mencakup Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial tercermin dalam pelaksanaan tradisi Beroberen serta bagaimana masyarakat memaknai simbol budaya dalam ritual tersebut. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik etnografi melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan tokoh adat, kepala dusun, dan masyarakat, serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Beroberen secara alami mengaktualisasikan nilai Pancasila. Nilai Ketuhanan tercermin dalam praktik doa sebagai rasa syukur. Nilai Kemanusiaan terwujud melalui pembagian hasil bumi secara merata dan kepedulian terhadap kelompok rentan. Nilai Persatuan muncul dalam semangat gotong royong lintas generasi. Nilai Kerakyatan tampak dalam pengambilan keputusan secara musyawarah, dan nilai Keadilan Sosial terlihat dari pembagian sumber daya secara adil. Simbol seperti terop, aing, kempeng, tompeng kenik, dan talam mengandung makna filosofis yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Tradisi ini bukan hanya pelestari budaya, tetapi juga media pembentukan dan internalisasi nilai Pancasila. Penelitian ini menegaskan bahwa Pancasila hidup dalam praktik budaya dan merekomendasikan pelestarian tradisi melalui partisipasi masyarakat serta dukungan pemerintah.The Beroberen tradition in Batioh Village, Banyuates District, Sampang Regency is a local cultural expression rich in moral values. This study aims to identify how the core values of Pancasila, namely Divinity, Humanity, Unity, Democracy, and Social Justice are reflected in the practice of the Beroberen ritual, and how local communities interpret the cultural symbols embedded within it. This qualitative research used an ethnographic approach involving participant observation, in-depth interviews with cultural figures, village heads, and local residents, as well as literature review. Findings indicate that the Beroberen tradition organically actualizes Pancasila values. Divinity is expressed through collective prayers of gratitude. Humanity is embodied in the equal distribution of harvest and care for vulnerable groups. Unity is visible in intergenerational cooperation and mutual assistance. Democracy is practiced through inclusive deliberations, and Social Justice is implemented through fair resource distribution. Symbols such as terop (canopy), aing (water), kempeng (flower), tompeng kenik (small cone-shaped rice), and talam (tray) carry philosophical meanings that represent a harmonious relationship between humans, nature, and spirituality. The tradition not only preserves local culture but also serves as a medium for internalizing national values. The study recommends preserving the tradition through community engagement and local government support.
Efektivitas Pembelajaran Kooperatif STAD Berbasis Video Animasi Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Handayani, Luluk; Herianto, Edy; Sawaludin, Sawaludin; Ismail, Muhammad
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.31300

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbasis video animasi terhadap kemandirian belajar peserta didik dalam mata pelajaran PPKn. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi-experimental, khususnya nonequivalent control group design. Sampel terdiri atas dua kelas yang dipilih melalui teknik purposive sampling, yaitu kelas eksperimen (VIII E) dan kelas kontrol (VIII F), masing-masing berjumlah 29 siswa. Instrumen penelitian berupa angket kemandirian belajar yang telah divalidasi dan reliabel. Data dianalisis melalui uji prasyarat (uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji homogenitas Levene’s Test), diikuti dengan uji hipotesis menggunakan pooled variance t-test. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi (sig. 2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, dengan rata-rata skor kemandirian belajar siswa di kelas eksperimen sebesar 120,52 dan kelas kontrol sebesar 100,48. Temuan ini mengindikasikan bahwa penerapan model pembelajaran STAD berbasis video animasi secara signifikan meningkatkan kemandirian belajar peserta didik.This study aims to examine the effectiveness of the Student Team Achievement Division (STAD) type cooperative learning model based on animated videos on students' learning independence in Civics subjects. The research used a quantitative approach with a quasi-experimental design, specifically a nonequivalent control group design. The sample consisted of two classes selected through purposive sampling technique, namely the experimental class (VIII E) and the control class (VIII F), each totalling 29 students. The research instrument was a validated and reliable learning independence questionnaire. Data were analysed through prerequisite tests (Shapiro-Wilk normality test and Levene's Test homogeneity test), followed by hypothesis testing using pooled variance t-test. The analysis results showed a significance value (sig. 2-tailed) of 0.000 <0.05, with an average score of student learning independence in the experimental class of 120.52 and the control class of 100.48. This finding indicates that the application of STAD learning model based on animated video significantly increases students' learning independence
Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dalam Tradisi Hajatan di Kelurahan Tanjung Batu Timur Ayudiah, Sisi; Sari, Nila; Mariyani, Mariyani
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.30801

Abstract

Perubahan Sosial sebagai suatu proses perubahan bentuk yang mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat, proses yang berlangsung selama manusia itu hidup, baik lokal maupun global. Perubahan sosial bisa terjadi karena pada dasarnya masyarakat bersifat dinamis sehingga perubahan yang dilakukan bisa mengikuti arus perkembangan zaman. Modernisasi merupakan suatu proses perubahan masyarakat untuk menjadi masyarakat modern. Melibatkan tranformasi budaya dari masyarakat tradisional ke masyarakat berkembang sesuai dengan kehidupan masa kini. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan perubahan sosial pada Tradisi Hajatan di Kelurahan Tanjung Batu Timur, kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Kajian ini juga menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab perubahan sosial dalam adat sedekahan yaitu bertambah dan berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik yang terjadi dalam masyarakat dan pengaruh masyarakat lain.Social Change as a process of changing forms that covers all aspects of community life, a process that takes place as long as humans live, both locally and globally. Social change can occur because basically society is dynamic so that the changes made can follow the flow of development of the times. Modernization is a process of changing society to become a modern society. Involving cultural transformation from traditional society to developing society in accordance with today's life. This study aims to determine what factors cause social change in the custom of almsgiving in Tanjung Batu Timur Village, this study uses a qualitative approach with a case study method. This study also uses three data collection techniques, namely interviews, observation and documentation. The results of this study indicate that the factors causing social change in the custom of almsgiving are the increase and decrease of the population, new discoveries, conflicts that occur in society and the influence of other communities.
MOOCs dalam Pendidikan Bisnis: Peningkatan Keterampilan Negosiasi dan Pemasaran Digital di Lombok Prihandoyo, Windi Baskoro; Suryani, Nining; Anam, Khaerul
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.34732

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengembangkan Massive Open Online Courses (MOOCs) yang berfokus pada peningkatan keterampulan negosiasi dan pemasaran digital bagi pelaku UMKM di Lombok. Latar belakang penelitian ini adalah keterbatasan akses pelatihan formal yang menyebabkan pelaku usaha lokal kesulitan bersaing di era transformasi digital. Penelitian menggunakan pendekatan research and development (R&D) dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Untuk menggali kesenjangan kompetensi dilakukan kegiatan analisis kebutuhan yang dilakukan melalui wawancara dengan praktisi, dosen, dan pelaku UMKM di Lombok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian yang signifikan antara kebutuhan keterampilan negosiasi dan pemasaran digital dengan pelatihan yang tersedia. Pembelajaran pada MOOCs ini dikembangkan dengan model model self-paced learning berbasis Learning Management System (LMS) dengan delapan materi, video animasi interaktif, serta materi diskusi dan soal evaluasi formatif. Untuk memastikan kelayakan dilakukan pengujian oleh ahli media, bahasa, dan materi yang menunjukkan kualitas baik hingga sangat baik (rata-rata >80%), sehingga dinyatakan layak untuk digunakan.The purpose of this study was to design and develop Massive Open Online Courses (MOOCs) focused on improving negotiation and digital marketing skills for MSMEs in Lombok. The background of this research is limited access to formal training, which makes it difficult for local businesses to compete in the era of digital transformation. The study employed a research and development (R&D) approach, utilizing the ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) model. To explore competency gaps, a needs analysis was conducted through interviews with practitioners, lecturers, and MSMEs in Lombok. The results revealed a significant disparity between the demand for negotiation and digital marketing skills and the available training. The learning in this MOOC was developed using a self-paced learning model based on a Learning Management System (LMS) with eight materials, interactive animated videos, discussion materials, and formative evaluation questions. To ensure feasibility, testing was conducted by media, language, and material experts, which demonstrated good to excellent quality (average >80%), thus being declared suitable for use.
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Instrumen Penegakan Hukum Jangka Panjang Annisa, Winda Nurul; Astuti, Zulaikha Tri
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.33244

Abstract

Penegakan hukum yang berkelanjutan tidak dapat hanya mengandalkan pendekatan represif oleh aparat hukum, tetapi juga memerlukan strategi preventif melalui pendidikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis peran pendidikan kewarganegaraan sebagai instrumen penegakan hukum jangka panjang dengan membentuk budaya hukum masyarakat. Metode yang digunakan adalah studi pustaka sistematik dengan pendekatan deskriptif-analitis melalui teknik analisis isi dan tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan berperan strategis dalam menumbuhkan kesadaran dan sikap menghormati hukum untuk penegakan hukum jangka panjang. meski demikian implementasinya masih menghadapi kendala seperti keterbatasan keterampilan guru dalam menyampaikan materi secara kontekstual dan dominasi metode hafalan. Sustainable law enforcement cannot rely solely on a repressive approach by legal authorities; it also requires preventive strategies, such as education. This study aims to analyze the role of civic education as a long-term law enforcement instrument by fostering a culture of law within society. This research employs a Systematic Literature review as a method, utilizing a descriptive-analytical approach and content and thematic analysis techniques. The results indicate that civic education plays a crucial role in developing legal awareness and respect for the law as part of long-term law enforcement efforts. However, its implementation still faces challenges, such as teachers’ limited skills in delivering contextual material and the dominance of the memorizing learning method.
Sosialisasi Pencegahan Tindakan Bullying Sebagai Upaya Mewujudkan Sekolah Aman dan Ramah Anak Hafsah, Hafsah; Jainul, Jainul; Arfani, Sri; Imelda, Syaharani; Nirwana, Nirwana; Novitasari, Novitasari; Ima, Nikmatul; Sulastri, I’in
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.35262

Abstract

Bullying di sekolah dasar menjadi ancaman serius bagi perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan mengevaluasi program sosialisasi pencegahan bullying di SDN 4 Danger untuk mewujudkan sekolah aman dan ramah anak. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR), penelitian melibatkan siswa, guru, dan orang tua. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara induktif dengan triangulasi. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman siswa terhadap bullying, di mana lebih dari 80% mampu mengenali bentuk dan dampaknya, meski 13% masih sulit membedakan antara candaan dan perundungan. Program ini juga mendorong perubahan perilaku, tercermin dari penurunan kasus ejekan sebesar 70%, keberanian melapor 65%, serta suasana kelas lebih kondusif hingga 75%. Orang tua semakin menyadari pentingnya komunikasi dengan anak, meskipun sebagian belum terlibat penuh. Guru melaporkan meningkatnya kepekaan dalam mengenali bullying halus dan perlunya pengawasan berkelanjutan. Penelitian menyimpulkan bahwa strategi pencegahan paling efektif melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan seluruh warga sekolah, sekaligus memberikan kontribusi akademis pada literatur pencegahan bullying di Indonesia dan model praktis yang dapat direplikasi di sekolah dasar lainnya.Bullying in elementary schools poses a serious threat to children's development. This study aims to describe and evaluate a bullying prevention outreach program at SDN 4 Danger, to create a safe and child-friendly school environment. Using a descriptive qualitative method with a Participatory Action Research (PAR) approach, the study involved students, teachers, and parents. Data were obtained through observation, interviews, and documentation, then analyzed inductively with triangulation. The results showed an increase in students' understanding of bullying, with more than 80% able to recognize its forms and impacts, although 13% still had difficulty distinguishing between teasing and bullying. The program also encouraged behavioral changes, reflected in a 70% decrease in teasing cases, a 65% increase in reporting behavior, and a more conducive classroom atmosphere of up to 75%. Parents are increasingly recognizing the importance of communicating with their children, although some are not yet fully engaged in this process. Teachers reported increased sensitivity in recognizing subtle bullying and the need for ongoing supervision. The study concluded that the most effective prevention strategy is through a participatory approach involving the entire school community, while providing an academic contribution to the literature on bullying prevention in Indonesia and a practical model that can be replicated in other elementary schools.
Flipped Classroom sebagai Inovasi Pembelajaran PKn untuk Mendorong Kemandirian Belajar Siswa di SMPN 1 Batulayar Rejeki, Sri; Sakban, Abdul; Hatimah, Husnul
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.35554

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas model flipped classroom sebagai inovasi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa di SMPN 1 Batulayar. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi-experimental tipe one-group pretest-posttest, melibatkan 31 siswa kelas VIII. Data dikumpulkan melalui observasi, tes, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan uji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, dan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh instrumen valid (r hitung > 0,3550) dan reliabel (α = 0,938). Nilai signifikansi uji t sebesar 0,000 (< 0,05) menandakan perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah penerapan flipped classroom. Model ini terbukti efektif meningkatkan kemandirian belajar siswa, termasuk kemampuan mengatur diri, tanggung jawab, dan refleksi terhadap proses belajar. Diskusi hasil menunjukkan bahwa flipped classroom tidak hanya berkontribusi pada peningkatan hasil belajar kognitif, tetapi juga aspek afektif dan metakognitif melalui integrasi teori konstruktivisme dan teknologi pembelajaran digital. Implikasi penelitian menegaskan pentingnya penerapan model pembelajaran berbasis nilai dan teknologi untuk mendukung tujuan Merdeka Belajar dan pembentukan pelajar Pancasila yang mandiri, reflektif, serta berdaya saing global.This study aims to analyze the effectiveness of the flipped classroom model as a Civic Education learning innovation in improving students' learning independence at SMPN 1 Batulayar. The study employed a quantitative approach with a one-group pretest-posttest quasi-experimental design, involving 31 eighth-grade students. Data were collected through observation, testing, and documentation, then analyzed using validity, reliability, normality, homogeneity, and paired sample t-test tests. The results showed that all instruments were valid (r count > 0.3550) and reliable (α = 0.938). The t-test significance value of 0.000 (<0.05) indicates a statistically significant difference between the before and after implementation of the flipped classroom. This model has been proven effective in improving students' learning independence, including self-regulation, responsibility, and reflection on the learning process. The discussion of the results shows that the flipped classroom not only contributes to improving cognitive learning outcomes but also affects affective and metacognitive aspects through the integration of constructivist theory and digital learning technology. The implications of this research emphasize the importance of implementing a values-based and technology-based learning model to support the goals of Independent Learning and the formation of independent, reflective, and globally competitive Pancasila students

Page 2 of 3 | Total Record : 23