cover
Contact Name
Agus Miftakus Surur
Contact Email
surur.math@gmail.com
Phone
+6285743714181
Journal Mail Official
journalfactorm@iainkediri.ac.id
Editorial Address
Jl. Sunan Ampel No.7, Ngronggo, Kec. Kota, Kota Kediri, Jawa Timur 64127
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M)
ISSN : 26553511     EISSN : 2656307X     DOI : https://doi.org/10.30762
Core Subject : Education,
Journal Factor M focuses on the main issues in mathematics education and applied mathematics. In addition, Journal Factor M also discusses issues that generally exist in the field of mathematics education.
Articles 209 Documents
Students' mathematical reasoning ability with visual, auditorial and kinesthetic learning styles in solving HOTS problems Sholihah, Nadirotus; Aini, Afifah Nur
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/factor_m.v6i1.1108

Abstract

Penalaran matematis adalah kemampuan menemukan hubungan antar obyek matematika, memeriksa dan mengevaluasi asumsi matematis, dan mengembangkan argumen dan bukti matematis. Kemampuan penalaran matematis dapat dipengaruhi oleh gaya belajar siswa. Gaya belajar menunjukkan cara belajar yang disukai oleh siswa. Ada gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Penelitian dilakukan di kelas VII C SMPN 3 Rambipuji. Instrumen terdiri dari angket, tes penalaran matematis, dan pedoman wawancara. Sebanyak 37 siswa diberi angket untuk mengetahui gaya belajarnya. Kemudian, dua orang dari tiap gaya belajar dipilih untuk mengikuti tes penalaran matematis dan diwawancarai. Analisis data menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik memenuhi semua indicator, sedangkan subyek dengan gaya belajar auditorial hanya memenuhi tiga indicator. Hal ini karena siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik cenderung bekerja secara sistematis, berbeda dengan siswa dengan gaya belajar auditorial yang suka berpikir cepat.   This study aims to describe students' mathematical reasoning with visual, auditory, and kinesthetic learning styles in solving HOTS-type math problems. The research was conducted in class VII C of SMPN 3 Rambipuji. The instrument consists of a questionnaire, a mathematical reasoning test, and an interview guide. In the early stages, the researcher gave a questionnaire to 37 students to find out their learning styles, then chose two people from each learning style to take a mathematical reasoning test and interviews. Data analysis showed that students with visual and kinesthetic learning styles fulfilled all indicators, while subjects with auditory learning styles only met three indicators. Students with visual and kinesthetic learning styles tend to work systematically, unlike those with auditory learning styles, who tend to think fast.
Is it true that PBL based on Islamic ethnomathematics makes it easier for PTKIN students to understand mathematical concepts? Annisa, Choirul; Triani, Dewi Agus; Tanti, Yusi Krisma
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/factor_m.v6i1.1228

Abstract

Permasalahan yang disajikan dalam proses pembelajaran Problem Based Learning pada penelitian ini berbasis etnomatematika islami. Penelitian ini bertujuan mengungkap pemahaman matematis mahasiswa IAIN Kediri setelah mengikuti pembelajaran PBL berbasis pendekatan etnomatematika islami dan mengungkap efektifitas pembelajaran PBL berbasis etnomatematika islami terhadap pemahaman konsep matematis mahasiswa IAIN Kediri. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuasi eksperimen dengan desain posttest only control grup desain dan dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis dinyatakan bahwa kemampuan pemahaman matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran Problem Based Learning berbasis etnomatematika islami tidak ada perbedaan dari pada peserta didik yang mengikuti pembelajaran Problem Based Learning tanpa berbasis etnomatematika islami. Ketidakmampuan peserta didik memenuhi indikator pemahaman matematis dikarenakan peserta didik kurang dapat memahami konsep suatu materi jika permasalahan yang diberikan berbeda dengan yang pernah disajikan oleh pendidik atau yang tertera pada buku referensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang berperan dalam pemahaman matematis peserta didik adalah pembelajaran Problem Based Learning bukan terkait konten bahan ajar yg disajikan dalam bentuk etnomatematika islami atau umum.   In this study, the problems present on Islamic ethnomathematics. This study aims to reveal the mathematical comprehension of IAIN Kediri students after taking Problem Based Learning (PBL) based on an Islamic ethnomathematic. This study was conducted using a quasi-experimental method with a posttest only kontrol group design and analyzed quantitatively. Based on the results of the analysis of hypothesis testing, there was no difference in the mathematical understanding abilities of students who took part in PBL based on Islamic ethnomathematics and without being based on Islamic ethnomathematics. The inability of students to meet the indicators of mathematical understanding is because students are less able to understand the concept of a material if the problems given are different from those presented by educators or those listed in reference books. It can conclude that what plays a role in students' mathematical understanding is Problem Based Learning not related to the content of teaching materials presented in the form of Islamic or general ethnomathematics.
Analysis of mathematical problem solving ability of class XI students of MAN 1 Kota Kediri with IDEAL steps in terms of learning independence Dewi, Primi Marita; Zuroidah, Ninik
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/factor_m.v6i1.1246

Abstract

Kemampuan pemecahan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kemandirian belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas XI MAN 1 Kota Kediri ditinjau dari kemandirian belajar menggunakan tahapan IDEAL. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI MIPA 3 MAN 1 Kota Kediri. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, observasi, dan wawancara. Instrumen penelitian menggunakan tes pemecahan masalah matematis, rubrik observasi kemandirian belajar, serta angket kemandirian belajar. Tahapan dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 kategori kemampuan pemecahan masalah matematis siswa jika ditinjau dari kemandirian belajar yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Berdasarkan tahapan IDEAL dalam pemecahan masalah didapatkan bahwa siswa berkemandirian belajar rendah memenuhi 2 indikator langkah pemecahan IDEAL. Sedangkan siswa berkemandirian belajar sedang dan tinggi memenuhi seluruh indikator langkah pemecahan IDEAL.   Solving ability is strongly influenced by many factors, one of which is self-regulated learning. This study aims to determine the student's mathematical problem solving ability of Class XI MAN 1 Kota Kediri with IDEAL steps reviewed from self-regulated learning. The method used in this study is qualitative descriptive method. The subjects in this study are students of class XI MIPA 3 MAN 1 Kota Kediri. The data collection methods used are test of mathematical problem solving, questionnaires, observation, and interview. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and verification. The results of this study indicate that there are 3 categories of student's mathematical problem solving ability in terms of self-regulated learning, namely: low, moderate, and high. Students with low self-regulated learning could fulfill 2 indicators of IDEAL problem solving. Students with medium and high self-regulated learning could fulfill all indicators of IDEAL problem solving.
Analysis of students' critical thinking errrors in solving Algebra material problems Mulyanto, Bayu Hadi; Suastika, I Ketut; Farida, Nur
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/factor_m.v6i1.1087

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kemampuan berpikir kritis peserta didik menyelesaikan soal aljabar menggunakan indikator gabungan berpikir kritis Facione dan tahapan Newman. Subjek terdiri dari 29 peserta didik dan hanya 6 peserta didik yang diwawancara serta di analisis berdasarkan kategori berpikir kritis tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes, wawancara, dan catatan lapangan. Triangulasi metode digunakan untuk pengecekan keabsahan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa pencapaian indikator gabungan kemampuan berpikir kritis dan tahapan Newman yang diperoleh dari peserta didik yang paling tinggi yaitu indikator menginterpretasi, membaca, dan memahami sebesar 89%. Sedangkan undikator yang paling rendah adalah menginferensi dan penulisan 46%. The purpose of this study was to analyze students' critical thinking skills in solving algebraic problems using the combined indicators of Facione's critical thinking and Newman's stages. The subjects consisted of 29 students and only 6 students were interviewed and analyzed based on high, medium, and low critical thinking categories. The collection of data used in this study includes tests, interviews, and field notes. The triangulation method is used to check the validity of the data. The results of the study showed that the combined indicator achievement of critical thinking skills and Newman's stage was obtained from the highest students, namely interpretation, reading, and understanding indicators of 89%. While the lowest indicators are inference and writing 46%.
Syntax and semantic analysis in mathematical problem posing viewed from field dependent and field independent cognitive styles Mukminin, Amirul; Andang
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/factor_m.v6i1.1304

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, bertujuan mendeskripsi kemampuan mahasiswa semester IV dalam pengajuan masalah dari aspek sintaksis dan semantik. Terdapat dua subjek yang diteliti, yaitu masing-masing mahasiswa bergaya kognitif field dependent dan field independent. Subjek penelitian ditentukan menggunakan skor instrument GEFT dengan mempertimbangkan kesamaan jenis kelamin, kemampuan matematika, kecakapan dalam berkomunikasi, kesediaan menjadi subjek penelitian. Aspek yang dianalisis pada masalah yang diajukan dari aspek gaya bahasa yaitu sintaksis dan semantik. Analisis sintaksis dilihat dari bentuk masalah yang diajukan berupa penugasan, hubungan dan pengandaian. Sementara aspek semantik dianalisis berdasarkan termuatnya unsur menyatakan kembali, mengubah, membandingkan, mengelompokkan dan menvariasikan. Masing-masing subjek penelitian diberikan informasi berbentuk kalimat verbal dan grafik, yang selanjutnya sebagai acuan dalam pengajuan masalah. Dari analisis data, diperoleh subjek field independent lebih baik dalam mengajukan masalah dibandingkan subjek field dependendent. Subjek field independent mampu mengajukan masalah yang memuat semua unsur sintaksis dan semantik, sementara subjek field dependent tidak mampu mengajukan masalah yang memuat unsur sintaksis dan semantik.This research is a descriptive study with a qualitative approach, aiming to describe the ability of fourth semester students in problem solving from syntactic and semantic aspects. There are two subjects studied, namely each student with field-dependent and field-independent cognitive styles. Research subjects were determined using GEFT instrument scores taking into account gender equality, mathematical ability, communication skills, and willingness to become research subjects. The aspects analyzed in the problem posed are from the aspect of language style, namely syntax and semantics. Syntactic analysis is seen from the form of the problem posed in the form of assignments, relationships and suppositions. While the semantic aspect is analyzed based on the elements of restating, changing, comparing, classifying and varying. Each research subject was given information in the form of verbal sentences and graphics, which then served as a reference in problem posing. From the data analysis, it was obtained that field-independent subjects were better at posing problems than field-dependent subjects. Field-independent subjects are able to pose problems that contain all syntactic and semantic elements, while field-dependent subjects are unable to pose problems that contain syntactic and semantic elements.
Students’ Mathematical Problem Solving Ability With Introduction, Connection, Application, Reflection, and Extension Models Susanto, Andi; Mayana, Sabli; Mardika, Fitria
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/factor_m.v6i1.1069

Abstract

Salah satu kemampuan yang dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika adalah kemampuan memecahkan masalah matematis. Untuk mengembangkan kemampuan ini, cara yang dapat dipakai adalah dengan menerapkan model ICARE. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah matematis peserta didik kelas IX yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran ICARE lebih tinggi daripada kemampuan memecahkan masalah matematis peserta didik yang menerapkan pembelajaran saintifik. Jenis penelitian ini adalah Quasy Experiment.Populasinya adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 5 Padang dengan sampel kelas eksperimennya adalah kelas IX.7 dan kelas kontrolnya adalah kelas IX.3. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji-t. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, diperoleh bahwa nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas eksperimen adalah 79,23 dan kelas kontrol adalah . Uji-t juga menunjukkan bahwa yaitu maka keputusannya adalah hipotesis yang diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan model ICARE dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas.   One of the mathematical problem-solving abilities that must be developed during the mathematics learning process can be developed through the application of the ICARE learning model. The purpose of the article is to find out the mathematical problem-solving abilities of class IX students of SMP Negeri 5 Padang whose learning applies the ICARE learning model higher than scientific learning. Quasi Experiment with research type with a randomized control group only design. The population is class IX students of SMP Negeri 5 Padang; a sample of class IX.7 as an experimental class is 31 people, and class IX.3 is a control class with 32 people.The t-test was used to analyze the data. Based on the tests, the average score of the experimental class mathematical problem-solving ability test was , while that of the control class was . The t-test also shows that  is , so the decision is that the hypothesis is accepted. In conclusion, the ICARE model can improve the mathematical problem-solving abilities of class IX students at SMP Negeri 5 Padang.
Analisis kreativitas siswa terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTS Faizien, Muahmmad Ikmal; Fuad, Yusuf; Sofro, A’yunin
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/f_m.v6i2.1365

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kreativitas siswa terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitan adalah siswa kelas VII sejumlah 35 siswa. Instrumen penelitian berupa tes kreativitas dan tes HOTS. Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa yang bukan subjek penelitan. Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa instrumen tes kreativitas dan tes HOTS valid dan reliabel. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji asumsi dan uji hipotesis. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Sedangkan uji hipotesis terdiri dari analisis korelasi dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kreativitas siswa terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTS yang dijelaskan pada persamaan regresi . Besarnya pengaruh kreativitas siswa terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTS dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi yang menunjukkan angka atau . Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi ini.
Application of the RME Approach on Concept Understanding Ability and Students’ Mathematics Problem Solving Septianisha, Nurul Indah; Azizah, Dewi; Asamoah, Daniel B
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/f_m.v6i2.1394

Abstract

Tujuan pembelajaran dapat dicapai apabila proses belajar mengajar efektif. Pembelajaran matematika di SMK Gondang telah menggunakan pendekatan saintifik. Namun, ketika pelaksanaannya masih kurang maksimal. Kesulitan ketika memahami konsep dan memecahkan masalah siswa banyak yang belum mampu. Dengan demikian, pendekatan RME menjadi salah satu solusinya. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui apakah kemampuan matematika yang dihasilkan oleh pendekatan RME sama atau tidak dengan kemampuan matematika yang dihasilkan oleh pendekatan saintifik; (2) mengetahui apakah pendekatan RME memberikan kemampuan pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan saintifik; dan (3) mengetahui apakah pendekatan RME memberikan kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan saintifik. Quasi experimental digunakan sebagai metode penelitian dengan rancangan Posttest – only control design with nonequivalent groups. Lembar tes yang mengukur kemampuan siswa untuk memahami konsep dan memecahkan masalah berfungsi sebagai instrumennya. Adapun uji multivariat beda rerata digunakan untuk analisis data. Hasilnya yaitu tolak karena nilai Sig. . Artinya, kemampuan matematika yang dihasilkan oleh pendekatan RME sama atau tidak dengan kemampuan matematika yang dihasilkan oleh pendekatan saintifik. Hasil uji univariat diperoleh bahwa (1) pendekatan RME memberikan kemampuan pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan saintifik dan (2) pendekatan RME memberikan kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan saintifik. Penerapan pendekatan RME dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guru dalam mengembangkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematis siswa.
Implementation of Coding Theory with The Extended Hamming Code in Steganography Jannah, Nurul; Hamid, Nur
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/f_m.v6i2.1678

Abstract

Data security needs to be considered to avoid noise when sending data or data breaches by hackers. In this article, we implement data security using a combination of coding theory and steganography. The code used is an extended Hamming code [8.4]. The media used is a grayscale image of size  of lengths 50,100,150,200,250 and 300 characters with 6 attempts. In addition, we show the PSNR result obtained and also the computation time.
Analysis of students' mathematical communication skills in terms of learning styles through realistic mathematics learning Irkhamni, Indika; Najibufahmi, Muhamad
Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/f_m.v7i1.1832

Abstract

Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar matematika adalah dengan memahami kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal tersebut dapat dioptimalkan apabila guru mengetahui pula jenis gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Cara lain adalah dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai, diantaranya adalah model pembelajaran matematika realistik. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa yang ditinjau dari gaya belajar melalui pembelajaran matematika realistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jumlah subjek 44 siswa XI MIA 2 MAS SIMBANGKULON. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, tes, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase kemampuan komunikasi matematis yang paling dominan pada gaya belajar visual, auditorial, read/write dan kinestetik adalah pada indikator ketiga, yaitu mengungkapkan ide-ide matematis dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Dilain pihak, penyebab kesulitan siswa dalam berkomunikasi matematis adalah bervariasi, tetapi yang paling dominan untuk setiap kelompok gaya belajar adalah sama, yaitu kekurangtelitian. One of the efforts to improve mathematics learning outcomes is to understand students' mathematical communication skills. This can be optimized if teachers also know the types of learning styles that students have. Another way is to apply appropriate learning, including the realistic mathematics learning model. Based on this, a study was conducted to analyze students' mathematical communication skills in terms of learning styles through realistic mathematics learning. This type of research is qualitative research with the number of subjects 44 students XI MIA 2 MAS SIMBANGKULON. The data collection techniques used were questionnaires, tests, and interviews. The results showed that the most dominant percentage of mathematical communication skills in visual, auditorial, read/write and kinesthetic learning styles was in the third indicator, namely expressing mathematical ideas in solving everyday problems. On the other hand, the causes of students' difficulties in communicating mathematically are varied, but the most dominant for each learning style group is the same, namely lack of rigor.

Page 8 of 21 | Total Record : 209