cover
Contact Name
Nurbaiti
Contact Email
jurnal.inabhs@gmail.com
Phone
+62231 - 483928
Journal Mail Official
jurnal.inabhs@gmail.com
Editorial Address
Kampus IV UGJ Jl. Taman Pemuda Komp. Stadion Bima Cirebon, Indonesia, Cirebon, Provinsi Jawa Barat, 45123
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science)
ISSN : 29633214     EISSN : 29633214     DOI : https://doi.org/10.33603/.v4i1
Core Subject : Health, Science,
Focus The Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science (InaBHS) is a peer-reviewed, open-access journal dedicated to advancing knowledge and research in the fields of biomedicine and health sciences. Our primary aim is to provide a platform for researchers, academics, and practitioners to disseminate their original research findings and to facilitate the exchange of scientific information that is relevant to human health and disease. We strive to publish high-quality research that contributes to the understanding, diagnosis, treatment, and prevention of diseases, with a particular focus on topics relevant to the Indonesian and international health landscape. Scope InaBHS welcomes the submission of original research articles, review articles, and case reports. The scope of the journal is interdisciplinary and covers a wide range of topics within the biomedical and health sciences, including but not limited to: Biomedical Sciences: Anatomy Biochemistry Biomedical Genetics Biotechnology Cell and Molecular Biology Histology Immunology Microbiology Pathology Pharmacology and Toxicology Physiology Health Sciences: Epidemiology Global Health Health Policy and Management Public Health and Community Medicine The journal encourages submissions that have a clear clinical or public health relevance. We are particularly interested in studies that address prevalent health issues in Indonesia and Southeast Asia, as well as those that explore the use of local resources in health and medicine.
Articles 20 Documents
Pemilihan Peptida Immunogenik E6 Human Papiloma Virus 16 sebagai Kandidat Vaksin kuratif dengan menggunakan Next-Generation IEDB Tools Widyaningtyas, Silvia Tri; Pratiwi, Ekawati Betty; Bela, Budiman
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 3 No 2 (2024): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v3i2.10519

Abstract

ABSTRAK Kanker serviks atau kanker mulut rahim merupakan salah satu penyebab kematian tinggi sampai saat ini. Kanker ini dikaitkan dengan infeksi Human Pappiloma virus (HPV). Vaksinasi merupakan salah satu metode pencegahan yang cukup efektif untuk mencegah kanker serviks. Vaksin yang beredar saat ini efektif untuk mencegah infeksi HPV, namun kurang efektif jika diberikan pada orang yang telah terinfeksi. Hal tersebut dikaitkan dengan jalur kekebalan tubuh yang diinduksi oleh vaksin tersebut. Dalam penelitian ini dirancang antigen HPV 16 yang dapat digunakan dalam pengembangan vaksin terapetik yang ditujukan untuk meningkatkan respon kekebalan seluler yand secara spesifik dapat menghancurkan sel kanker servik. Pemilihan dan karakterisasi antigen dilakukan dengan menerapkan Bioinformatika. Parameter yang dinilai antara lain kemampuan antigen diproses dan dipresentasikan oleh sel tubuh pada sel kekebalan tubuh yang bertanggung jawab pada eliminasi sel kanker, yaitu sel CD8. Hasil studi menunjukkan diperoleh epitop CD8 yang dikenali oleh beberapa jenis HLA. Bioinformatika dapat digunakan untuk mencari epitop.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK BIJI MANGGA (Mangifera indica L.) VARIETAS GEDONG GINCU TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli ATCC 6739 Januar, Henny Sholihat; Marfuati, Sri; Apriyanto, Dadan Ramadhan
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 3 No 2 (2024): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v3i2.10522

Abstract

Latar Belakang: Bakteri Escherichia coli termasuk bakteri yang dapat menyebabkan keluhan diare yang disebut sebagai diarrheagenic E. coli. Kejadian diare di dunia mencapai 2 miliar setiap tahunnya dengan angka kematian sebanyak 1,9 juta anak. Namun penggunaan antibiotik jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya resistensi, sehingga diperlukan pengobatan alternatif dari bahan alami dari tanaman seperti biji, daun, kulit dan yang lainnya. Salah satunya yaitu biji mangga mengandung senyawa yang bersifat antibakteri yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Tujuan: Mengetahui aktivitas ekstrak biji mangga (Mangifera Indica L.) varietas gedong gincu terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian post-test only control group design. Sampel penelitian ini adalah bakteri Escherichia coli galur murni yang dibiakan pada media Muller Hinton Agar yang sesuai standar Mc Farland. Pengujian antibakteri menggunakan metode sumuran untuk melihat zona hambat ekstrak ini terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Hasil: Pada hasil daya hambat paling besar terdapat pada kelompok perlakuan dengan kosentrasi 100% dengan rerata daya hambat 16,1 mm dan daya hambat paling rendah pada konsentrasi 0,1% sebesar 2,41 mm. Hasil uji oneway anova didapatkan hasil p < 0,001 yang menunjukan terdapat adanya perbedaan daya hambat pada setiap kosentrasi ekstrak biji mangga (Mangifera Indica L.) varietas gedong gincu terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Simpulan: Ekstrak biji mangga (Mangifera indica L.) varietas memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli. Kata Kunci: Biji Mangga Gedong Gincu, Escherichia coli. ABSTRACT Introduction: Escherichia coli bacteria including bacteria that can cause complaints of diarrhea are called diarrheagenic E. coli. The incidence of diarrhea in the world reaches 2 billion each year with a mortality rate of 1.9 million children. However, long-term use of antibiotics can cause resistance, so alternative treatments are needed from natural ingredients from plants such as seeds, leaves, skin and others. One of them is that mango seeds contain compounds that are antibacterial, namely alkaloid compounds, flavonoids, saponins and tannins. Aim: To determine the activity of mango seed extract (Mangifera Indica L.) gedong gincu variety on the growth of Escherichia coli. Methods: This research is an experimental research using a post-test only control group design. The sample for this study was a pure strain of Escherichia coli bacteria cultured on Muller Hinton Agar media according to Mc Farland standards. Antibacterial testing used the well method to see the zone of inhibition of this extract against the growth of Escherichia coli bacteria. Results The results of the greatest inhibition were found in the treatment group with a concentration of 100% with an average inhibition of 16.1 mm and the lowest inhibition at a concentration of 0.1% of 2.41 mm. The results of the oneway anova test obtained p <0.001 which indicated that there were differences in inhibition at each concentration of the seed extract of the gedong gincu variety of mango (Mangifera Indica L.) on the growth of Escherichia coli. Conclutions: Mango seed extract (Mangifera indica L.) varieties have antibacterial activity against Escherichia coli.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli Putri, Inayati Diana; Marfuati, Sri; Weni, Mustika
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 3 No 2 (2024): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v3i2.10523

Abstract

Latar Belakang : Escherichia coli merupakan bakteri penyebab diare. Banyak yang melaporkan terjadinya resistensi antibiotik terhadap Escherichia coli. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif pengobatan. Beberapa penelitian mengatakan Daun Kemangi mengandung zat metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan : Mengetahui Daya Hambat Fraksi Etil Asetat Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian post-test only control grup design. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok, yaitu 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan terdiri dari fraksi etil asetat dari daun kemangi konsentrasi 12,5%, 25% , 50% . Kelompok kontrol yaitu kontrol positif (K(+)) dengan cotrimoxazole dan kontrol negatif (K(-)) yaitu Dimetil Sulfoksida (DMSO) 10%. Data diuji menggunakan uji Kruskal wallis dan dilanjutkan dengan uji beda Mann Whitney Hasil : Pada uji Kruskal walls terdapat perbedaan yang signifikan (p-value < 0,050), terhadap pemberian perlakuan fraksi etil asetat daun kemangi. Didapat rerata terbesar yaitu pada fraksi etil asetat konsentrasi 12,5% 28960000000. Dilanjutkan dengan uji Mann whitney untuk mengetahui perbedaan antar kelompok, didapatkan perbedaan daya hambat pada masing-masing konsentrasi Kesimpulan : Kadar hambat minimum dari fraksi etil asetat daun kemangi terhadap pertumbuhan Escherichia coli konsentrasi 12,5% dengan nilai TPC sebesar 28960000000, dan terdapat perbedaan yang bermakna setiap konsentrasi fraksi etil asetat daun kemangi terhadap pertumbuhan Escherichia coli Kata Kunci : Daun Kemangi, Fraksi, Escherichia coli
UJI EFEKTIVITAS ANTIVIRUS EKSTRAK KULIT BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP REPLIKASI VIRUS DENGUE SEROTIPE 2 NEW GUINEA C Rahmania, Elisvia; Amanah; Fitriani, Hikmah
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 3 No 2 (2024): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v3i2.10524

Abstract

Latar Belakang : Escherichia coli merupakan bakteri penyebab diare. Banyak yang melaporkan terjadinya resistensi antibiotik terhadap Escherichia coli. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif pengobatan. Beberapa penelitian mengatakan Daun Kemangi mengandung zat metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan : Mengetahui Daya Hambat Fraksi Etil Asetat Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian post-test only control grup design. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok, yaitu 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan terdiri dari fraksi etil asetat dari daun kemangi konsentrasi 12,5%, 25% , 50% . Kelompok kontrol yaitu kontrol positif (K(+)) dengan cotrimoxazole dan kontrol negatif (K(-)) yaitu Dimetil Sulfoksida (DMSO) 10%. Data diuji menggunakan uji Kruskal wallis dan dilanjutkan dengan uji beda Mann Whitney Hasil : Pada uji Kruskal walls terdapat perbedaan yang signifikan (p-value < 0,050), terhadap pemberian perlakuan fraksi etil asetat daun kemangi. Didapat rerata terbesar yaitu pada fraksi etil asetat konsentrasi 12,5% 28960000000. Dilanjutkan dengan uji Mann whitney untuk mengetahui perbedaan antar kelompok, didapatkan perbedaan daya hambat pada masing-masing konsentrasi Kesimpulan : Kadar hambat minimum dari fraksi etil asetat daun kemangi terhadap pertumbuhan Escherichia coli konsentrasi 12,5% dengan nilai TPC sebesar 28960000000, dan terdapat perbedaan yang bermakna setiap konsentrasi fraksi etil asetat daun kemangi terhadap pertumbuhan Escherichia coli Kata Kunci : Daun Kemangi, Fraksi, Escherichia coli
AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP Malassezia furfur Nurdianti, Helma; Brajawikalpa, Rama Samara; Mulyaningsih, Ruri Eka Maryam
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 3 No 2 (2024): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v3i2.10525

Abstract

Latar Belakang: Pertumbuhan Malassezia furfur secara berlebihan dapat menyebabkan penyakit ketombe dan jika dibiarkan akan menjadi dermatitis seboroik di kulit kepala. Prevalensi ketombe di dunia mencapai 15-20% dan di Indonesia >70% populasi. Daun alpukat (Persea americana Mill.) memiliki senyawa bioaktif sebagai antijamur yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan. Tujuan: Mengetahui efektivitas antijamur ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Malassezia furfur. Metode: Desain penelitian menggunakan post-test only with control group design dengan 8 kelompok terdiri dari 6 kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, serta 2 kelompok kontrol, yaitu kelompok kontrol (+) yang diberi ketokonazol dan kontrol (-) yang diberi DMSO 10%. Pengujian menggunakan metode dilusi padat dengan media Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Hasil: Ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) dengan konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100% secara signifikan dapat menghambat pertumbuhan Malassezia furfur (p value < 0,05) dengan rerata TPC secara berturut-turut sebanyak 7,8 x 108 CFU/mL, 6,5 x 108 CFU/mL, 6,3 x 108 CFU/mL, 6 x 108 CFU/mL, 5,6 x 108 CFU/mL, dan 6,2 x 108 CFU/mL. Simpulan: Ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) memiliki aktivitas antijamur dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) pada konsentrasi 6,25% dengan jumlah TPC 7,8 x 108 CFU/mL dan konsentrasi paling efektif pada konsentrasi 75% dengan jumlah rerata TPC 5,6 x 108 CFU/mL. Kata Kunci: Antijamur, Daun alpukat, Malassezia furfur, Persea americana Mill. ABSTRACT Background: Overgrowth of Malassezia furfur can cause dandruff disease and if left untreated will become seborrheic dermatitis on the scalp. The prevalence of dandruff in the world reaches 15-20% and in Indonesia >70% of the population. Avocado leaves (Persea americana Mill.) have bioactive compounds as antifungals that can be used as alternative treatments. Aim: To determine the antifungal effectiveness of ethanol extract of avocado leaves (Persea americana Mill.) against the growth of Malassezia furfur. Methods: Laboratory experimental true research with post-test only with control group design. Using 8 groups, consisting of 6 treatment groups given ethanol extract of avocado leaves (Persea americana Mill.) concentrations of 6.25%, 12.5%, 25%, 50%, 75%, and 100%, and 2 control groups, namely the control group (+) which was given ketoconazole and control (-) which was given 10% DMSO. The test used the solid dilution method with Sabouraud Dextrose Agar (SDA) media. Results: Ethanol extract of avocado leaves (Persea americana Mill.) with concentrations of 6.25%, 12.5%, 25%, 50%, 75%, and 100% can significantly inhibit the growth of Malassezia furfur (p value <0.05) with a mean TPC of 7.8 x 108 CFU/mL, 6.5 x 108 CFU/mL, 6.3 x 108 CFU/mL, 6 x 108 CFU/mL, 5.6 x 108 CFU/mL, and 6.2 x 108 CFU/mL, respectively. Conclusion: Ethanol extract of avocado leaves (Persea americana Mill.) has antifungal activity with a Minimum Inhibitory Concentration (KHM) at a concentration of 6.25% with a TPC count of 7.8 x 108 CFU/mL and the most effective concentration at a concentration of 75% with a mean TPC count of 5.6 x 108 CFU/mL. Keywords: Antifungal, Avocado leaf, Malassezia furfur, Persea americana Mill.
POLIMORFISME GEN ANGIOTENSIN II TYPE 1 RECEPTOR (A1166C) SEBAGAI FAKTOR RISIKO PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI ESENSIAL DI KABUPATEN CIREBON Pratamawati, Tiar Masykuroh; Akbarahma, Ikrama; Zein, Ahmad Fariz Malvi Zam Zam; Sulistiyana, Catur Setiya; Suhaeni, Eni; Nauphar, Donny
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 4 No 1 (2025): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v4i1.10797

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi tertinggi, termasuk di Kabupaten Cirebon. Salah satu penyebab hipertensi esensial adalah pengaruh genetik. Mutasi pada gen yang berhubungan dengan hipertensi dapat memengaruhi sistem renin-angiotensin dalam mengatur tekanan darah. Polimorfisme gen AGTR1 (A1166C) terkait dengan peningkatan aktivitas angiotensin II dan berhubungan dengan hipertensi esensial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan polimorfisme gen AGTR1 (A1166C) sebagai faktor risiko pada pasien hipertensi esensial di Kabupaten Cirebon. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional analitik dengan pendekatan kasus-kontrol dan melibatkan 34 pasien hipertensi dan 34 kontrol sehat. PCR-RFLP digunakan untuk memeriksa polimorfisme. Analisis data dilakukan dengan chi square test dan odds ratio. Hasil: Analisis data menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan pada polimorfisme gen AGTR1 (A1166C) dengan hipertensi esensial (p=0,050), namun hasil perhitungan odds ratio menunjukkan bahwa polimorfisme gen AGTR1 (A1166C) memiliki peluang 3,164 kali lebih besar berisiko untuk memiliki hipertensi esensial (OR=3,164). Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara polimorfisme gen AGTR1 (A1166C) dengan kejadian hipertensi esensial. Kata Kunci: polimorfisme gen AGTR1 A1166C, Hipertensi Abstract Background: Hypertension is a disease with a fairly high prevalence, including in Cirebon Regency. One of the causes of essential hypertension is genetic influence. Mutations in genes associated with hypertension can affect the renin-angiotensin system in regulating blood pressure. AGTR1 Gen Polymorphism (A1166C) is related to increased angiotensin II activity and associated with essential hypertension. Aim: This study aims to determine the relationship between AGTR1 (A1166C) gene polymorphism as a risk factor in essential hypertension patients in Cirebon Regency. Methods: This study was conducted using an analytical observational method with a case-control approach and involved 34 hypertensive patients and 34 healthy controls. PCR-RFLP was used to check for polymorphisms. Data analysis was carried out with chi square test and odds ratio. Result: Data analysis showed that there was no significant relationship between the AGTR1 gene polymorphism (A1166C) and essential hypertension (p=0.050), however the odds ratio calculation results showed that the AGTR1 (A1166C) gene polymorphism had a 3.164 times greater chance of having essential hypertension (OR =3.164). Conclusion: There is no significant relationship between the AGTR1 gene polymorphism (A1166C) and the incidence of essential hypertension. Keywords: AGTR1 gene A1166C polymorphism, Hypertension
HUBUNGAN IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-60 BULAN DI PUSKESMAS ROWOKELE Affandi, Thysa Thysmelia; Ardhian Yudha Candra Pranowo; Nanang Ruhyana
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 4 No 1 (2025): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v4i1.10798

Abstract

Latar belakang: Stunting merupakan suatu kondisi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting secara garis besar dikelompokkan menjadi 3 yaitu, individu, tingkat masyarakat, rumah tangga (keluarga). Prevalensi stunting di jawa tengah berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Kabupaten Kebumen merupakan target prioritas penanganan stunting dari 160 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Prevalensi stunting di Kabupaten Kebumen pada tahun 2017 sebesar 28,50%. Ibu hamil beresiko mengalami Kekurangan Energi Kronis jika memiliki Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm. Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis beresiko melahirkan bayi stunting. Tujuan: mengetahui hubungan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-60 bulan di wilayah kerja puskesmas rowokele kabupaten kebumen. Metode: Penelitian deskriptif retrospektif yang melibatkan 44 responden berada pada wilayah kerja Puskesmas Rowokele. Data penelitian diperoleh dari data sekunder. Analisis data menggunakan uji Statistik Deskriptif. Hasil: Hasil analisis bivariat dengan korelasi uji spearman diketahui hubungan antara Status KEK dengan Stunting dengan p value sebesar 0,001, p= <0,05 dan r=0,539 yang artinya berkorelasi sangat kuat dengan arah positif dimana dua variabel atau lebih yang berhubungan tersebut berjalan paralel atau menunjukkan arah yang sejalan. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara ibu hamil dengan KEK terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-60 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rowokele, terdapat hubungan antara Status KEK ibu hamil dengan Stunting yang berkorelasi sedang dengan arah positif dimana ibu hamil dengan KEK maka besar akan terjadi stunting. Kata Kunci: stunting, Kekurangan Energi Kronis, Ibu hamil KEKLatar belakang: Stunting merupakan suatu kondisi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting secara garis besar dikelompokkan menjadi 3 yaitu, individu, tingkat masyarakat, rumah tangga (keluarga). Prevalensi stunting di jawa tengah berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Kabupaten Kebumen merupakan target prioritas penanganan stunting dari 160 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Prevalensi stunting di Kabupaten Kebumen pada tahun 2017 sebesar 28,50%. Ibu hamil beresiko mengalami Kekurangan Energi Kronis jika memiliki Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm. Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis beresiko melahirkan bayi stunting.Tujuan: mengetahui hubungan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-60 bulan di wilayah kerja puskesmas rowokele kabupaten kebumen.Metode: Penelitian deskriptif retrospektif yang melibatkan 44 responden berada pada wilayah kerja Puskesmas Rowokele. Data penelitian diperoleh dari data sekunder. Analisis data menggunakan uji Statistik Deskriptif.Hasil: Hasil analisis bivariat dengan korelasi uji spearman diketahui hubungan antara Status KEK dengan Stunting dengan p value sebesar 0,001, p= <0,05 dan r=0,539 yang artinya berkorelasi sangat kuat dengan arah positif dimana dua variabel atau lebih yang berhubungan tersebut berjalan paralel atau menunjukkan arah yang sejalan.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara ibu hamil dengan KEK terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-60 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rowokele, terdapat hubungan antara Status KEK ibu hamil dengan Stunting yang berkorelasi sedang dengan arah positif dimana ibu hamil dengan KEK maka besar akan terjadi stunting.Kata Kunci: stunting, Kekurangan Energi Kronis, Ibu hamil KEK
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN JENIS KELAMIN DENGAN MASSA OTOT RANGKA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI Satrianugraha, Muhammad Duddy; Rachmani Adi Restu, Dinda; Manfaluthi A, Ali
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 4 No 1 (2025): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v4i1.10799

Abstract

Latar Belakang : Massa otot rangka dipertimbangkan sebagai jaringan terbesar dalam tubuh manusia yang mencakup sekitar 40-50% massa tubuh. Jurnal Kesehatan melaporkan bahwa massa otot dapat bervariasi dalam berbagai daerah salah satunya perbedaan indeks massa tubuh (IMT). IMT normal memungkinkan seseorang memiliki massa otot rangka yang kurang. Salah satu masalah yang terjadi pada mahasiswa adalah menurunnya massa otot rangka pada tubuh diakibatkan dari perubahan gaya hidup yang berhubungan dengan kualitas nutrisi dan aktivitas fisik. Tujuan : Mengetahui hubungan indeks massa tubuh dan jenis kelamin dengan massa otot rangka pada mahasiswa tahap akademik di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati. Metode : analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data menggunakan teknik stratified random sampling sebanyak 86 sampel. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi spearman. Hasil : Hasil Indeks Massa Tubuh Responden dengan kategori normal rerata 16,95(16,26-17,96), responden dengan jenis kelamin Perempuan 40(46,5%) dan laki-laki 46(53,5%). Responden dengan massa otot rangka kurang memiliki rerata 17,76(12,12-24,69). Indeks massa tubuh dan Massa Otot Rangka menunjukkan hubungan yang signifikan (p < 0,001) dengan korelasi positif dan tergolong kuat (r = 0,664), hubungan signifikan antara Jenis Kelamin dan Massa Otot Rangka (p < 0,001) dengan korelasi negatif dan tergolong kuat (r = -0.740). Simpulan : Terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Massa Otot Rangka serta terdapat hubungan antara Jenis Kelamin dengan Massa Otot Rangka. Sebagian besar mahasiswa dengan IMT normal memiliki massa otot rangka yang kurang dan sebagian besar populasi perempuan dalam penelitian memiliki massa otot rangka yang kurang. Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Massa Otot Rangka, Jenis Kelamin, Mahasiswa. Background : Skeletal muscle mass is considered the largest tissue in the human body accounting for approximately 40-50% of body mass. The Health Journal reported that muscle mass can vary in different regions, one of which is the difference in body mass index (BMI). A normal BMI allows a person to have less skeletal muscle mass. One of the problems that occur in university students is the decrease in skeletal muscle mass in the body due to changes in lifestyle related to nutritional quality and physical activity. Aim : To analyze the relationship between body mass index and gender with sekeletal muscle mass in academic-stage students at the Faculty of Medicine, Swadaya Gunung Jati University. Method : This study is observational analytic research using a Cross-sectional approach. The data were collected by using a stratified random sampling technique as many as 86 samples. Bivariate analysis used Spearman's correlation test. Results : Results of Body Mass Index Respondents with normal categories have a mean of 16.95 (16.26-17.96), respondents with female gender 40 (46.5%) and male 46 (53.5%). Respondents with less skeletal muscle mass had a mean of 17.76 (12.12-24.69). Body mass index and skeletal muscle mass showed a significant relationship (p < 0.001) with a positive correlation and classified as strong (r = 0.664), a significant relationship between gender and skeletal muscle mass (p < 0.001) with a negative correlation and classified as strong (r = -0.740). Conclusion : There was a relationship between Body Mass Index and Skeletal Muscle Mass and also a relationship between Gender and Skeletal Muscle Mass. Most of the students with normal BMI had not enough skeletal muscle mass and most of the female population in the study had not enough skeletal muscle mass. Keyword : Body Mass Index, Skeletal Muscle Mass, Gender, University Students
POLA BAKTERI PENYEBAB INFEKSI DAERAH OPERASI DAN KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUD WALED Indrakusuma, Moh Erwin; Ladala, Evan Wahyudi; Kurniasih, Camelia
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 4 No 1 (2025): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v4i1.10808

Abstract

POLA BAKTERI PENYEBAB INFEKSI DAERAH OPERASI DAN KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUD WALEDMohamad Erwin Indrakusuma1, Evan Wahyudy Ladala2, Camelia Kurniasih31Departemen Parasitologi, Imunologi dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, 2Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, 3Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jatierwin96mikro@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Infeksi daerah operasi (IDO) merupakan infeksi yang terjadi pada daerah insisi (daerah operasi dalam waktu 30 hari pasca bedah). Angka kejadian IDO berada di urutan kedua sebagai penyebab dari infeksi nosokomial dan menyebabkan terjadinya peningkatan morbiditas dan mortalitas. Angka kejadian sebanyak 2-20 %. Tujuan: Mengetahui gambaran pola bakteri penyebab infeksi daerah operasi dan kepekaan terhadap antibiotik. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan mengumpulkan data rekam medik. Penentuan pola resistensi bakteri didapatkan berdasarkan panel uji antibiotik pada pemeriksaan kultur dan uji kepekaan antibiotik. Cara pengambilan sampel menggunakan metode Total sampling. Analisis data univariat menggunakan WHO net 2023 dan analisis data bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil: Pada bakteri Gram (-); Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae dan bakteri Gram (+); Staphylococcus auereus. Pola kepekaan antibiotik memiliki Susceptibility tertinggi; Meropenem (Escherichia coli); Amikacin, Linezolid dan Quinupristin/Dalfopristin (Staphylococcus aureus); Imipenem (Klebsiella pneumoniae). Profil potensi antibiotik memiliki Susceptibility tertinggi, Bakteri Gram (+); Amikacin, Trimethoprim-Sulfamethoxazole, Clindamycin, rifampin, Tigecycline, Vancomycin, Linezolid, Meropenem, Ertapenem, dan Piperacillin/Tazobactam. Bakteri Gram (-); Piperacillin/Tazobactam, Levofloxacin, Tigecycline, Meropenem, Ertapenem, Amikacin, Tetracycline, dan Quinupristin/Dalfopristin. Terdapat hubungan signifikan antara pola bakteri penyebab infeksi daerah operasi dan kriteria infeksi daerah operasi dengan p-value sebesar 0.019 (<0.05). Simpulan: Terdapat hubungan signifikan antara pola bakteri penyebab infeksi daerah operasi dan kriteria infeksi daerah operasi. Kata Kunci: Infeksi daerah operasi, Pola bakteri infeksi daerah operasi, kepekaan antibiotik. ABSTRACK Background: Surgical site infection (SSI) is an infection that occurs at the incision site (surgical area within 30 days post-surgery). The incidence of SSIs ranks second as a cause of nosocomial infections and leads to increased morbidity and mortality. The incidence rate is 2-2. Objective: To determine the pattern of bacteria causing surgical site infection and antibiotic susceptibility. Method: Analytic observational research with a cross-sectional approach. Data collection was done retrospectively by collecting medical record data. Determination of bacterial resistance patterns was obtained based on antibiotic test panels in culture examination and antibiotic sensitivity tests. The sampling method used total sampling method. Univariate data analysis using WHO net 2023 and bivariate data analysis using Chi Square test. Results: On Gram (-) bacteria; Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae and Gram (+) bacteria; Staphylococcus auereus. Antibiotic susceptibility pattern had the highest Susceptibility; Meropenem (Escherichia coli); Amikacin, Linezolid and Quinupristin/Dalfopristin (Staphylococcus aureus); Imipenem (Klebsiella pneumoniae). Antibiotic potency profiles had the highest Susceptibility, Gram (+) bacteria; Amikacin, Trimethoprim-Sulfamethoxazole, Clindamycin, rifampin, Tigecycline, Vancomycin, Linezolid, Meropenem, Ertapenem, and Piperacillin/Tazobactam. Gram (-) bacteria; Piperacillin/Tazobactam, Levofloxacin, Tigecycline, Meropenem, Ertapenem, Amikacin, Tetracycline, and Quinupristin/Dalfopristin. There was a significant relationship between the bacterial pattern causing surgical site infection and the criteria for surgical site infection with a p-value of 0.019 (<0.05). Conclusion: There is a significant relationship between bacterial patterns causing surgical site infection with criteria for surgical site infection. Keywords: Surgical site infection , Bacterial pattern of surgical site infection, antibiotic susceptibility
PERBEDAAN KUALITAS PEWARNAAN HE PADA JARINGAN USUS BESAR TIKUS YANG DIFIKSASI MENGGUNAKAN GULA MOLASSES DENGAN NBF 10% Saleh, Hasniar Fuzran A; Ariyadi, Tulus; Iswara, Arya; Nurbaiti, Nurbaiti
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 4 No 1 (2025): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v4i1.10869

Abstract

Fiksasi jaringan merupakan tahap penting dalam pembuatan preparat histologi untuk mempertahankan struktur seluler dan morfologi jaringan. Neutral Buffer Formalin (NBF) 10% umum digunakan sebagai fiksatif, namun memiliki risiko toksisitas dan dampak lingkungan negatif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) pada jaringan usus besar tikus wistar yang difiksasi menggunakan gula molasses konsentrasi 30% dan NBF 10%. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan dua kelompok perlakuan. Penilaian kualitas pewarnaan dilakukan secara mikroskopis terhadap inti sel dan sitoplasma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan yang difiksasi dengan NBF 10% memberikan kualitas pewarnaan HE yang lebih baik, dengan skor rata-rata 18,00 (kategori baik), dibandingkan gula molasses 30% yang memperoleh skor rata-rata 14,18 (kategori kurang baik). Kesimpulan, NBF 10% masih menjadi fiksatif yang lebih unggul dibandingkan gula molasses 30% dalam mempertahankan kualitas pewarnaan HE pada jaringan usus besar tikus. Namun, gula molasses tetap memiliki potensi sebagai alternatif fiksatif yang lebih ramah lingkungan, meskipun kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Kata kunci: Fiksasi Jaringan, Gula Molasses, NBF 10%, Pewarnaan HE, Usus Besar Tikus, Histopatologi

Page 2 of 2 | Total Record : 20