cover
Contact Name
Yulianti
Contact Email
yuliatibora@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
teknologihasilpertanianug@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Gorontalo Agriculture Technology Journal
Published by Universitas Gorontalo
ISSN : 26141140     EISSN : 26142848     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Gorontalo Agriculture Technology Journal (GATJ) adalah media aplikasi bagi akademisi, peneliti dan praktisi untuk menerbitkan hasil-hasil penelitian dan artikel penelitian yang berhubungan dengan teknologi pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 66 Documents
Phytochemical Characteristics and Antioxidant Activity of Liang Tea at Different pH During Storage Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 5 Nomor 2 Oktober 2022
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.2436

Abstract

Tea is a popular beverage consumed in Pontianak City, Indonesia. The ingredients of tea were consist of the leaves of D.chinensis, R.discolor, O.aristatus, P.amaryllifolius, heartwood of C.sappan and peels of A.vera with certain ratio. The study aims to find out the effect of storage time on phytochemical content and antioxidant activity of  liang tea with different pH. The liang tea was prepared by hot brewing of the tea ingredients for 6 minutes and let it cooled down. The pH of tea adjusted to 4, 5, 6 and 6,5 by adding citric acid buffer and stored in plastic container and leave it at room temperature. The observed parameters were pH, vitamin C content, Total Soluble Solid (TSS), total phenolic content, total flavonoid content and antioxidant activity by DPPH scavenging method. Each of mentioned parameters of tea were observed for 17 days, with 2 days interval measurement. The treatment was replicated five times. The results in averaged time showed that liang tea with pH 4 possess highest total phenolic content and TSS (13.04 ± 1.21 mgGAE/g dw and 2.40 ± 0.3oBrix respectively) and pH 5 liang tea possess highest vitamin C, total flavonoid content and antioxidant activity (5.49 ± 0.94 mg/100ml; 20.02 ± 2.12 mgQE/g dw and 40.38 ± 4.37 % respectively. Base on the result showed the optimum pH of liang tea during storage was ranged 4 to 5, which pH 4 liang tea possess highest total phenolic content and total dissolved solid and pH 5 liang tea possess highest vitamin C, total flavonoid content and antioxidant activity.
Tingkat Adopsi Inovasi Wanita Tani Terhadap Pengolahan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Menjadi Abon Aimanah, Ummu; Munira, Munira; Pengerang, Fitrah; Rukka, Hermaya; Awalia, Pertiwi
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 7 Nomor 2 Oktober 2024
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3860

Abstract

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur pangan yang bermanfaat bagi tubuh karena sangat bergizi dan rendah lemak. Pengolahan jamur tiram putih menjadi abon adalah salah satu solusi alternatif pangan nabati, jamur tiram putih dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati pengganti daging, sehingga turut berkontribusi dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Abon merupakan salah satu pangan yang banyak dikenal masyarakat, sehingga produk jamur abon dapat dikembangkan menjadi produk olahan yang sangat menjanjikan.Tujuan dalam pengolahan abon jamur tiram putih adalah untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi wanita tani terhadap pengolahan jamur tiram putih menjadi abon, keuntungan abon jamur tiram putih dan untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan kelompok wanita tani dalam pengolahan jamur tiram putih menjadi abon. Metode dalam kajian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Parameter yang diamati adalah Rasa, Tekstur, Aroma dan Warna. Hasil kajian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik yaitu P1 dengan bahan dasar jamur tiram putih 1000g dan cabai rawit 100g dengan nilai rata-rata uji organoleptik rasa 3,43, tekstur 3,4, aroma 3,08 dan warna 3,71.
Validasi dan Verifikasi Pengukuran Kadar Air Gabah Menggunakan Grain Moisture Tester dan Infrared Moisture Balance Safitri, Safitri; Hakiki, Dini Nur
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 7 Nomor 1 April 2024
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3358

Abstract

Validasi metode melibatkan penentuan parameter seperti ketepatan, presisi, batas deteksi, linearitas, dan spesifisitas metode pengukuran. Verifikasi metode melibatkan evaluasi terhadap stabilitas alat, instrumen kalibrasi, perawatan alat, dan pelatihan operator. Validasi dan verifikasi metode ini penting untuk memastikan hasil pengukuran yang diperoleh dari alat-alat pengukur tersebut dapat diandalkan dan akurat. Makalah ini juga menyajikan hasil pengukuran kadar air gabah menggunakan Grain Moisture Tester, Infrared Moisture Determination Balance, dan metode gravimetri. Data pengukuran tersebut dianalisis analisis sidik ragam (ANOVA) dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dan dilanjutkan dengan analisis uji nyata jujur (BNJ).  Data diolah menggunakan software Microsoft Excel 2019 dan dilakukan pengulangan sampel sebanyak 10 kali ulangan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa hasil pengukuran dari Grain Moisture Tester 1,2,3 dan Infrared Moisture Determination Balance 2 tidak berbeda nyata dengan metode gravimetri. Hal ini menunjukkan bahwa kedua alat pengukur tersebut dapat digunakan sebagai alternatif yang akurat dan dapat diandalkan dalam mengukur kadar air gabah. 
Potensi Sari Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) sebagai Bahan Pengempuk pada Daging Itik Afkir kalni, roni; Triana, Andi; Aminuddin, Aminuddin
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 8 Nomor 1 April 2025
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.4000

Abstract

Ducks are one of the poultry that have great potential to be developed as meat producers and are quite well-known in the community. Local duck products in the form of meat are still not very popular because they are tough and smell fishy. One way to tenderize meat is to coat the meat with bromelain enzyme (protease). This study aims to determine the potential of pineapple juice with different concentrations on the quality of rejected duck meat. Completely Randomized Design (CRD) method with 4 treatments and 4 replications. consisting of P0 (control or no treatment), P1 (15% pineapple juice), P2 (25% pineapple juice) and P3 (35% pineapple juice) with a soaking time of 30 minutes. The parameters observed were pH, Tenderness, Color and Aroma. The results of the study showed that soaking with 35% pineapple juice had a significant effect on the pH and tenderness of the meat of retired ducks, where the pH decreased from 6.41 to 5.51 and the tenderness of the meat was 9.97 kg/cm² to 3.31 kg/cm² with a slightly red color and still smelling fishy.
Analisis Kandungan Kalsium Pada Tapai Pisang Mas (Musa acuminata L.) Dengan Variasi Jenis Ragi Fermentasi Anas, Fauziah; Rukmelia, Rukmelia; Nurwidah, Andi
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 7 Nomor 2 Oktober 2024
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3769

Abstract

Pisang mas di Kabupaten Sidenreng Rappang belum dimanfaatkan sebagai produk olahan makanan karena biasanya pisang mas hanya dikonsumsi langsung tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Pisang Mas merupakan buah yang mengandung kalsium cukup tinggi yakni 61,48 mg. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi jenis ragi fermentasi (ragi kering dan ragi basah) terhadap kadar kalsium, rendemen dan kadar pH tapai pisang mas. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tapai pisang mas dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan. Masing-masing faktor menggunakan 3 perlakuan. Faktor pertama adalah penambahan  ragi kering (A) dengan dosis ragi yang berbeda yaitu (A1: 0,5 gram, A2: 1 gram, A3: 1,5 gram). Faktor kedua adalah penambahan ragi basah (B) dengan dosis ragi yang berbeda yaitu (B1: 0,5 gram, B2: 1 gram, B3: 1,5 gram). Berdasarkan faktor  terbentuk 6 perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ragi kering dan ragi basah tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar kalsium, kadar rendemen dan kadar ph. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa kadar kalsium terbaik terdapat pada perlakuan A1 jenis ragi kering konsentrasi ragi 0,5 gram (126,333). Kadar rendemen terbaik terdapat pada perlakuan A2 jenis ragi kering konsentrasi ragi 1 gram (93,72). pH akhir yang dihasilkan tapai pisang mas yaitu pH 5, dan rentang  pH tersebut bersifat asam. Perlakuan terbaik tapai pisang mas  didapatkan pada perlakuan jenis ragi kering dengan konsentrasi ragi 0,5 gram dan 1 gram.Mas bananas in Sidenreng Rappang Regency have not been used as a processed food product because usually mas bananas are only consumed directly without any further processing. Banana Mas is a fruit that contains quite high calcium, namely 61.48 mg. So the aim of this research is to determine the effect of various types of fermentation yeast (dry yeast and wet yeast) on calcium levels, yield and pH levels of golden banana tapai. This research was carried out by making tapai banana mas in a completely randomized design (CRD) with 2 treatment factors. Each factor uses 3 treatments. The first factor is the addition of dry yeast (A) with different yeast doses, namely (A1: 0.5 grams, A2: 1 gram, A3: 1.5 grams). The second factor is the addition of wet yeast (B) with different yeast doses, namely (B1: 0.5 grams, B2: 1 gram, B3: 1.5 grams). Based on the factors, 6 treatments were formed with 3 repetitions. The research results showed that giving dry yeast and wet yeast did not have a real effect on calcium levels, yield levels and pH levels. Based on the results of the analysis that was carried out, it was found that the best calcium levels were found in the A1 type of dry yeast treatment with a yeast concentration of 0.5 grams (126.333). The best yield level was found in treatment A2 type of dry yeast with a yeast concentration of 1 gram (93.72). The final pH produced by banana mas tapai is pH 5, and this pH range is acidic. The best treatment for golden banana tapai was obtained from dry yeast treatment with a yeast concentration of 0.5 grams and 1 gram.
Optimalisasi Xanthan gum sebagai Agen Pengental Kestabilan Viskositas dan Kualitas Kecap Manis Air Kelapa Zainuddin, Asniwati; Laboko, Asriani I.; Pade, Satriawati; Fitriani, Andi Nur
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 8 Nomor 1 April 2025
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.4037

Abstract

Air kelapa merupakan sumber daya alam yang melimpah di Provinsi Gorontalo, namun masih belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian tentang formulasi xanthan gum yang tepat untuk kecap manis berbasis air kelapa belum banyak dilakukan, padahal xanthan gum memiliki potensi besar sebagai agen pengental alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan xanthan gum terhadap viskositas, pH, total gula dan uji sensoris pada kecap manis air kelapa. Perlakuan pada penelitian ini adalah K0 Kontrol (Kecap manis komersial), K1 (Konsentrasi xanthan gum 250 ppm), K2 (Konsentrasi xanthan gum 500 ppm), K3 (Konsentrasi xanthan gum 750 ppm). Penelitian ini menggunakan rancangan acak Lengkap (RAL). Terdiri dari 4 perlakuan model sistematis dengan 3 kali ulangan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik adalah K3 (750 ppm xanthan gum), karena memiliki viskositas tinggi (56,95 P) setara dengan kecap manis komersial, pH stabil (3,9), dan total gula tertinggi (61,04%), yang dapat meningkatkan kualitas rasa dan tekstur kecap manis. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis sampel berpengaruh nyata terhadap viskositas kecap manis (p0,05). Uji lanjut Duncan mengidentifikasi dua sampel berbeda nyata, yaitu K1 (45,98? P) dan K2 (48,42? P). Total gula lebih tinggi (60,60?–61,04?%) dibanding kecap komersial (51,56?%). Penggunaan xanthan gum pada konsentrasi tinggi (750 ppm) direkomendasikan untuk menghasilkan kecap manis dengan tekstur kental dan rasa yang lebih manis, tanpa perubahan signifikan pada stabilitas pH.
Aktivitas Antioksidan Labu Madu (Cucurbita moschata) sebagai Pangan Fungsional Selama Pengolahan Nurfitriani, A.; Pade, Satriawati; Makahilapa, Sri Yulan
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 7 Nomor 1 April 2024
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3373

Abstract

Labu madu (Cucurbita moschata) mengandung antioksidan berupa beta karoten. betakaroten yang tinggi akan memberikan warna kuning atau orange. Antioksidan pada buah segar  maupun olahannya  bermanfaat sebagai pangan fungsional. Pangan fungsional berperan dalam  menurunkan radikal bebas dan menurunkan resiko penyakit. Akan tetapi sifat dari antioksidan mudah mengalami kerusakan. Sehingga tujuan penelitian ini untuk menganalisa keberadaan antioksidan dalam labu madu dan aktivitas antioksidan selama pengolahan. Metodologi  penelitian secara kuantitatif eksperimental dengan tiga perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas antioksidan pada ketiga jenis sampel berkisar dari 54,21% - 34,33%. Hasil pengamatan aktivitas antioksidan pada labu madu segar yaitu sebesar 54,21%, tepung labu madu 46,71% dan pada cake labu madu sebesar 34,33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pengolahan dengan penggunaan panas mengakibatkan penurunan kadar antioksidan pada produk olahan labu madu.
Formulasi Minuman Ready to Drink dengan Penambahan Ekstrak Fuli Pala (Myristica argantea Warb) berdasarkan Penerimaan Sensori Maryati, Maryati; Wailussy, Isring; Kuliahsari, Dessy Eka; Ramadhana, Arga
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 7 Nomor 2 Oktober 2024
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3807

Abstract

Fuli pala (Myristica argentea Warb) pada umumnya dijual dalam bentuk kering. Kandungan senyawa antioksidan pada fuli pala dapat dimanfaatkan sebagai perisa alami dalam produk pangan, salah satunya adalah minuman. Minuman ready to drink berbasis rempah dan herbal sudah banyak yang mengonsumsi, namun belum ada minuman ready to drink yang menggunakan ekstrak fuli pala dengan kombinasi herbal jamu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak fuli pala dalam minuman ready to drink terhadap penerimaan sensori dan menentukan formula terbaik minuman ready to drink dengan penambahan ekstrak fuli pala berdasarkan penerimaan sensori. Rancangan percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu konsenstrasi ekstrak fuli pala dengan perlakuan P1 (1% v/v), P2 (2% v/v), P3 (3% v/v) dan P4 (4% v/v) dengan tiga parameter kesukaan yaitu warna, aroma, dan rasa. Prosedur penelitian ini berupa pembuatan ekstrak (fuli pala, kunyit, temulawak, kencur, dan kayu secang); pembuatan minuman ready to drink; uji organoleptik; dan penentuan formula terbaik. Data uji tingkat kesukaan minuman ready to drink diolah dengan menggunakan One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95% dan apabila terdapat pengaruh nyata maka dilakukan uji Duncan`s Multiple Rage Test (DMRT) yang menggunakan SPSS 24. Penentuan formula terbaik minuman fungsional diolah menggunakan metode De Garmo. Minuman ready to drink dengan penambahan ekstrak fuli dengan konsentrasi (1%, 2%, 3%, dan 4% v/v) tidak memberikan pengaruh nyata (P0,05) terhadap tingkat kesukaan warna dan aroma, dan memberikan pengaruh nyata (P0,05) terhadap tingkat kesukaan pada parameter rasa. Formula terbaik minuman ready to drink memiliki nilai efektivitas tertinggi yaitu penambahan ekstrak fuli sebanyak 2% (v/v) dengan nilai kesukaan warna  sebesar 5,97 (mendekati suka), aroma sebesar 6,00 (suka), dan rasa sebesar 6,39 (mendekati sangat suka). 
Kajian Formulasi Jenis Pemanis Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Permen Jelly Air Serbat Syafitri, Dhea; Lestari, Oke Anandika; Dewi, Yohana Sutiknyawati kusuma
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 8 Nomor 1 April 2025
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3844

Abstract

Serbat merupakan minuman tradisional menyerupai jamu dengan rasa yang manis dan agak pedas yang khas dari Suku Melayu di Kalimantan Barat. Dikalangan anak - anak air serbat kurang diminati, maka dari itu dibuat inovasi serbat menjadi permen jelly. Permen jelly adalah kembang gula bertekstur lunak, yang diproses dengan penambahan komponen hidrokoloid seperti agar, gum, pektin, pati, karagenan, gelatin dan lain-lain yang digunakan untuk modifikasi tekstur sehingga menghasilkan produk yang kenyal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan formulasi jenis pemanis  terhadap karakteristik fisikokimia dan sensori. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu formulasi jenis pemanis  sukrosa, madu kelulut, dan stevia. Formulasi terdiri dari 6 formulasi dengan 4 kali ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Adapun formulasi tersebut terdiri dari, f1 (100%:0%:0%) f2 (50%:37,5%:12,5%), f3 (50%:25%:25%), f4 (50%:12,5%:37,5%), f5 (50%:0%:50%), f6 (50:50:0). Perlakuan terbaik pada penelitian terdapat pada formulasi pemanis f2 yaitu 50%:37,5%:12,5% (Sukrosa : Madu : Stevia). Karakteristik fisikokimia permen jelly serbat dengan perlakuan terbaik memiliki kadar air sebesar 8,35%, gula reduksi 21,51%, flavonoid 1,81%, warna *L sebesar 19,80, warna *a sebesar 3,95, warna *b sebesar 4,78. Karakteristik sensori secara deskritif menunjukkan penampakan sangat mengkilap, warna sangat orange, ada aroma khas serbat, rasa manis, tekstur sangat kenyal, dan kesukaan secara keseluruhan adalah suka.
Karakteristik Fisikokimia dan Antosianin Fruit Leather Markisa dengan Metode Cabinet Dryer Aimanah, Ummu; Munira, Munira; Haeruddin, Haeruddin
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 7 Nomor 1 April 2024
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.3415

Abstract

Buah markisa dapat diolah menjadi permen Fruit leather. Kandungan gula dalam markisa terdiri dari senyawa dekstrosa dan sukrosa. Sedangkan kandungan antosianin pada buah ini akan menambah nilai gizi dari permen markisa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisa kandungan antosianin dan  karakteristik fisikokimia  dari fruit leather Markisa. Metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kandungan antosianin mengacu pada metode Molyneux sedangkan untuk mengetahui kualitas fisik dilakukan Uji Organoleptik (warna, rasa dan aroma). Metode pengeringan dengan menggunakan metode cabinet dryer alat pengering yang bertingkat dengan menggunakan udara panas dalam ruang tertutup, teknologi pengering ini cocok digunakan untuk proses pengeringan permen dan bahan yang lainnya mudah sensitif terhadap panas dan bahan yang mudah berjamur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakukan pemberian kandungan gula pasir dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% pada pure markisa dan konsentrasi  penambahan karagenan 2 gram, 4 gram, 6 gram .Analisa sifat fisiko kimia  komponen antosianin dari fruit leather Markisa dengan Metode Dryer kadar air data diperoleh yang terbaik  perlakuan  C =18,08, vitamin C perlakuan D, 348,48 , Antosianin perlakuan C = 98,333, pH perlakuan C = 4,3, total bakteri perlakuan C  = 1,3. Uji Organoleptik (Warna, Rasa dan Aroma) hasil panelis yang terbaik pada warna pada perlakuan C = 8,76% , panelis terhadap rasa pada perlakuan D = 9,06 % dan panelis terhadap aroma pada perlakuan D = 9,0%.