Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

MONITORING PENYAKIT WSSV PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI TAMBAK TRADISIONAL KOTA TARAKAN Rukisah, Rukisah; Ika Satriani, Gloria; Rasyid, Rosmawati
Jurnal Harpodon Borneo VOLUME 12 NO. 2 OKTOBER 2019
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/harpodon.v12i2.1444

Abstract

ABSTRAKPenyakit WSSV (white spot syndrome virus) pertama kali dilaporkan menyebabkan wabah mematikan pada udang Penaeus japonicas di Jepang pada tahun 1993 (Nakano et al., 1994) kemudian menyebar hampir ke seluruh wilayah Asia, termasuk Indonesia. Hingga saat ini, WSSV masih menjadi penyebab utama kegagalan panen pada tambak tradisional Kota Tarakan. Virus ini merupakan famili Nimaviridae dari genus Whispovirus yang menyerang udang pada semua stadia dan merupakan patogen mematikan bagi semua jenis udang penaeid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi WSSV di kawasan tambak-tambak tradisional Tarakan (wilayah barat, timur, dan utara) sehingga dapat dilakukan tindakan penanggulangan terhadap penularan WSSV di Kota Tarakan. Antisipasi terhadap penyebaran WSSV dilakukan secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal melalui genetik, sedangkan horizontal melalui rantai makanan, faktor transmisi, dan reservoir infeksi. Penelitian dilakukan di semester awal (Januari-Juni) tahun 2016 menggunakan metode sampling populasi secara acak dan selektif. Sample udang windu (Penaeus monodon) dianalisis kualitatif secara deskriptif menggunakan teknik PCR (polymerase chain reactions) berdasarkan OIE Protocol (Office International Des Epizooties) di Stasiun Karantina Kelas II Tarakan, dan parameter penunjang berupa data kualitas air diukur secara in situ. Hasil penelitian bahwa seluruh sampel yang dianalisis pada 146 F1/R1 Primers First Step menunjukan pita DNA kurang dari 1447 bp hasilnya negatif WSSV, namun pada tahap kedua 146 F2/R2 Primers Nested terdapat satu sampel menghasilkan pita DNA 941 bp hasilnya positif WSSV. Data kualitas air masih sesuai persyaratan baku mutu budidaya windu (SNI 7310-2009). Pada akhir penelitian, tidak ditemukan satu pun tambak tradisional di lokasi penelitian yang mengalami kegagalan panen.Kata kunci: WSSV, Penaeus monodon, PCR, Tambak Tradisional
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DARI KOMBINASI TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) DAN TEPUNG DAUN PEPAYA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Rukisah, Rukisah; Simanjuntak, Ricky Febrinaldy; Anugrah, Wulan
Jurnal Harpodon Borneo VOLUME 14 NO. 1 APRIL 2021
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/harpodon.v14i1.1984

Abstract

The problem that often arises in tilapia cultivation is the low growth of fish caused by the provision of feed that contains high energy but cannot be digested by fish. Utilization of commercial feed as feed for tilapia growth is less effective because the feed is still complex so it requires energy to be broken down into more simple. The method used in this study was a completely randomized design (CRD) which was then analyzed using one way ANOVA variance. The best results were obtained in treatment 4 with an absolute weight value of 2.97, absolute length of 1.19, specific growth rate of 2.75, survival of 83.33% and feed conversion of 0.95%. The conclusion of this study is the treatment of 4 absolute weight of 2.97 g and absolute length of 1.19 cm.
PENGOLAHAN LIMBAH CANGKANG KERANG GUNA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ANAK-ANAK PANTI ASUHAN PELANGI KASIH KOTA TARAKAN Rukisah, Rukisah; Lembang, Miska Sanda; Nugraeni, Christine Dyta; Gusman, Ery; Hutapea, Tri Paus Hasiholan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v8i3.5962

Abstract

Anak-anak panti asuhan saat ini mempunyai beberapa permasalahan diantaranya kurangnya aktivitas yang berarti selama tinggal di Panti asuhan. Selain itu, kerangnya ketrampilan membuat anak-anak panti asuhan kurang bekal saat beranjak dewasa dan tidak tinggal lagi di panti asuhan. Pengolahan limbah kerang menjadi produk kerajinan kerang menjadi Solusi dalam meningkatkan produktivitas serta ketrampilan dalam memanfaatkan produk kerang sebagai bisnis, termasuk membuka lapangan kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan langsung kepada anak-anak panti asuhan. Metode pelaksanaannya meliputi sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan pengolahan limbah kerang menjadi produk ekonomi. Kegiatan pelatihan ini berhasil karena antusiasme dari anak-anak panti asuhan dalam berperan aktif mempraktekan membuat produk kerajinan kerang. Bermacam-macam bentuk produk dan model yang dihasilkan sangat bervariasi dengan kemasan produk siap jual. Produk yang diproduksi gantungan kunci, vas, bros, tempat pensil, dan lain-lain. Evaluasi kegiatan menunjukan terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra 95,8%.
Uji Kualitas Pakan Kepiting Enkapsul Berbasis Maggot menggunakan Coating Gelatin Khaer, Miftahul; Rukisah; Lembang, Miska Sanda
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 8 (2025): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v8i.1482

Abstract

Kepiting bakau adalah komoditas budidaya perikanan yang mempunyai nilai ekspor yang tinggi yaitu senilai 6.95 juta ton pada tahun 2022. Salah satu barang modal produksi yang paling besar dalam usaha budidaya kepiting bakau adalah pakan. Kebergantungan terhadap pakan komersil yang mahal yaitu bisa mencapai 60-70 % dari total biaya budidaya dan pakan alami yang langka membuat kegiatan budidaya kepiting bakau menjadi terhambat. Maggot (larva) lalat Black Soldier Fly (BSF) dapat dijadikan bahan baku alternatif karena mempunyai kandungan protein 45-50%. Pembuatan pakan pellet kepiting dilakukan dengan teknologi enkapsulasi. Enkapuslasi bertujuan untuk melindungi zat inti dengan suatu lapisan polimer sehingga menjadi partikel yang berukuran mikro. Gelatin salah satu polimer yang dapat digunakan sebagai coating enkapsulasi. Gelatin mempunyai keunggulan selain sebagai coating, juga dapat menambah nutrisi pakan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Maggot kering dibuat dalam bentuk tepung kemudian dicoating dengan gelatin dan dicetak membentuk pelet. Uji kualitas pakan dilakukan dengan pengujian parameter proksimat, uji stabilitas dalam air, kandungan aflatoksin, cemaran antibiotic kloramfenikol dan oksitetrasiklin, serta cemaran Salmonella sp. Pengujian terhadap pertumbuhan kepiting dilakukan dengan pemberian pakan pellet enkapsul sebanyak 3% biomassa dengan jumlah 20 sampel kepiting selama 20 hari. Berdasarkan hasil pengujian kualitas pakan enkapsul, didapatkan seluruh parameter sesuai dengan SNI 8227:2022. Pakan enkapsul berbasis maggot memiliki kadar protein 30.15%, lemak 22.59%, karbohidrat 15.56%, serat kasar 4.78%, kadar abu 9.07%, stabilitas dalam air 99.47%, dan tidak terdeteksi (negatif) terhadap aflatoksin, kloramfenikol, oksitetrasiklin dan cemaran Salmonella sp. Pengujian pertumbuhan pellet enkapsul terhadap kepiting bakau didapatkan pertumbuhan bobot mutlak (BM) 26,5 g dan food convertion ratio (FCR) 2.7 g. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa pakan pellet enkapsul berbasis maggot mempunyai kualitas pakan untuk kepiting bakau.
Analisis Hubungan Kualitas Tanah Terhadap Produksi Tambak di Pulau Mangkudulis Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara Rukisah, Rukisah; Sukardi, Sukardi; Lembang, Miska Sanda; Hutapea, Tri Paus Hasiholan
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 9 No 1 (2025): Februari
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2025.Vol.9.No.1.443

Abstract

Mangkudulis Island is one of the regions in the Tana Tidung Regency, North Kalimantan Province, which has significant potential in fisheries, particularly traditional shrimp pond aquaculture for tiger shrimp (Penaeus monodon). In general, environmental factors, such as soil quality, will affect the quality of pond water. The issue of water quality in shrimp ponds generally begins with soil quality, including pH, redox potential, organic carbon content, total nitrogen, C/N ratio, Fe, Mn, Al, and soil texture. This study aims to analyze soil quality parameters in relation to tiger shrimp pond production. The research was conducted over two months, from August to September 2022, in the tiger shrimp ponds on Mangkudulis Island. Soil samples were analyzed in a laboratory for parameters such as pH, redox potential, organic matter, texture, and heavy metals. The results of the soil quality measurements from Mangkudulis Island shrimp ponds indicate that the soil quality, based on parameters such as pH, redox potential, organic matter, and texture, does not meet the standard quality criteria. However, the levels of heavy metals (Al, Fe, and Mn) are within the acceptable standards. The average results for each parameter were: pH 5.5, redox potential -293 mV, organic carbon 2.26%, total nitrogen 0.18%, C/N ratio 13.15, sand 12.20%, silt 52.72%, clay 35.08%, Al 11.14 ppm, Fe 36.26 ppm, and Mn 17.42 ppm. These results were compared with shrimp production data obtained through interviews with pond owners. The average pond production is 300 kg/hectare, with 70,000 seed shrimp stocked at a density of 40 shrimp per kg. This result is not optimal due to the soil quality in the Mangkudulis ponds. Proper soil management needs to be implemented before the ponds are reused.
Pengenalan teknologi perikanan budidaya sebagai implementasi Blue Economy pada generasi muda SMAN 1 Kota Tarakan Lembang, Miska Sanda; Rukisah, Rukisah; Kartina, Kartina; Awaludin, Awaludin; Hutapea, Tri Paus Hasiholan
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 8, No 4 (2025): November
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v8i4.2833

Abstract

Saat ini tingkat pengangguran bagi generasi muda Indonesia khususnya Kota Tarakan masih tergolong tinggi. Hal ini karena kurangnya minat, motivasi, serta pemahaman generasi muda tentang peluang usaha dari pemanfaatan sumberdaya Indonesia. Kota Tarakan mempunyai potensi perikanan yang besar dan didukung oleh aspek lingkungan peraiaran. Budidaya perikanan menjadi salah satu aspek pemanfaatan perikanan sebagai pelopor usaha baru. Ekonomi biru saat ini sangat digencarkan oleh pemerintah karena Indonesia merupakan negara maritim. Oleh karena kegiatan pengenalan teknologi perikanan budidaya kepada generasi muda dapat meningkatkan pengetahuan serta motivasi dalam memanfaatkan potensi perikanan sebagai sumber perekonomian. Peningkatan pengetahuan dan wawasan generasi muda akan membuat mereka minat dalam mempelajari lebih lanjut tentang ekonomi biru. Penerapan ini akan menjadi solusi pengurangan angka pengangguran di usia muda di masa mendatang. Lokasi kegiatan dilakukan di SMAN 1 Kota Tarakan, dengan mitra adalah kelompok siswa didampingi perwakilan guru. Metode pelaksanaan yaitu sosialisasi, edukasi, dan demo tentang teknologi perikanan budidaya. Kegiatan demo dengan menggunakan media miniatur kolam budidaya dengan teknologi akuaponik. Pelaksanaan kegiatan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan bimbingan secara langsung kepada kelompok siswa dengan memperlihatkan komponen teknologi akuaponik, fungsi, manfaat, serta hasil yang akan didapatkan. Selama kegiatan siswa-siswa sangat antusias dalam mendengarkan materi, bertanya, maupun menjawab pertanyaan.   Bermacam-macam bentuk produk dan model yang dihasilkan sangat bervariasi dengan kemasan Hasil kegiatan berdasarkan evaluasi melalui online tes menunjukan terjadi peningkatan pengetahuan dan wawasan mitra 92%.
Co-Authors Abdul Jabarsyah Abdul Muis Prasetia, Abdul Muis Agus Indarjo Agus Indarjo Agus Indarjo Ahmad Arsyidi Anhar Rozi Anugrah, Wulan Arsyidi, Ahmad Asniar Asniar Asriadi Asriadi Aswar Gunawan Awaludin Awaludin Awaludin Awaludin Awaludin Awaludin, Awaludin Awaludin, Awaludin Ayu Tri Fatma Ayu Tri Fatma Azis - Hamzah Burhanuddin Ihsan Burhanuddin Ihsan Burhanuddin Ihsan, Burhanuddin cahyadi, jimmy Christine Dyta Nugraeni Dhimas Wiharyanto Gazali Salim Gloria Ika Satriani GS , Achmad Daengs Gusman, Ery Harinto Harinto Hariyadi Hariyadi Helman Helman Heppi Iromo Ika Satriani, Gloria Ira Maya Abdiani Ira Maya Abdiani Ira Maya Abdiani Iswan, Muhammad Jabaruddin Jabaruddin Kartina Kartina Kartina Kartina Khaer, Miftahul Laurha Annisa Linting Maulianawati, Diana Miska Sanda Lembang Mohammad Fadnan Akhmadi Mufrida Zein Muhammad Amien Muhammad Firdaus Muhammad Firdaus Muhammad Iswan Muhammad Iswan Guntur Nabila Nabila Nasrul Ngungut Novi Luthfiyana Nugraeni, Christine Dyta Nurazira Nurazira Nuril Farizah Nuril Farizah Nursia Nursia Nursia, Nursia Patrice Sevania Permana Ari Soejarwo Prakoso, Lukman Yudho Putri Wening Ratrinia Randi Wahyu Andila Rasyid, Rosmawati Rezkyana Rezkyana Ricky Febrinaldy Ridwan Shabir Risman Risman Rozi Rusli Santria Santria Simanjuntak, Ricky Febrinaldy Siti Hawa Stephanie Bija Sukardi Sukardi Sukri Faldin Suriyanti Suriyanti Tamrin Toha Taufik Hidayat Thonas Indra Maryanto Tri Paus Hasiholan Hutapea, Tri Paus Hasiholan Yen Thi Hong Pham Yulma, Yulma Zainuddin Zainuddin