Pada tahun 5 Masehi sebelum masuknya agama Islam di Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia menganut agama Hindu-Buddha. Dalam kepercayaan agama Hindu-Buddha, dikenal dengan adanya istilah candi. Berbeda dengan agama Islam, dalam agama Islam dikenal dengan adanya istilah musala. Musala adalah tempat ibadah yang menyerupai masjid hanya saja memiliki ukuran yang lebih kecil. Dalam penelitian ini penulis akan membahas terkait Candi Dermo dan Musala Baiturrohman. Pada hakikatnya latar belakang dari penelitian ini adalah untuk membandingkan arah kiblat antara candi Dermo dengan musala yang berada tepat di sampingnya yakni Musala Baiturrohman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan arah kiblat menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk Candi Dermo dan musala Baiturrohman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang mana memiliki dua objek yaitu candi Dermo dan musala sebelahnya (Baiturrohman). Sumber data diperoleh dari hasil observasi serta dari beberapa buku, jurnal, serta dari media internet. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya terdapat perbedaan hasil perhitungan arah kiblat meskipun tidak terlalu signifikan yang mana hanya berbeda pada detiknya saja. Selisih yang didapat yakni ( yang mana Candi Dermo memiliki sudut B ( dan mushola disebelahnya memiliki sudut B (, hal tersebut bisa terjadi salah satunya karena faktor lokasi antara Candi Dermo  dan Musala Baiturrohman yang memang berdekatan. Kata Kunci:         Candi Dermo, Musala, Arah kiblat.   Abstract:              In 5 AD, before the entry of Islam in Indonesia, most Indonesians adhered to the Hindu-Buddhist religions and recognized temples as places of worship. In contrast to Islam, which recognizes the term musala. Musala is a place of worship that resembles a mosque but is smaller. In this research, the author will discuss Dermo Temple and Musala Baiturrohman. In essence, the background of this research is to compare the Qibla direction between Dermo Temple and the Musala that is right next to it, namely Musala Baiturrohman. This study aims to determine the Qibla direction calculation using the formula chosen for Dermo Temple and Baiturrohman Musala. The method used in this research is a quantitative method that has two objectives, namely, Dermo temple and the next musala. Data sources were obtained from observations as well as from several books, journals, and internet media. The results obtained from this study show that there are differences in the results of the calculation of Qibla direction, even though it is not too significant, which only differ in seconds. The difference obtained is ( Where Dermo Temple has angle B  And the musala next to it has angle B This can occur due to location factors between Dermo Temple and Musala Baiturrohman, which are indeed close together. Keywords:           Dermo temple, Musala, Qibla direction. Pada tahun 5 Masehi sebelum masuknya agama Islam di Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia menganut agama Hindu-Buddha. Dalam kepercayaan agama Hindu-Buddha, dikenal dengan adanya istilah candi. Berbeda dengan agama Islam, dalam agama Islam dikenal dengan adanya istilah musala. Musala adalah tempat ibadah yang menyerupai masjid hanya saja memiliki ukuran yang lebih kecil. Dalam penelitian ini penulis akan membahas terkait Candi Dermo dan Musala Baiturrohman. Pada hakikatnya latar belakang dari penelitian ini adalah untuk membandingkan arah kiblat antara candi Dermo dengan musala yang berada tepat di sampingnya yakni Musala Baiturrohman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan arah kiblat menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk Candi Dermo dan musala Baiturrohman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang mana memiliki dua objek yaitu candi Dermo dan musala sebelahnya (Baiturrohman). Sumber data diperoleh dari hasil observasi serta dari beberapa buku, jurnal, serta dari media internet. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya terdapat perbedaan hasil perhitungan arah kiblat meskipun tidak terlalu signifikan yang mana hanya berbeda pada detiknya saja. Selisih yang didapat yakni ( yang mana Candi Dermo memiliki sudut B ( dan mushola disebelahnya memiliki sudut B (, hal tersebut bisa terjadi salah satunya karena faktor lokasi antara Candi Dermo  dan Musala Baiturrohman yang memang berdekatan. Kata Kunci:         Candi Dermo, Musala, Arah kiblat.   Abstract:              In 5 AD, before the entry of Islam in Indonesia, most Indonesians adhered to the Hindu-Buddhist religions and recognized temples as places of worship. In contrast to Islam, which recognizes the term musala. Musala is a place of worship that resembles a mosque but is smaller. In this research, the author will discuss Dermo Temple and Musala Baiturrohman. In essence, the background of this research is to compare the Qibla direction between Dermo Temple and the Musala that is right next to it, namely Musala Baiturrohman. This study aims to determine the Qibla direction calculation using the formula chosen for Dermo Temple and Baiturrohman Musala. The method used in this research is a quantitative method that has two objectives, namely, Dermo temple and the next musala. Data sources were obtained from observations as well as from several books, journals, and internet media. The results obtained from this study show that there are differences in the results of the calculation of Qibla direction, even though it is not too significant, which only differ in seconds. The difference obtained is ( Where Dermo Temple has angle B  And the musala next to it has angle B This can occur due to location factors between Dermo Temple and Musala Baiturrohman, which are indeed close together. Keywords:           Dermo temple, Musala, Qibla direction.