cover
Contact Name
Muhammad Isrul
Contact Email
isrulfar@gmail.com
Phone
+628114053811
Journal Mail Official
jurnalpharmaconmw@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Farmasi, STIKES Mandala Waluya Kendari Jalan A.H Nasution No. G-37, Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
ISSN : 24426032     EISSN : 25989979     DOI : 10.35311
Core Subject : Health,
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia merupakan jurnal (Open Journal System) untuk informasi bidang ilmu farmasi yang memuat kajian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk tulisan ilmiah, studi kepustakaan dan studi empirik. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia telah memiliki ISSN cetak : 2442 - 6032 dan ISSN online : 2598-9979 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia terbit 2 kali setahun (Bulan Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 45 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia" : 45 Documents clear
Aktivitas Fagositosis Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong dari Borobudur untuk Imunomodulator Pandemi COVID-19 Bunga, Cut Dewi; Haresmita, Perdana Priya; Rianawati, Luluc; Nurkhayati, Nurkhayati; Azizah, Bilqis Rahil; Latifah, Elmiawati; Hermawansyah, Adi
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.628

Abstract

Kawasan penghasil tanaman herbal ditemukan di daerah Borobudur, Jawa Tengah. Tanaman herbal dapat dimanfaatkan sebagai bahan fitofarmaka yang dapat diolah menjadi bahan dasar obat herbal. Berdasarkan data hingga minggu keempat bulan Juli 2023 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa terdapat 8.245 kasus Covid-19 yang aktif sampai saat ini. Banyak fenomena yang dilakukan oleh masyarakat selama pandemi Covid-19 salah satunya masyarakat Indonesia menggunakan tanaman herbal yang diolah menjadi jamu guna menambah imunitas tubuh pada pandemi Covid-19. Tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman Binahong (Anredera cordifolia). Penelitian tersebut penting dilakukan karena dapat memberikan alternatif sebagai bahan baku obat imunomodulator dari bahan alam yaitu ekstrak etil asetat daun Binahong dari Borobudur. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui efek imunomodulator ekstrak etil asetat daun Binahong yang terdapat di daerah Borobudur, Jawa Tengah yang menggunakan metode maserasi dengan mengukur aktivitas fagositosis dan indeks fagositosis. Peneliti menggunakan 30 mencit yang terbagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok memiliki 5 mencit dengan perlakuan positif, perlakuan pelarut dan kelompok dosis 25mg/kgBB, 50mg/kgBB, 75mg/kgBB dan 100mg/kgBB. Uji ANOVA One Way digunakan untuk menganalisis data penelitian ini. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, aktivitas fagositosis sel makrofag pada parameter indeks fagositosi menunjukkan dosis efektif yang dapat memberikan efek imunomodulator adalah 100 mg/kgBB. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa ekstrak etil asetat daun binahong (Anredera cordifolia) dengan dosis 100mg/kgBB menunjukan aktivitas imunomodulator secara signifikan dan mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid.
Formulasi Krim Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus L.) dan Daun Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) sebagai Antioksidan dan Antibakteri Yanti, Ni Luh Putu Kris Monika; Unique, I Gusti Ayu Nadia Prasta; Dewi, Putu Indra Cyntia; Putra, I Putu Gede Pramana; Sukratini, Ni Luh; Iman, Arif Al
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.634

Abstract

Penyakit kulit, mulai dari jerawat hingga psoriasis, merupakan masalah umum yang mempengaruhi banyak individu dalam masyarakat. Masalah ini tidak hanya mereduksi kepercayaan diri tetapi juga berdampak pada kesehatan mental. Reactive Oxygen Species (ROS) menjadi salah satu penyebab utama penyakit kulit, termasuk jerawat, melalui mekanisme peroksidasi lipid dan inflamasi. Resistensi bakteri terhadap antibiotik telah meningkat, menimbulkan tantangan dalam penanganan jerawat. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi aktivitas antioksidan dan antibakteri dari ekstrak daun cabai rawit (Capsicum frutescens L.) dan kumis kucing (Orthosiphon aristatus L.) serta membandingkan ekstrak tunggal dan sediaan krimnya. Metode yang dilakukan pada penilitian ini terdiri dari determinasi tanaman, pembuat ekstrak, formulasi sediaan, evaluasi sediaan fisik, uji aktivitas antioksidan, dan uji aktivitas antibakteri. Hasil yang telah diperoleh aktivitas antioksidan ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus L.) dan daun cabai rawit (Capsicum frutescens L.) berturut-turut adalah 38,95 ppm dan 24,62 ppm yang tergolong aktivitas sangat kuat, sedangkan untuk kedua sediaan krim aktivitas yang kuat ditunjukkan pada formula F3 konsentrasi ekstrak 15% karena memiliku nilai IC50 pada rentang 50-100 ppm. Perolehan nilai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) pada ketiga formula baik krim daun kumis kucing dan krim daun cabai rawit bervariasi terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, dilihat dari pengujian aktivitas antioksidan dan antibakteri pada pengujian antioksidan ekstrak lebih memiliki nilai antioksidan yang baik sedangkan untuk antibakteri sediaan krim memiliki potensi dikembangkan lebih lanjut, karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. epidermidis.
Studi Farmakokinetik dan Toksisitas Senyawa Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) Anwar, La Ode Muhammad; Anugrah, Anas Kiki; Pramestyani, Embriana Dinar; Harahap, Kurnia Pebriyanti; Rohmah, Hajar Nur Fathur; Widyawati, Audrie Agustini; Koniasari, Koniasari
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.661

Abstract

Studi farmakokinetik dan toksisitas merupakan salah satu parameter dalam pengembangan obat. Parameter farmakokinetik meliputi nilai absorbs, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat sedangkan nilai toksisitas merupakan factor keamanan pada suatu komponen senyawa atau sediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat nilai farmakokinetik dan toksisitas pada tanaman jintan hitam (Nigella sativa). Database senyawa diperoleh pada situs Take out "JAMU" of KNApSAcK dan dianalsis kode SMILES pada platfrom PubChem. Selanjutnya dilakukan analisis farmakokinetik dan toksisitas menggunakan situs pkCSM kemudian dievaluasi menggunakan kaidah aturan Lipinski. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 26 senyawa metabolit. Nilai absorbsi pada intestinal menunjukan semua senyawa terabsorbsi menyeluruh, sedangkan 4 senyawa terabsorbsi pada P-glycoprotein. Terdapat 24 senyawa yang tidak dapat menembus Blood-Brain Barrier (BBB) dan 10 senyawa tidak mampu menembus SSP. Semua senyawa bukan menjadi substrat CYP2D6 dan 9 senyawa yang menjadi substrat CYP3A4. Nilai total clearance antara -0.016 sampai 1.991 dengan 1 senyawa yang menjadi substrat OCT2. Uji toksisitas menunjukan terdapat 8 senyawa mutagenic dan 5 senyawa bersifat hepatotoksik. Evaluasi menggunakan aturan Lipinski terdapat 10 senyawa yang memenuhi syarat. Dapat disimpulkan bahwa, 10 senyawa yang terdapat pada biji jintan hitam memenuhi syarat dalam pengembangan obat baru.
Potensi Ekstrak Daun Kersen (Mutingia calabura L.) sebagai Sumber Antioksidan Alami Dalam Sediaan Eye Gel Adlina, Salsabila; Vikandari, Sonya Nurizki; Fauziah, Nurma Sari; Endah, Srie Rezeki Nur
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.692

Abstract

Kulit bawah mata merupakan bagian paling rapuh dan lebih rentan terlihat tanda kelelahan dan penuaan akibat meningkatnya radikal bebas. Untuk mengurangi tanda penuaan dibagian bawah mata dapat diatasi dengan menggunakan kosmetik yang mengandung antioksidan. Tujuan penelitian yang dilakukan ialah untuk membuat sediaan dengan bentuk eye gel menggunakan ekstrak daun ceri dan mengevaluasi sifat antioksidannya. Pada sediaan gel mata, ekstrak daun kersen dibuat dengan kekuatan formula I (1%), formula II (3%), dan formula III (5%). Hasil pengujiaan menunjukkan sediaan eye gel ekstrak daun kersen memenuhi parameter uji evaluasi fisik. Nilai antioksidan menunjukkan bahwa formula I memiliki nilai IC50 sebesar 83,742 ppm, formula II 73,936 ppm, dan formula III sebesar 66,154 ppm termasuk kedalam kategori aktivitas antioksidan yang kuat.
Penentuan Profil Metabolit dan Uji Aktivitas Antioksidan Pada Fraksi Daun Sawo Duren (Chrysophyllum Cainito L.) Agiel, Fadillah Maryam Bau; Umar, Abd. Halim; Ulfa, Maria; Mus, Suwahyuni; Imrawati, Imrawati
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.702

Abstract

Sawo duren (Chrysophyllum cainito L.) merupakan tanaman yang banyak digunakan dalam pengobatan, diantaranya antiinflamasi, antidiabetes dan sebagai antioksidan. Daun sawo duren mengandung senyawa saponin, triterpenoid, flavonoid, fenolik, serta alkaloid dan steroid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengalisis dan membandingkan profil metabolit fraksi n-Butanol daun sawo duren berdasarkan analisis FTIR. Proses ekstraksi daun sawo duren dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol kemudian difraksinasi menggunakan pelarut etanol, n-heksan dan n-butanol. tahapan selanjutnya fraksi n-butanol dipilih untuk analisis FTIR. Hasil dari analisis spektrum untuk sampel fraksi daun sawo duren memiliki O-H (Fenol), C-H (Alkana), C-O (Alkohol), C=O (Aldehida), C=C (Alkena) terdeteksi pada sampel. Berdasarkan hasil data FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi O-H yang diprediksi merupakan senyawa fenol, saponin dan tanin; C-H alkana diprediksi senyawa terpenoid dan steroid; C-H aromatic diprediksi senyawa fenol; dan C-O diprediksi senyawa flavonoid, alkaloid dan tanin.