cover
Contact Name
Taufik Hidayat
Contact Email
besthd22@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
buletin_thpipb@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
ISSN : 23032111     EISSN : 2354886X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
JPHPI publishes manuscripts in the field of marine post-harvest, aquatic biotechnology, aquatic biochemistry, aquatic product diversification, and characteristic of aquatic raw materials. In addition, JPHPI also publishes research about aquatic product quality, standardization, and other researches within the field of aquatic product technology.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)" : 8 Documents clear
Pengaruh konsentrasi larutan kitosan dan lama penyimpanan terhadap karakteristik mikrob dan fisik ikan pindang layang: The effect of concentrations of chitosan solution and storage periods on the microbial and physical characteristics of mackerel scad boiled salt fish Arifin, Muhammad Hauzan; Nurparidah, Opi; Suharto, Slamet; Sumardianto, Sumardianto
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.59736

Abstract

Ikan pindang layang merupakan salah satu produk yang diolah secara tradisional dan dipasarkan dalam keadaaan tidak dikemas. Pengemasan vakum merupakan salah satu teknik pengemasan yang dapat menjaga kualitas produk perikanan dengan baik dan aman. Ikan pindang yang dikemas vakum biasanya tidak dapat bertahan <7 hari, maka diperlukan adanya bahan pengawet salah satunya adalah pelapis kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi terbaik pelapis dari larutan kitosan pada ikan pindang layang yang dikemas vakum selama penyimpanan suhu ruang berdasarkan parameter angka lempeng total, kadar air, pH dan susut bobot. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF), yaitu 4 perlakuan konsentrasi larutan kitosan (0; 0,5; 0,75; 1%) dan 4 perlakuan lama waktu penyimpanan (Hari ke-1, 4, 8 dan 12). Ikan pindang layang yang sudah direndam larutan kitosan dikemas vakum dengan plastik polietilen dan disimpan pada suhu ruang. Parameter yang dianalisis meliputi angka lempeng total, kadar air, pH, susut bobot, warna, dan sensori. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi pelapis larutan kitosan dan lama waktu penyimpanan dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap parameter angka lempeng total, kadar air, pH, warna, dan sensori. Terdapat interaksi antara faktor konsentrasi kitosan dan lama waktu penyimpanan pada angka lempeng total dan nilai b* pada uji warna. Perlakuan terbaik ikan pindang layang dengan pelapis larutan kitosan 1% selama penyimpanan dengan rata-rata nilai angka lempeng total 5,04 Log CFU/g, kadar air 58,42%, pH 5,83 dan susut bobot 12,98%. Aplikasi pelapis kitosan terbukti mampu mempertahankan karakteristik mikrob dan fisik ikan pindang layang yang dikemas vakum dan disimpan pada suhu ruang.
Karakteristik fisikokimia fish cake goreng berbahan dasar ikan nila hitam (Oreochromis niloticus) dan lele (Clarias sp.): Physicochemical characteristics of fried fish cakes made from black nile tilapia (Oreochromis niloticus) and catfish (Clarias sp.) Pamungkas, Bagus Fajar; Zuraida, Ita; Sari, Ratna Nurmalita; Kurniasih, Wahyu Retno
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.60268

Abstract

Fish cake merupakan olahan berbahan dasar daging ikan segar maupun surimi yang termasuk jenis produk fish jelly. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi terbaik fish cake goreng berbahan dasar ikan nila dan lele dengan bahan pengisi tepung tapioka berdasarkan parameter kekuatan gel dan profil tekstur. Fish cake goreng terdiri dari lima perlakuan rasio daging ikan dan tapioka, yaitu 100:0, 95:5, 90:10, 85:15, dan 80:20. Parameter yang dianalisis meliputi proksimat, derajat putih, kekuatan gel, dan profil tekstur. Hasil penelitian menunjukkan fish cake goreng berbahan dasar nila hitam memiliki kadar protein dan derajat putih yang lebih tinggi, namun fish cake goreng lele memiliki kadar lemak, abu, karbohidrat, kekuatan gel, dan hardness yang lebih tinggi. Hasil cohesiveness, springiness, dan adhesiveness dari kedua jenis fish cake memiliki nilai yang hampir serupa. Fish cake goreng nila hitam memiliki kadar protein dan lemak masing-masing sebesar 33,90-62,60%bk dan 1,00-3,01%bk, sedangkan fish cake goreng dari lele memiliki kadar protein dan lemak masing-masing sebesar 30,28-55,59%bk dan 2,40-8,32%bk. Kekuatan gel pada fish cake goreng mengalami peningkatan dengan makin berkurangnya konsentrasi daging ikan dan bertambahnya konsentrasi tapioka. Formulasi fish cake goreng pada ikan nila hitam dan lele dengan rasio daging ikan dan tapioka 80:20 merupakan perlakuan terbaik berdasarkan kekuatan gel dan profil teksturnya. Secara umum, ikan nila hitam dan lele yang merupakan jenis ikan air tawar memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan dasar dalam pembuatan produk fish cake.
Aktivitas antioksidan dan hedonik teh hijau berbahan baku daun mangrove Avicennia sp. dan Sonneratia sp.: Antioxidant activity and hedonic of green tea made from mangrove leaves Avicennia sp. and Sonneratia sp. Hasibuan, Nirmala Efri; Azka, Aulia; Ratrinia, Putri Wening; Sumartini, Sumartini; Pamaharyani, Luchiandini Ika; Suryono, Muh; Basri, Basri
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.60944

Abstract

Teh hijau telah lama dikenal sebagai minuman yang memiliki berbagai manfaat kesehatan, terutama karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Daun mangrove berpotensi sebagai bahan baku teh hijau karena memiliki senyawa metabolit sekunder yang bersifat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan spesies mangrove terbaik yang berpotensi sebagai teh hijau melalui parameter kimia, antioksidan, dan penilaian hedonik. Teh hijau diproduksi dari daun muda bagian pucuk mangrove Avicennia sp. dan Sonneratia sp. yang diperoleh dari kawasan ekosistem Bandar Bakau, Kota Dumai dan teh komersial (Camellia sinensis) sebagai pembanding. Parameter yang dianalisis meliputi karakteristik kimia (kadar air, abu, abu tak larut asam, sari larut air, dan serat), fitokimia, persentase inhibisi antioksidan metode DPPH, serta penilaian hedonik (rasa, aroma, warna, dan overall). Hasil penelitian menunjukkan ketiga jenis teh memiliki kadar air 7,84-25,45%, abu 6,69-16,12%, abu tak larut asam 0,65-1,23%, sari larut air 2,82-4,27%, dan serat 5,80-7,11%. Senyawa fitokimia lebih banyak terdeteksi pada teh komersial dibandingkan teh daun mangrove. Perbedaan jenis bahan baku teh hijau berpengaruh nyata terhadap persentase inhibisi antioksidan dan penilaian hedonik panelis. Perlakuan terbaik teh hijau dengan daun mangrove Sonneratia sp. dengan persentase inhibisi antioksidan tertinggi (87,59%) dan penilaian hedonik keseluruhan (overall) sangat disukai panelis. Teh ini memenuhi standar teh hijau sesuai SNI 3945:2016 pada kadar abu, abu larut asam, dan serat kasar, namun belum pada kadar air dan sari larut air. Hasil penelitian mengindikasikan daun mangrove berpotensi sebagai bahan baku teh hijau.
Optimasi ekstraksi karagenan dari Kappaphycus alvarezii berbantu metode enzim selulase dan gelombang ultrasonik : Optimization of carrageenan extraction from Kappaphycus alvarezii using ultrasonic-assisted cellulase extraction (UACE) Kumalaningrum, Amalia Nur; Poeloengasih, Crescentiana Dewi; Azhary, Muhammad Fachrul; Sholihah, Ni’matus; Syafitri, Tatia Asnur; Sabillah, Hana; Nusantara, Bangun Garuda; Christyandari, Debora Ayu
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.61454

Abstract

Karagenan merupakan polisakarida bernilai ekonomi tinggi yang diperoleh dari alga merah sebagai bahan pengental maupun penstabil diberbagai industri. Metode ekstraksi karagenan yang umum digunakan di industri melibatkan proses alkali panas dengan waktu cukup panjang sehingga tidak efisien dan menghasilkan banyak limbah. Oleh karena itu, perlu teknik ekstraksi yang dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum ekstraksi kappa-karagenan K. alvarezii menggunakan metode UACE berdasarkan persentase rendemen dan kualitas fisikokimia. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah rasio pelarut dan rumput laut (20–100 mL/g), konsentrasi enzim selulase (2–10%) dan waktu ultrasonikasi (20–100 menit). Karagenan dari K. alvarezii yang telah mendapatkan praperlakuan selanjutnya diekstrak pada suhu 80-90ºC selama 30 menit, dikarakterisasi dan dibandingkan dengan karagenan murni sesuai SNI 8391-1:2017. Kenaikan rasio pelarut:rumput laut, jumlah enzim dan waktu ultrasonik dapat menaikkan rendemen karagenan hingga mencapai 62%. Karagenan yang dihasilkan memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan karagenan komersial. Karagenan memiliki kadar air, sulfat, viskositas, kandungan logam berat sesuai SNI, sedangkan kadar abu dan abu tak larut asam melebihi SNI serta kekuatan gel dari karagenan masih di bawah SNI. Karagenan masih mengandung unsur N yang menunjukkan ketidakmurnian karagenan. Hasil spektrum FTIR menunjukkan bahwa karagenan yang diperoleh merupakan jenis kappa-karagenan. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengevaluasi pengaruh UACE sebagai perlakuan awal dalam proses ekstraksi karagenan sehingga tidak hanya meningkatkan jumlah karagenan, tetapi juga mutu karagenan yang dihasilkan.
Fermentasi daun mangrove Rhizophora mucronata sebagai teh herbal : Fermentation of mangrove leaves (Rhizophora mucronata) as herbal tea Lein, Marianus Ada; Desniar, Desniar; Hardiningtyas, Safrina Dyah
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.61684

Abstract

Rhizophora mucronata merupakan jenis mangrove yang banyak ditemukan di Indonesia. Daun tanaman ini mengandung berbagai metabolit sekunder, yaitu tanin, karotenoid, fenol, klorofil, dan alkaloid, yang berpotensi digunakan sebagai bahan teh herbal fermentasi. Senyawa tanin aman dikonsumsi dan memiliki berbagai fungsi, yaitu antioksidan, antibakteri, antikanker serta antialergi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lama waktu fermentasi daun mangrove terbaik sebagai bahan baku teh herbal dengan starter BAL Lactobacilus plantarum SK (5). Rancangan acak lengkap (RAL) digunakan dengan perlakuan lama fermentasi (0, 1, 2, 3, dan 4 hari) dan tiga kali ulangan. Karakteristik bahan baku dilakukan dengan uji logam berat, kadar air, abu, dan fitokimia. Penelitian pembuatan teh herbal, yaitu pencampuran daun mangrove (20 g) dan akuades (60 mL) serta ditambah starter (10% (v/b)) kemudian difermentasi selama empat hari pada suhu 37°C. Analisis meliputi pengukuran pH, total asam titrat (TAT), total bakteri, dan total BAL. Kandungan logam berat, kadar air, dan abu daun mangrove memenuhi persyaratan SNI. Senyawa golongan flavonoid, fenol, saponin, tanin, dan steroid terdeteksi pada daun mangrove R mucronata bahan baku dan produk fermentasi. Waktu fermentasi terbaik diperoleh pada hari ke-2 dengan nilai pH 4,9, TAT 2,4%, dan total BAL (1,7 log CFU/mL). Perlakuan lama fermentasi daun mangrove menunjukkan perubahan pada nilai pH, TAT, total bakteri dan total BAL selama proses fermentasi. Nilai pH, TAT, total bakteri dan total BAL selama proses fermentasi menunjukkan daun mangrove berpotensi sebagai teh herbal fermentasi.
Peningkatan tekstur produk berbasis protein ikan dengan polifenol dari daun zaitun (Olea europaea L.): Improved textural properties of fish protein product with olive (Olea europaea L.) leaf polyphenol Arsyad, Muh Ali; Ogawa, Masahiro
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.61826

Abstract

Polifenol dari bahan alam misalnya tanaman telah banyak digunakan untuk meningkatkan tekstur bahan dan produk pangan. Daun zaitun mengandung polifenol yang sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pakan dengan penambahan daun zaitun terhadap struktur protein daging dan sifat fisik gel surimi. Ikan dipelihara terpisah berdasarkan pakan (kontrol, penambahan daun zaitun dan penambahan ekstrak daun zaitun). Karakteristik fisik surimi gel yang ditambahkan tepung daun zaitun (TDZ) dan tepung ekstrak daun zaitun (TEDZ) ditentukan melalui pengukuran kekerasan dan kekenyalan. Ikan yang diberi pakan daun zaitun selama 14 hari mengandung kolagen larut asam 1,1 kali lebih tinggi dibanding daging ikan yang diberi pakan tanpa daun zaitun. Kekerasan gel surimi dengan penambahan TDZ meningkat 38% dan penambahan tepung TEDZ 23%. Kekenyalan gel surimi yang ditambahkan TDZ, yaitu 1,52 kali lebih tinggi dibandingkan dengan gel surimi tanpa penambahan daun zaitun, sedangkan gel yang ditambahkan TEDZ memiliki kekenyalan 1,48 kali lebih tinggi dibandingkan gel surimi tanpa penambahan daun zaitun. Pemberian pakan dengan tambahan daun zaitun mampu memperbaiki tekstur daging melalui peningkatan kuantitas protein kolagen. Penambahan daun zaitun pada surimi terbukti mampu meningkatkan sifat fisik gel yang dihasilkan.
Physicomechanical properties of bioplastics from kappa-carrageenan and cassava peel starch : Sifat fisikomekanik bioplastik dari campuran kappa-karagenan dan pati limbah kulit singkong Fadhallah, Esa Ghanim; Fahlevi, Frily Aurelia Salshabila; Ashari, Hersan Pratama; Anggriani, Yosnita; Dewi, Ni Made Puspa; Meranda, Dea; Mulianingsih, Elita; Haidawati, Haidawati; Febriati, Nurullia
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.61874

Abstract

Kappa-karagenan yang berasal dari rumput laut merah dikenal bersifat membentuk film yang sangat baik dan banyak digunakan sebagai bahan bioplastik. Formulasi kappa-karagenan dan pati limbah kulit singkong yang diperkuat dengan polivinil alkohol (PVA) berpotensi menghasilkan bioplastik dengan sifat fisikomekanik yang lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula terbaik kappa-karagenan dan pati limbah kulit singkong sebagai bioplastik berdasarkan sifat fisikomekaniknya yang meliputi ketebalan, kuat tarik, elongasi, dan laju transmisi uap air dengan mengacu pada standar JIS Z 1707. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan variasi rasio kappa-karagenan dan pati limbah kulit singkong. Hasil menunjukkan bahwa formula kappa-karagenan dan pati limbah kulit singkong secara signifikan memengaruhi seluruh sifat fisikomekanik bioplastik, kecuali densitas. Seluruh formula memenuhi standar JIS untuk kuat tarik dan elongasi. Formula yang menggunakan pati limbah kulit singkong dengan konsentrasi yang lebih tinggi secara signifikan memperbaiki sifat penghalang bioplastik dengan menurunkan laju transmisi uap air dan penyerapan air. Peningkatan konsentrasi pati meningkatkan elongasi film secara signifikan, tetapi mengurangi ketebalan, kuat tarik, dan modulus Young, serta menghasilkan biodegradasi yang lebih lambat. Formula terbaik diperoleh pada rasio 1% kappa-karagenan: 4% pati dengan ketebalan 0,35 mm, kuat tarik 1,14 MPa, elongasi 25,78%, dan laju transmisi uap air 18,47 g/m2/hari. Hasil ini menunjukkan bahwa formulasi kappa-karagenan dan pati limbah kulit singkong dapat menghasilkan bioplastik dengan sifat fisikomekanik yang memenuhi standar dan berpotensi mengurangi polusi plastik secara keberlanjutan di masa depan.
Optimasi pembuatan garam Ulva lactuca menggunakan response surface methodology: Optimization production process of Ulva lactuca salt using response surface methodology Listyaningrum, Niken Prawesti; Khairunnisa, Anis; Cesrany, Mahaldika; Farida, Iftachul; Astiana, Ika; Utari, Siluh Putu Sri Dia; Niken Prawesti; Lailatussifa, RR Radipta; Kurniawati, Made Devi; Kusuma, Ni Kadek Sita Anyaniti; Murtiningsih, Ni Made Ayu Meylia
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.62123

Abstract

Rumput laut Ulva lactuca merupakan bahan baku potensial dalam pengembangan garam fungsional. Kendala yang dihadapi ialah rendemen yang masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kondisi proses optimum pada produksi garam U. lactuca berdasarkan persentase rendemen tertinggi, mutu kimia, dan sensori menggunakan metode Response Surface Methodology dengan desain Box-Behnken (BBD). Metode pembuatan garam rumput laut menggunakan tiga variabel dengan tiga tingkatan, yakni rasio penambahan tepung U. lactuca dan pelarut akuades (A = 1:5, 1:10, 1:15), waktu ekstraksi (B = 10, 15, dan 30 menit), dan suhu ekstraksi (C = 40, 55, dan 70oC). Kombinasi ketiga faktor tersebut menghasilkan 15 percobaan. Model persamaan diuji dengan analisis varian (ANOVA) dengan α = 0.05. Garam U. lactuca hasil optimasi diuji mutu kimia, cemaran logam berat, dan karakteristik sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan optimum dalam menghasilkan rendemen garam rumput laut tertinggi, yakni rasio tepung dan pelarut sebesar 1:13,5, waktu ekstraksi selama 12 menit, dan suhu ekstraksi 70oC. Perlakuan tersebut menghasilkan respons rendemen sebesar 31,81±1,63%, yang memiliki perbedaan 0,82% dibandingkan respons prediksi 31,55%. Garam U. lactuca yang dihasilkan memiliki kadar abu 59,970%, protein 3,586%, lemak 0,25%, karbohidrat 15,46%, dan air 10,49%, kadar NaCl 27,31%, yodium <0,35%, kadmium 0,07 mg/kg, merkuri <0,002 mg/kg, dan timbal 3,6 mg/kg. Nilai respons sensori garam U. lactuca untuk atribut warna butiran, warna larutan, rasa, aroma, mouthfeel, flavor, aftertaste, dan overall berkisar pada rentang 4,2±1,69 (agak tidak suka) hingga 4,8±1,21 (netral).

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 28 No. 9 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(9) Vol. 28 No. 8 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(8) Vol. 28 No. 7 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(7) Vol. 28 No. 6 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(6) Vol. 28 No. 5 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(5) Vol. 28 No. 4 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(4) Vol. 28 No. 3 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(3) Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2) Vol. 28 No. 1 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(1) Vol. 27 No. 12 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(12) Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11) Vol. 27 No. 10 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(10) Vol. 27 No. 9 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(9) Vol. 27 No. 8 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(8) Vol. 27 No. 7 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(7) Vol. 27 No. 6 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(6) Vol. 27 No. 5 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(5) Vol. 27 No. 4 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(4) Vol. 27 No. 3 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(3) Vol. 27 No. 2 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(2) Vol. 27 No. 1 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(1) Vol. 26 No. 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3) Vol. 26 No. 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2) Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2) Vol 26 No 1 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(1) Vol 25 No 3 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(3) Vol 25 No 2 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(2) Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1) Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3) Vol 24 No 2 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(2) Vol 24 No 1 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 23 No 3 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(3) Vol 23 No 2 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(2) Vol 23 No 1 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(1) Vol 22 No 3 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 2 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 1 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2) Vol. 21 No. 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1) Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1) Vol 21 No 3 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 3 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 20(3) Vol 20 No 2 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 1 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 2 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 1 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 3 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 2 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 1 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 3 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 2 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 1 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 16 No. 3 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 16 No. 2 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 16 No 1 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 3 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 15 (3) Vol 15 No 2 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 14 No 2 (2011): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 14 No 1 (2011): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 13 No 2 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 13 No 1 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 13 No. 1 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 12 No 2 (2009): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 12 No 1 (2009): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 11 No 2 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 11 No 1 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 10 No 2 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 10 No 1 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 9 No 2 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 9 No 1 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 8 No 2 (2005): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 8 No 1 (2005): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 7 No 2 (2004): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 7 No 1 (2004): Buletin Teknologi Hasil Perikanan More Issue