cover
Contact Name
Novebri
Contact Email
jcdd@stain-madina.ac.id
Phone
+6281371463355
Journal Mail Official
jcdd@stain-madina.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.stain-madina.ac.id/index.php/jcdd/Editorial-Team
Location
Kab. mandailing natal,
Sumatera utara
INDONESIA
JCDD
ISSN : 2774843X     EISSN : 27748421     DOI : -
Jurnal ini menerbitkan artikel-artikel pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh para dosen/peneliti, yang melputi bidang: 1. Pendidikan 2. Bisnis dan Manajemen 3. Hukum 4. Bahasa dan sastra
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 74 Documents
SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN DAMPAK PERNIKAHAN USIA DINI DI SMPN 05 KOTO BALINGKA KAB. PASAMAN BARAT: - Desi Safitri
Journal of Community Dedication and Development (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 4 No. 2 (2024): Juli- Desember 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Early marriage is an increasingly worrying phenomenon in Indonesia, which has serious implications for health, psychology and social welfare. In accordance with Law Number 16 of 2019, the minimum age for marriage is 19 years for men and 16 years for women. However, marriage often occurs at this age, often driven by economic factors, social pressure, and cultural norms that view marriage as a solution to avoid promiscuity. Health Impacts Early marriage poses high health risks to women and their unborn children. Mothers who marry at a young age are at risk of experiencing complications during childbirth, such as bleeding and preeclampsia, and the risk of death is five times greater than mothers who marry at an older age. Children of young mothers are also at risk of experiencing disabilities and stunting. From a psychological perspective, teenagers who marry early often experience emotional instability and find it difficult to carry out their role as parents. This can cause discord in the family and increase the risk of divorce. The inability to manage stress and emotions can have a negative impact on parenting and create an unstable family environment. Socioeconomic Impact From a socio-economic perspective, couples who marry early tend to be less prepared financially and emotionally. Many of them drop out of school, reducing future employment opportunities. As a result, early marriage often worsens the cycle of poverty in society. Prevention Prevention of early marriage requires joint efforts between the government, society and educational institutions. Sex education and awareness of children's rights need to be strengthened so that the younger generation understands the impact of early marriage. Parental and community support is also important in creating an environment that supports teenagers' decisions to postpone marriage until adulthood.
PELATIHAN TAHJIZUL MAYIT SEBAGAI BENTUK PENERAPAN ILMU AGAMA DI TENGAH MASYARAKAT, SAYUR MATUA KECAMATAN NAGA JUANG, KABUPATEN MANDAILING NATAL Fauzi, Ahmad _Fauzi; Zuhdi Hsb
Journal of Community Dedication and Development (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 1 (2025): Januari-Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kegiatan pelatihan tajhizul mayit yang dilaksanakan kepada masyarakat Desa Sayur Matua, dedikasi ini bertujuan memberikan pendampingan terkait masalah penting dalam hubungan antar manusia, yaitu perawatan jenazah. Islam sangat menempatkan perhatian khusus pada hal ini, sehingga menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat, khususnya umat Islam. Adapun tujuan pengabdian ini adalah: 1) membekali Naposo Nauli Bulung dan masyarakat dengan keterampilan dalam tata cara tajhizul mayit, dan 2) melatih mereka agar mampu menerapkan serta mengembangkan ilmu agama yang telah diperoleh di masyarakat. Manfaat dari pelatihan ini meliputi: 1) peningkatan keterampilan masyarakat dalam mengurus jenazah dengan benar sesuai ajaran syariat Islam, sehingga mereka siap jika suatu saat diperlukan, 2) bertambahnya tenaga yang ahli dalam pengurusan jenazah, dan 3) peningkatan kemampuan para Modin dalam merawat jenazah. Hasil dari dedikasi ini adalah Naposo Nauli Bulung telah mampu mengaplikasikan dan mempraktikkan pengurusan jenazah secara tepat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
PENGUATAN LITERASI KEMAMPUAN BACA-TULIS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS 3 UPTD SDN 220 HUTA DANGKA KECAMATAN KOTANOPAN Jureid, Jureid; Nasution, Ade Chandra; Doli, Batara; Btr, Eli Saharni; Nasution, Lukman Hakim; Sari, Mustika; Fitri, Nuralya; Habibah, Nur; Lubis, Pita Anggina; Maiyani, Saprinah; Salamah, Ummu
Journal of Community Dedication and Development (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 1 (2025): Januari-Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan bertujuan menguatkan literasi kemampuan baca–tulis siswa kelas 3 UPTD SDN 220 Huta Dangka melalui pemanfaatan media gambar. Kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa KKN STAIN Mandailing Natal pada 21–24 Juli 2025 dengan pendekatan partisipatif dan metodologi Pengabdian Tindakan Kelas. Sampel terdiri dari 23 siswa. Instrumen meliputi lembar observasi partisipasi, dokumentasi karya, dan lembar kerja. Intervensi meliputi pengenalan media gambar, latihan menulis deskripsi dan menyusun kalimat, pembacaan bergiliran, serta permainan edukatif berbasis gambar. Hasil observasi dan perbandingan pra–pasca menunjukkan peningkatan antusiasme, kreativitas, kefasihan membaca, dan kemampuan menulis permulaan; sebagian besar siswa mencatat kenaikan skor serta partisipasi yang lebih aktif. Temuan ini konsisten dengan studi terdahulu yang menegaskan efektivitas media visual dalam memperkuat literasi awal. Kendala yang tercatat antara lain keterbatasan waktu intervensi dan kebutuhan pendampingan guru berkelanjutan. Rekomendasi meliputi integrasi media gambar dalam RPP harian, penyusunan booklet panduan untuk guru, serta pelaksanaan siklus tindak lanjut dengan sampel lebih besar dan analisis kuantitatif lebih mendalam untuk memastikan generalisasi hasil.
PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI BUDIDAYA PEMBUATAN TAPE SINGKONG di DESA TEBING TINGGI KECAMATAN PANYABUNGAN TIMUR Derliani; Handika Pulungan; Ismed Sofyan; Putri Fadillah; Riska Melfiana Matondang; Najwa Lubis; Neni Masitoh Rkt; Aspa Ariani Siregar; Laila Nasmi; Nurul Fadhlah; Ali Jusri Pohan
Journal of Community Dedication and Development (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 1 (2025): Januari-Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Objektif. Pertumbuhan ekonomi masyarakat secara keseluruhan dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerah setempat. Untuk mencapai hal ini, diperlukan beberapa strategi penting agar kesejahteraan dan kemandirian masyarakat meningkat, terutama di daerah pedesaan. Praktik ini bertujuan untuk menelaah kontribusi dari usaha pembuatan tape singkong yang dimulai oleh ibuk Nur Halimah di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Panyabungan Timur, terhadap peningkatan kondisi ekonomi dan sosial warga setempat. Material dan Metode. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Participatory Action Research ( PAR ). PAR adalah salah satu model penelitian sosial yang populer dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat khususnya di perguruan tinggi. Ini karena prinsip prinsip PAR sangat relevan dengan tridarma perguruan tinggi yaitu : pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Hasil. Praktik dilapangan menunjukkan bahwa usaha memproduksi tape dari singkong memberikan dampak baik bagi peningkatan penghasilan keluarga dan menciptakan kesempatan berkerja bagi warga, khususnya para ibu rumah tangga .Usaha ini juga meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian lokal, yaitu singkong, yang sebelumnya hanya dijual dalam bentuk mentah. Dengan adanya pengolahan tape, masyarakat bisa mengembangkan ekonomi kreatif yang menggunakan tradisi dan kearifan lokal. Selain manfaat ekonomi, usaha ini juga memperkuat nilai-nilai sosial seperti persatuan, gotong royong, serta pelestarian kuliner tradisional. Namun, dalam penerapannya, ada beberapa hambatan yang dihadapi, seperti kurangnya modal, alat produksi yang masih sederhana, daya tahan produk yang rendah karena tidak menggunakan bahan pengawet, serta promosi yang hanya terbatas di daerah setempat dan belum memanfaatkan media digital dengan baik. Karena itu, diperlukan bantuan dari berbagai pihak, seperti pemerintah desa, lembaga pelatihan, dan kelompok usaha bersama (KUB), untuk membantu meningkatkan kemampuan usaha serta memperbaiki kualitas produksi. Kesimpulan. Budidaya pembuatan tape singkong tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan, kemandirian, dan pemberdayaan masyarakat di Desa Tebing Tinggi Kecamatan Panyabungan Timur.