cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Kesehatan Pharmamedika
Published by Universitas Yarsi
ISSN : 20855648     EISSN : 26552396     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Majalah Kesehatan Pharmamedika / Pharmamedika Health Magazine is a source of scientific information about medicine, pharmacy and sciences related to health aspects. This magazine is published every 6 months (2 times in a year) and each publication can contain the results of research, literature reviews, actual case reports.
Arjuna Subject : -
Articles 83 Documents
Diabetes Mellitus dengan Penyulit Kronis Purnamasari, Endah; Poerwantoro, Bambang
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 3, No 2 (2011): JULI - DESEMBER 2011
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v3i2.448

Abstract

The term diabetes mellitus describes a metabolic disorder of multiple aetiology characterized by chronic hyperglycaemia resulting from defects in insulin secretion, insulin action, or both. Diabetes mellitus cause a long–term damage, dysfunction and failure of various organs. The long–term effects of diabetes mellitus include macroangiopathy and microangiopathy complications, such as progressive retinopathy with potential blindness, nephropathy that may lead to renal failure, and increased risk of cardiovascular, peripheral vascular and cerebrovascular disease. This is a report of a case diabetes mellitus with macroangiopathy and microangiopathy complications.
Infeksi Protozoa Usua Memberikan Profil Respons Imun yang Berbeda Andri Damayanti, Ndaru; Wibowo, Heri; Djauzi, Samsuridjal
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 9, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.769 KB) | DOI: 10.33476/mkp.v9i1.671

Abstract

Pajanan mikroorganisme yang bervariasi dan terjadi terus menerus di lingkungan tempattinggal berpengaruh terhadap respon imun individu yang mampu memberikan ketahanan seseorang terhadap suatu penyakit. Tujuan penelitian mengetahui pajanan protozoa usus di lingkungan tempat tinggal mempengaruhi profil respons imun individu. Subyek penelitian berjumlah 80 orang terdiri dari masyarakat yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, dianggap sebagai populasi dengan kondisi sanitasi dan higiene yang kurang baik. Kelompok pembanding adalah populasi dari mahasiswa perguruan tinggi swasta, yang dianggap sebagai subyek dengan kondisi sanitasi dan higiene yang lebih baik, Sampel yang digunakan adalah darah dan feses. Seluruh data diolah berdasarkan program SPSS 17 for Window. Variasi pajanan mikroorganisme protozoa usus memodulasi ekspresi rasio sitokin proinflamasi (tnf-α, inf-γ,) dan antiinflamasi (IL-10) pada kultur sel darah subyek yang tinggal di lingkungan kumuh lebih rendah dibandingkan subyek yang tinggal di pemukiman nonkumuh (p 0,01).
Pilihan Karir Mahasiswa Preklinik dan Lulusan Kedokteran YARSI Pribadi Mahardhika, Zwasta; Pusparini, Miranti
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 9, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v9i2.677

Abstract

Motivasi seorang dokter dalam memilih karir telah banyak diteliti. Pilihan jalur karir dapatdipengaruhi oleh pengalaman pada pendidikan klinik. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pilihan karir antara mahasiswa preklinik dan lulusan kedokteran YARSI. Survei dilakukan pada 152 mahasiswa preklinik dan 88 lulusan mahasiswa kedokteran YARSI selaman Desember 2017. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri dan dianalisa dengan chi-square. Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan karekteristik antara mahasiswa preklinik dan lulusan kecuali asal daerah. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas (69%) responden berencana langsung bekerja setelah internship dan akan melanjutkan pendidikan spesialis (83%). Alasan utama (61%) memilih untuk bekerja adalah mencari pengalaman. Mayoritas responden memilih bekerja di rumah sakit dan Jakarta merupakan area pilihan untuk berpraktik. Mereka juga lebih memilih menjadi seorang klinisi. Bagi responden yang memilih langsung melanjutkan studi, spesialisasi merupakan pilihan utama (83%). Tidak terdapat perbedaan pilihan karir antara mahasiswa preklinik dan lulusan kedokteran kecuali sektor pekerjaan (p0.001). Tidak ada perbedaan pilihan karir antara mahasiswa preklinikdengan lulusan kedokteran yang telah melewati pendidikan klinik.
Potensi Ekstrak Daun Teh Hijau terhadap Morfologi dan Motilitas Spermatozoa Tikus Putih (Rattus norvegicus ) setelah Paparan Asap Rokok Panjiasih Susmiarsih, Tri; Kenconoviyati, Kenconoviyati; Kuslestari, Kuslestari
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 10, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v10i1.682

Abstract

Asap rokok mengandung bahan kimia berbahaya dan radikal bebas yang berpotensimenimbulkan infertilitas. Radikal bebas dapat dinetralisir dengan pemberian antioksidan alami seperti Teh (Camelia sinensis)karena daun teh hijau banyak mengandung polifenol flavonoid katekin yang diduga senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi ekstrak daun teh hijau terhadap morfologi dan motilitas spermatozoa tikus (Rattus norvegicus) setelah paparan asap rokok. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih yang terbagi atas 8 kelompok (K1,P1,P2,P3, K2,P4,P5,P6 dengan waktu paparan 30 dan 45 hari. K1 dan K2 adalah kontrol, P1 dan P5 adalah kelompok yang terpapar asap rokok (1 batang per hari)dan diberi ekstrak teh hijau (200mg/kg bb). P2 dan P5 adalah kelompok yang dipapar asap rokok. P3 dan P6 adalah kelompok yang diberi ekstrak teh hijau. Spermatozoa diambil dari kauda epididimis. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan uji perbandingan LSD. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun teh hijau secara bermakna (p 0.05)dapat meningkatkan motilitas spermatozoa tikus setelah paparan asap rokok, sedang ekstrak daun teh hijau tidak dapat meningkatkan morfologi normal spermatozoa setelah paparan asap rokok.
Pengaruh Merokok terhadap Viskositas Darah Purnamasari, Endah
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 10, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.494 KB) | DOI: 10.33476/mkp.v10i1.687

Abstract

Efek merokok pada tubuh menimbulkan respon inflamasi sistemik melalui stimulasi sistimhematopoietik serta menimbulkan kerusakan dan disfungsi endotel melalui peningkatan profil lipid dan penanda inflamasi. Sampel penelitian terdiri dari 13 orang perokok dan 13 orang non–perokok yang memenuhi kriteria masukan. Pada uji hipotesis komparatif, perhitungan perbedaan parameter laboratorium yang diperiksa pada perokok dan bukan perokok dilakukan dengan independent t test apabila distribusi normal, atau uji Mann Whitney U bila distribusi data tidak normal. Merokok dapat menurunkan jumlah leukosit yang berperan dalam daya tahan tubuh dan kadar HDL yang berperan dalam mencegah penyakit kardiovaskuler. Risiko penyakit kardiovaskuler yang ditandai dengan peningkatan kadar hs-CRP berbanding lurus dengan lama merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap per hari. Sebagai saran, kriteria inklusi harus lebih ketat terutama batasan umur, kepatuhan berpuasa sebelum pengambilan sampel, serta indeks massa tubuh (IMT)
Studi in silico Peran Gen IL10RB Homo sapiens (reseptor subunit beta interleukin 10) pada Infeksi Hepatitis B Andri Damayanti, Ndaru; Hilda Putri, Dwi
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 10, No 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v10i2.727

Abstract

Inter  leukin,  IL-10  dikenal  sebagai  salah  satu  elemen  imun  yang  bersifat  anti  inflamasi memiliki peran penting di dalam sistem homeostasis. Gen IL-10RB yang termasuk kelompok sitokin kelas 2 merupakan lokus utama terhadap kejadian infeksi hepatitis B, yang diperlihatkan dengan adanya data single nucleotide polymorphisme, SNPs pada E47K. Studi in silico dilakukan untuk mengetahui mutasi dan perubahan fungsi dari protein IL-10RB yang mengalami mutasi terhadap kejadian infeksi oleh  virus hepatitis B.  Hasil analisis sikuen protein menunjukkan bahwa mutasi 2834167 tidak  merubah sifat  umum  maupun topologi protein IL-10RB terhadap kejadian infeksi hepatitis B. Hasil analisis struktur protein menunjukkan bahwa mutasi juga tidak merubah struktur sekunder maupun struktur Kristal D protein IL-10RB.
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Kalimantan pada Mencit (Mus musculus) Swiss Mart Hindrasyah Pandia, Dhayu; Wibriansyah, Akbar; Pratiwi, Widya; Fajrin Priadinata, Akhmad; Sari, Wening
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 3, No 1 (2011): JANUARI - JUNI 2011
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v3i1.433

Abstract

Sarang semut (Myrmecodia pendans) is an Indonesian native plant that has been used in folk medicine. Researches showed sarang semut has antioxidant effect,  xantinoxidase inhibitor potency, and anticancer activity. The efficacy and safety of this plant should have been proven before used in modern medicine. The objective of this research was to assess the potency of acute toxicity, evaluate toxic clinical symptoms and histopahtologic examination. The research was completly randomized design. The treated animal was 20 Swiss male mice devided into 5 groups; 1 control group with administration of 1% NaCMC  and 4 experimental groups with dosage administration of ethanol extract of sarang semut were 0,1, 1, 10 and 100g/Kg of body weight respectively. Evaluation of the toxic clinical symptoms and death was done in 24 hours and 14 day for survival mice. The test resulted LD50 of ethanol extract of sarang semut was 3,162g/Kg of body weight. All mice in 10 and 100g/kg of body weight groups were death in one hour administration of extract and showed toxic clinical symptom such as hyperactive and convulsion. Histopathologic examination on kidney of the death mice was showed infiltration of inflammation cells and congestive tubules diffuse . The ethanol extract of sarang semut was a slighly toxic substance for Swiss male mice based on Hodge dan Sterner criteria.
Perbandingan Efektivitas Beberapa Pelarut Terhadap Kelarutan Cerumen Obturans Secara In Vitro Syahrijuita, Syahrijuita; Pratiwi Rahardjo, Sutji; I. Djufri, Nani; Djamin, Riskiana
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 3, No 1 (2011): JANUARI - JUNI 2011
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v3i1.438

Abstract

Cerumen obturans is a pahtological condition with no harmfull to the patients but can caused ear tumbness sensation, earache, hearing impairment, deafness and decreasing the quality of life.The objections of the study are to compare the effectivity of six solvents, that are aquadest, NaCl 0,9%, coconut oil, olive oil, carboglycerin 10% and sodium docusate 0,5% againts cerumen obturans by means of in vitro study and to know the most effective duration contact of a solvent to cerumen osmolarity. The study is a laboratory experimental by using 30 specimen of solid cerumen with weight of 40 mg for each. The cerumen osmolarity is established by Spectronic 21 spectrophotometer. The effectivity comparison of solvents are tested with One Way Anova with alfa 0,05.The effectivity of solvents have a significant differentiation especially in  20th , 25th and 30th minutes. The spectrophotometer that used to established the osmolarity of cerumen have revelead a significant results only in aquadest and NaCl 0,9% againts coconut oil dan olive oil,  The effective duration of contact by in vitro study is ≥ 20 minutes and tends to increased to 30 minutes. In 20th and 25th minutes, NaCl 0,9 % is the most effective solvent, while aquadest is most effective in 30th minutes. Olive oil and coconut oil are less effective solvents. Water-based solvents are more effective than lipid-based solvents.
Uji Aktivitas Antikanker (Preventif dan Kuratif) Ekstrak Etanol Temu Mangga (Curcuma Mangga Val.) Pada Mencit yang Diinduksi Siklofosfamid Yuandani, Yuandani; Dalimunthe, Aminah; Anjelisa Z. Hsb, Poppy; Wira Septama, Abdi
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 3, No 2 (2011): JULI - DESEMBER 2011
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v3i2.443

Abstract

Prevalensi kanker di Indonesia cukup tinggi, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 terdapat  4,3 per 1000 penduduk menderita kanker. Sementara itu umumnya antineoplastik yang digunakan untuk pengobatan kanker menyebabkan toksisitas karena kerjanya yang kurang selektif. Oleh karena itu diperlukan penemuan obat baru dari tanaman sebagai alternatif pengobatan yang efektif dan aman.  Penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan adanya aktivitas antikanker ekstrak etanol rimpang temu mangga baik sebagai agen preventif maupun kuratif. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan mencit jantan sehat, dengan berat badan 20 – 30 g sebagai hewan percobaan. Ekstrak etanol rimpang temu mangga  diberikan kepada hewan uji dengan dosis 200, 400, dan 800 mg/kg BB. Pada uji antikanker sebagai agen preventif diberikan sediaan uji tersebut selama 7 hari, pada hari ke-8 diinduksi siklofosfamid secara parenteral. Tigapuluh jam kemudian hewan dibunuh dan dibedah. Darah  diambil  untuk penentuan nilai hematokrit dan sumsum tulang femur untuk pemeriksaan mikronukleusambil. Sedangkan pada uji antikanker sebagai agen kuratif hewan dinduksi siklofosfamid terlebih dahulu, 30 jam kemudian diberi sediaan uji selama 7 hari. Pada hari ke-8  hewan dibunuh dan dibedah, lalu diambil darah untuk penentuan nilai hematokrit dan sumsum tulang femur pemeriksaan mikronukleusambil. Berdasarkan hasil penelitian diketahui rimpang temu mangga menghambat pembentukan mikronukleus dan meningkatkan nilai hematokrit baik pada uji preventif maupun kuratif yang bermakna secara statistik (P0,05). Aktivitas terbaik tampak pada dosis 800 mg/kg BB dengan jumlah mikronukleus dan nilai hematokrit yang mendekati nilai pada kelompok yang diberi suspensi CMC 1%. Hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu mangga memiliki aktivitas antikanker baik sebagai agen preventif maupun kuratif.
Apoptosis Pada Sperma Sebagai Petanda Adanya Gangguan Kesuburan Pria Syamsul Hadi, Restu
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 3, No 2 (2011): JULI - DESEMBER 2011
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v3i2.449

Abstract

Semen analysis includes assessment of volume, color, viscosity, pH, concentration, motility, and morphology as standard procedures to semen analysis. It has known that correlation between apoptosis and spermatogenesis. Apoptosis is a mechanism regulating spermatogenesis in humans, and there are clear differences in molecular markers of apoptosis between males with normal sperm parameters and those with abnormal sperm parameters. Sperm apoptotic apoptosis has been shown to increase after testicular injury, such as exposure to toxics, varicocle, testicular torsion, hormonal deprivation and genetic abnormalities. It has been found that the number of sperm with Fas expression was low in subjects with normal sperm parameters but high in men with abnormal sperm parameters. It has been reported that the number sperm with Fas expression was low in subjects with normal sperm parameters but high in men with abnormal sperm parameters. Male infertility appears to be positively correlated with increased levels of apoptotic sperm. Sperm DNA damage and sperm apoptosis have been considered as useful marker of male fertility disorder.