cover
Contact Name
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil)
Contact Email
jproteksi@upr.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jproteksi@upr.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil)
ISSN : 24604305     EISSN : 24604410     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil), ISSN 2460-4305 (online), ISSN 2460-4410 (print), yang diterbitkan dua kali dalam satu Tahun (Bulan Januari dan Bulan Juli).
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
STUDI PELELANGAN SECARA ONLINE PADA LPSE KALIMANTAN TENGAH Perdian, Alprido; Lendra, Lendra; Gawei, Apria Brita Pandohop
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Globalisasi mengubah proses pelelangan yang selama ini dilaksanakan secara offline menjadi proses pelelangan online yang diharapkan menjadi lebih efisien, efektif, terbuka, mampu bersaing, transparan, adil dan akuntabel. Karena e-Procurement merupakan hal yang baru, maka diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai gambaran umum, tata cara pelaksanaan dan tahapan evaluasi pada LPSE Kalteng. Strategi dalam menentukan harga penawaran pada e-Procurement juga berbeda dengan pelelangan biasa sehingga perlu diketahui perbedaan selisih pagu dengan harga penawaran agar dapat menjadi referensi bagi kontraktor yang akan mengikuti e-Procurement.   Metode penelitian ini adalah observasi dan pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Sampling. sehingga diperoleh paket lelang kategori pekerjaan konstruksi Tahun Anggaran 2012 pada LPSE Kalimantan Tengah sebagai sampel sebanyak 354 buah. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan MS EXCEL sehingga diperoleh nilai persentase perbedaan selisih pagu dengan harga terkoreksi. Untuk analisis data menggunakan analisis deskriptif, antara lain: mean (rata-rata) standar deviasi dan distribusi frekuensi. Untuk uji perbedaan menggunakan One Way ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian, diungkapkan bahwa LPSE Kalimantan Tengah adalah unit kerja semi online yang dibentuk untuk menyelenggarakan pengadaan barang/jasa secara elektronik dan memfasilitasi pejabat pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik. Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata selisih pagu dengan harga terkoreksi sebesar 4,155%. Nilai terkecil rata-rata selisih pagu dengan harga terkoreksi adalah 0,149% pada Bidang Cipta Karya golongan kecil dan nilai terbesarnya adalah 22,757% pada Bidang Sumber Daya Air golongan kecil. Berdasarkan uji beda, rata-rata selisih pagu dengan harga terkoreksi berdasarkan jenis golongan tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara ketiganya, dengan nilai signifikansi 0,330 > 0,05. Sedangkan perbedaan rata-rata selisih pagu dengan harga terkoreksi berdasarkan jenis bidang, bidang sumber daya air  memiliki perbedaan yang nyata dengan bidang bina marga dan cipta karya dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Kata kunci: harga penawaran, kontraktor, LPSE, Kalteng
TINJAUAN PENGARUH KUAT GESER SENGKANG PADA BALOK BETON BERTULANG Bayano, Yetro
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Beton merupakan  material kontruksi yang dipakai untuk mencegah terjadinya retak pada balok akibat gaya geser, karena berfungsi untuk mengikat antara bagian balok di bawah retak geser dan bagian balok di atas retak geser. Retak geser pada balok tidak akan terjadi jika tulangan sengkang vertikal direncanakan dengan tepat untuk menahan gaya geser tersebut. Pada daerah tekan/ditengah bentang, pengaturan jarak antar sengkang perlu dilakukan untuk menentukan perilaku keruntuhan dari suatu struktur balok.  Berdasarkan hasil analisis model balok dengan analisis model elemen hingga menggunakan ANSYS Ed.9.0 Nilai beban ultimit pada model dengan jarak antar sengkang ditengah bentang 40, 80 dan 120 mm, nilainya turun berturut–turut pada rasio 1.0000; 0.9621; 0.9242 menjadi sebesar 29.7000; 28.5750; 27.4500 kN. Nilai beban ultimit pada model dengan jarak antar sengkang ditengah bentang 150; 125; 100 mm, nilainya naik berturut–turut pada rasio 1.0000; 1.0256; 1.0351; 1.0586; 1.0628 menjadi sebesar 42.2250; 43.3350; 43.7400 kN. Nilai daktilitas kurvatur pada model dengan jarak antar sengkang ditengah bentang 40, 80 dan 120 mm, nilainya turun berturut–turut pada rasio 1.0000; 0.8667; 0.6842 menjadi sebesar 15.3864; 13.3333; 10.5263. Nilai daktilitas kurvatur pada model dengan jarak antar sengkang ditengah bentang 150; 125; 100 mm, nilainya naik berturut–turut pada rasio 1.0000; 1.1081; 1.1714 menjadi sebesar 4.8780; 5.4054; 5.7143.  Dari hasil analisis diperoleh beberapa persamaan untuk menentukan perilaku balok akibat variasi jarak antar sengkang didaerah tekan yaitu persamaan daktilitas kurvatur–dan jarak antar sengkang, di mana μφ=-2.10-5S3+0.005.S2-0.688.S+30.58; dengan nilai μφ adalah daktilitas kurvatur, satuan dalam 1/mm dan S adalah jarak antar sengkang ditengah bentang, satuan dalam mm, serta persamaan beban dan deformasi pada kondisi ultimit akibat variasi jarak antar sengkang didaerah tekan, di mana = 0,002Δ2+0,817Δ; dengan nilai P adalah beban yang terjadi pada balok, satuan dalam kN dan Δ adalah deformasi yang terjadi pada balok, satuan dalam mm.  Kata Kunci: Balok Beton Mutu Normal, Jarak Antar Sengkang, Daerah Tekan, ANSYS Ed.9.0, Beban-Deformasi, Daktilitas Kurvatur
SEJARAH DAN KEBERADAAN BANGUNAN RUMAH TOKO (RUKO) DI KOTA PALANGKA RAYA Amiany, Amiany
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Kemajuan jaman menuntut manusia kepada tuntutan kehidupan yang lebih efektif, efisien dan praktis. Hal ini mendorong berkembangnya ruko di seluruh penjuru dunia sebagai alternatif hunian yang dengan kesederhanaannya dan kepraktisannya dapat menampung segala aktifitas dengan skala ekonomi kecil, adanya efisiensi waktu dengan adanya percampuran fungsi hunian dan kerja, dengan efisiensi lahan dan kemudahan pembangunannya. Bangunan ruko atau rumah toko tampaknya makin menjadi kecenderungan orang dalam memiliki rumah pribadi di Indonesia akhir-akhir ini . Di segala penjuru bangunan yang bagi beberapa orang menimbulkan kesan “sesak napas” ini tampak makin banyak saja. Kebutuhan akan Ruko pada suatu wilayah berhubungan langsung dengan perkembangan ekonomi di wilayah itu yang terbilang cepat. Persamaan antara ruko-ruko yang ada di kota-kota Indonesia saat ini adalah sama-sama tidak punya halaman serta langsung lengket dengan tetangga di kiri dan kananya. Bisa dikatakan ruko adalah upaya menyiasati lahan sempit dengan mengorbankan kemungkinan memiliki halaman rumah. Penelitian ini pada hakekatnya penelitian ini adalah mengambarkan keberadaan Bangunan Ruko di Indonesia dan Palangka Raya agar memberi acuan/panduan  dalam perencanaan, penataan, perancangan Tata kota dan wilayah. Pembangunan rumah toko (ruko) di ibukota kabupaten/kota di Kalteng semakin tak terkendali. Tak hanya di pinggiran jalan protokol, di depan halaman rumah warga pun mulai bermunculan. Di satu sisi, ini menandakan perkembangan perekonomian yang semakin menggeliat. Tapi di sisi lain, tata kota dan keindahan wajah Kota Cantik menjadi semakin semrawut. Salah satunya di Kota Palangka Raya.Kata Kunci: Keberadaan, Bangunan Ruko, Wajah Kota
INFRASTRUKTUR KAWASAN JALAN MAYJEN D. I. PANJAITAN DAN JALAN MAYJEN SETOYO SEMARANG Sutrisno, Herwin
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 2: Edisi Juli 2012
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Perkembangan kota sebenarnya dapat terjadi secara alami, tetapi pada suatu saat akan menimbulkan permasalahan yang bersifat keruangan, struktural, ataupun fungsional yang sulit diatasi. Permasalahan tersebut ditimbulkan oleh faktor-faktor internal maupun ekstemal baik berupa aktivitas kota, kebijakan, maupun proses globalisasi dan modemisasi teknologi. Lebih lanjut dengan kajian  Infrastuktur jalan dalam Sistem Prasarana Kota ini diharapkan dapat mengetahu kekuatan dan kelemahan serta  peluang dan ancaman infrasturktur pada lokasi kawasaan Jalan Mayjen D.I Panjaitan dan Jalan Mayjen Sutoyo, sehingga diharapkan di masa mendatang dapat terwujud Kota Semarang yang tertib, serasi dan berkembang sesuai dengan  sosial budaya masyarakat.
KAJIAN PEMILIHAN RUTE JALUR DARAT DAN JALUR SUNGAI DARI KUALA KAPUAS MENUJU TERUSAN RAYA Arbani, Arbani; Riani, Desi; Aqli, Zainal
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Rute adalah arah jarak atau arah yang harus ditempuh dalam suatu perjalanan supaya sampai ke tempat tujuan. Pada penelitian ini menjelaskan tentang kajian pemilihan rute berdasarkan biaya operasional kendaraan, yang membandingkan biaya operasional kendaraan angkutan sungai dan kendaraan angkutan darat karena  rute yang dijadikan studi kasus untuk penelitian ini ialah rute jalur darat dan rute jalur sungai dari Kota kuala Kapuas menuju Desa Terusan Raya. Biaya operasional kendaraan adalah suatu batasan penghasilan yang harus dipenuhi oleh hasil operasi kendaraan angkutan dalam satuan waktu operasi tertentu, yang meliputi seluruh pembiayaan yang harus ditanggulangi agar pengoperasian kendaraan angkutan menjadi lancar. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya operasional kendaraan angkutan sungai dan biaya operasional kendaraan angkutan darat serta mengetahui perbandingan antara rute melalui jalur darat dan rute melalui jalur  sungai dengan  faktor pembanding yaitu jarak, biaya, waktu dan kemudahan. Supaya didapat data jalur mana yang termurah, tercepat, dan termudah. Dari hasil penelitian ini diperoleh BOK kapal motor (angkutan sungai) sebesar Rp. 8618,327 per km dan dibagi kapasitas penumpang 30 orang menjadi Rp. 287,277 per penumpang/km dan jarak yang ditempuh melalui jalur sungai adalah 58 Km dengan waktu tempuh 1,5 jam perjalanan. BOK sepeda motor (angkutan darat) sebesar Rp. 348,657 per km. dengan jarak tempuh 100 Km dan waktu tempuh 3 jam perjalanan. Dapat diambil kesimpulan bahwa rute yang sangat memungkinkan untuk digunakan tentulah rute yang menggunakan jalur sungai selain lebih murah dari segi biaya operasional kendaraan, melalui jalur sungai perjalanan lebih cepat dan lebih aman daripada rute yang menggunakan jalur darat. Kata Kunci: Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Jalur Darat dan Sungai
ANALISIS VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN AULA SANGKUWONG) Purnamasari, Ita; Purwantoro, Almuntofa; Lendra, Lendra
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat seringkali memberikan nilai bangunan yang besar walaupun secara struktural dinilai sederhana. Untuk itu akan dilakukan penghematan biaya dalam usaha mencapai efisiensi penggunaan dana. Aspek pembiayaan yang besar menjadi pusat perhatian untuk dilakukan analisis kembali dengan memunculkan alternatif-alternatif yang dijadikan dasar pemikiran dalam melakukan kajian yang sifatnya tidak mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat perencana ataupun mengoreksi perhitungannya namun lebih mengarah kepada penghematan biaya. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan proyek. Kemudian dianalisis menggunakan empat tahap rencana kerja value engineering (VE), yang terdiri dari tahap informasi yaitu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai desain suatu proyek, kemudian diidentifikasi dengan membuat cost model, breakdown cost model, hukum distribusi pareto, dan analisis fungsi; tahap kreatif yaitu memunculkan ide-ide kreatif sesuai dengan informasi yang telah diterima serta dibuat kelebihan dan kekurangan dari setiap ide kreatif yang dimunculkan; tahap analisis yaitu mengevaluasi setiap ide kreatif malalui perhitungan estimasi biaya, analisis fungsi, Metode Zero-one mencari bobot, Metode Zero-one mencari indeks, dan matrik evaluasi, dan tahap rekomendasi yaitu ide terbaik yang telah didapatkan direkomendasikan untuk dapat diterima oleh pemilik. Hasil penelitian menunjukan berdasarkan hukum distribusi pareto, terdapat 13 sub item pekerjaan yang paling mempengaruhi anggaran biaya pada proyek, dan berdasarkan analisis fungsi yang dilanjutkan untuk dianalisis value engineering adalah 3 sub item pekerjaan, yaitu sub item pekerjaan atap multisirap (termasuk aksesoris), sub item pekerjaan pemasangan batu bata tebal ½ bata campuran 1 SP : 3 PP, dan sub item pekerjaan pembongkaran bangunan apotek (443,04 m2). Sehingga diperoleh alternatif terbaik yang dapat mengefisiensi anggaran biaya pada proyek, yaitu: Sub item pekerjaan atap Multisirap (termasuk aksesoris) menggunakan desain alternatif 2 yaitu atap Metal Spandek (termasuk aksesoris) adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp1.023.306.570,00 atau sebesar 67,68% dari total biaya desain asli; sub item pekerjaan pemasangan batu bata tebal ½ bata campuran 1SP:3PP menggunakan desain alternatif 1 yaitu pasangan bata ringan merk Axel dengan ukuran (60x20x10) cm adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp12.960.076,38 atau sebesar 7,20% dari total biaya desain asli; dan sub item pekerjaan pembongkaran bangunan apotek (443,04 m2) dengan metode pelaksanaan pekerjaan alternatif adalah menggunakan alat berat Excavator PC 200 adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp116.274.300,00 atau sebesar 68,40% dari total biaya desain asli.Kata Kunci: Value Engineering, Cost Model,dan Analisis Fungsi
PENGADAAN MATERIAL PADA ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. SURYAADHI SAKTI AJI Pamungkas, Yulia Borneo; Purwantoro, Almuntofa; Nuswantoro, Waluyo
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Manajemen proyek sangat penting bagi kelancaran suatu kegiatan pembangunan agar dapat mencapai keberhasilan suatu proyek. Oleh karena itu suatu pengendalian suatu material sangatlah penting agar pemanfaatan sumber daya yang tersedia dapat mencapai tujuan yang  efektif dan efisien. Sehingga sesuai dengan ketentuan dan dapat berjalan sesuai rencana seperti yang sudah ditetapkan. PT. Suryaadhi Saktiaji adala sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolah perkerasan lentur yang berdiri sejak tahun 2006. AMP PT. Suryaadhi Saktiaji ini sebagai supplier perkerasan lentur HRS Base dan HRS WC. Data yang diperoleh dari perusahaan dan dari literatur. Adapun data sekunder tersebut, stuktur produk, data order perusahaan, catatan persediaan, dan melakukan proses metode Economic Order Quantity (EOQ), seperti proses menentukan total kebutuhan, Fluktuasi jumlah pemesanan, biaya-biaya persediaan pemesanan ekonomis, titik pemesanan kembali  dan analisis terhadap komponen utama perkerasan jalan yang terdiri dari pasir, abu batu, medium aggregate, coarse agregate, asphalt.Hasil dari penelitian diketahui bahwa pemesanan ekonomis masing-masing agregat yaitu pasir dengan total biaya persediaan ekonomis  Rp514.056,-. Abu batu dengan total biaya persediaan Rp658.467,-. Medium aggregate dengan total biaya persediaan ekonomis Rp735.199,-. Coarse aggregate dengan total biaya persediaan ekonomis Rp579.656,-. Aspalt dengan total biaya persediaan ekonomis Rp538.889,-. Dengan menggunakan Metode EOQ didapat jumlah yang sama dengan jumlah kebutuhan (0 atau kebutuhan material bersih tidak ada penumpukan), dengan hal ini maka metode EOQ lebih efisien karena mengingat biaya material merupakan biaya terbesar dari keseluruhan proyek, di mana nilainya mencapai 50-60% dari total biaya proyek, sedangkan perhitungan yang digunakan perusahaan masih terdapat sisa atau penumpukan material,  yaitu pasir 320,5m3, abu batu 287,79 m3, medium aggregate 327,43m3, coarse aggregate 441,27 m3,  dan asphalt 2,87 m3.Kata Kunci:  Pengadaan, Economic Order Quantity (EOQ), Biaya Ekonomis dan Titik Pemesanan Kembali
PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT UNTUK MEREDUKSI PEMAKAIAN SEMEN PADA CAMPURAN BETON Tegar, Tomy; Frieda, Frieda; Maryanto, Maryanto
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 1: Edisi Januari 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan jumlah produksi kelapa sawit terbesar di dunia. Jumlah produksi yang besar tersebut berbanding lurus dengan jumlah limbah padat yang dihasilkan dan belum termanfaatkan. Dengan keadaan produksi yang terus meningkat dan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, pemanfaatan limbah berupa cangkang tersebut dijadikan sebagai bahan bakar pada beberapa industri. Kandungan dari hasil pembakaran tersebut (boiler ash) mengandung beberapa mineral dan zat kimia yang dapat dimanfaatkan kembali untuk mengurangi bahan-bahan yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan-bahan tambang. Pemanfaatan ini dilakukan juga terhadap inovasi bahan bangunan untuk pekerjaan di bidang konstruksi. Dengan inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan tambang dalam pembuatan semen yang masih bersifat konvensional. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sampel benda uji berbentuk kubus dengan dimensi 15x15x15 cm. Penelitian berdasarkan perbandingan sampel beton normal dengan beton hasil campuran bubuk silika dari reduksi abu bakaran kelapa sawit. Campuran hasil pengolahan limbah pembakaran kelapa sawit dengan campuran beton ini menggunakan nilai reduksi sebesar 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; dan 10% terhadap berat semen. Hasil reduksi ini diharapkan dapat mengurangi pemakaian semen dan memberi nilai ekonomis terhadap pekerjaan beton. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reduksi pemakaian semen dengan hasil olahan limbah kelapa sawit dalam campuran beton mengakibatkan kenaikan kekuatan ± 10% walaupun dengan kandungan karbon organik (C-organic) 17,80%. Kuat tekan beton normal (reduksi semen 0%) pada umur 28 hari sebesar 188,645 kg/cm2, dengan variasi reduksi semen berturut-turut 2,5%; 5%; 7,5%; dan 10% menggunakan abu bakaran kelapa sawit mengalami perubahan berturut-turut 191,109 kg/cm2; 210,104 kg/cm2; 200,022 kg/cm2; 178,615 kg/cmberada di nilai 5% dengan selisih harga terhadap harga awal sebesar Rp12.187,-. Kata kunci: limbah kelapa sawit, reduksi, kuat tekan, boiler ash.
PONDASI ARK’A SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MEWUJUDKAN RUMAH AMFIBI DI DATARAN BANJIR PADA PERKOTAAN BAGIAN TENGAH KALIMANTAN Wijanarka, Wijanarka; Waluyo, Rudi
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan desain pondasi alternatif untuk rumah yang mampu beradaptasi terhadap banjir di lahan basah atau dataran banjir. Ada banyak konsep desain pondasi untuk rumah berbasis air di Kalimantan dan Indonesia. Metodologi pada makalah ini terbagi menjadi 6 tahapan. Tahap pertama adalah memetakan kondisi secara umum lahan basah dan kondisi khusus saat banjir yang ada di Kalimantan Tengah dan Palangka Raya. Tahap kedua adalah mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul sebagai dampak dari banjir dan merumuskannya menjadi tujuan. Tahap ketiga adalah mengkaji desain-desain pondasi yang ada di lahan basah dengan memperhatikan kearifan lokal. Tahap keempat adalah mengkaji dan membuat desain alternatif untuk rumah yang mampu beradaptasi terhadap banjir di lahan basah atau dataran banjir. Tahap kelima adalah kesimpulan. Hasil kajian menemukan fondasi ark’a modulam sebagai alternatif pemecahan. Dengan Ark’a Modulam ini, diharapkan rumah-rumah panggung di lahan basah perkotaan Kalimantan yang telah terendam air banjir maksimal, tak lagi menambah ketinggian tonggak rumah panggung atau mengurug lahannya, melainkan merubah bentuk rumah panggung tersebut menjadi rumah amfibi. Selain itu, dengan Rumah Amfibi, diharapkan akan tercipta arsitektur yang bersahabat dengan air yang mana kehadirannya tak mencemari lingkungan dan mampu beradaptasi terhadap kenaikan muka air banjir.Kata kunci: Dataran banjir, Rumah Amfibi, Fondasi Ark’a Modulam
PENGARUH VARIASI TINGGI TABUNG UDARA (AIR CHAMBER) TANPA KONTRAKSI BENTUK PENAMPANG TERHADAP EFISIENSI KERJA HIDRAULIC RAM PUMP Saputra, Raden Haryo; Sonianto, Wawan; Barnabas, Victor
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Sumber energi dari hidraulik ram pump berasal dari proses perubahan energi kinetis aliran air menjadi tekanan dinamik yang menimbulkan efek hentakan air (water hammer) sehingga terjadi perubahan tinggi tekanan dalam pipa. Katup buangan (waste valve) dan katup penghantar (delivery valve) diusahakan terbuka dan tertutup sedemikian rupa secara bergantian, tekanan dinamik diteruskan sehingga tekanan inersia yang terjadi dalam pipa pemasukan memaksa air naik ke pipa penghantar. Kondisi ini menyebabkan adanya gaya tekan dari pipa pemasukan dan memaksa air untuk mengalir ke pipa pengeluaran dengan tekanan tinggi sehingga mampu dialirkan ke lokasi yang lebih tinggi. Kegiatan diawali dengan pembuatan badan pompa dan komponen-komponen lainnya, seperti tabung udara (air chamber) yang sudah dimodifikasi, katup buangan (waste valve), dan katup penghantar (delivery valve). Selanjutnya,  proses pengambilan data di Laboratorium Hidrologi dan Hidrolika Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya dengan variasi Qinput3) (40 l/mnt, 35 l/mnt, dan 30 l/mnt), ketinggian elevasi debit input Hs atau Z (120 cm, 100 cm, dan 80 cm), serta ketinggian head output Hd atau T (300 cm, 250 cm, dan 200 cm) berdasarkan variasi tinggi tabung udara (35 cm, 50 cm, 70 cm, 90 cm, dan 110 cm). Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variasi tinggi tabung udara (air chamber) tanpa kontraksi bentuk penampang ternyata berpengaruh terhadap efisiensi kerja pompa hidram dengan trend nonlinier dalam arti ada nilai paling optimal. Dari semua tabung udara (air chamber) yang telah diuji mulai dari tabung STD (A), GSX (B), TBC, TBD, dan TBE hanya tabung GSX dengan tinggi 50 cm, diameter 10,16 cm, ketinggian elevasi debit input (Hs) 80 cm, head output (Hd) 200 cm, debit input (Qs), debit hasil (Qd) 5.86 l/mnt, dan debit waste valve (Qw) 26,47 l/mnt merupakan tabung yang paling optimal dengan efisiensi 11,72%.  Kata kunci:  Tabung udara, beda elevasi debit input, efisiensi Pompa Hidram.

Page 9 of 10 | Total Record : 92