cover
Contact Name
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil)
Contact Email
jproteksi@upr.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jproteksi@upr.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil)
ISSN : 24604305     EISSN : 24604410     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil), ISSN 2460-4305 (online), ISSN 2460-4410 (print), yang diterbitkan dua kali dalam satu Tahun (Bulan Januari dan Bulan Juli).
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
ANALISIS SIMPANG BERSINYAL TERKOORDINASI DI KOTA PALANGKA RAYA Kurnia, Indra; Silitonga, Sutan Parasian; Desriantomy, Desriantomy
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Keberadaan persimpangan yang tidak dapat dihindari menjadi salah satu yang harus diperhatikan dalam rangka melancarkan arus transportasi perkotaan, hal ini pulalah yang terjadi pada Kota Palangka Raya di ruas Jalan Letjen S. Parman dan Jalan A.Yani. Terdapat dua simpang bersinyal dan satu simpang tidak bersinyal yang berdekatan pada ruas tersebut, agar terciptanya suatu pengaturan simpang yang sangat baik, perlu koodinasi simpang yang berhubungan dan memberikan pengaturan siklus lampu terbaik agar terjadi kinerja simpang yang terkoordinasi untuk dapat mengurangi waktu tundaan dan antrian. Jenis data yang digunakan untuk keperluan analisis adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data geometrik jalan, data kondisi lingkungan, data arus lalu lintas, dan data waktu sinyal. Pencatatan arus lalu lintas dibagi dalam kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor dan kendaraan tak bermotor. Sedangkan untuk data sekunder yang berupa data jumlah penduduk. Data tersebut dianalisis menggunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Untuk koordinasi simpang dengan cara menghitung interval waktu antar hijau pada simpang yang akan di koordinasikan. Dikoordinasikan waktu siklus 41 detik dengan tundaan rata-rata sebesar 14,506 det/smp. Setelah dilakukan perencanaan waktu siklus 60 detik didapat tundaan rata-rata sebesar 16,031 det/smp, sehingga mengalami peningkatan waktu tundaan dengan indeks tingkat pelayanan C (sedang), karena tundaan kendaraan rata-rata 15,0-25,0 detik. Sedangkan untuk simpang Jalan Jend Sudirman bahwa DS simpang saat ini masih dalam kondisi baik dengan waktu tundaan total sebesar 8,9 detik/smp. Kata Kunci: Simpang bersinyal, terkoordinasi, waktu siklus, jarak
MODEL KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI KOTA PALANGKA RAYA (STUDI KASUS JALAN BUKIT KAMINTING) Fitoyo, Ikhwan; Salonten, Salonten; Murniati, Murniati
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Kondisi jalan yang dinamis sering kali menyebabkan padatnya arus lalu lintas  sehingga dapat menimbulkan kerawanan berupa kemacetan bahkan kecelakaan kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut. Jumlah pergerakan pada suatu ruas jalan dapat dikaitkan dengan kepadatan arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut yang diyakini berkorelasi dengan kecepatan kendaraan serta volume kendaraan yang terjadi per kilometer ruas jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari model karakteristik arus lalu lintas pada Jalan Bukit Kaminting, serta untuk mengetahui volume, kecepatan dan kepadatan kendaraan pada suatu ruas jalan. Dalam menentukan hubungan karakteristik lalu lintas yaitu volume, kecepatan dan kepadatan digunakan tiga model pendekatan yaitu Linier Greenshield, dan Eksponensial  Greenberg, Logaritmik Underwood. Hasil analisis yang dilakukan terhadap ruas Jalan Bukit Kaminting didapatkan hubungan dengan menggunakan Model Greenberg:  S= 71,732–11,974D, V= 71,732D–11,974D Ln D dan V= 400,021 Se-0,0843. Nilai volume maksimum yang terjadi adalah 1761,430 smp/km, volume tersebut terjadi pada kondisi kecepatan 11,971 km/jam dengan  kepadatan 147,140 smp/km.Kata Kunci: Volume (V), Kecepatan (S), Kepadatan (D), Linear Greenshield,  Eksponensial Greenberg, Logaritmik  Underwood
PENANGANAN KERUSAKAN RUAS JALAN PURUK CAHU – MUARA TEWEH PADA STA 0 + 000 s/d STA 0 + 600 Meilawaty, Okta
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 2: Edisi Juli 2012
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Jalan yang nyaman untuk dilalui menjamin dapat memberikan pelayanan secara optimal sesuai dengan fungsinya. Untuk itu diperlukan pemeliharaan terhadap berbagai kerusakan yang terjadi agar dapat memberikan layanan sesuai umur rencana yang di inginkan.Pemeliharaan jalan terutama pada lapis permukaan di tujukan untuk memepertahankan kerataan dan kenyamanan jalan, sehingga tetap berfungsi secara berkesinambungan untuk kelancaran masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Ruas jalan Puruk Cahu – Muara Teweh pada STA. 0+000 s/d STA. 0+600 terdapat banyak sekali kerusakan sepanjang jalan yang dapat dilihat. Kerusakan itu antara lain : berlubang-lubang, retak,  dan amblas yang sudah tidak nyaman lagi dilalui sehingga diperlukan pemeliharaan dan penanganan jalan agar kerusakan tidak bertambah parah dan akhirnya dapat mengganggu aktivitas masyarakat yang melaluinya. Berdasarkan hasil penelitian untuk kerusakan Ruas jalan Puruk Cahu – Muara Teweh pada STA. 0+000 s/d STA. 0+600 diperoleh jenis kerusakan Retak 91,559 m2 (77,932%), Distorsi 17,014 m2 (14,481%), dan Cacat Permukaan 8,914 m2 (7,587%). Penanganan kerusakan yang dilakukan sesuai jenis kerusakan yang terjadi berdasarkan Manual Pemeliharaan Jalan (Bina Marga, 1983).   Kata Kunci  :  Kerusakan Jalan, Prosentase Kerusakan dan Penanganan Kerusakan Jalan.
PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN FLAMBOYAN BAWAH Amiany, Amiany
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) hadir sebagai sebuah kebutuhan utama bagi masyarakat perkotaan yang setiap harinya kehidupannya dipenuhi dengan aktivitas rutin. Namun ketersediaan RTH kota yang dirasakan kurang, menjadikan RTH sebagai sesuatu yang langka, padahal terdapat berbagai macam peraturan yang dibuat pemerintah perihal keberadaan RTH tersebut. Publik merupakan sekumpulan orang-orang tak terbatas siapa saja, dan space atau ruang merupakan suatu bentukan tiga dimensi yang terjadi akibat adanya unsur-unsur yang membatasinya (Ching, 1992). Berdasarkan Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990, tentang pengelolaan kawasan lindung Bab I Pasal 1 ayat 7 menjelaskan bahwa tepian sungai seharusnya memiliki sempadan sungai yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.  Namun pada kenyataan yang ada saat ini di lokasi penelitian di tepian Sungai Kahayan ini justru ditutupi oleh permukiman penduduk tanpa adanya Ruang Terbuka Hijau seperti yang diharuskan dalam peraturan tersebut. Penelitian ini pada hakekatnya akan mengkaji lebih mendalam terhadap aspek fisik keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang berada di sepanjang Sungai Kahayan tepatnya Flamboyan Bawah (dari arah belakang Aline Photo Studio hingga belakang Toko Swalayan Telaga Biru RT 01-RT 05/RW VIII) karena ternyata hampir seluruh rumah dikawasan permukiman tepian Sungai Kahayan khususnya Flamboyan bawah ini sudah tumbuh berkembang kawasan permukiman padat padahal sejak awalnya memang peruntukan tanah tepian Sungai Kahayan merupakan jalur hijau.  Kata Kunci: Pemanfaatan, Ruang Terbuka Hijau
ANALISIS PENERAPAN RAMBU LALU LINTAS LAJUR KIRI LURUS JALAN TERUS DI KOTA PALANGKA RAYA Soyadi, Slamet; Robby, Robby; Salonten, Salonten
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Rambu lalu lintas adalah perangkat utama dalam sistem pengendalian lalu  lintas yang pada dasarnya berfungsi untuk mengatur dan melindungi agar semua yang berlalu lintas lancar, teratur, aman dan selamat sampai tujuan. Dalam penerapannya sering terjadi permasalahan, salah satu cara untuk mengurangi konflik ini banyak dilakukan pengendalian untuk mengoptimalkan persimpangan dengan menggunakan lampu lalu lintas, secara khusus ialah dengan menerapkan rambu lajur kiri lurus jalan terus pada simpang 3 lengan. Namun pada penerapannya sering terjadi konflik dari pengendara dari arah persimpangan lain dengan tingkat volume kendaraan yang tinggi. Di Kota Palangka Raya terdapat persimpangan 3 lengan diantaranya Jl. Jenderal A.Yani-Jl. Tambun Bungai, Jl. Diponegoro-Jl. Cempaka, Jl. Imam Bonjol-Jl. Let. Jend. Suprapto, dan Jl. RTA. Milono-Jl. Willem A. Samad yang pada beberapa simpang menerapkan rambu lajur kiri lurus jalan terus. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis arus lalu lintas pada tiap persimpangan dan mengetahui kinerja lalu lintas dengan penerapan rambu lajur kiri lurus jalan terus (straight turn on red) dan mengikuti isyarat lampu (non-straight turn on red). Kinerja lalu lintas kondisi eksisting persimpangan Jl. Jenderal A.Yani-Jl. Tambun Bungai memiliki nilai DS 0,536 dan Tundaan 15,726 dtk/smp; persimpangan Jl. Diponegoro-Jl. Cempaka memiliki DS 0,367 dan Tundaan 19,214 dtk/smp; persimpangan Jl. Imam Bonjol-Jl. Let. Jend. Suprapto memiliki DS 0,193 dan Tundaan 25,501 dtk/smp;  dan persimpangan Jl. RTA. Milono-Jl. Willem A. Samad memiliki nilai DS 0,232 dan Tundaan 17,287 dtk/smp. Faktor penerapan lajur kiri lurus jalan terus (straight turn on red) diantaranya ialah peningkatan layanan pada persimpangan mempunyai arus lurus lebih besar dibandingkan arus berbelok kanan; dapat digunakan jika pada persimpangan tiga lengan pendekat lurus mempunyai jarak yang cukup jauh dengan akses jalan lain; pemberian akses lajur kiri jalan terus pada persimpangan traffic light yang mempunyai jarak pendek untuk menghindari penumpukkan volume pada pendekat simpang. Persimpangan yang optimal dalam penerapan STOR adalah Jl. Jenderal A.Yani-Jl. Tambun Bungai, Jl. Diponegoro-Jl. Cempaka dan Jl. Imam Bonjol-Jl. Let. Jend. Suprapto dan yang kurang optimal adalah persimpangan Jl. RTA Milono-Jl. Willem A. Samad. Kata Kunci: Straight Turn On Red, Non-Straight Turn On Red, Waktu Hijau, Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian, Waktu Tundaan
PENGARUH VARIASI TAHAPAN PEMBEBANAN (RASIO PEMBEBANAN) TERHADAP PERILAKU PEMAMPATAN TANAH GAMBUT TROPIS BERSERAT Pramono, Setiyo; Sarie, Fatma; Gandi, Suradji; Yani, Muhammad Ikhwan
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pemampatan tanah gambut berserat dengan mengkaji kurva hubungan ε vs log t dan kurva hubungan angka pori (e) vs log t dan membandingkan perilaku pemampatan tanah gambut berserat (fibrous peat) yang ditest dengan diberi variasi tahapan pembebanan (rasio pembebanan). Sampel tanah yang diuji berupa sampel tanah gambut terganggu dan gambut tidak terganggu, yang diambil di Daerah Bereng Bengkel Km 35 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji laboratorium dengan menggunakan serangkaian test konsolidasi pada tanah gambut berserat (fibrous peat) tak terganggu. Lokasi yang dipilih  untuk pengambilan sampel adalah Daerah Bereng Bengkel Km 35. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembebanan bertahap memberikan pengaruh terhadap perilaku pemampatan tanah gambut berserat (fibrous peat). Hasilnya menunjukan bahwa  setelah beban diberikan, pemampatan yang terjadi untuk perlakuan rasio 2 dan rasio 3 lebih besar dibandingkan dengan sampel tanah gambut yang diuji dengan rasio 1.Untuk sampel yang diberikan perlakuan dengan rasio 1 mengalami penurunan kadar air sebesar: 36,854% dan pengecilan angka pori sebesar: 54,327%, untuk sampel dengan perlakuan rasio 2 mengalami penurunan kadar air sebesar: 38,853% dan pengecilan angka pori sebesar 54,804%, sedangkan untuk sampel dengan perlakuan rasio 3 mengalami penurunan kadar air sebesar 57,132 % dan pengecilan angka pori sebesar: 60,800%. Perbedaan perlakuan pembebanan pada masing-masing sampel juga mengakibatkan adanya perbedaan nilai-nilai parameter konsolidasi tanah gambut berserat (fibrous peat). Dari hasil pengujian konsolidasi diperoleh bahwa sampel dengan rasio 2 dan rasio 3 menunjukkan nilai konstanta pemampatan primer (a) dan konstanta pemampatan sekunder (b) yang lebih kecil dibandingkan dengan sampel rasio 1. Selain itu diperoleh nilai regangan yang lebih besar untuk sampel dengan rasio 2 dan rasio 3 dibandingkan dengan nilai regangan pada sampel dengan rasio 1. Dari pengujian konsolidasi diperoleh faktor kecepatan pemampatan sekunder (λ/b) untuk sampel dengan perlakuan rasio 2 dan rasio 3 nilainya lebih besar dibandingkan dengan rasio 1, hal ini mungkin disebabkan karena pemberian rasio 2 dan 3 pada pembebanan terakhir telah mencapai kecepatan pemampatan yang maksimal.Kata Kunci: Tanah Gambut, Pembebanan, Pemampatan
SKENARIO INTEGRASI MODA PENGOPERASIAN FEEDER GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) DI KOTA PALANGKA RAYA Febriani, Eva; Silitonga, Sutan Parasian; Riani, Desi
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 1: Edisi Januari 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Masyarakat Kota Palangka Raya cenderung memilih kendaraan pribadi sehingga penggunaan angkutan umum rendah. Oleh sebab itu dipertimbangkan moda baru yang lebih menarik minat masyarakat agar lebih efisien. Moda baru tersebut yang aman dan nyaman, serta terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga mampu mengurangi pilihan masyarakat dalam menggunakan kendaraan pribadi. Adapun moda baru itu adalah Bus Rapid Transit (BRT), di mana dalam pelaksanaannya BRT harus didukung dengan pengoperasian angkutan pengumpan (feeder) sehingga tercipta intregrasi moda. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain skenario integrasi moda pengoperasian feeder guna mendukung pengembangan bus rapid transit (BRT) di Kota Palangka Raya, mengetahui analisis dampak penggunaan feeder dari segi efisiensi bahan bakar minyak (BBM) dan kapasitas jalan di Kota Palangka Raya. Yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan angkutan umum massal adalah analisis pola jaringan jalan, analisis jenis tata guna lahan dan analisis jenis pergerakan lalulintas.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah skenario 6 rute pengoperasian feeder di jalan Rajawali Kota Palangka Raya. Jumlah armada minimal untuk Kota Palangka Raya untuk 6 rute tersebut  adalah 10 unit. Jika Skenario perpindahan 25% memerlukan armada sebanyak 19 unit dan untuk skenario perpindahan 50 % memerlukan armada sebanyak 34 unit. Jika diskenariokan perpindahan 25% dari segi efisiensi bahan bakar biaya penggunaan feeder jauh lebih ekonomis daripada penggunaan kendaraan pribadi sebesar 1:355 sedangkan untuk skenario perpindahan 50% perbandingan biaya bahan bakar minyak penggunaan feeder dan kendaraan pribadi sebesar 1:397. Melihat hal tersebut maka dapat dioptimalkan penggunaan angkutan pengumpan feeder sehingga akan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Selain itu adanya pengembangan feeder dapat meningkatkan Level Of Service (LOS) pada ruas jalan di Kota Palangka Raya.
KAJIAN TEKNIS GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANGKILING-KASONGAN (STA 66+500 s.d. STA 67+600) KABUPATEN KATINGAN Pradana, Hengki; Riani, Desi; Murniati, Murniati
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. Dasar dari perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, dan ukuran kendaraan, dan karakteristik lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan geometrik jalan ada beberapa segmen yang tidak memenuhi standar perencanaan seperti halnya ruas jalan Tangkiling–Kasongan STA 66+500 s.d. STA 67+600  Kabupaten Katingan, masih sering terjadi kecelakaan. Karena itulah perlu dilakukan peninjauan jika terdapat kesalahan dalam geometrik jalan pada ruas jalan tersebut, untuk memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota.Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kelayakan ruas jalan Tangkiling–Kasongan STA 66+500 s.d. 67+600 Kabupaten Katingan, dengan cara mengetahui kondisi eksisting jalan, mengkaji serta menangani apa yang dapat dilakukan pada ruas jalan tersebut, dengan cara menganalisis data lalu lintas, perhitungan waktu tempuh kendaraan serta  mengetahui jenis tikungan yang ada dilokasi penelitian dan parameter-parameter yang digunakan.Dari hasil perhitungan ruas jalan yang dikaji secara umum pada kondisi eksisting ada beberapa tikungan yang telah memenuhi syarat, diketahui bahwa berdasarkan standar bina marga 5 radius tikungan memenuhi syarat terhadap kecepatan eksisting, Kecepatan eksisting pengguna jalan masih di bawah kecepatan klasifikasi fungsi dan medan, ditinjau dari syarat tikungan gabungan I-II, dan IV-V tidak memenuhi syarat sebagai tikungan gabungan sehingga ruas jalan tidak sesuai dengan standar geometrik alinyemen horizontal jalan. Hal inilah yang menyebabkan kecelakaan pada ruas jalan tersebut.Kata kunci: Geometrik, Tikungan
EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) UNTUK MENUNJANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN (STUDI KASUS RUAS JALAN NASIONAL KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH) Pradita, Wenda; Aqli, Zainal; Silitonga, Sutan Parasian
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Kondisi jalan yang baik diperlukan untuk kelancaran kegiatan transportasi yaitu untuk mempercepat kelancaran mobilisasi barang atau jasa secara aman dan nyaman. Ruas jalan Kabupaten Pulang pisau merupakan jalan penghubung antara Kota Palangka Raya dan Kota Banjarmasin di mana kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut bermacam-macam mulai dari kendaraan tak bermotor sampai dengan kendaraan berat secara berulang-ulang sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan. Hal ini dapat dilihat dengan beberapa kerusakan seperti retak, gelombang, aus sehingga tingkat pelayanan jalan menjadi menurun. Penelitian ini dilakukan pada Ruas Jalan Nasional Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah yang bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis dan tingkat kerusakan jalan dengan metode Pavement Condition Index (PCI) untuk dijadikan acuan pengambilan  keputusan   dalam  melakukan  perbaikan  kerusakan  pada  jalan tersebut.Penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan sampel yang akan diteliti yaitu dengan panjang ruas jalan 20 km, kemudian dibagi menjadi 1000 m per sampel unit/segmen sehingga diperoleh 20 sampel unit/segmen. Setelah itu dilakukan penelitian jenis dan tingkat kerusakan jalan per segmen unit dan di ukur luasan kerusakannya. Kemudian dilakukan analisis data untuk mendapatkan nilai Pavement Condition Index (PCI) dari data jenis, tingkatan dan luasan kerusakan yang diperoleh dari lokasi penelitian.Berdasarkan hasil penelitian ini, tingkat kerusakan perkerasan lentur yang terjadi pada Ruas Jalan Nasional Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 6 jenis kerusakan yaitu retak kulit buaya, retak memanjang/melintang, cacat tepi perkerasan, pelepasan butir, tambalan, dan lubang di mana nilai pavement condition index (PCI) rerata keseluruhan sebesar 91,25 dengan kondisi sempurna (excellent) sehingga alternatif perbaikan yang sesuai dengan kondisi kerusakan adalah melakukan pemeliharaan rutin jalan agar kerusakan yang telah terjadi pada tidak menjadi lebih parah dan apabila ingin mempertahankan masa layanan sesuai umur perencanaan maka jenis kendaraan yang boleh melintasi ruas jalan tersebut harus dibatasi sesuai dengan kelas jalan. Jika kendaraan dengan muatan sumbu lebih tetap melewati jalan tersebut maka perlu dilakukan peningkatan kelas jalan.Kata Kunci: Jenis dan Tingkat Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index (PCI)
PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK CANGKANG TELUR SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN PADA BATAKO Indriani, Lilis; Triana, Desy
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Zaman semakin maju dan berkembang, iptek memberikan pengaruh besar bagi seluruh aspek kehidupan. Salah satunya adalah teknologi konstruksi yang sudah semakin maju. Penggunaan batako sebagai bahan bangunan pembuat dinding sudah sangat populer untuk masyarakat di Indonesia sampai dengan saat ini. Proses pembuatan batako tidak lepas dari reaksi-reaksi kimia yang terjadi, terutama dalam proses pemakaian bahan dasar berupa semen. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada proses produksi semen sangat besar. sehingga perlu dicoba untuk menggunakan material alternatif seperti cangkang atau kulit telur sebagai material substitusi pada semen dalam campuran batako, sehingga dapat mengurangi pemakaian semen dan diharapkan dapat mengurangi sampah.  Sifat yang paling penting dari batako adalah kuat tekannya. Kuat tekan tersebut biasanya berhubungan dengan sifat-sifat lain, maksudnya bila kuat tekan batako tinggi maka sifat-sifat lainnya juga baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penambahan bubuk cangkang telur pada campuran batako dapat meningkatkan kuat tekan batako. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium. Benda uji berupa batako dengan ukuran 40 cm × 10 cm × 14 cm, dengan 4 variasi campuran yaitu batako tanpa bubuk cangkang telur (BN), batako dengan bubuk cangkang telur 10% (BC10), 20% (BC20), dan 30% (BC30), masing-masing variasi campuran terdiri dari 3 sampel, sehingga total benda uji sebanyak 12 buah. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur batako 7 hari setelah pembuatan, dan dikonversi ke umur batako 28 hari.  Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa peningkatan kuat tekan batako terjadi pada penambahan bubuk cangkang telur sebesar 10% sebagai substitusi semen dengan kuat tekan 20,759 kg/cm2 (7 hari) dan 30,5355 kg/cm2 (28 hari), selanjutnya pada penambahan bubuk cangkang telur sebesar 20% dan 30% terjadi penurunan kuat tekan batako. Dengan menggunakan analisis regresi polynomial pangkat dua, maka diperoleh kuat tekan batako optimum yaitu pada penambahan bubuk cangkang telur sebesar 14% dengan kuat tekan 18,896 kg/cmhari). Kata Kunci: Batako, Bubuk Cangkang Telur, Uji Kuat Tekan Batako

Page 6 of 10 | Total Record : 92