cover
Contact Name
Diki Maulana
Contact Email
pustakapublisher@gmail.com
Phone
+6285168815830
Journal Mail Official
pustakapublisher@gmail.com
Editorial Address
Jln. Kaligandu, No.71, Talun, Kab. Cirebon 45171 Indonesia.
Location
Kab. cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Pendidikan
ISSN : -     EISSN : 30897777     DOI : https://doi.org/10.65094/tzdb3074
Core Subject : Education,
Jurnal Ilmu Pendidikan is a national journal published by the Pustaka Jurnal Publisher and is open access with a peer review process. This journal focuses on the dissemination of the latest knowledge in the world of education. Publication is carried out six times a year, namely in February, April, June, August, October, and December. The topics raised cover the latest issues and trends in education, including curriculum, teaching, learning, education policy, and teacher preparation. The main goal is to deepen the understanding of theory and practice in the field of education.
Articles 41 Documents
Kesehatan Mental Siswa di Era Tekanan Akademik dan Media Sosial: Studi Kasus pada Pelajar Sekolah Menengah Atas Ilyas, Muhammad; indri hermawan, Nurul; Alistiar, Imadudin
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 5 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/danswa85

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesehatan mental siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam konteks tekanan akademik dan penggunaan media sosial. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus, melibatkan siswa kelas XI dan XII yang mengalami beban akademik tinggi dan aktif menggunakan media sosial. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik dengan triangulasi sumber untuk meningkatkan validitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa mengalami tekanan akademik yang memicu stres, gangguan tidur, dan penurunan motivasi belajar. Media sosial, di sisi lain, berperan ganda: menjadi sarana hiburan sekaligus pemicu kecemasan, perbandingan sosial, dan gangguan konsentrasi. Beberapa siswa memanfaatkan strategi coping positif seperti manajemen waktu dan dukungan teman sebaya, sementara yang lain terjebak dalam isolasi sosial dan kecanduan digital. Penelitian ini menegaskan perlunya kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan konselor dalam memberikan pendampingan serta literasi digital agar siswa mampu menjaga keseimbangan akademik dan kesehatan mental.
Peran Guru dalam Membimbing Siswa Memahami Konsep Gig Economy dan Fleksibilitas Kerja Jannah, Farha Raudhatul; Isyalia, Holis; Supartini, Titin
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 5 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/5xr8bp36

Abstract

Karena ekonomi pertunjukan secara fundamental membentuk kembali masa depan pekerjaan, sistem pendidikan menghadapi tantangan mendesak untuk mempersiapkan siswa untuk jalur karir yang tidak linier dan fleksibel. Sementara reformasi kurikulum dibahas, peran pedagogis guru dalam membimbing siswa melalui lanskap yang kompleks dan seringkali ambigu ini masih kurang dieksplorasi. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis peran beragam guru dalam membantu siswa sekolah menengah memahami konsep ekonomi pertunjukan dan fleksibilitas kerja. Menggunakan metodologi kualitatif berdasarkan pendekatan penelitian perpustakaan yang komprehensif, penelitian ini mensintesis temuan dari literatur kontemporer di bidang pendidikan, sosiologi kerja, dan konseling karir. Analisis mengungkapkan bahwa peran guru pada dasarnya bergeser dari pemancar pengetahuan menjadi "pemandu dalam ketidakpastian", yang sering bertindak sebagai rekan belajar bersama siswa. Pedagogi yang efektif ditemukan melampaui pengajaran teoretis, alih-alih mengandalkan memfasilitasi dialog kritis, mendekonstruksi paradigma yang mengakar dari pekerjaan yang stabil, dan memanfaatkan contoh kontekstual yang otentik. Selain itu, dimensi signifikan dari peran ini melibatkan kerja emosional yang substansial, namun seringkali tidak diakui, saat guru menavigasi kecemasan terkait karier siswa. Studi ini menyimpulkan bahwa membimbing siswa tentang ekonomi pertunjukan kurang tentang mengajarkan topik ekonomi baru dan lebih banyak tentang menumbuhkan pola pikir yang siap untuk masa depan. Oleh karena itu, peran guru sangat penting, tidak hanya dalam mentransfer informasi, tetapi dalam menumbuhkan pemikiran kritis, kemampuan beradaptasi, dan ketahanan emosional yang diperlukan untuk masa depan yang genting.
Peran Kemampuan Bercerita dalam Menciptakan Pembelajaran Menarik yang Diajarkan Calon Guru Maulana, Cecep; Astuti, Puji
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 5 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/wcqwyr12

Abstract

Menanggapi tuntutan pendidikan abad ke-21 untuk lingkungan yang lebih menarik dan berpusat pada siswa, strategi pedagogis yang menumbuhkan hubungan yang mendalam sangat penting. Sementara mendongeng diakui sebagai alat pengajaran yang kuat, proses perkembangannya dalam pendidikan guru pra-jabatan masih kurang dieksplorasi. Artikel ini mengeksplorasi peran kemampuan mendongeng dalam menciptakan pengalaman belajar yang menarik dari perspektif dan praktik guru pra-jabatan. Menggunakan metodologi fenomenologis kualitatif, didasarkan pada literatur ekstensif dan penelitian perpustakaan, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, pengamatan praktik pengajaran, dan analisis artefak pedagogis seperti rencana pelajaran dan jurnal reflektif. Temuan ini menerangi perjalanan transformatif di mana persepsi guru prajabatan tentang mendongeng berkembang dari teknik sederhana menjadi filosofi pedagogis inti. Peserta menavigasi kecemasan performatif yang signifikan untuk menemukan suara bercerita yang otentik, menyadari peran gandanya sebagai jembatan emosional untuk terhubung dengan siswa dan alat manajemen kelas yang proaktif. Studi ini lebih lanjut mengungkapkan bahwa para pendidik pemula ini mengembangkan proses sistematis untuk merancang narasi pembelajaran, secara efektif menerjemahkan konten kurikulum abstrak menjadi cerita yang menarik dan mudah diingat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mendongeng adalah kompetensi inti multifaset untuk guru prajabatan, mengintegrasikan desain instruksional dengan kecerdasan sosio-emosional. Ini sangat merekomendasikan integrasi pedagogi naratif yang eksplisit dan terstruktur ke dalam kurikulum pendidikan guru untuk mempersiapkan pendidik masa depan dengan lebih baik untuk menciptakan lingkungan belajar yang benar-benar menginspirasi.
Studi Kasus Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Topik Ekonomi Kreatif di Kurikulum Khoerunnisa, Saefira; Kamdani, Kamdani
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 5 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/e5ck6x06

Abstract

Semakin pentingnya ekonomi kreatif menuntut pergeseran paradigma pendidikan dari hafalan menghafal ke pengembangan keterampilan praktis dan inovatif. Pendekatan pedagogis tradisional sering gagal dalam mempersiapkan siswa untuk sektor yang dinamis ini. Tulisan ini menyajikan studi kasus penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) untuk topik ekonomi kreatif dalam kurikulum sekolah menengah, yang bertujuan untuk menganalisis dampaknya terhadap kompetensi siswa dan lingkungan belajar. Menggunakan metodologi kualitatif yang didasarkan pada literatur ekstensif dan penelitian perpustakaan, penelitian ini mengumpulkan data melalui pengamatan kelas yang mendalam, wawancara semi-terstruktur dengan siswa dan guru, dan analisis menyeluruh tentang artefak proyek siswa. Temuan ini mengungkapkan bahwa PBL secara signifikan meningkatkan pemahaman konseptual siswa dengan secara efektif menjembatani pengetahuan teoretis dengan aplikasi praktis. Siswa menunjukkan peningkatan yang nyata dalam keterampilan penting abad ke-21, terutama kolaborasi, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah yang kompleks. Selain itu, model ini menumbuhkan otonomi siswa yang lebih besar dan berhasil menggeser peran guru dari instruktur tradisional menjadi fasilitator dan mentor. Tantangan utama yang diidentifikasi termasuk perlunya pengembangan profesional yang ditargetkan bagi guru dalam manajemen proyek dan penilaian otentik, serta kendala kerangka waktu kurikuler yang kaku. Terlepas dari tantangan ini, penelitian ini menyimpulkan bahwa PBL adalah strategi pedagogis yang sangat efektif untuk membekali siswa dengan kompetensi nyata yang diperlukan untuk ekonomi kreatif, merekomendasikan adopsi yang lebih luas untuk menumbuhkan tenaga kerja masa depan yang inovatif dan kompetitif.
Eksplorasi Peran Pendidikan Koperasi Sekolah dalam Membangun Jiwa Kewirausahaan Sosial Siswa SMP Suryani, Nani; Ramadhan, Akbar
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 5 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/wxakff86

Abstract

Menumbuhkan semangat kewirausahaan sosial pada pelajar muda sangat penting untuk mengatasi tantangan abad ke-21, namun model pendidikan sering memprioritaskan komersial daripada usaha sosial. Di Indonesia, koperasi sekolah menghadirkan platform yang unik namun belum dieksplorasi untuk pendidikan kewirausahaan berbasis nilai yang praktis. Artikel ini mengeksplorasi peran dan mekanisme pendidikan koperasi sekolah dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan sosial di kalangan siswa SMP. Menggunakan metodologi studi kasus kualitatif yang didasarkan pada literatur ekstensif dan penelitian perpustakaan, penelitian ini mengumpulkan data yang kaya melalui observasi peserta, wawancara mendalam dengan siswa dan guru pembimbing, dan analisis dokumen. Temuan ini mengungkapkan bahwa koperasi berfungsi sebagai 'laboratorium hidup' di mana siswa menjalani proses pembelajaran transformatif, mengubah paradigma mereka dari pola pikir yang berpusat pada keuntungan menjadi pola pikir kesadaran dan dampak sosial. Melalui manajemen langsung proyek inovasi sosial, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan praktis tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai inti seperti empati, kolaborasi, dan akuntabilitas. Analisis ini lebih lanjut menyoroti peran penting guru pengawas sebagai fasilitator, yang bimbingannya sangat penting dalam membina lingkungan yang aman dan memberdayakan untuk inisiatif yang dipimpin siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa koperasi sekolah adalah ekosistem pedagogis yang kuat dan otentik untuk pendidikan kewirausahaan sosial, secara efektif menjembatani teori dengan praktik yang berdampak. Laporan ini merekomendasikan revitalisasi koperasi sekolah sebagai alat strategis untuk pendidikan karakter untuk mempersiapkan generasi pemecah masalah yang sadar sosial dan inovatif.
Peran Pembelajaran Sejarah dalam Membangun Kesadaran Kebangsaan Siswa di Era Digital Umma, Lailatul
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 6 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/0n97v166

Abstract

Era digital menghadirkan paradoks yang mendalam bagi kesadaran nasional, menawarkan siswa akses informasi yang belum pernah terjadi sebelumnya sekaligus mengekspos mereka pada disinformasi historis dan revisionisme yang meluas. Pedagogi sejarah tradisional, sering difokuskan pada hafalan, tidak dilengkapi dengan baik untuk mempersiapkan siswa untuk lanskap informasi yang kompleks ini. Artikel ini mengeksplorasi peran pembelajaran sejarah yang berkembang dalam membangun kesadaran nasional yang tangguh dan kritis di kalangan siswa sekolah menengah di era digital. Menggunakan metodologi studi kasus ganda kualitatif, didasarkan pada literatur ekstensif dan penelitian perpustakaan, penelitian ini mengumpulkan data dari dua sekolah menengah yang kontras melalui pengamatan kelas, wawancara guru mendalam, diskusi kelompok fokus siswa, dan analisis dokumen. Temuan ini mengungkapkan keterputusan yang signifikan antara narasi sejarah yang ditemui siswa secara online dan di kelas, yang menyebabkan kebingungan. Penelitian menunjukkan bahwa peran guru harus berubah dari dosen menjadi fasilitator kritis yang menggunakan konten digital sebagai alat pedagogis. Lebih lanjut, analisis ini membedakan dua hasil: 'nasionalisme romantis' yang rapuh yang dihasilkan dari metode konvensional, dan 'kesadaran nasional kritis' yang tangguh yang dikembangkan melalui pedagogi yang berfokus pada keterampilan berpikir historis—seperti analisis sumber dan penguatan. Pendekatan berbasis keterampilan ini diidentifikasi sebagai mekanisme kunci untuk membangun ketahanan digital siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran mendasar pendidikan sejarah di era digital bergeser dari transmisi narasi nasional tunggal menjadi penanaman kompetensi berpikir kritis. Ini merekomendasikan reorientasi kurikuler dan pedagogis terhadap keterampilan berpikir historis untuk memberdayakan siswa sebagai warga negara yang cerdas, reflektif, dan tangguh.
Peran Media Film Dokumenter dalam Membangun Empati Sosial Siswa terhadap Kelompok Marjinal Wilhelmina, Wilhelmina
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 6 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/fdqqfz11

Abstract

Menumbuhkan empati sosial terhadap kelompok terpinggirkan adalah tujuan penting dari pendidikan abad ke-21, namun tetap menjadi tantangan signifikan di dunia digital yang semakin terpolarisasi. Sementara film dokumenter adalah alat pedagogis yang ampuh, proses di mana mereka menumbuhkan empati pada siswa tidak sepenuhnya dipahami. Artikel ini mengeksplorasi peran media film dokumenter dalam proses membangun empati sosial di kalangan siswa SMA. Menggunakan metodologi studi penerimaan kualitatif, didasarkan pada literatur ekstensif dan penelitian perpustakaan, penelitian ini menyelidiki pengalaman siswa. Data dikumpulkan melalui proses multi-tahap, termasuk diskusi kelompok fokus pra dan sesudah penyaringan, observasi, refleksi tertulis, dan wawancara mendalam, untuk menangkap perjalanan interpretasi siswa. Temuan ini menunjukkan bahwa film dokumenter berfungsi sebagai katalis yang kuat untuk mendekonstruksi stereotip yang sudah ada sebelumnya dengan memberikan pengalaman perwakilan otentik yang memanusiakan subjek yang terpinggirkan. Analisis mengungkapkan evolusi afektif yang signifikan pada siswa, dari keadaan belas kasihan yang jauh ke empati yang lebih mendalam dan mengambil perspektif. Selain itu, dengan fasilitasi terpandu, hubungan empati ini ditemukan untuk memicu kesadaran kritis yang baru lahir pada beberapa siswa, mendorong mereka untuk mempertanyakan akar sistemik ketidakadilan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa film dokumenter, jika digabungkan dengan pedagogi kritis, sangat efektif dalam menumbuhkan empati sosial. Peran mereka melampaui stimulasi emosional untuk menjadi alat analisis sosial kritis. Studi ini merekomendasikan integrasi terstruktur dari tontonan dokumenter yang difasilitasi ke dalam kurikulum untuk menumbuhkan warga negara yang lebih berempati, sadar, dan terlibat secara kritis.
Dampak Penggunaan Teknik Dramatisasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Teks Naskah Drama Setiawan, Jarot Predi
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 6 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/11n08452

Abstract

Pengajaran naskah drama dalam pendidikan sastra seringkali mengandalkan metode membaca konvensional yang gagal melibatkan siswa dan menghasilkan pemahaman yang dangkal. Sementara strategi pembelajaran aktif dianjurkan, ada kurangnya bukti empiris mengenai dampak spesifik teknik dramatisasi pada pemahaman tekstual siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara kuantitatif dampak penggunaan teknik dramatisasi terhadap peningkatan pemahaman siswa SMP terhadap naskah drama. Studi kuasi-eksperimental dengan desain pra-uji/pasca-uji kelompok kontrol yang tidak setara dilakukan. Kelompok eksperimental (n = 30) menerima instruksi yang menggabungkan kegiatan dramatisasi, sedangkan kelompok kontrol (n = 30) diajarkan menggunakan metode membaca dan diskusi tradisional. Pemahaman siswa diukur menggunakan instrumen pilihan ganda yang divalidasi, dan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam skor pasca-tes antara kedua kelompok, dengan kelompok eksperimen jauh mengungguli kelompok kontrol (p < 0,001). Ukuran efek yang dihitung (d Cohen = 2,95) sangat besar, menunjukkan dampak yang mendalam dan praktis berarti dari teknik dramatisasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dramatisasi adalah strategi pedagogis yang sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang teks dramatis. Keberhasilannya dikaitkan dengan fondasinya dalam prinsip-prinsip pembelajaran pengalaman, terwujud, dan sosial-konstruktivis, yang mengubah teks abstrak menjadi pengalaman yang konkret dan berkesan. Temuan ini sangat mendukung pergeseran pedagogis menuju metode aktif berbasis kinerja dalam pendidikan sastra.
Dampak Penggunaan Gawai Berlebihan terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Siswa di Sekolah Huda, Muhammad Miftahul
jurnal ilmu pendidikan Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/hcambd69

Abstract

Penggunaan gadget digital yang meluas di kalangan siswa sekolah dasar telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan tentang dampaknya terhadap perkembangan sosial-emosional mereka. Meskipun menawarkan manfaat pendidikan, penggunaan gadget yang berlebihan dapat menggantikan interaksi tatap muka yang penting dalam lingkungan sekolah, arena utama untuk mengembangkan kompetensi sosial. Artikel ini mengeksplorasi dampak penggunaan gadget yang berlebihan terhadap keterampilan interaksi sosial siswa sekolah dasar di sekolah. Didasarkan pada tinjauan literatur studi perkembangan dan media, penelitian ini menggunakan metodologi studi kasus kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi non-partisipan, wawancara mendalam dengan siswa, guru, dan orang tua, dan analisis dokumen untuk memberikan pemahaman holistik tentang fenomena tersebut. Temuan ini mengungkapkan beberapa dampak signifikan. Analisis menunjukkan fragmentasi interaksi sosial di ruang sekolah komunal, penurunan kualitas dan inisiatif komunikasi verbal, dan kesulitan penting di antara siswa dalam menafsirkan isyarat sosial non-verbal, yang menyebabkan kesalahpahaman. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi preferensi yang berkembang untuk interaksi digital yang dimediasi (misalnya, game online, obrolan), yang dianggap lebih terkontrol dan kurang menuntut sosial daripada pertemuan tatap muka spontan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan tidak menghilangkan keinginan anak-anak untuk hubungan sosial tetapi secara fundamental mengubah modalitasnya, menghambat pengembangan keterampilan sosial yang tidak dimediasi yang penting. Temuan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi orang tua dan pendidik untuk menerapkan program literasi digital yang seimbang yang secara sadar mendorong keterlibatan sosial langsung.
Pengaruh Perbedaan Ukuran Mata Jaring Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Bulu Ayam (Thryssa Setirostris) Pada Perikanan Jaring Insang Pertengahan Di Perairan Kenjeran, Jawa Timur Jasto, Yohanes Kapistrano; Yusrudin, Yusrudin; Kusyari, Achmad
jurnal ilmu pendidikan Vol 1 No 6 (2025): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Pustaka Jurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65094/fsm9bj93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran jaring insang mid-water yang berbeda terhadap tangkapan sarden pinggiran (Thryssa setirostris) di perairan Kenjeran, Jawa Timur. Studi ini dilakukan pada Juni–Juli 2024 menggunakan dua ukuran jala, 1,5 inci dan 2 inci, dengan masing-masing dioperasikan selama 16 perjalanan memancing. Data dianalisis menggunakan uji-t sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaring jaring 1,5 inci menghasilkan total 9.992 ikan (rata-rata 625/perjalanan), sedangkan jaring 2 inci hanya menangkap 752 ikan (rata- rata 47/perjalanan). Uji-t mengungkapkan tcount (8,29) > ttable (2,131) pada tingkat signifikansi 5%, menunjukkan perbedaan yang signifikan. Praktis, ukuran mesh 1,5 inci lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas tangkapan tetapi cenderung menangkap ikan remaja. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah pengelolaan dan regulasi untuk menyeimbangkan kepentingan ekonomi nelayan dengan perikanan berkelanjutan.