Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI MINUMAN MANIS DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA Prayudhi, Laily Maulidya Kusumaning; Kisnawaty, Sudrajah Warajati; Mardiyati, Nur Lathifah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46633

Abstract

Prevalensil dismenore padal remaja putri dil Indonesia mencapai l64,25%, yangl terdiri daril 54,89% mengalamil dismenorel primerldanl 9,36% mengalamil dismenorel lsekunder. Sedangkan angkal kejadianl dismenore di Kota Surakarta padal remaja putri mencapai89,8%. Faktorl risiko terjadinyal dismenore diantaranya statusl gizi individu dan kebiasaan konsumsi minumanl manis. Penelitianlini bertujuanl untukl mengetahui hubungan frekuensi konsumsil minuman manisl danl status gizil denganl kejadianl dismenore padalremajal putri SMPl Muhammadiyah 1l Surakarta. Penelitianl ini bersifatl observasional denganl pendekatan lcross-lsectional. Kuesioner lSQ-FFQl dengan rentangl waktu 1l bulan terakhirl digunakan untuk mengukur frekuensi konsumsi minuman manis, kuesioner WaLLid digunakan untuk menentukan kejadian dismenore, dan IMT/U digunakan untuk mengukur status gizi. Sampel penelitian sebanyak 67 remaja putri yang dipilihl dengan teknikl simple randoml sampling. Kriterial inklusi yangl digunakan yaitu siswi yang bersedia menjadi responden, telah mengalami masa menstruasi, memiliki usia 13-15 tahun, serta dalam kondisi sehat yang dapat diukur TB dan BB. Ujil statistik yangl digunakan untukl menganalisis hubunganl antar variabell adalah ujil Rank lSpearman. Hasill analisis univariat dari penelitianl ini menunjukkanl sebanyak 47,8% remaja sering mengkonsumsi minuman manis dengan jenis kategori paling sering adalah teh dan kopi. Sebanyak 34,3% remaja memiliki status gizi berlebih dengan 38,5% remaja mengalamil dismenore sedangl dan 58,9% lainnya mengalamil dismenore lberat. Hasill analisis bivariat dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi antara kejadian dismenore dengan frekuensi konsumsi minuman manis (nilail p=0,00) dan statuslgizi (nilail p= l0,00). Adanya hubunganl yang signifikan antaral frekuensi konsumsil minuman manis danl status gizil dengan kejadianl dismenore.
The Relationship between Anemia Knowledge and Adherence to Taking Blood Additive Tablets with Hemoglobin Levels of Pregnant Women at Gatak Health Center Martianny, Dewi Nabila; Muwakhidah, Muwakhidah; Mardiyati, Nur Lathifah; Sarbini, Dwi
Jurnal Kesehatan Vol 18, No 1 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v18i1.5220

Abstract

Pendahuluan: Pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil sangat berpengaruh terhadap kepatuhan konsumsi TTD, sedangkan pada ibu hamil kadar hemoglobin dipengaruhi oleh konsumsi TTD dan asupan zat gizi diantaranya zat besi dan asam folat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan anemia dan kepatuhan minum tablet tambah darah dengan kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Gatak Kartasura. Metode: Penelitian ini menggunakan 80 sampel ibu hamil dari 8 desa di wilayah Puskesmas Gatak. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil menggunakan metode kuesioner, sedangkan pengambilan sampel darah untuk kadar hemoglobin menggunakan metode sianmethemoglobin. Untuk jenis desain menggunakan metode observasional cross-sectional, dan untuk uji analisis hubungan menggunakan uji rank spearman. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang kuat antara pengetahuan dengan kepatuhan (p = 0,000 < 0,05; r = 0,974), pengetahuan dengan kadar Hb (p = 0,000 < 0,05; r = 0,974), dan kepatuhan dengan kadar Hb (p = 0,000 < 0,05; r = 1,000). Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara pengetahuan anemia dengan kepatuhan minum TTD, ada hubungan antara pengetahuan anemia dengan kadar hemoglobin, dan ada hubungan antara kepatuhan konsumsi TTD dengan kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Gatak, untuk kedepannya sebaiknya penelitian ini dikembangkan dalam bentuk penelitian eksperimen.   Introduction: Knowledge of anemia in pregnant women is very influential in compliance with consumption of TTD, while for pregnant women hemoglobin levels are influenced by TTD consumption and intake of nutrients including iron and folic acid. This study aims to determine the relationship between anemia knowledge and compliance with taking blood supplement tablets with hemoglobin levels of pregnant women at Puskesmas Gatak Kartasura. Method: This study used 80 samples of pregnant women from 8 villages in the Gatak Health Center area. To determine the knowledge of pregnant women using the questionnaire method, while blood sampling for hemoglobin levels using the cyanmethemoglobin method. For the type of design using cross-sectional observational methods, and for the relationship analysis test using the spearman rank test. Result: The results showed a strong relationship between knowledge and compliance (p = 0.000 < 0.05; r = 0.974), knowledge with Hb levels (p = 0.000 < 0.05; r = 0.974), and compliance with Hb levels (p = 0.000 < 0.05; r = 1.000). Conclusion: The conclusion of this study, namely there is a relationship between anemia knowledge and compliance with taking TTD, there is a relationship between anemia knowledge and hemoglobin levels, and there is a relationship between compliance with TTD consumption and hemoglobin levels of pregnant women at Gatak Health Center, in the future this research should be developed in the form of experimental research.
The Relationship Between Fat Intake and Physical Activity and Nutritional Status in Students of SMPN 22 Surakarta Adila, Istianah Nur; Mardiyati, Nur Lathifah; Sarbini, Dwi
Jurnal Impresi Indonesia Vol. 4 No. 5 (2025): Indonesian Impression Journal (JII)
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jii.v4i5.6453

Abstract

Adolescents are an age group that is vulnerable to nutritional problems due to physiological changes and modern lifestyles. This study aims to determine the relationship between fat intake and physical activity and nutritional status in SMPN 22 Surakarta students. This study uses an analytical observational design with a cross-sectional approach. The sample amounted to 141 students who were selected using a simple random sampling technique. Fat intake data was collected through the 24-Hour Food Recall method for three non-consecutive days and analyzed using Nutrisurvey 2007, while physical activity was measured using the PAQ-A questionnaire. Nutritional status is determined based on the body mass index by age (BMI/U) based on z-score using WHO standards. The results of statistical analysis showed that there was no relationship between fat intake and nutritional status (p = 0.997) or between physical activity and nutritional status (p = 0.070) in SMPN 22 Surakarta students. This study indicates that other factors beyond fat intake and physical activity may play a role in determining adolescent nutritional status.
Hubungan Asupan Protein dan Persentase Massa Otot dengan Kebugaran Jasmani pada Anggota UKM Futsal Universitas di Surakarta Amanda, Ghaisani Shella; Zulaekah, Siti; Mardiyati, Nur Lathifah
Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna Medan Vol 13 No 2 (2025): JURNAL ILMIAH STOK BINA GUNA MEDAN
Publisher : Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/jsbg.v13i2.4215

Abstract

Olahraga futsal menjadi salah satu cabang olahraga yang paling banyak diminati oleh seluruh kalangan, mulai dari anak anak, remaja , hingga dewasa. Dalam meningkatkan performa futsal yang optimal, penting bagi para pemain futsal untuk menjaga kebugaran jasmaninya, termasuk kebutuhan asupan protein dan persentase massa otot yang dimiliki oleh pemain futsal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan protein dan persentase massa otot dengan kebugaran jasmani anggota futsal UKM 4 Universitas di Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain cross sectional yang melibatkan 52 sampel anggota futsal menggunakan convenience sampling. Hasil data yang dari analisis menggunakan Rank Spearman memperoleh hasil p value sebesar 0,871 (p > 0,05) untuk asupan protein dengan kebugaran jasmani dan 0,947 (p > 0,05) untuk persentase massa otot dengan kebugaran jasmani. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dan persentase massa otot dengan tingkat kebugaran jasmani anggota UKM futsal universitas di Surakarta.
Hubungan Durasi Tidur dan Asupan Energi dengan Status Gizi Siswa SMP Negeri 22 Surakarta Arman, Salsa Avia; Mardiyati, Nur Lathifah; Sarbini, Dwi
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v5i1.3106

Abstract

Masa remaja adalah periode krusial dalam kehidupan yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kebutuhan gizi menjadi lebih tinggi. Namun, perubahan dalam gaya hidup dan pola makan yang tidak seimbang sering kali menyebabkan ketidaksesuaian antara kebutuhan gizi dan makanan yang dikonsumsi. Selain itu, durasi tidur juga berperan dalam memengaruhi proses metabolisme dan nafsu makan. Studi ini bertujuan untuk menilai keterkaitan antara lamanya tidur dan konsumsi energi dengan kondisi gizi pada siswa SMP Negeri 22 Surakarta. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan 141 responden yang berusia antara 14 hingga 17 tahun, yang dipilih secara acak. Data diperoleh melalui wawancara dengan metode pengingat makanan selama 3 × 24 jam, pencatatan durasi tidur, serta pengukuran status gizi berdasarkan indeks massa tubuh menurut usia (IMT/U) menggunakan nilai z-score. Analisis mengenai hubungan dilaksanakan dengan menggunakan uji statistik Spearman Rank, yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara durasi tidur (p = 0,469) dan asupan energi (p = 0,112) terhadap status gizi. Sebagai kesimpulan, walaupun tidak terdapat hubungan yang signifikan, mayoritas siswa mengalami kekurangan energi serta kurang tidur yang dapat berpengaruh negatif terhadap konsentrasi dan kesehatan. Dengan demikian, sekolah harus menyelenggarakan program pendidikan dan pencegahan untuk membangun kebiasaan hidup sehat yang berkelanjutan.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA SISWI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA Ramadhani, Nanda Sintya; Isnaeni, Farida Nur; Mardiyati, Nur Lathifah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.47266

Abstract

Dismenore primer merupakan masalah kesehatan reproduksi yang umum dialami oleh remaja putri dan berdampak pada kualitas hidup serta aktivitas sehari-hari. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi dismenore primer antara lain status gizi dan tingkat stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan tingkat stres dengan kejadian dismenore primer pada siswi di SMK Negeri 4 Surakarta. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 57 siswi yang dipilih secara acak menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran antropometri, kuesioner DASS-Y untuk tingkat stres, dan kuesioner WaLLID Score untuk dismenore primer. Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal (70,2%) dan sebagian besar mengalami stres (80,7%). Sebanyak 93% responden mengalami dismenore primer. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian dismenore primer (p = 0,575), namun terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore primer (p = 0,001). Disimpulkan bahwa stres berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada siswi.
Hubungan Asupan Zat Besi dan Aktivitas Fisik dengan Derajat Dismenore pada Remaja Putri di SMKN 4 Surakarta Rahma, Finna Armita; Isnaeni, Farida Nur; Mardiyati, Nur Lathifah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.47267

Abstract

Masa remaja ditandai dengan perubahan fisiologis termasuk menarche, yang menjadi indikator awal pubertas. Dismenore, atau nyeri haid, merujuk pada gangguan menstruasi yang sering dialami remaja putri serta bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari. Tingginya angka kejadian dismenore di Indonesia menjadi perhatian, dengan prevalensi mencapai lebih dari 60%. Beberapa faktor seperti asupan zat besi dan aktivitas fisik diketahui berhubungan dengan tingkat keparahan dismenore. Tujuan dijalankannya penelitian ini ialah guna menganalisis korelasi diantara asupan zat besi dan aktivitas fisik dengan derajat dismenore pada siswi SMKN 4 Surakarta. Desain penelitian yang dimanfaatkan penggunaannya ialah observasional berpendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMKN 4 Surakarta dan sampelnya sejumlah 57 siswi. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode simple random sampling. Data asupan zat besi dilakukan melalui penggunaan formulir Food Frequency Questionnaire Semi Quantitative (SQ-FFQ) dalam 1 bulan terakhir, data aktivitas fisik didapat dengan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), dan data derajat dismenore didapatkan dengan kuesioner WaLIDD Score. Analisis data yang dimanfaatkan penggunaannya ialah uji Chi Square. Temuan memperlihatkan sebanyak 93% siswi mengalami dismenore. Sebanyak 66,7% siswi mempunyai asupan zat besi kurang. Dengan besaran 61,4% siswi dengan aktivitas fisik tidak berat. Hasil analisis statistik pada asupan zat besi dengan derajat dismenore mendapatkan nilai p-value=0,01 dan aktivitas fisik dengan derajat dismenore mendapatkan nilai p-value=0,63. Terdapat korelasi yang signifikan diantara asupan zat besi dengan derajat dismenore. Namun, tidak didapati korelasi yang signifikan diantara aktivitas fisik dengan derajat dismenore di SMKN 4 Surakarta.
Hubungan antara Asupan Fe dan Pengetahuan Gizi dengan Tingkat Kebugaran Jasmani pada Anggota UKM Futsal Universitas di Surakarta Zerlind, Anas Tasya Ardea; Zulaekah, Siti; Isnaeni, Farida Nur; Mardiyati, Nur Lathifah
Jurnal Ilmu Multidisiplin Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmu Multidisplin (Juni–Juli 2025)
Publisher : Green Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jim.v4i2.1069

Abstract

Kebugaran jasmani merupakan faktor penting yang mempengaruhi performa atlet, khususnya dalam olahraga futsal yang menuntut daya tahan dan kecepatan tinggi. Salah satu faktor yang berperan dalam mendukung kebugaran jasmani adalah asupan zat besi (Fe) dan tingkat pengetahuan gizi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan zat besi (Fe) dan pengetahuan gizi dengan tingkat kebugaran jasmani pada anggota UKM Futsal empat universitas di Karesidenan Surakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang yang dipilih menggunakan metode convenience sampling. Data asupan Fe dikumpulkan melalui wawancara recall 3x24 jam, data pengetahuan gizi diperoleh melalui kuesioner, dan tingkat kebugaran jasmani diukur menggunakan Beep Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki asupan Fe defisit (55,77%), pengetahuan gizi cukup (15,38%), dan tingkat kebugaran jasmani sangat kurang (36,54%). Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan signifikan antara asupan Fe dan kebugaran jasmani (p = 0,000; r = 0,603). Uji korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan gizi dan kebugaran jasmani (p = 0,000; r = 0,585). Semakin baik asupan Fe dan pengetahuan gizi atlet, maka semakin baik pula tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penyusunan program edukasi gizi dan perencanaan pola makan yang tepat bagi atlet futsal untuk meningkatkan performa dan kebugaran jasmani.
HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI ANGGOTA UKM FUTSAL UNIVERSITAS DI SURAKARTA Fadillah, Kurniawati; Zulaekah, Siti; Mardiyati, Nur Lathifah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.47369

Abstract

Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang menuntut kebugaran jasmani optimal pada pemain. Kebugaran jasmani yang baik akan meningkatkan kemampuan fisik dan produktivitas seorang atlet sehingga prestasi yang maksimal dapat dicapai oleh atlet. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) futsal merupakan salah satu bentuk organisasi di universitas yang memiliki potensi prestasi tinggi. Data Kemenpora menunjukkan bahwa 83,55% laki-laki usia 16-30 tahun memiliki kebugaran jasmani kategori kurang dan kurang sekali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat dan persentase lemak tubuh dengan kebugaran jasmani anggota UKM Futsal universitas di Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah desain observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota ukm futsal universitas di Surakarta dengan teknik pengambilan sampel secara convenient sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara recall 3x24 jam, pengukuran komposisi tubuh menggunakan BIA dan pengukuran kebugaran jasmani menggunakan metode beep test. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara asupan karbohidrat dan kebugaran jasmani (p= 0,199) dan terdapat hubungan signifikan antara persentase lemak tubuh dengan kebugaran jasmani (p = 0,036; r= -292) di mana responden yang memiliki persentase lemak tubuh lebih 54,5% memiliki kebugaran jasmani sangat kurang dan responden yang memiliki persentase lemak tubuh obesitas 72,7% memiliki kebugaran jasmani sangat kurang. Tingginya prevalensi kebugaran jasmani yang sangat kurang membuktikan diperlukannya pengaturan persentase lemak tubuh dan konsumsi lemak pada responden untuk meningkatkan kebugaran jasmani serta penting bagi responden untuk memperhatikan jenis sumber lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi.
Hubungan Status Gizi dan Asupan Lemak dengan Kebugaran pada Anggota UKM Futsal Ttyas, Arum Kusumaning; Mardiyati, Nur Lathifah
Jurnal Sporta Saintika Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Sporta Saintika Edisi September 2025
Publisher : Departemen Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sporta.v10i2.460

Abstract

Physical fitness affects the performance of futsal players and is influenced by nutritional status and fat intake. Balanced nutritional status is important for athletes because malnutrition can reduce the body's ability to transport oxygen. Fat also acts as a long-term energy source in addition to glycogen, which is used to produce ATP during activity or exercise. The aim was to determine the relationship between nutritional status and fat intake with fitness in members of the University's futsal UKM in Surakarta. This observational study used a cross-sectional design with 51 male respondents who were active members of the futsal UKM, selected through the convenience sampling method. Inclusion criteria included willingness to be respondents, male gender, as an active member, and no history of disease. While exclusion criteria included athletes who withdrew before the study was completed, and athletes who withdrew from the futsal UKM. The results showed that members had a thin/lack nutritional status of 15.7%, overweight of 7.8%, and obesity of 13.7%. then low-fat intake of 60.8% and excess fat intake of 17.6%. The fitness level was very poor as much as 39.2%, poor and sufficient as much as 25.5%. The results of this study showed no significant relationship between nutritional status and fat intake with fitness (p = 0.322; r = -0.141 and p = 0.233; r = 0.170). This study is expected to be useful as a reference for further research.