cover
Contact Name
Damar Murti
Contact Email
damar.bayu@unkartur.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
stmj@unkartur.ac.id
Editorial Address
https://unkartur.ac.id/journal/index.php/stmj/about/editorialTeam
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Science Technology and Management Journal (STMJ)
ISSN : 27460207     EISSN : 28077865     DOI : 10.53416
Science Technology and Management Journal atau yang ingin dikenal dengan STMJ merupakan sebuah wadah bagi para peneliti untuk mempublikasikan hasil temuannya kepada masyarakat luas. STMJ berkomitmen untuk memberikan pembaharuan hasil temuan sains, teknologi dan managemen sebanyak dua kali setahun. Melalui STMJ kami berharap masyarakat ilmiah dapat menggunakannya untuk mengembangakan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menerapkannya bagi kesejahteraan bersama. Jurnal ini didirikan di bawah naungan Universitas Nasional Karangturi, Semarang yang memiliki slogan educate, empower and elevate. Dengan semangat yang sama, STMJ memposisikan diri untuk tetap independent dan berpihak pada kaidah – kaidah ilmiah. Sebagai sarana publikasi karya ilmiah, STMJ kembali mengingatkan kepada para peneliti semangat publish or perish. Seorang ilmuan ibarat sebuah teko, orang tidak akan tahu seberapa banyak isinya dan seberapa nikmat rasanya apabila tidak dituangkan. Sebagai penutup, sesuai filosofi STMJ, kami ingin memberikan kehangatan dalam komunikasi ilmiah baik antar peneliti maupun kepada masyarakat luas. Selamat berkarya dan jangan ragu mempercayakan kepada kami sebagai rekan publikasi anda.
Articles 75 Documents
FORMULASI BERAS ANALOG YANG TINGGI SERAT DAN PROTEIN UNTUK ANAK STUNTING: ANALOG RICE FORMULATION THAT IS HIGH IN FIBER AND PROTEIN FOR STUNTING CHILDREN Dhanang Puspita
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i1.202

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, beberapa diantaranya yaitu ubi-ubian dan juga kacang-kacangan. Anak-anak yang terkena stunting memerlukan asupan gizi tambahan khususnya protein dan serat. Beberapa jenis ubi-ubian dan kacang-kacangan memiliki kadar protein dan serat yang cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku beras analog. Tujuan dari penelitian ini untuk membuat formulasi beras analog yang tinggi serat dan protein untuk anak stunting. Metode penelitian yang digunakan terbagi menjadi pembuatan tepung ubi ungu, pembuatan tepung kelor, pembuatan beras analog, perhitungan kadar lemak, serat, protein, dan karbohidrat menggunakan data sekunder, dan uji organoleptik. Ada tiga formulasi beras analog yaitu kuning, hijau, dan ungu. Formulasi hijau merupakan beras analog yang memiliki kandungan gizi paling tinggi. Sedangkan formulasi kuning merupakan beras analog yang paling baik dalam aspek aroma, rasa, tekstur, dan warna.
POTENTIAL OF DIETARY FIBER AND ANTIOXIDANTS FROM COFFEE SKIN AS A FOOD PRODUCT IN PREVENTING OBESITY: SYSTEMATIC REVIEW Sia, Clarissa Eleora Setiawan; Arri Yuliantara; Windy Rizkaprilisa; Ratih Paramastuti; Martina Widhi Hapsari
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i1.224

Abstract

Obesity is a global health problem that continues to increase and is a major concern in efforts to maintain public health. In this context, the role of food in preventing obesity becomes very important. Food components that have an impact on preventing obesity, namely dietary fiber and antioxidants. Coffee skins are often not utilized, even though they contain high amounts of dietary fiber and antioxidants which can help prevent obesity. The purpose of this article is to explain the potential of dietary fiber and coffee skin antioxidants to prevent obesity. The method used to complete this article is by using the literature study method. Coffee skin consists of several parts, namely pulp, parchment, and silverskin. The coffee skin is obtained from processing coffee berries or coffee cherries which go through wet, dry and semi-wet processing stages. Food products made with coffee skins contain high levels of dietary fiber and antioxidants so they can prevent obesity. Food products made using coffee husks include tea, biscuits, granola, syrup, chocolate and kombucha. Utilizing coffee skins as a food ingredient created food product that are not only delicious but also healthy because they can help individuals maintain a balanced body weight. The dietary fiber and antioxidants contained in coffee skin have the potential to prevent obesity so they can be used as food products.
INNOVATION OF ALTERNATIVE YOGURT PRODUCTS FROM NUTS : SYSTEMATIC REVIEW Angela Puteri Hartono; Divina Elaine Purwanto; Siti Zulaikha; Windy Rizkaprilisa; Ratih Paramastuti; Martina Widhi Hapsari
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i1.225

Abstract

One result of probiotic fermentation is yogurt, usually made from cow's milk. The latest innovation makes it possible to make yogurt from plant ingredients. Vegan yogurt has development potential due to its functional content and high nutritional value. This yogurt is made from nuts, rich in fiber, lactose-free, and casein-free. Soybeans, green beans, kidney beans, almonds, peanuts, and Arbilan nuts as plant protein sources can be used as an alternative to making plant-based yogurt. The results show the potential of nut yogurt as a functional food product that can support health, emphasizing its benefits in reducing the risk of hypertension. This article provides an in-depth overview of the development and opportunities for developing nut-based yogurt products as a healthy alternative.
PERBAIKAN TEKSTUR KERIPIK KULIT MANGGA MELALUI PERENDAMAN LARUTAN KAPUR SIRIH DAN PENJEMURAN Bovi Wira Harsanto; Onne Akbar Nur Ichsan
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i1.227

Abstract

Pengolahan buah mangga dapat menyisakan limbah berupa kulit mangga. Adanya kandungan pektin dalam kulit mangga membuka peluang untuk diolah menjadi produk pangan, seperti keripik. Perlakuan pendahuluan berupa perendaman larutan kapur sirih dan penjemuran jarang dikaji dalam evaluasi karakter keripik kulit mangga yang dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perlakuan perendaman larutan kapur sirih dan penjemuran terhadap karakter keripik kulit mangga. Penelitian ini menerapkan 4 kombinasi perlakuan pendahuluan sebelum penggorengan keripik kulit mangga, yaitu tanpa perendaman larutan kapur sirih dan tanpa penjemuran; tanpa perendaman larutan kapur sirih dan dengan penjemuran; dengan perendaman larutan kapur sirih dan tanpa penjemuran; dengan perendaman larutan kapur sirih dan dengan penjemuran. Konsentrasi larutan kapur sirih yang digunakan adalah 2% b/v. Keripik kulit mangga diamati parameter tekstur melalui prinsip compression menggunakan universal testing machine dan parameter warna melalui prinsip CIE L a b menggunakan chromameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan perendaman larutan kapur sirih dan penjemuran mampu meningkatkan tekstur dari keripik kulit mangga setelah penggorengan, yaitu kekokohan sebesar 19,86 N dan kepatahan sebesar 16,28 N dibandingkan perlakuan lain. Namun, kombinasi perlakuan tersebut memiliki kecerahan yang kurang baik (16,63 dari 100) dan kuningnya memudar (5,10 dari 60). Temuan penelitian ini mampu menginformasikan pentingnya perlakuan pendahuluan sebelum penggorengan agar menghasilkan keripik kulit mangga yang bertekstur renyah meskipun perlu perbaikan dari segi warna.
Harmonisasi EVIKA dan METT terhadap IUCN Green List Menuju Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Berstandar Internasional Mangkurat, Bayu
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i2.235

Abstract

Abstrak___________________________________________________________________Dua metode yang digunakan dalam pengukuran efektivitas pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia, yakni metode METT dan EVIKA. METT adalah metode penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia menggunakan sistem Score Card oleh KLHK. Sementara EVIKA adalah metode penilaian yang digunakan oleh KKP menggunakan prinsip pengelolaan adaptif. Terdapatnya perbedaan kriteria hasil pada kedua penilaian, sehingga memerlukan koordinasi dan sinkronisasi agar kedua penilaian tesebut menjadi selaras. Diharapkan dengan adanya harmonisasi ini, metode EVIKA dan METT dapat selaras dan memberikan ukuran kualitas yang diakui secara internasional yang dapat digunakan untuk pemasaran dan promosi kawasan konservasi dalam skala global. Salah satu standar internasional pengukuran efektivitas pengelolaan yang komprehensif, memberikan pengukuran konsisten dan dapat dibandingkan secara global yang bersifat kuantitatif, konsisten, dan mencakup seluruh dimensi konservasi berbasis kawasan adalah IUCN Green List. Diharapkan dengan harmonisasi METT dan EVIKA dapat menjadi inisiasi langkah awal Indonesia dalam mendapatkan IUCN Green List untuk mencapai tata kelola dan pengelolaan kawasan konservasi yang efektif dan adil.Abstract____________________________________________________________________Two methods are used to measure the effectiveness of conservation area management in Indonesia, namely the METT and EVIKA methods. METT is a method for assessing the effectiveness of conservation area management in Indonesia using the scorecard system by the Ministry of Environment and Forestry. Meanwhile, EVIKA is an assessment method used by the KKP using adaptive management principles. There are differences in the outcome criteria for the two assessments, so coordination and synchronization are required so that the two assessments are in harmony. It is hoped that with this harmonization, the EVIKA and METT methods can be harmonized and provide internationally recognized quality measures that can be used for marketing and promoting conservation areas on a global scale. One of the international standards for measuring comprehensive management effectiveness, providing consistent and globally comparable measurements that are quantitative, consistent, and covers all dimensions of area-based conservation is the IUCN Green List. It is hoped that the harmonization of METT and EVIKA can initiate Indonesia's first step in obtaining the IUCN Green List to achieve effective and fair governance and management of conservation areas.
A Mini-Review: Metabolites of Kappaphycus alvarezii Mangkurat, Bayu
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i2.237

Abstract

The aim of this paper is to highlight physiology approach in in the context of seaweed studies, especially Kappaphycus alvarezii. First, introduction about seaweed are reviews. Second, physiology and metabolites studies in seaweed, especially primary metabolites, and secondary metabolites in K. alvarezii are presented and discussed. As conclusion, metabolites studies may provide key sources of information that can be tools to assess the application of biotechnological-based approaches for conservation, industry, and management. .
PANGAN FUNGSIONAL DARI TEMPE NON-KEDELAI: INDONESIA Jayanti, Jienny; Rizkaprilisa, Windy
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i2.242

Abstract

Tempeh is a functional food product which is generally made from soybeans. Until now, the need for soybeans is still largely met by imports. Therefore, it is necessary to study the potential of raw materials from non-soybeans from domestic production to replace soybeans. The aim of this review is to determine the potential of non-soybeans in processing tempeh as a functional food. Various non-soybean varieties such as jack beans, green beans, pigeon peas, lamtoro beans, red beans, peanuts, black soybeans, and saga beans, can be used as an alternative to soybeans as a raw material for making tempeh. The process for making tempeh from non-soybeans is in principle the same as the process for making tempeh from soybeans, the differences are in the length of soaking, boiling/steaming and fermentation. The potential protein content in non-soy tempeh has many benefits due to the presence of bioactive compounds. This non-soybean raw material has the potential to be developed as an alternative raw material to substitute soybeans in making tempeh..
Pengolahan Pascapanen Secara Tradisional untuk Menjaga Ketahanan di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur: Traditional Postharvest to Maintain Resilience on Timor Island, East Nusa Tenggara Province Puspita, Dhanang
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i2.253

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pegolahan pascapanen secara tradisional yang digunakan oleh masyarakat di Pulau Timor untuk menjaga ketahanan pangannya. Metode yang digunakan adalah observasi dengan melakukan studi lapang di desa tradisional ata desa adat di Pulau Timor. Data kualitatif didapatkan dari wawancara dengan penduduk lokal, dan ditambahkan dengan studi literatur, yang didesrkipsikan secara kualitatif. Hasil penelitian, pengeringan bahan pangan dilakukan dengan penjemuran dan pengasapan, yang bertujuan mengurangi kadar air dan menempatkan pada kondisi yang aman dari serangga, jamur, dan mikroorganisme di para-para yang selalu di papar dengan asap. Dengan metode pengasapan, bahan pangan akan lebih awet dan tidak terjadi kerusakan akibat serangan hewan dan jamur. Dapat disimpulkan, teknologi pengeringan dan pengasapan mampu mengawetkan bahan pangan, sehingga bisa mendukung ketahanan pangan di Pulau Timor.
The Effect of Oven and Solar Portable Dryer Drying Methods In Terms Of the Antioxidant Activity of Moringa Oleifera Leaves: Pengaruh Metode Pengeringan Oven dan Solar Portable Dryer Ditinjau Dari Aktivitas Antioksidan Daun Kelor (Moringa oleifera) Monang , Sihombing; Nugroho, Pulung; Yandistara, Mikrando Sheva
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i2.255

Abstract

Drying is a method that is widely used because this method is very simple and cheap. Drying techniques using conventional methods are the most widely used methods in drying food ingredients. Moringa leaves (Moringa oleifera) are a food ingredient widely used as a natural dye and contains many antioxidant components. Antioxidant components such as flavonoids, polyphenols, lycopene, and ß-carotene. In this research, the drying process was carried out by comparing two conventional drying methods by an oven and a portable solar dryer. The research method was carried out using a sample preparation process for the drying process of Moringa leaves, followed by an analysis of antioxidant activity using the DPPH method. From the results of research that has been carried out, antioxidant activity was found to be 5.22% in drying using the oven method and 14.02% in drying using the solar portable dryer method. The conclusion from the research that has been carried out is that the drying method will significantly influence the antioxidant activity of Moringa leaves. Apart from that, temperature conditions and the length of the drying process will also influence antioxidant activity.
Identifikasi Teknik Data Mining Metode Asosiasi: Systematic Literature Review Lutfina, Erba; Yuanita, Syafira Putri; Dimentieva, Imelda; Pribadi, Ahmad Naufal; Syahidan, Mukhammad Shaunan; Safa’at, Mochammad Alief Fauzan Akbar; Loekito, Joseph
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i2.257

Abstract

Data mining is a process of collecting important information from large data. Data mining has many functions, one of which is the description function. In this case, the description function is that later data mining can find certain patterns hidden in data. This research aims to identify which association methods in data mining are most often used, identify the most dominant dataset models in association methods, identify the most relevant journal years in association methods, identify what fields most often use association methods, and find out the objectives of researchers using association methods such as FP-Growth and Apriori in various related journals. Using a Systematic Literature Review (SLR) approach, to answer the research questions that have been prepared from the analysis with a total of 33 related journals. So as a result, this study shows that the application of the SLR method can provide answers to the research questions that have been prepared.