cover
Contact Name
POPPY FRANSISCA AMELIA
Contact Email
poppy@stikesyahoedsmg.ac.id
Phone
+6285727194770
Journal Mail Official
jbsh@unkaha.ac.id
Editorial Address
https://ojs.unkaha.com/ojsn/index.php/jbsh
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
JOURNAL OF BIOMEDICAL SCINECES AND HEALTH
ISSN : 30477182     EISSN : 30626854     DOI : https://doi.org/10.34310/
Core Subject : Health, Science,
SCOPE 1. Biochemistry (medical) This scope includes biochemical mechanisms behind the pathogenesis, diagnosis, and management of human diseases and research concerning the subjects of Medical Biochemistry. 2. Medical Sciences and Pharmacology : This scope includes applications in the health sector (principles, procedures, care, treatment) carried out and developed by health workers. 3. Traditional Herb This scope focus on the cultivation and extraction of raw materials, or the analysis of these materials’ phytochemical or pharmacological effects and toxicity, as well as their potential applications of natural extracts, fractions, or compounds in the formulation of traditional medicine. 4. Biology and Life Science Scientific articles in the scope of biology including: botany, zoology, microbiology, genetics, physiology and conservation. 5. Genetics and Molecular Biology This scope is exploration and conservation of genetic diversity, analysis of gene and protein function, genetic engineering, synthetic biology, multimics (genomics). , transcriptomics, nutrigenomics, etc.) and supported by bioinformatics and big data analysis. 6. Immunology 7. Anatomy and Physiology 8. Tropical infection and parasitology 9. Clinic health sciences.
Articles 22 Documents
PENGARUH AROMATERAPI VARIAN CITRUS TERHADAP KADAR SEROTONIN DARAH (STUDI EKSPERIMENTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR PADA PROGRAM PENGHENTIAN ROKOK) Utami, Kamilia; Qorry Amanda; Conita Yuniarifa; Wignyo Santosa; Amelia Hima Risqia
Journal of Biomedical Sciences and Health Volume 2 Nomor 1 Bulan Februari 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/68mwnv63

Abstract

Penghentian  rokok,  menurunkan  kadar  serotonin  darah  yang  menimbulkan gejala  penarikan  seperti  kecemasan.  Aromaterapi  varian  citrus  memberikan ketenangan  dari  peningkatan  kadar  serotonin  sehingga  menurunkan  gejala putus nikotin. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh aromaterapi varian citrus terhadap kadar serotonin (5-HT) darah tikus jantan galur wistar program penghentian  rokok.  Penelitian  ini  adalah  penelitian  eksperimental  post  only control group design menggunakan 24 tikus jantan galur wistar yang dibagi 4 kelompok random. Kelompok normal diberi pakan standar 36 hari. Kelompok kontrol,  aromaterapi  citrus,  dan  fluoxetine  diberikan  pakan  standar  7  hari dipapar asap rokok 14 batang/hari selama 28 hari, perlakuan sesuai kelompok selama 7 hari. Hari ke-37 tikus diambil darah untuk diperiksa kadar serotonin (5-HT)  menggunakan metode  ELISA.  Data  dianalisis  menggunakan  uji  One Way  Anova.  Rerata  kadar  serotonin  (5-HT)  12,70  ±  13,17  ng/ml  pada kelompok normal, 5,87 ± 6,20 ng/ml kelompok kontrol, 10,49 ± 11,16 ng/ml kelompok  aromaterapi  citrus,  dan  9,88  ±  10,17  ng/ml  kelompok  fluoxetine. Rerata kadar serotonin (5-HT) berbeda signifikan antar kelompoknya melalui uji  One  Way  Anova  (p<0,05)  dilanjutkan  uji  Post  Hoc  LSD  (p<0,05) menunjukkan  perbedaan  bermakna.  Hasil  penelitian  ini  disimpulkan  bahwa aromaterapi citrus berpengaruh terhadap kadar serotonin (5-HT) tikus jantan galur wistar program penghentian rokok. Kata kunci: nikotin, aromaterapi citrus, kadar serotonin (5-HT) ABSTRACT Smoking  cessation,  lowers  blood  serotonin  levels  which  causes  withdrawal symptoms  such  as  anxiety.  Aromatherapy  citrus  variants  provide  calmness from  increased  serotonin  levels  thereby  reducing  nicotine  withdrawal symptoms.  This  study  aims  to  determine  the  effect  of  aromatherapy  citrus variants  on  blood  serotonin  (5-HT)  levels  in  male  wistar  rats  in  a  smoking cessation program. This study is an experimental study post only control group design  using  24  male  wistar rats  divided  into  4 random groups. The normal group  was  given  standard  feed  for  36  days.  The  control  group,  citrus aromatherapy, and fluoxetine were given standard feed for 7 days exposed to cigarette smoke 14 cigarettes/day for 28 days, treatment according to group for 7 days. On the 37th day, blood was taken from the rats to examine serotonin (5-HT) levels using the ELISA method. Data were analyzed using the One Way Anova test. The mean serotonin (5-HT) levels were 12.70 ± 13.17 ng/ml in the normal group, 5.87 ± 6.20 ng/ml in the control group, 10.49 ± 11.16 ng/ml in the citrus aromatherapy group, and 9.88 ± 10.17 ng/ml in the fluoxetine group. The  mean  serotonin  (5-HT)  levels  differed  significantly  between  groups through the One Way Anova test (p<0.05) followed by the Post Hoc LSD test(p<0.05) showing a significant difference. The results of this study concluded that  citrus  aromatherapy  had  an  effect  on  serotonin  (5-HT)  levels  in  male Wistar rats on a smoking cessation program. Keywords: nicotine, citrus aromatherapy, serotonin (5-HT) levels  
Efektivitas Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif terhadap Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Mild Cognitive Impairment di Panti Werdha Fery Agusman MM; Sonhaji; Moch Jamaluddin
Journal of Biomedical Sciences and Health Volume 2 Nomor 1 Bulan Februari 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/2gck1a79

Abstract

Mild Cognitive Impairment (MCI) merupakan kondisi penurunan fungsi kognitif yang memerlukan intervensi dini untuk mencegah progresivitas menuju demensia. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Kognitif dalam meningkatkan fungsi kognitif lansia dengan MCI di Panti Werdha. Menggunakan desain quasi-experimental pre-post test with control group, penelitian melibatkan 60 lansia (30 intervensi, 30 kontrol) yang dipilih melalui purposive sampling. Kelompok intervensi menerima TAK Stimulasi Kognitif dua kali seminggu selama 8 minggu, sementara kelompok kontrol menerima aktivitas rutin panti. Pengukuran fungsi kognitif menggunakan Montreal Cognitive Assessment (MoCA). Hasil menunjukkan peningkatan signifikan skor MoCA pada kelompok intervensi (p<0.001) dibanding kontrol, dengan perbedaan mean 3.8 poin. TAK Stimulasi Kognitif terbukti efektif meningkatkan fungsi kognitif lansia dengan MCI dan potensial diimplementasikan dalam program rutin panti werdha. Keywords: stimulasi kognitif, terapi aktivitas kelompok, mild cognitive impairment, lansia, panti werdha   ABSTRACT Mild Cognitive Impairment (MCI) is a condition of cognitive decline requiring early intervention to prevent progression to dementia. This study aimed to analyze the effectiveness of Group Cognitive Stimulation Therapy (GCST) in improving cognitive function among elderly with MCI in nursing homes. Using a quasi-experimental pre-post test with control group design, the study involved 60 elderly participants (30 intervention, 30 control) selected through purposive sampling. The intervention group received GCST twice weekly for 8 weeks, while the control group participated in routine nursing home activities. Cognitive function was measured using the Montreal Cognitive Assessment (MoCA). Results showed a significant improvement in MoCA scores in the intervention group (p<0.001) compared to the control group, with a mean difference of 3.8 points. GCST proved effective in improving cognitive function among elderly with MCI and shows potential for implementation in routine nursing home programs. Keywords: cognitive stimulation, group activity therapy, mild cognitive impairment, elderly, nursing home
Analysis of Beta-Amyloid in Plasma as Early Diagnostic Biomarkers of Alzheimer's Disease in the Elderly Population Fery Agusman MM; Fitra Adi; Poppy Fransisca A
Journal of Biomedical Sciences and Health Volume 2 Nomor 1 Bulan Februari 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/yp2kw335

Abstract

Penyakit Alzheimer merupakan gangguan neurodegeneratif progresif yang menjadi penyebab utama demensia pada populasi lanjut usia. Deteksi dini sangat penting untuk penanganan yang lebih efektif. Beta-amyloid (Aβ) plasma telah muncul sebagai biomarker potensial untuk diagnosis dini Alzheimer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar beta-amyloid dalam plasma sebagai biomarker diagnostik dini penyakit Alzheimer pada populasi lanjut usia. Studi kasus-kontrol observasional ini melibatkan 20 partisipan: 11 dari Puskesmas A, 9 dari Puskesmas B, dan 10 kontrol sehat. Kadar Aβ42 dan Aβ40 plasma diukur menggunakan teknik ELISA. Penilaian kognitif dilakukan menggunakan MMSE dan MoCA. Analisis statistik meliputi perbandingan antar kelompok, korelasi dengan skor kognitif, dan analisis kurva ROC. Ditemukan perbedaan signifikan dalam kadar Aβ42 (p=0,023) dan rasio Aβ42/Aβ40 (p<0,001) antara kelompok Alzheimer dan kontrol. Rasio Aβ42/Aβ40 berkorelasi kuat dengan skor MMSE (r=0,684, p<0,001) dan MoCA (r=0,712, p<0,001). Analisis ROC menunjukkan akurasi diagnostik yang baik untuk rasio Aβ42/Aβ40 (AUC=0,863, 95% CI: 0,728-0,998) dengan nilai cut-off optimal 0,126 (sensitivitas 85%, spesifisitas 80%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Aβ42/Aβ40 plasma memiliki potensi sebagai biomarker diagnostik dini untuk penyakit Alzheimer pada populasi lanjut usia. Temuan ini membuka jalan bagi pengembangan tes darah yang kurang invasif untuk skrining dan diagnosis dini Alzheimer, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TULANG IKAN CAKALANG (Katsuwanus pelamis) TERHADAP KEMAMPUAN EPITELISASI PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI LUKA BAKAR uma, wasukmawati98; Wahdaniar; Muhammad Asri
Journal of Biomedical Sciences and Health Volume 2 Nomor 1 Bulan Februari 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/ypwcqe13

Abstract

Luka bakar adalah cedera kulit yang disebabkan oleh panas, biasanya akibat kontak dengan permukaan panas. Kerusakan akibat luka bakar dapat merusak lapisan kulit jaringan epidermis, dermis dan hypodermis. Luka bakar menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh yang dapat melibatkan jaringan ikat, otot, kulit saraf dan robeknya pembuluh darah yang akan mengganggu hemostatis tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi efektif ekstrak etanol tulang ikan cakalang (K. pelamis) pada efek pitelialisasi tikus yang diinduksi luka bakar. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok negatif (KN) diberi aquades, kelompok positif (K+) diberi NaCl0,9%, kelompok perlakuan (K1), (K2), dan (K3) diberi ekstrak etanol tulang ikan cakalang (K. pelamis) dengan konsentrasi 40%, 60% dan 80%. Perlakuan luka bakar pada dorsal tikus menggunakan besi plat ukuran 2 mm pada yang dipanasi suhu 60° dan ditempelkan selama 30 detik di punggung tikus. Terapi tersebut diberikan dua kali sehari selama 14 hari. Pengukuran luas luka adalah dilakukan setiap hari. Pengumpulan data dilakukan secara statistik dengan menggunakan Anova Satu   Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif tidak signifikan berbeda dengan kelompok ekstrak yang diberikan dengan konsentrasi 40% dan 60%, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa etanol ekstrak daun gulma siam berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan luka pada tikus yang diinduksi luka bakar dengan cara yang efektif konsentrasi 80%.
PEPPERMINT OIL INHALATION REDUCES ARI (ACUTE RESPIRATORY TRACT INFECTION) SYMPTOMS IN TODDLER Mei Lia Nindya Zulis; Khesva Aheni; Siti Nur Umariyah F; Dyah Ayu Wulandari
Journal of Biomedical Sciences and Health Volume 2 Nomor 1 Bulan Februari 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/z0hpay80

Abstract

ISPA merupakan suatu penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas (hidung). ISPA sering ditemukan dengan gejala awal demam, batuk, hidung tersumbat dan sakit tenggorokan. Komplikasi yang bisa terjadi anatara lain bronchitis, sinusitis, laryngitis, kejang, demam dan mengenai jaringan paru-paru sehingga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh inhalasi peppermint oil terhadap gejala ISPA pada balita. Jenis penelitian kuantitatif berupa Quasy eksperimen. Desain penelitian one group pretest-posttest design without control dengan 16 sampel. Variabel independen adalah memberikan inhalasi peppermint oil, untuk variabel dependen adalah gejala ISPA. Responden adalah balita usia 4 tahun dengan ISPA bukan pneumonia diukur gejala ISPA sebelum intervensi dan sesudah intervensi. Instrumen yang digunakan lembar observasi untuk mengukur gejala ISPA. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p 0,000 artinya bahwa inhalasi peppermint oil berpengaruh terhadap gejala ISPA pada balita. Kesimpulan : Ada perubahan gejala ISPA pada balita sebelum dan sesudah diberikan inhalasi peppermint oil.   Kata Kunci : ISPA, Peppermint Oil, Balita   ABSTRACT ARI (Acute Respiratory Tract Infection) is an infectious disease of the upper respiratory tract (nose). ARI is often found with initial symptoms of fever, cough, blocked nose and sore throat. Complications that can occur include bronchitis, sinusitis, laryngitis, seizures, fever and lung tissue which can cause pneumonia. The aim of the research is to determine the effect of peppermint oil inhalation on ARI symptoms in toddlers. The type of quantitative research is a quasi experiment. The research design was one group pretest-posttest design without control with 16 samples. The independent variable is giving peppermint oil inhalation, the dependent variable is ARI symptoms. Respondents were toddlers aged 4 years with ARI, not pneumonia, and ARI symptoms were measured before the intervention and after the intervention. The instrument used observasional sheet to measure ARI symptoms. The results of the Wilcoxon test obtained a p value of 0.000, meaning that inhalation of peppermint oil had an effect on ARI symptoms in toddlers. Conclusion: There were changes in ARI symptoms in toddlers before and after inhalation of peppermint oil.   Key word : ARI, peppermint oil, toddler  
HARNESSING THE POTENTIAL OF ASTAXANTHIN FROM Haematococcus pluvialis IN BIOMEDICAL SCIENCE: A NARRATIVE REVIEW Prayogo, Fitra Adi; Mellyaning Oktavia Sonya Kirana Sari; Ni Nyoman Maryaningtyas Adinatha
Journal of Biomedical Sciences and Health Volume 2 Nomor 1 Bulan Februari 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/bp77ad50

Abstract

Astaxanthin merupakan karotenoid bernilai tinggi dengan berbagai aplikasi, salah satunya dalam bidang ilmu biomedis. Haematococcus pluvialis dianggap sebagai sumber astaxanthin alami yang paling menjanjikan karena dapat mengakumulasi hingga 5% dari berat keringnya dalam kondisi yang penuh tekanan. Potensi aplikasi astaxanthin dalam biomedis sangat luas. Dari efek neuroprotektif hingga sifat antikanker dan manfaat kardiovaskularnya, astaxanthin telah menunjukkan janji dalam mengatasi beberapa tantangan kesehatan yang paling mendesak. Selain itu, sifat antiinflamasinya dan kemampuannya untuk memodulasi berbagai jalur pensinyalan semakin menggarisbawahi potensinya sebagai agen terapeutik. Tinjauan naratif ini memberikan sintesis komprehensif dari penelitian terkini tentang astaxanthin, merinci sifat biologisnya, tantangan budidaya, dan aplikasi terapeutik yang luas. Wawasan utama meliputi efek neuroprotektif, antiinflamasi, antikanker, dan kardioprotektifnya, yang didukung oleh struktur molekulnya yang unik dan sifat amfifiliknya. Dengan mengevaluasi secara kritis kemajuan terkini dalam teknik budidaya, ekstraksi, dan formulasi, tinjauan ini mengidentifikasi keterbatasan saat ini dan menguraikan berbagai kemungkinan untuk penelitian di masa mendatang. Secara keseluruhan, astaxanthin merupakan agen multifaset dengan potensi klinis yang signifikan, yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan bioavailabilitas dan kemanjuran terapeutiknya..   Kata kunci: Astaxanthin; Haematococcus pluvialis; Antioksidan; Aplikasi biomedis   ABSTRACT Astaxanthin is a high-value carotenoid with various applications, one of which is in biomedical science. Haematococcus pluvialis is considered the most promising source of natural astaxanthin as it can accumulate up to 5% of its dry weight under stressful conditions. The potential applications of astaxanthin in biomedicine are vast. From its neuroprotective effects to its anticancer properties and cardiovascular benefits, astaxanthin has shown promise in addressing some of the most pressing health challenges. Moreover, its anti-inflammatory properties and ability to modulate various signaling pathways further underscore its potential as a therapeutic agent. This narrative review provides a comprehensive synthesis of current research on astaxanthin, detailing its biological properties, cultivation challenges, and wide-ranging therapeutic applications. Key insights include its neuroprotective, anti-inflammatory, anti-cancer, and cardioprotective effects, underpinned by its unique molecular structure and amphiphilic nature. By critically evaluating recent advancements in cultivation, extraction, and formulation techniques, this review identifies current limitations and outlines potential avenues for future research. Overall, astaxanthin represents a multifaceted agent with significant clinical potential, warranting further studies to optimize its bioavailability and therapeutic efficacy. Keywords: Astaxanthin; Haematococcus pluvialis; Antioxidant; Biomedical applications
Perbandingan Metode Soxhletasi dan Perebusan untuk Isolasi Kafein dari Daun Teh Huda, Muhammad Badrul; Prayogo, Fitra Adi
Journal of Biomedical Sciences and Health Volume 2 Nomor 1 Bulan Februari 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/z33a0j76

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memurnikan kafein dari daun teh (Camellia sinensis) menggunakan dua metode ekstraksi: soxhletasi dan perebusan. Prinsip "like dissolves like" diterapkan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi kafein. Kedua metode diikuti dengan kristalisasi dan rekristalisasi untuk meningkatkan kemurnian kafein yang diisolasi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan dalam rendemen dan kemurnian kafein yang diperoleh. Metode perebusan menghasilkan rendemen kafein sebesar 0,38% dengan titik leleh 235°C, mendekati nilai literatur untuk kafein murni (235-238°C). Sebaliknya, metode soxhletasi menghasilkan rendemen lebih rendah sebesar 0,008% dengan titik leleh 210°C, mengindikasikan kemurnian yang lebih rendah. Analisis visual kristal kafein juga menunjukkan perbedaan, dengan metode perebusan menghasilkan kristal putih-hijau dan metode soxhletasi menghasilkan kristal oranye-coklat. Penelitian ini menyoroti pentingnya pemilihan metode ekstraksi yang tepat untuk optimalisasi hasil dan kemurnian kafein dari daun teh, dengan implikasi signifikan untuk aplikasi dalam industri makanan, minuman, dan farmasi. Kata kunci: Caffeine, Tea Leaves, Soxhlet Extraction, Boiling Method, Crystallization   ABSTRACT This study aimed to isolate and purify caffeine from tea leaves (Camellia sinensis) using two extraction methods: soxhletation and boiling. The principle of "like dissolves like" was applied in selecting solvents for the extraction of caffeine, a nonpolar compound that is more soluble in organic solvents. Both methods were followed by crystallization and recrystallization to improve the purity of the isolated caffeine. The results showed significant differences in the yield and purity of the caffeine obtained. The boiling method produced a caffeine yield of 0.38% with a melting point of 235°C, close to the literature value for pure caffeine (235-238°C). In contrast, the soxhletation method produced a lower yield of 0.008% with a melting point of 210°C, indicating lower purity. Visual analysis of the caffeine crystals also showed differences, with the boiling method producing white-green crystals and the soxhletation method producing orange-brown crystals. This study highlights the importance of selecting an appropriate extraction method to optimize the yield and purity of caffeine from tea leaves, with significant implications for applications in the food, beverage and pharmaceutical industries. Keywords: Caffeine, Tea Leaves, Soxhlet Extraction, Boiling Method, Crystallization
KARAKTERISASI KOLAGEN TULANG IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DENGAN HIDROLISIS MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL Melati, Wa Melati; miladiarsi; Juniati binti Lukman
Journal of Biomedical Sciences and Health Vol. 2 No. 2 (2025): Volume 2 Nomor 2 Agustus 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/a9y5bf93

Abstract

Kolagen merupakan salah satu jenis protein yang banyak terkandung di jaringan hewan salah satunya yaitu ikan cakalang Tulang ikan cakalang kaya akan nutrisi, mengandung 15 jenis asam 20,15% protein dan sekitar 30% adalah kolagen. Tulang ikan cakalang dapat dimanfaatkan sebagai sumber kolagen alternatif. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rendemen kolagen yang dihasilkan dari ekstrak tulang ikan cakalang menggunakan pelarut Etanol. Penelitian ini merupakan desain penelitian kuantitaf dengan jenias penelitian eksperimental. Tulang ikan cakalang di rendam menggunakan etanol 95% selama 37 jam. Dihasilkan nilai rendemen kolagen 9,76%, kadar air sebanyak 1,01 % dan kadar abu sebanyak 0,036 % nilai tersebut masih memenuhui satnadar SNI kolagen, kadar protein yang di daptkan pada penelitian ini yaitu sebanyak 0,996% dan hasil FTIR pada penenlitian ini di dapatkan gugus fungsi Amida A, B, I, II, dan III. Hal ini menunjukkan bahawa hasil dari penelitian benar-benar kolagen dan belum terdenaturasi menjadi gelatin. Kata Kunci : Kolagen, Protein, Tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), Etanol   Collagen is one type of protein that is widely contained in animal tissues, one of which is skipjack. Skipjack bones (K. pelamis) are rich in nutrients, containing 15 types of acids 20.15% protein and about 30% is collagen. Skipjack bones can be utilized as an alternative collagen source. The main objective of this study was to determine the yield value of collagen produced from skipjack bone extract using Ethanol solvent. This research is a quantitative research design with experimental research type. Tuna bones were soaked using 95% ethanol for 37 hours. The resulting collagen yield value is 9.76%, water content is 1.01% and ash content is 0.036%, this value still meets the SNI collagen level, the protein content obtained in this study is 0.996% and the FTIR results in this research obtained the NH, NH, CH, C=O and C-N functional groups. This shows that the results of the study are really collagen and have not been denatured into gelatin. Keywords: Collagen, Protein, Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) bones, Ethanol
Karakterisasi Kolagen Tulang ikan Cakalang Katsuwonus pelamis Dengan Hidrolisis Menggunakan Natrium Hidroksida Abdul Rahman, Nur Aini; Wahdaniar; Nur Insani Amir
Journal of Biomedical Sciences and Health Vol. 2 No. 2 (2025): Volume 2 Nomor 2 Agustus 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/0dckd260

Abstract

Kolagen merupakan protein struktural utama yang ditemukan dalam jaringan ikat hewan vertebrata, mencakup 25-30% dari total protein hewani. Kolagen dari tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), memanfaatkan potensi melimpah dari perairan Indonesia. Kolagen, sebagai limbah perikanan dengan sifat biokompatibel dan rendah antigenisitas, memiliki aplikasi luas di industri kosmetik, farmasi, dan pangan. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut natrium hidroksida (NaOH) 5% selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak kolagen sebesar 29,85% dari berat simplisia, yang dianggap baik karena melebihi 10%. Karakterisasi proksimat memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 8076:2014), dengan kadar air 4,03% (maks. 16%) dan kadar abu 0,18% (maks. 3,25%), serta karakteristik organoleptik kental, coklat kehitaman, dan berbau tengik. Analisis gugus fungsi menggunakan FTIR mengidentifikasi puncak serapan khas kolagen seperti NH₂, NH, -CH, C=O, dan C-N. Namun, kadar protein yang diperoleh melalui metode Lowry sangat rendah (0,994 ppm atau 0,397%). Rendahnya nilai ini diduga disebabkan oleh perbedaan metode analisis dibandingkan penelitian lain (misalnya metode Kjeldahl) serta potensi ketidaksesuaian komposisi protein sampel dengan standar yang digunakan pada metode Lowry, mengindikasikan perlunya optimasi lebih lanjut.
CHARACTERIZATION OF LACTIC ACID BACTERIA FROM CHAO PANGKEP FOOD FERMENTATION PRODUCTS Ardeni, Iswan; Ade Irma; Juniati binti Lukman
Journal of Biomedical Sciences and Health Vol. 2 No. 2 (2025): Volume 2 Nomor 2 Agustus 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/26e37b52

Abstract

Chao merupakan makanan fermentasi tradisional khas Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, yang dibuat dari campuran ikan, nasi, dan garam. Proses fermentasi pada Chao menghasilkan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri asam laktat (BAL), yaitu mikroorganisme yang berperan penting dalam pengawetan, pembentukan cita rasa, dan berpotensi sebagai probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi BAL dari Chao berdasarkan ciri morfologi, mikroskopis, serta sifat biokimia dan fisiologis. Isolasi dilakukan menggunakan media MRS agarengan ocal pengenceran bertingkat, sedangkan karakterisasi mencakup uji morfologi koloni, pewarnaan Gram, bentuk sel, uji katalase, TSIA, sitrat, indol, motilitas, dan ketahanan terhadap kondisi asam. Hasil menunjukkan terdapat 16 isolat dengan morfologi koloni seragam. Sebagian besar ocale menunjukkan karakteristik khas BAL, seperti Gram positif, berbentuk basil, dan katalase ocale. Beberapa ocale juga mampu beradaptasi pada lingkungan asam dan memfermentasi gula tertentu. Temuan ini menunjukkan bahwa Chao Pangkep merupakan sumber potensial ocale BAL ocal yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk aplikasi pangan fungsional maupun bioteknologi. Kata Kunci : Bakteri Asam laktat, Chao, Fermentasi Tradisional, Karakterisasi, Probiotik ABSTRACT Chao is a traditional fermented food from Pangkep Regency, South Sulawesi, made from a mixture of fish, rice and salt. The fermentation process in Chao produces a favorable environment for the growth of lactic acid bacteria (LAB), which are microorganisms that play an important role in preservation, flavor formation, and potentially as probiotics. This study aimed to isolate and characterize LAB from Chao based on morphological, microscopic, and biochemical and physiological characteristics. Isolation was done using MRS agar media with multistage dilution technique, while characterization included colony morphology test, Gram staining, cell shape, catalase test, TSIA, citrate, indole, motility, and resistance to acidic conditions. The results showed there were 16 isolates with uniform colony morphology. Most of the isolates showed typical LAB characteristics, such as Gram positive, bacillus-shaped, and catalase negative. Some isolates were also able to adapt to acidic environments and ferment certain sugars. These findings suggest that Chao Pangkep is a potential source of local LAB isolates that can be further developed for functional food and biotechnology applications Keywords: Lactic Acid Bacteria, Chao, Traditional Fermentation, Characterization, Probiotic

Page 2 of 3 | Total Record : 22