cover
Contact Name
Eko Pramudya Laksana
Contact Email
eko.pramudya@um.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
agung.winarno.fe@um.ac.id
Editorial Address
Jl. Semarang 5 Malang 65145 Jawa Timur
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Graha Pengabdian
ISSN : -     EISSN : 27155714     DOI : 10.17977
Core Subject : Education,
Jurnal Graha Pengabdian (JGP) focuses on articles on the results of community service in handling and managing various potentials, obstacles, challenges, and problems that exist in the community. Implementation of service activities also involves community and partner participation. Service activities are organized into activities that aim to improve the welfare of the region and the community. In addition, Jurnal Graha Pengabdian (JGP) also includes research results, the development of appropriate technology, innovation and community empowerment strategies.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 152 Documents
TOPONIMI SEBAGAI PELESTARI BUDAYA LOKAL DI KELURAHAN BENER, KECAMATAN TEGALREJO, KOTA YOGYAKARTA Sekarsih, Fitria Nuraini; Arsanti, Vidyana
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Kelurahan Bener merupakan salah satu perkampungan yang berkembang di sekitar Kota Yogyakarta. Penamaan Bener tidak dapat lepas dari berdirinya kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Hamengku Buwono (HB) 1. Pembukaan hutan untuk mencari sumber mata air kebutuhan kraton menjadi latar belakang penamaan Bener dan nama daerah di sekitarnya. Metode yang digunakan untuk mencari latar belakang penamaan tersebut adalah snowballing sampling dengan mencari informasi dari tokoh sesepuh Bener. Melalui wawancara ini, dilakukan pemetaan partisipatori untuk menelusur peristiwa secara berurutan. Cerita dari para narasumber disusun menjadi cerita sejarah yang berurutan dan logis. Melalui proses ini, penggunaan peta mempermudah narasumber untuk menandai beberapa lokasi penting. Dari peristiwa tersebut, muncullah 18 nama kampung, dusun, desa, bahkan kecamatan, termasuk Bener itu sendiri. Tokoh yang muncul dari peristiwa tersebut adalah sosok Kyai Bener yang ternyata tidak banyak diketahui warga Kelurahan Bener. Survey singkat menunjukkan sedikit saja yang mengetahuinya, selebihnya masyarakat tidak tahu siapa itu Kiayi Bener. Oleh sebab itu, toponimi dapat dijadikan sebagai media pelestari budaya lokal. Melalui sebuah nama, cerita asal mula sebuah daerah dapat dijadikan warisan budaya yang patut untuk dilestarikan khususnya di Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta.Abstract: Bener Village is one of the villages that has developed around the city of Yogyakarta. The naming of Bener cannot be separated from the establishment of the Ngayogyakarta Hadiningrat kingdom which was led by Hamengku Buwono (HB) 1. Forest clearing to find water sources for the palace needs became the background for the naming of Bener and the names of the surrounding areas. The method used to find the background of the naming is snowballing sampling by seeking information from the elder figures of Bener. Through these interviews, participatory mapping was carried out to track events sequentially. The stories of the speakers are organized into sequential and logical historical stories. Through this process, the use of maps makes it easier for informants to mark several important locations. From this incident, 18 names emerged from the village, hamlet, village, even the district, including Bener itself. The figure who emerged from the incident was the figure of Kyai Bener, who was not widely known by the residents of Bener Village. A short survey shows that few people know about it, the rest people don't know who Kiayi Bener is. Therefore, toponymy can be used as a medium for preserving local culture. Through a name, the story of the origin of an area can be used as a cultural heritage that deserves to be preserved, especially in Bener Village, Tegalrejo District, Yogyakarta City. toponymy can be used as a medium for preserving local culture. Through a name, the story of the origin of an area can be used as a cultural heritage that deserves to be preserved, especially in Bener Village, Tegalrejo District, Yogyakarta City. toponymy can be used as a medium for preserving local culture. Through a name, the story of the origin of an area can be used as a cultural heritage that deserves to be preserved, especially in Bener Village, Tegalrejo District, Yogyakarta City. 
EDUKASI FINTECH LENDING SEBAGAI SOLUSI PERMODALAN UMKM DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN WAJAK MALANG Pratama, M. Mirza Abdillah; Azizah, Ziadatul; Muntarwikhi, Soimun; W., Ovita Dewi Sandra; Dilasari, Ayuerma; Nurmawati, Kikiy Mega; Rahayu, Norma Anis; Dewi, Prahasti Tri Tungga
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu dampak dari adanya pandemi COVID-19 adalah menurunnya pertumbuhan perekonomian Indonesia yang hanya mencapai angka 2,97% pada triwulan 1-2020. Protokol kesehatan seperti social distancing, physical distancing, lockdown, dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berimbas pada penurunan pendapatan warga, termasuk warga Desa Wonoayu yang masih bergantung pada hasil pertanian dan peternakan. Dalam rangka membantu membangkitkan perekonomian warga, tim pengabdian mengadakan sosialisasi pengenalan fintech lending bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan tujuan mengenalkan kepada masyarakat mengenai pentingnya permodalan dalam usaha, mengenalkan teknologi fintech lending sebagai solusi permodalan bagi UMKM, memberi pemahaman perbedaan peminjaman di bank, koperasi dan fintech lending serta antisipasi penipuan yang saat ini sedang marak terjadi. Metode yang kami gunakan berupa semi-webinar dengan penayangan video penjelasan dari pemateri dan sesi tanya jawab melalui telepon. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa fintech lending merupakan pengetahuan baru bagi sebagian besar warga Desa Wonoayu. Pemahaman warga mengenai pentingnya permodalan dalam usaha, fintech lending, serta UMKM juga meningkat secara signifikan setelah mengikuti kegiatan ini. Fintech lending dapat dijadikan solusi permodalan usaha untuk menghidupkan perekonomian warga pasca pandemi melihat tingginya minat warga dalam membangun usaha.
PEMBINAAN KETERAMPILAN UNTUK MENINGKATKAN SKILL NARAPIDANA PEMASYARAKATAN KELAS 1 MALANG DI MASA PANDEMI COVID-19 Nafiah, Annisau; Sutadji, Eddy; Nurmalasari, Riana
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Dalam rangka meningkatkan keterampilan warga binaan pemasyarakatan Lapas Kelas 1 Malang, rutin diadakan pelatihan guna membekali para warga binaan agar setelah keluar nanti bisa mandiri secara ekonomi dan mempunyai soft skill. Melalui hal ini diharapkan mereka tidak akan kebingungan lantaran setelah keluar Lapas sudah memiliki keahlian. Meskipun sedang dalam masa pandemi, program pengembangan pembinaan  kemandirian tetap bejalan meskipun tidak sebanyak kegiatan saat sebelum mewabahnya virus covid-19. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan ilmu dan keterampilan bagi warga binaan Kelas 1 Kota Malang, sehingga ketika mereka menghirup udara bebas nanti mereka punya bekal ketampilan yang dapat dikembangkan di rumah sebagai bentuk usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yang halal. Harapannya nanti, mereka dapat berapdaptasitasi dan diterima masyarakat menjadi pribadi yang baik. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dimulai dari survey mitra, menganalisis masalah, memecahkan masalah, dan evaluasi. Berdasarkan hasil pelatihan yang sudah dilaksanakan, kegiatan berjalan dengan lancar meskipun menemui sedikit kendala teknis pada sarana dan prasaranan yang tersedia di Lapas kelas 1 Malang. Antusias warga binaan memberikan respon yang sangat positif sehingga kegiatan yang serupa dapat terus dilaksanakan guna meningkatkan skill dan ilmu baru bagi warga binaan.Abstract: In order to improve the skills of the Class 1 Correctional Facilities in Malang, routine training is held to equip the assisted residents so that after leaving they can be economically independent and have soft skills. Through this, it is hoped that they will not be confused because after leaving prison they already have expertise. Even though it is currently in a pandemic period, the self-reliance development program is still running, although not as many activities as before the Covid-19 virus outbreak. This community service activity aims to provide knowledge and skills for the Class 1 members of Malang City, so that when they breathe the free air, they will have skills that can be developed at home as a form of effort to create their own halal jobs. Hopefully later, they can adapt and be accepted by society to be good people. This method of implementing community service starts from partner surveys, problem analysis, problem solving, and evaluation. Based on the results of the training that had been carried out, the activity ran smoothly even though it encountered a few technical problems with the facilities and infrastructure available at the Class 1 Prison in Malang. The enthusiasm of the assisted residents gave a very positive response so that similar activities could continue to be carried out in order to improve new skills and knowledge for the assisted residents. the activity ran smoothly even though it encountered a few technical problems with the facilities and infrastructure available at the Class 1 prison in Malang. The enthusiasm of the assisted residents gave a very positive response so that similar activities could continue to be carried out in order to improve new skills and knowledge for the assisted residents. the activity ran smoothly even though it encountered a few technical problems with the facilities and infrastructure available at the Class 1 prison in Malang. The enthusiasm of the assisted residents gave a very positive response so that similar activities could continue to be carried out in order to improve new skills and knowledge for the assisted residents.
WORKSHOP PEMBUATAN HIDROPONIK WICK SYSTEM SEBAGAI UPAYA KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT DESA KASRI Permadi, Hendro; Yuliana, Yuliana; Wardhani, Indira Sukma; Nastiti, Nabeta De; Prasetyo, Sefrin Maulana
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hidroponik adalah salah satu cara bercocok tanam yang inovatif untuk diterapkan masyarakat di masa sekarang. Proses penerapan hidroponik dilakukan dengan sangat sederhana dan tidak memerlukan banyak tempat. Selain itu, banyak keuntungan yang bisa didapatkan melalui bercocok tanam hidroponik. Di masa pandemi covid-19 ini, banyak masyarakat yang bekerja dari rumah sehingga banyak waktu luang yang dimiliki. Oleh sebab itu, dilakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yaitu Pelatihan Workshop Hidroponik untuk masyarakat Desa Kasri Kabupaten Malang. Adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas msayarakat Kasri di masa pandemic Covid-19. Tema yang diusung adalah berhidroponik dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang mudah ditemui di sekitar tempat tinggal seperti penggunaan botol plastik dan kain flannel bekas. Pelatihan workshop yang dilakukan tidak hanya  penyampaian materi saja, tetapi juga melakukan praktik hidroponik secara langsung dengan menggunakan teknik wick system. Proses praktik yang dilakukan mulai dari penyemaian hingga pembibitan. Kegiatan ini berhasil dilakukan diukur dari fakta peserta yang bergabung mampu membuat hidroponik dengan bahan dasar barang bekas. Adapun tindakan lanjutan dari program ini adalah menjadikan hidroponik sebagai komersil bisnis baru bagi masayarakat Kasri sehingga bisa meningkatkan perekonomian mereka. Abstract: Hydroponics is one of the innovative farming methods that society applies today. The process of applying hydroponics is very simple and does not require a lot of space. In addition, there are many benefits that can be obtained through hydroponic cultivation. During the Covid-19 pandemic, many people work from home so they have a lot of free time. Therefore, Community Service activities were carried out, namely Hydroponic Workshop Training for the people of Kasri Village, Malang Regency. This training is expected to increase the productivity of the Kasri community during the Covid-19 pandemic. The theme carried is hydroponic by utilizing used items that are easily found around the residence, such as the use of used plastic bottles and flannels. Workshop training is carried out not only in delivering material, but also conducting direct hydroponic practice using the wick system technique. The practical process is carried out from seeding to seeding. This activity was successfully carried out as measured by the fact that the participants who joined were able to make hydroponics using used materials as basic materials. The follow-up action of this program is to make hydroponics a new commercial business for the Kasri community so that they can improve their economy.
Pembentukan Satgas Siaga Covid-19 dan Implementasi Tupoksi Satgas Desa Mulyoagung Kabupaten Malang Amin, Mohamad; Novianti, Vivi; Sumberartha, I Wayan; Priambodo, Bagus; Amin, Ahya Zhilalikbar; Prihatnawati, Yayuk
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Perumahan Bukit Cemara Tujuh (BCT) memiliki empat RT yang terdiri RT 01, RT 02, RT 03 (di wilayah pemerintahan Kabupaten Malang) dan RT 07 di bawah Pemerintahan Kota Malang. RT 01, RT 02, RT 03 sama-sama berada di bawah lingkungan RW 12. Wilayah ini memiliki potensi yang sangat luar biasa diantaranya: warga selalu guyub dalam kegiatan-kegiatan masjid dan sosial kemasyarakatan lainnya, pemuda memiliki wadah dalam forum pemuda yang membantu menjaga keamanan kampung.  Potensi ini perlu diberdayakan dalam rangka siaga covid-19, sebab pandemi covid-19 mengharuskan kita semua untuk melakukan tindakan preventif agar selalu sehat. Untuk mengefektifkan siaga pandemic covid-19 ini di Perum BCT perlu dibentuk satgas agar lebih berdaya. Setelah terbentuk dilatih untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) satgas ini. Tujuan kegiatan ini adalah: 1) pembentukan satgas siaga covid-19 di RW 12 Perum Bukit Cemara Tujuh Dukuh Jatis Desa Mulyoagung Kabupaten Malang; 2) Pelatihan serta pendampingan tupoksi satgas siaga covid-19 di perum BCT; dan d) Pelaksanaan Tupoksi satgas siaga covid19 di Perum BCT. Manfaat kegiatan ini adalah mengedukasi warga RW 12 Perum BCT untuk selalu waspada dan senantiasa melaksanakan protokol kesehatan. Hasil kegiatan ini adalah: 1) Pembentukan Satgas Covid-19; 2) Penyemprotan Desinfektan di lingkungan RW 15 Perumahan BCT; dan 3) Edukasi masyarakat tentang Pola Hidup Sehat. Kegiatan ini perlu terus dilaksanakan secara terus menerus agar masyarakat selalu waspada dan senantiasa melaksanakan protocol kesehatan di situasi pandemic covid-19.Abstract : The results of this activity are: 1) Establishment of the Covid-19 Task Force; 2) Spraying disinfectant in the neighborhood of RW 15 BCT Housing; and 3) public education about a healthy lifestyle. This activity needs to be carried out continuously so that the community is always alert and always implements health protocols in the covid-19 pandemic situation. The results of this activity are: 1) Establishment of the Covid-19 Task Force; 2) Spraying disinfectant in the neighborhood of RW 15 BCT Housing; and 3) public education about a healthy lifestyle. This activity needs to be carried out continuously so that the public is always vigilant and always implements health protocols in the covid-19 pandemic situation. The results of this activity are: 1) Establishment of the Covid-19 Task Force; 2) Spraying disinfectant in the neighborhood of RW 15 BCT Housing; and 3) public education about a healthy lifestyle. This activity needs to be carried out continuously so that the community is always alert and always implements health protocols in the covid-19 pandemic situation.
MOBILE LEARNING APPLICATION BERBASIS ANDROID : PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK GEN Z & ALFA Churiyah, Madziatul; Subagyo, Subagyo; Basuki, Andi; Dharma, Buyung Adi; Filianti, Filianti; Sakdiyyah, Dewi Ayu
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Peserta didik saat ini merupakan generasi Z dan Alfa yang memiliki karakteristik sebagai digital native, dimana kehidupan mereka sangat lekat dengan teknologi digital, terutama device android. Saat ini pun sedang terjadi situasi pandemi covid-19 yang menuntut agar pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Berdasarkan hal ini, dibutuhkan media pembelajaran berbasis android dan diharapkan guru dapat mengembangkannya. Akan tetapi, pembuatan media pembelajaran berbasis android terkenal susah karena guru harus memahami ilmu coding yang rumit terlebih dahulu. Melihat realitas tersebut, dilakukan pelatihan nasional kepada guru senusantara untuk mengembangkan mobile learning application berbasis android yang akan digunakan sebagai media pembelajaran. Pelatihan dilakukan secara virtual melalui live stremaing YouTube serta bimbingan intensif oleh instruktur di kelas pada Google Classroom selama satu bulan. Hasil pengabdian menunjukkan para peserta mampu mengembangkan mobile learning application berbasis android tanpa coding untuk mata pelajaran yang diampunya, kemudian menggunakannya sebagai tool dalam melaksanakan remote learning di situasi pandemi covid-19. Hasil diskusi bersama peserta pelatihan, peserta didik mereka merasa tertarik dan antusias dalam menggunakan mobile learning application yang telah dikembangkan oleh guru.Abstract: Students are currently generation Z and Alfa who have the characteristics of being digital native, where their lives are very closely related to digital technology, especially Android devices. Currently there is also a Covid-19 pandemic situation which demands that learning be carried out remotely. Based on this, android-based learning media is needed and it is hoped that teachers can develop it. However, making Android-based learning media is notoriously difficult because teachers must first understand complex coding. Seeing this reality, a national training was conducted for Indonesian teachers to develop an Android-based mobile learning application that will be used as a learning medium. The training is conducted virtually through YouTube live stremaing as well as intensive guidance by instructors in classes at Google Classroom for one month. The results of this dedication show that the participants are able to develop an Android-based mobile learning application without coding for the subjects they are teaching, then use it as a tool in implementing remote learning in the Covid-19 pandemic situation. The results of the discussion with the training participants, their students felt interested and enthusiastic in using the mobile learning application that had been developed by the teacher. then use it as a tool in implementing remote learning in the covid-19 pandemic situation. The results of the discussion with the training participants, their students felt interested and enthusiastic in using the mobile learning application that had been developed by the teacher. then use it as a tool in implementing remote learning in the covid-19 pandemic situation. The results of the discussion with the training participants, their students felt interested and enthusiastic in using the mobile learning application that had been developed by the teacher. 
UPAYA MEMUTUS PENYEBARAN VIRUS COVID-19 MELALUI PEMBENTUKAN KAMPUNG TANGGUH SEMERU DI DESA TEGALSARI KABUPATEN MALANG Megasari, Rizza; Vidyastuti, Annisa Nurina; Rahayu, Eka Setya Puji; Alfiru, Oka Pangestu Syifaana; Perdana, Muhammad Ardi
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pandemi Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) telah berdampak diberbagai sektor kehidupan masyarakat. Berbagai kebijakan diberlakukan pemerintah sebagai  upaya  mengurangi dan memutus rantai penyebaran Covid-19 salah satunya adalah membentuk program Kampung Tangguh Semeru. Dilaksanakannya program kampung tangguh semeru ini diharapkan sebagai upaya melawan penyebaran virus Covid-19 yang dilakukan mulai lingkup terkecil, yakni dari desa dan warga sekitar. Program kampung tangguh semeru dilaksanakan sebagai upaya penanggulangan Covid-19 di Desa Tegalsari yang masuk dalam zona hijau karena tidak ada warga desa yang tertular virus Covid-19. Untuk mendukung program pemerintah tersebut, dilakukan kegiatan pengabdian di Desa Tegalsari memiliki inisiatif untuk mengadakan 1000 masker, tempat cuci tangan dan handsanitizer sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah tersebut untuk memutus rantai virus Covid-19. Kontribusi yang diberikan ini sedikit banyak membantu untuk memenuhi fasilitas serta sarana prasarana Desa Tegalsari sebagai Kampung Tangguh Semeru. Semua ini nantinya akan menumbuhkan budaya hidup sehat, aman, dan tertib. Abstract: The 2019 Corona Virus Diseases (Covid-19) pandemic has impacted various sectors of people's lives. Various policies have been implemented by the government in an effort to reduce and break the chain of the spread of Covid-19, one of which is the establishment of the Kampung Tangguh Semeru program. The implementation of the Semeru Resilient Village program is expected to be an effort to fight the spread of the Covid-19 virus which will be carried out from the smallest scope, namely from villages and local residents. The Semeru Resilient Village Program is implemented as an effort to tackle COVID-19 in Tegalsari Village which is included in the green zone because no villagers have contracted the COVID-19 virus. To support this government program, are carrying out service activities in Tegalsari Village have the initiative to hold 1000 masks, hand washing stations and handsanitizers as a form of support for the government program to break the chain of the COVID-19 virus. The contribution given is more or less helping to fulfill the facilities and infrastructure of Tegalsari Village as a Tangguh Semeru Village. All of this will eventually foster a culture of healthy, safe and orderly living.
REVITALISASI KELEMBAGAAN PETANI SEBAGAI WAHANA ALIH TEKNOLOGI DAN INKUBATOR BISNIS PENDUKUNG AGRO TECHNO-PARK PORWOSARI, SEMARANG Soesilowati, Etty; Martuti, Nana Kariada Tri; Sumastuti, Efriyani; Setiawan, Avi Budi
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Beberapa tahun terakhir Dinas Pertanian berusaha memanfaatkan lahan eks di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijenmenjadi Taman Teknologi Pertanian atau “Agro Techno-Park” (ATP). Tujuannya adalah untuk memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan membangun iklim usaha yang inovatif, kreatif dan kondusif. Permasalahan umum yang dihadapi antara lain ialah lemahnya sistem kelembagaan di tingkat petani, keterbatasan Sumber Daya Manusia pengelola ATP, kurangnya infrastruktur pendukung, belum ada UMKM yang bergerak di bidang jasa & pengolahan, serta belum adanya payung hokum/instrument kebijakan yang mendukung keberadaan ATP. Berdasarkan permasalahan mitra yang ada, maka dilakukan kegiatan pengelolaan dan pengembangan sumberdaya manusia, komoditas, dan sistem kelembagaan petani dan optimalisasi fungsi ATP melalui metode Sekolah Lapang, Agrowisata, Pelatihan dan Inkubasi bisnis, serta membangun Business Partnership hulu hilir Agroindustri. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini menghasilkan KUB “Sekar Tani” yang beranggotakan Kelompok Wanita Tani, teknologi pengolahan produk olahan buah, Eduwisata, serta pembangunan Pasar Buah. Hasil evaluasi menunjukan bahwa wanita tani mampu menghasilkan sirup buah, selai, manisan, sari buah, tepung buah, keripik, dan kue kering. Teknologi pengolahan menjadikan buah tahan lama, memperpanjang umur simpannya dan meningkatkan pendapatan keluarga petani.Abstract: In the last few years the Department of Agriculture has tried to use the former land in Purwosari Village, Mijen District to become an Agricultural Technology Park or "Agro Techno-Park" (ATP). The aim is to strengthen the people's economy based on local excellence and to build an innovative, creative and conducive business climate. Common problems faced include the weak institutional system at the farmer level, limited Human Resources for ATP managers, lack of supporting infrastructure, no MSMEs engaged in services & processing, and the absence of legal umbrella / policy instruments that support the existence of ATP. Based on the problems of existing partners, management and development activities of human resources, commodities, and farmer institutional systems are carried out and optimization of ATP functions through the Field School method. Agro-tourism, training and business incubation, as well as building a Business Partnership upstream and downstream of Agro-industry. This Community Service activity resulted in the KUB "Sekar Tani" which consists of the Women Farmers Group, technology for processing fruit processed products, education, and the construction of a Fruit Market. The results of the evaluation showed that female farmers were able to produce fruit syrup, jam, sweets, fruit juice, fruit flour, chips, and pastries. Processing technology makes the fruit durable, extends its shelf life and increases the income of family farmers. as well as the development of the Fruit Market. The results of the evaluation showed that female farmers were able to produce fruit syrup, jam, sweets, fruit juice, fruit flour, chips, and pastries. Processing technology makes the fruit durable, extends its shelf life and increases the income of family farmers. as well as the development of the Fruit Market. The results of the evaluation showed that female farmers were able to produce fruit syrup, jam, sweets, fruit juice, fruit flour, chips, and pastries. Processing technology makes the fruit durable, extends its shelf life and increases the income of family farmers.
PEMBUATAN BATIK SHIBORI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 Irvan, Muchamad; Ilmi, Andita Miftakhul; Choliliyah, Isro’atul; Nada, Rona Fitria; Isnaini, Siti Lailatul; Khorinah, Syerly Afifatul
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Batik merupakan salah satu warisan budaya, memiliki nilai kehidupan dan makna filosofis yang harus dipelajari serta dilestarikan. Berbagai macam teknik batik diantaranya batik cap, batik tulis dan batik jumputan. Batik jumpatan di Jepang lebih dikenal dengan istilah batik shibori. Shibori adalah teknik pewarnaan kain dengan menciptakan motif dari lipatan yang sudah ada sejak abad ke-8. Proses pembuatan batik shibori lebih cepat daripada batik lainnya dan tidak memerlukan bahan yang sulit. Motif batik yang menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan masyarakat membatasi kontak fisik secara langsung. Hal ini mengakibatkan kreativitas masyarakat kurang terasah. Pelatihan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas masyarakat. Metode penelitian pengabdian masyarakat ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei, dokumentasi dan observasi. Peserta pelatihan adalah ibu-ibu PKK Dusun Lengkong, Desa Kedunglengkong. Analisis data dikumpulkan berdasarkan kelompok tertentu. Pelatihan pembuatan batik shibori terdiri dari dua tahapan yaitu 1) pemberian informasi umum; dan 2) kegiatan teori dan praktik. Respon masyarakat menunjukkan hasil yang sangat baik. Setelah pelatihan, muncul pengetahuan dan wawasan baru bagi masyarakat serta kreativitas masyarakat juga meningkat, dibuktikan melalui terbentuknya berbagai macam motif batik. Abstract: Batik is one of the cultural heritages, has a life value and a philosophical meaning that must be studied and preserved. Various kinds of batik techniques include printed batik, written batik and “jumputan” batik. “Jumpatan” batik in Japan is better known as shibori batik. Shibori is a technique of dyeing fabrics by creating motifs from folds that date back to the 8th century. The process of making shibori batik is faster than other batik and does not require difficult materials. Attractive batik motifs and high selling value. The existence of the Covid-19 pandemic has resulted in people limiting direct physical contact. This resulted in less honed community creativity. Training is one way that can be used to increase people's creativity. This community service research method is descriptive qualitative. Data collection techniques are carried out through surveys, documentation and observation. The training participants are PKK Dusun Lengkong members, Kedunglengkong Village. Data analysis was collected based on certain groups. Shibori batik making training consists of two stages, namely 1) providing general information; and 2) theoretical and practical activities. The community response showed very good results. After the training, the emergence of new knowledge and insights for the community and community creativity also increased, as evidenced by the formation of various kinds of batik motifs.
PEMBUATAN KANTONG KAIN “TOTE BAG” SEBAGAI PENGGANTI KANTONG PLASTIK PADA PEMUDA WIRAUSAHA BLITAR Farida, Nurul; Widoretno, Sri; Yuliastuti, Eko
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan dari Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk pelatihan membuat kantong belanja kain tote bag ini merupakan salah satu jalan untuk menekan banyaknya limbah plastik dan mendukung peraturan pemerintah dalam  pengurangan penggunaan plastik. Peraturan tersebut membawa dampak yang positif bagi para pemuda wirausaha di Blitar atau Formusa untk membuat tas belanja tote bag yang ramah dengan alam dan terbuat dari kain. Tote bag adalah tas jinjing yang terbuat dari kain kanvas yang biasa digunakan sebagai tempat bawaan saat belanja, bawa buku bahkan anak sekolah dan para remaja sekarang banyak yang menggunakan tote bag, ini dikarenakan tote bag mudah dibawa, multifungsi, simple, elegan dan disukai oleh semua kalangan. Metode kegiatan membuat tote  bag diawali dengan FGD. Melalui FGD ini dihasilkan pemuda di Formusa tidak bisa membuat sendiri sehingga membutuhkan waktu yang lama dan harga jual yang mahal. Kegiatan yang kedua adalah pembuatan tote bag dari persiapan bahan sampai produk jadi. Berdasarkan hasil kegiatan pembuatan kantong belanja kain tote bag peserta mendapatkan banyak ide-ide kreatif untuk mengembangkan dan berinovasi dalam membuat tote bag kearah yang lebih bagus lagi sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen.Abstract: The goal of Community Service in the form of training to make shopping bags for cloth tote bags is one way to reduce the amount of plastic waste and support government regulations on reducing plastic use. This regulation has a positive impact on young entrepreneurs in Blitar or Formusa to make shopping tote bags that are friendly to nature and made of cloth. A tote bag is a tote bag made of canvas fabric which is commonly used as a place to carry when shopping, bring books and even school children and many teenagers now use tote bags, this is because they are easy to carry, multifunctional, simple, elegant and liked by all circles. The method of making tote bags begins with an FGD. Through this FGD, it was produced that youth in Formusa could not make their own, so it took a long time and an expensive selling price. The second activity is making tote bags from material preparation to finished products. Based on the results of the activity of making tote bag shopping bags, the participants got lots of creative ideas to develop and innovate in making tote bags that are even better according to the tastes and needs of consumers. 

Page 5 of 16 | Total Record : 152