Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Penyuluhan Pemilihan Makanan untuk Menjaga Kadar Glukosa Darah dan Tekanan Darah Normal pada Kelompok Penderita Hipertensi dan Diabetes (PROLANIS) di Puskesmas Ngemplak 1 Sleman Yogyakarta Mustikaningrum, Fitriana; Kisnawathy, Sudrajah Warajati; Puspitasari, Dyah Intan; Mardiyati, Nur Lathifah
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): JIPPM - Desember 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.291

Abstract

 Kegiatan PROLANIS merupakan salah satu kegiatan BPJS yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Puskesmas Ngemplak 1 merupakan salah satu puskesmas yang aktif menjalankan program ini dengan peserta PROLANIS umumnya berusia 50 tahun. Anggota PROLANIS masih banyak menanyakan mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes dan hipertensi, namun kegiatan peningkatan pengetahuan mengenai pola makan jarang dilakukan karena keterbatasan sumber daya yang bekerja di puskesmas tersebut. Oleh sebab itu, penyuluhan dengan metode ceramah dengan media buku saku mengenai pemilihan makanan untuk menjaga kadar glukosa darah dan tekanan darah tetap normal dilakukan. Untuk menambah pengetahuan dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup anggota PROLANIS. Pada akhir akhir sesi, peserta diberikan kuesioner untuk memilih makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk mengatur gula darah dan tekanan darah dan >50% peserta menjawab secara benar, yang menandakan bahwa lebih dari 50% peserta telah memahami materi penyuluhan.
Iodine and goitrogens intakes among menopausal women in calcareous region Mutalazimah, Mutalazimah; Mardiyati, Nur Lathifah; Isnaeni, Farida Nur; Puspitasari, Dyah Intan
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 14, No 1: March 2025
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v14i1.24655

Abstract

Wonogiri Regency, Indonesia, is a calcareous mountainous region which has limitations in terms of iodine content in soil and water. Kismantoro is one of the Sub-districts in the regency with severe iodine deficiency. This condition is related to the intake of iodine and factors that inhibit the intake of iodine such as goitrogens. This causal-comparative study was conducted to determine the difference of iodine and goitrogenic foods intakes among menopausal women in Kismantoro Sub-district. A total of 307 menopausal women were taken randomly. Iodine intake as well as goitrogens were measured using the semi quantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ). There was no difference in the percentage of recommended dietary allowance (RDA) for iodine intake (p=0.857) and goitrogens intake (p=0.084) among the menopausal women, but there were differences in energy, protein, carbohydrate, and fat intake (p<0.001) respectively. In addition, the prevalence of goiter was 10.4% which did not differ in the premenopausal, perimenopausal and postmenopausal groups (p=0.227). However, it was found that most menopausal women had insufficient iodine intake (71.3%) and frequent goitrogenic foods intake (68.7%). Thus, a synergistic manner between stakeholders is still needed to improve the variation of iodine food sources while consume less goitrogens in the area.
Panjang Ulna sebagai Prediktor Tinggi Badan pada Anak Pangastuti, Niken Asih; Mardiyati, Nur Lathifah
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 4 (2023): Jurnal Keperawatan: Supp Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i4.2070

Abstract

Pangjang ulna (PU) merupakan pengukuran tulang panjang yang dapat dijadikan sebagai salah satu tulang yang dapat memprediksikan tinggi badan. Pengukuran ini dapat mengestimasikan kebutuhan gizi seseorang, bagi individu yang tidak memungkinkan dilakukan pengukuran tinggi badan. Terdapat beberapa persamaan yang saat ini kerap digunakan. Akan tetapi, persamaan tersebut dilakukan pada kelompok umur dewasa dan jarang ditemukannya penelitian yang menilai hasil prediksi dari persamaan tersebut ketika dilakukan pada kelompok anak. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hasil prediksi dari persamaan tersebut. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anak yang berdomisili di Desa Margatani, dengan umur 7-12 tahun sejumlah 105 orang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat microtoice GEA (ketelitian 0,1 cm) dan metline General Care (ketelitian 0,1 cm). Uji korelasi menggunakan uji Pearson Correlation. Uji perbedaan menggunakan One Way Anova. Hasil prediksi Tinggi Badan (TB) bedasarkan persamaan yang digunakan memiliki korelasi positif terhadap TB (p<0.001). Secara statistik, terdapat perbedaan hasil pengujian terhadap persamaan yang digunakan dengan selisih yang cukup tinggi (p<0.001). Pada penelitian ini dirumuskan persamaan regresi yang sesuai dengan karakteristik populasi. Persamaan estimasi tinggi badan pada laki-laki = 37.541 + 3.138(Umur) + 3.273 (PU); perempuan= 42.993 + 2.987 (Umur) + 2.943 (PU).
Soda consumption and overweight in high school students in Surakarta, Indonesia Ramadhoni, Farhan Dian; Mardiyati, Nur Lathifah
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 7 No. 6 (2024): Volume 7 Number 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v7i6.348

Abstract

Background: Adolescence is an age that is vulnerable to facing various nutritional problems, both malnutrition and excess nutrition. Excessive nutrition is a body condition where food intake exceeds the recommended daily requirements, causing fat accumulation. Overnutrition in adolescents can be seen through the Body Mass Index (BMI) according to age, where assessment results that exceed ≥+1 SD are included in the overnutrition category. Consumption of soft drinks is a risk factor that causes overnutrition due to excess sugar intake from these soda drinks. High intake of sweet drinks can increase overweight and can be a risk of metabolic disease. The recorded number of children and teenagers in Indonesia who were overweight or obese in 2018 was 20% or 7.6 million school children and 14.8% or 3.3 million teenagers. Purpose: To determine the relationship between soda drink consumption and overweight. Method: Observational research with a cross sectional approach. This research analyzes the relationship between the independent variable (frequency of soda consumption) and the dependent variable (more nutrients) which was carried out by collecting data at the same time. The population in this study were all tenth and eleventh grade students at SHS 1 Muhammadiyah, SHS 2 Muhammadiyah and Muhammadiyah Surakarta Special Program High School, with a sample of 104 respondents. The research was conducted at 3 Muhammadiyah High Schools in Surakarta on November 2022 – February 2024. Soda consumption data was collected using the Food Frequency Questionnaire (FFQ). Meanwhile, nutritional status data is carried out by anthropometric measurements such as height, weight and calculation of Body Mass Index (BMI) based on age (BMI/U). Results: It was found that there was no significant relationship between soda drink consumption and the incidence of overnutrition with a p-value of 0.794. Conclusion: There is no relationship between soda drink consumption and overnutrition.
EDUKASI GIZI SEIMBANG UNTUK PENCEGAHAN STUNTING UNTUK ANAK PRA SEKOLAH Mardiyati, Nur Lathifah; Pristianto, Arif; Shodikin, Ahmad Ari; Pangastuti, Niken Asih; Amalia, Norma Diena; Dewi, Nurmala
Bengawan : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.747 KB) | DOI: 10.46808/jurnal_bengawan.v2i2.63

Abstract

Kejadian Stunting di Indonesia mencapai 24,4% pada tahun 2021. Namun masalah gizi stunting masih bisa dilakukan pencegahan dan penanganan yang baik pada usia prasekolah supaya tidak menjadi lebih parah dikemudian hari. Edukasi gizi seimbang pada anak sebagai langkah upaya pencegahan stunting, orang tua dan guru pengajar di sekolah diharapkan mempunyai bekal dalam pemahaman perbaikan pola makan gizi seimbang untuk balita. Kegiatan pengabdian ini sebagai program kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan orang tua wali anak dan guru pengajar dalam penerapan perbaikan pola makan yang baik dengan berpedoman gizi seimbang pada anak. Upaya kegiatan ini dapat mencegah dan menangani kejadian stunting pada anak Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanan (TK) Bintangku, Bulak Indah, Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Metode intervensi yang dilakukan adalah penyuluhan interaktif kepada orang tua anak dan guru pengajar di sekolah. Seluruh peserta yang hadir antusias dalam kegiatan penyuluhan edukasi gizi dengan hasil mendapatkan pengetahuan yang baru setelah mengikuti rangkaian kegiatan penyuluhan. Kedepannya kegiatan ini dapat menjadi program rutin untuk orang tua dan guru pengajar sehingga dapat menjadikan anak mempunyai perilaku gizi seimbang ditunjukkan dengan status gizi yang normal dan terhindar dari masalah gizi.
PERBEDAAN INDIKATOR-INDIKATOR OBESITAS PADA LANSIA HIPERTENSI DAN NON-HIPERTENSI Mardiyati, Nur Lathifah; Agustin, Yuriza
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 1 No. 1: JANUARI 2018 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.74 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v1i1.90

Abstract

Banyak kejadian hipertensi yang tidak terdiagnosa dikarenakan tidak munculnya tanda dan gejala sehingga diperlukan cara penentuan peningkatan risiko hipertensi yang lebih mudah teramati, seperti dari peningkatan IMT, lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) yang juga sebagai langkah promosi kesehatan untuk mencegah peningkatan kasus hipertensi dari diri sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional yang dilaksanakan di Posyandu Lansia di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu dengan jumlah subjek 30 untuk masing-masing kelompok yang dipilih secara consecutive sampling. Uji perbedaan dilakukan dengan Independent T-test. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh responden yang non-hipertensi memiliki IMT, LP dan RLPP yang normal (70%, 67% dan 77%) sedangkan untuk responden yang hipertensi sebagian besar memiliki status gizi lebih (63%, 73% dan 70%). Walaupun lebih dari separuh responden yang hipertensi memiliki IMT lebih, dari uji Independent T-test tidak menunjukkan perbedaaan yang signifikan (nilai p> 0,05). Namun, untuk LP dan RLPP menunjukkan perbedaan yang signifikan antara respoden dengan hipertensi dan tidak hipertensi (nilai p< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada LP dan RLPP tetapi tidak dengan IMT pada lansia hipertensi dan yang tidak mengalami hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa penumpukan lemak di sekitar perut yang lebih mempengaruhi tekanan darah dibandingkan dengan IMT atau proporsi tubuh secara keseluruhan.Kata Kunci : Lansia, hipertensi, lingkar pinggang, lingkar panggul, IMT 
Hubungan Asupan Protein dan Lama Pengobatan dengan Indeks Massa Tubuh Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan Salatiga Qurrota'aini, Nafila Happy; Mardiyati, Nur Lathifah; Widyawati, I Gusti Ngurah; Isnaeni, Farida Nur
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i2.2377

Abstract

Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang dapat memengaruhi indeks massa tubuh penderitanya. Pasien tuberkulosis paru seringkali mengalami penurunan status gizi yang disebabkan gangguan metabolisme akibat inflamasi dan respon imun. Selain itu dapat terjadi pula penurunan nafsu makan dan asupan makan termasuk protein yang disebabkan efek samping dari pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein dan lama pengobatan dengan indeks massa tubuh pasien tuberkulosis paru. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian ini melibatkan 55 responden pasien tuberkulosis paru. Data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman dengan tujuan menguji korelasi antar variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukan sebanyak 52,7% responden memiliki asupan protein yang kurang dan sebanyak 69,1% responden yang berada pada fase pengobatan lanjutan. Berdasarkan Uji Rank Spearman pada pengujian hubungan asupan protein dengan indeks massa tubuh, diperoleh hasil, yakni p = 0,005, yang berarti terdapat hubungan antara keduanya. Sementara itu, pada pengujian hubungan lama pengobatan dengan indeks massa tubuh diperoleh hasil p = 0,376 yang berarti tidak ada hubungan antar keduanya. Saran bagi Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan Salatiga diharapkan dapat memberikan konseling kepada pasien agar pasien lebih sadar mengenai pemenuhan kebutuhan zat gizi khususnya protein, serta saran bagi pasien diharapkan untuk meningkatkan konsumsi protein baik dari sumber protein hewani maupun nabati agar kebutuhan zat gizi tercukupi.
Hubungan antara Kebiasaan Membaca Label Kandungan Gizi Minuman Kemasan Berpemanis dengan Status Gizi pada Pelajar SMP Al Islam 1 Surakarta Pratama, Clarisa Imelia Agustin Sanja; Mardiyati, Nur Lathifah
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i1.1340

Abstract

Status gizi adalah Keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi yang dinyatakan menggunakan nilai Z- score berdasarkan indeks IMT/U. Kebiasaan membaca label gizi yang rendah terjadi karena kurangnya minat yang dipicu oleh rendahnya pemahaman mengenai label gizi, serta istilah yang digunakan tidak familiar di telinga masyarakat umum. Salah satu penyebab yaitu konsumsi minuman berpemanis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan membaca label kandungan gizi minuman kemasan berpemanis dengan status gizi pada pelajar SMP AI-Islam Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid di SMP Al-Islam 1 Surakarta yang berjumlah 667 murid. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebiasaan Membaca Label Gizi. Persentase terendah responden adalah kelompok umur 15 tahun dengan persentase 5,6% lalu kelompok umur 13 tahun dengan persentase 26,7% dan persentase tertinggi adalah kelompok umur 14 dengan persentase 67,8%. Sebagian besar responden dari penelitian ini adalah mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 46 (51%) dan siswa dengan jenis kelamin laki – laki sebesar 44 (48,9%). Kebiasaan membaca label gizi SMP Al-Islam 1 Surakarta mayoritas responden yaitu sebanyak 46 dari 90 responden (51,1%). Status gizi SMP Al-Islam 1 Surakarta mayoritas responden yaitu sebanyak 58 dari 90 (64.4%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan membaca label gizi dengan status gizi.
PENURUNAN DERAJAT KEASAMAN SALIVA PADA ANAK USIA 10-12 TAHUN YANG MENGKONSUMSI COKELAT HITAM SUKROSA, XYLITOL, DAN STEVIA Kaswindiarti, Septriyani; Saputra, Muhammad Rhaufly Dwi Arga; Yudiatna, Clara Cessa Putri; Widianto, Shafwan Rafif; Muhammad, Dimas Rahadian Aji; Praseptiangga, Danar; Murdiyanto, Dendy; Sari, Nendika Dyah Ayu Murika; Mardiyati, Nur Lathifah
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Vol 11, No 2 (2024): Vol. 11,No 2 (Desember 2024)
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/jbd.v11i2.1649

Abstract

Introduction: Chocolate is a widely consumed food, particularly by children. It is often considered a contributing factor to the development of dental caries due to its high sugar content, which can lead to the formation of dental caries. Aim: This study aimed to determine whether consuming dark chocolate sweetened with sucrose, xylitol, and stevia would reduce saliva acidity in children aged 10-12 years. Methods: Twenty-one children aged 10-12 years were given dark chocolate with three sweeteners: 30% sucrose, 30% xylitol, and 1% stevia. The subjects' saliva was collected 10 minutes after chewing chocolate with sucrose on day 1, chocolate with xylitol on day 2, and chocolate with stevia on day 3 for 30 seconds and then measured by a pH meter. The measurement was repeated thrice. Result: The difference in mean saliva pH before and after treatment with the three types of chocolate were analysed using the One-way ANOVA test.  A decline in pH was observed in all treatment groups; however, the most significant decrease was observed in the sucrose chocolate group (0.34 ± 0.12), followed by the stevia chocolate group (0.26 ± 0.09), and the least significant decrease was observed in the xylitol chocolate group (0.14 ± 0.07). Conclusion: A statistically significant difference was observed in the decrease in saliva acidity among children aged 10-12 years who consumed dark chocolate containing sucrose, xylitol, and stevia
HUBUNGAN PENGETAHUAN KONSUMSI MINUMAN BERPEMANIS DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMP 1 MUHAMMADIYAH SURAKARTA Hanifah, Intan Uzy; Isnaeni, Farida Nur; Mardiyati, Nur Lathifah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.45881

Abstract

Masa remaja merupakan tahap penting dalam perkembangan manusia yang ditandai dengan perubahan fisik, psikologis, dan sosial, yang berpengaruh besar terhadap status gizi. Status gizi remaja memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan produktivitas di masa dewasa. Di Indonesia, data Riskesdas 2022 menunjukkan adanya beban ganda masalah gizi pada remaja, yakni kekurangan dan kelebihan gizi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang minuman berpemanis dengan status gizi pada remaja di SMP 1 Muhammadiyah Surakarta. Metode yang digunakan ialah desain observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII usia 12–15 tahun dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terkait pengetahuan minuman berpemanis dan pengukuran status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa memiliki pengetahuan baik tentang minuman berpemanis (59,8%) dan status gizi baik (74,13%). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan status gizi (p = 0,018; r= -0,239), di mana siswa berpengetahuan baik cenderung memiliki status gizi baik (74,13%). Tingginya prevalensi gizi tidak normal pada siswa SMP 1 Muhammadiyah Surakarta menunjukkan pentingnya edukasi gizi, terutama terkait konsumsi minuman berpemanis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang minuman manis dengan status gizi remaja di sekolah tersebut.