Claim Missing Document
Check
Articles

JENIS TANAMAN RAMBATAN UNTUK PERTUMBUHAN KETAK (Lygodium circinatum (Burm.) Sw) DI HUTAN ALAM P.LOMBOK, NTB Endah Wahyuningsih; Eny Faridah; Budiadi
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 3 No. 2 (2017): Juni 2017
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketak (Lygodium circinatum(Burm.) Sw) adalah tumbuhan paku yang memproduksiHHBK dan memiliki nilai penting sebagai bahan baku kerajinan anyamandi Pulau Lombok, NTB. Ketak menghasilkan sulur yang digunakan sebagai bahan baku kerajinan anyaman. Dalam pertumbuhannya ketak memerlukan tanaman lain sebagai rambatan. Oleh karena itu, diperlukan studi untuk mengetahui jenis tanaman apa saja yang dominan dipilih oleh ketak sebagai rambatan di P. Lombok untuk pengembangannya lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman rambatan apa saja yang dipilih ketak sebagai rambatannya. Diduga ada peranan tanaman rambatan terhadap pertumbuhan dan peningkatan produktivitas sulur ketak. Metode penelitian adalahpurposive sistematic samplingdengan teknik survei yaitu mencari jenis target dengan menentukan sampling sebagai wilayah survey. Wilayah sampling ditentukan berdasarkan 3 ketinggian tempat yaitu 0-249,250-499 dan 500 mdpl ke atas. Pada masing-masing ketinggian di buat 10 petak ukur dengan ukuran 20m x 20m dan dilakukan pengamatan keberadaan ketak serta jenis tanaman apa saja pada setiap ketinggian yang merupakan rambatan ketak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketak dalam pertumbuhannya memilih banyak jenis tanaman rambatan, akan tetapi ada beberapa jenis tanaman rambatan ketak yang favorit disukai ketak. Jenis tanaman rambatan yang paling banyak ditemui sebagai rambatan pada setiap ketinggian adalahsebagai berikut: A. Pada ketinggian 0-249 mdpl: 1. Aren (Arenga pinnata), 2. Ceruring/Langsat (Lansium domesticum), 3. Liana (Liana sp); B. Pada ketinggian 250-499 mdpl: 1. Waru (Hibiscus tiliaceus), 2. Kumbi (Tabernaen montana), 3. Gaharu (Gyrinops verstegii); dan C. Pada ketinggian 500 mdpl ke atas: 1.Kopi (Coffea robusta), 2. Aren (Arenga pinnata), 3. Liana (Lianasp). Berdasarkan hasil pengamatan di hutan alam P. Lombok diketahui bahwa aren merupakan jenis rambatan yang paling favorit dijadikan rambatan ketak. Hal ini diduga karena Aren merupakan jenis tanaman yang memiliki tajuk cukup ringan, sehingga sesuai dengan sifat ketak yang menginginkan naungan tetapi tidak berat. Untuk melengkapi informasi berkaitan dengan upaya peningkatan pertumbuhan dan produktivitas ketak secara komprehensif diperlukan penelitian mengenai faktor fisiologi dan lingkungan yang mempengaruhi karakter pertumbuhan dan produktivitas ketak.
Identifikasi Diversitas Sumber Pakan Lebah Berbasis Lahan Pekarangan pada Meliponikultur (Identification of Bee Forage Sources Diversity Based on Home Garden in Meliponicultural) Endah Wahyuningsih; Maiser Syaputra; Pande Komang Suparyan; Andi Tri Lestari
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2022.19.1.29-44

Abstract

AbstractKelulut cultivation (meliponiculture) has the potential to be developed in West Nusa Tenggara (NTB) due to the availability of abundant natural bee forage resources. The meliponiculture in NTB is generally still on a home garden-based scale. However, the lack of public knowledge about the variety of plants that produce nectar, pollen, and resin throughout the year is an obstacle to the development of meliponiculture. This study aims to identify the variety of the bee forage and identify constraints and opportunities for developing its cultivation. The results showed that 30 species of plants have the potential as bee forage sources, consisting of seasonal and herbaceous plants. All these plants produce pollen, in which 27 species produce pollen and nectar, and only six can produce all pollen, nectar, and resin. Based on identification results, there are five obstacles and five opportunities in meliponiculture at the research site. The main obstacle was the lack of knowledge about the economic and ecological prospects of meliponiculture. At the same time, the opportunity for cultivation is enormous due to the availability of abundant bee forage resources. Therefore, it is necessary to conduct counseling and training on the economic and ecological prospects of meliponiculture, potential food sources, colony maintenance, and post-harvest processing.Keywords: bee forages, cultivation, home garden, meliponiculture AbstrakBudidaya kelulut (meliponiculture) berpotensi dikembangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) karena ketersediaan sumber daya yang cukup melimpah di alam. Budi daya kelulut di Nusa Tenggara Barat umumnya masih berskala rumah tangga berbasis pekarangan (home garden). Namun kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ragam tumbuhan yang menghasilkan nektar, polen, dan/atau resin sepanjang tahun menjadi kendala dalam pengembangan budidayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tanaman sumber pakan kelulut, mengidentifikasi kendala dan peluang pengembangan budidayanya.  Hasil penelitian menunjukkan terdapat 30 jenis tanaman sumber pakan potensial kelulut yang terdiri dari jenis tanaman tahunan dan tanaman herba. Seluruh tanaman tersebut menghasilkan pollen, 27 jenis diantaranya menghasilkan pollen dan nektar, dan hanya 6 jenis yang dapat menghasilkan pollen, nektar dan resin sekaligus. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada 5 kendala dan 5 peluang dalam budi daya kelulut di lokasi penelitian. Kendala utama pengembangan budi daya kelulut, yaitu kurangnya pemahaman tentang prospek ekonomi dan ekologi budi daya kelulut, sedangkan peluang budidaya sangat besar karena ketersediaan sumber pakan yang melimpah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan tentang prospek ekonomi dan ekologi budi daya kelulut, sumber pakan potensial, pemeliharaan koloni dan pengolahan pasca panen.Kata kunci: budi daya, pekarangan, sumber pakan, kelulut
STUDI POPULASI DAN KARAKTERISTIK POHON TENGGER CELEPUK RINJANI (Otus jolandae) DI ZONA RIMBA RESORT SETILING TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI Doni Prasatya; Endah Wahyuningsih; Maiser Syaputra
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 32 No 1 (2022): Jurnal Agroteksos April 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v32i1.720

Abstract

Celepuk rinjani (Otus jolandae) termasuk dalam salah satu spesies burung hantu terkecil di Indonesia. Sebagai satu-satunya burung endemik, populasi Celepuk Rinjani semakin hari kian menurun. Oleh karena itu, penelitian populasi dan karakteristik pohon tengger Celepuk Rinjani (Otus jolandae) di Zona Rimba Resort Setiling Taman Nasional Gunung Rinjani menjadi penting untuk dilakukan, guna menambah data ekologi Celepuk Rinjani (Otus jolandae) yang berada di Taman Nasional Gunung Rinjani. Dalam penelitian ini pengukuran populasi Celepuk rinjani (Otus jolandae) menggunakan metode IPA (Indeks Point of Abundance) untuk mengetahui jumlah populasi Celepuk Rinjani (Otus jolandae) dan analisis vegetasi untuk mengetahui karakteristik habitat Celepuk Rinjani (Otus jolandae). Hasil penelitian berdasarkan pengamatan diketahui total populasi Celepuk di Zona Rimba Resort Setiling Taman Nasional Gunung Rinjani berjumlah 62 individu dengan kepadatan sebesar 7,34 individu/ha. Populasi Tertinggi terdapat pada jalur keempat sebanyak 18 individu Celepuk Rinjani (Otus jolandae). Pohon bertengger Celepuk Rinjani (Otus jolandae) diketahui berjumlah 13 jenis, diantaranya yaitu Deduren (Platea exelca), Tanjung gunung (Mimusops elengi), Garu (Dysoxylum sp) dan Bintangor bunut (Callophyllum soulattri burm). Ketinggian bertengger Celepuk rinjani berkisar pada ketinggian 4 -<20m. Diameter pohon bertengger berkisar antara 12cm – 64cm, ketinggan pohon tengger 9m - 25m dan luas tajuk berkisar antara 1,96m² - 13,34m². Suhu rata-rata habitat Celepuk Rinjani (Otus jolandae) berkisar antara 21,64°C – 25,19°C. Kelembaban rata-rata habitat Celepuk Rinjani (Otus jolandae) berkisar antara 74,9% - 93,45% dan Intensitas Cahaya berkisar antara 343,6 lux – 1703,4 lux
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGELOLAAN WISATA ALAM GUNUNG JANGGOT LOMBOK TENGAH Sukran Makmun; Endah Wahyuningsih; Kornelia Webliana
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 32 No 1 (2022): Jurnal Agroteksos April 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v32i1.722

Abstract

Persespsi diartikan sebagai suatu tindakan yang membenahi, menelaah dan menafsirkan suatu informasi sehingga memberikan gambaran dan pemahaman tentang kondisi lingkungan. Adanya informasi tentang persepsi pengunjung di kawasan wisata dapat memeberikan suatu gambaran mengenai pengembangan kawasan unuk masa yang akan datang serta untuk menghindari terjadinya konflik antara pengelola dengan pengunjung yang akan berimbas pada aspek ekonomi masyarakat sekitar kawasan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai persepsi wisatawan terhadap pengelolaan wisata alam. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata alam Gunung Janggot dengan tujuan untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap pengelolaan wisata alam Gunung Janggot. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Penentuan responden menggunakan teknik accidental sampling, dengan jumlah responden 44 orang. Analisis data menggunakan metode skala likert dengan ketentuan batasan kriteria Baik (B) jika rentang nilai 104-132, Cukup Baik (CB) jika rentang nilai 74-103 dan Tidak Baik (TB) jika rentang nilai 44-73. Hasil analisis kemudian disajikan dalam bentuk table dan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai untuk parameter atraksi air terjun, atraksi kolam renang, atraksi flying fox, atraksi makam anak iwoq, kelembagaan dan sosial budaya berada pada kategori Cukup Baik (CB), dengan nilai secara berturut-turut 85, 85, 78, 85, 86, 88. Sedangkan yang masuk dalam kategori Tidak Baik (TB) yaitu kondisi jalan, sarana dan prasarana, kondisi kebersihan dan infrastruktur dengan nilai secara berturut-turut 60, 72, 69, 65
KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PADA HABITAT KETAK (Lygodium circinatum (BURM.(SW.) DI PULAU LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT Endah Wahyuningsih; Eny Faridah; Budiadi Budiadi; Atus Syahbudin
Jurnal Hutan Tropis Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Hutan Tropis Volume 7 No 1 Edisi Maret 2019
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v7i1.7285

Abstract

This research was aimed to identify composition and biodiversity of species in the natural habitat of ketak. This research used purposive systematic sampling by survey technique based on altitude i.e. 0-249, 250-499 and 500-750 m asl. There are 10 of observation plot with dimension of 20 m x 20 m at each altitude and total plot was 30 plots. The results showed that the composition at the seedling level at each altitude was 15 species in 11 families; and 13 species in 11 families and 8 species in 6 families. Sapling level there was 13 species in dari 10 families; 7species in 7 families and 10 species in 8 families. Pole level, there was 11 species in 9 families; 9 species in 8 families and 12 species in 10 families,And at the tree level at each altitude there was 15 species in 10 families and 17 species in 14, and 9 species in 8 families. The value of the species diversity index Shannon (H ') at all structure level and in all altitude classifications was known that in medium categories,only at sapling and pole level in low category, and value of index (Ds) was known that all level in high catecories. The index of species richness Margalef (Dmg) in medium categories, only at the altitude of 500-750 m asl was in low category, and value of Simpson species richness index (Dmax) was known that all level in high catecories. The value index of species evenness (E) and index (Es) at all altitudes in the stable category.
THE ROLE OF MANGROVE AS A BIOFILTER OF WATER POLLUTION IN LEMBAR SELATAN VILLAGE, LEMBAR REGENCY, WEST LOMBOK REGENCY Baiq Tini Junia Saputri; Endah Wahyuningsih; Diah Permata Sari
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 6 No 2 (2022): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jhppk.v6i2.7344

Abstract

Waste from community activities around the mangrove area of ​​South Lembar Village is suspected to be the cause of water pollution in that location. The existence of mangroves can overcome water pollution due to the ability of their biofilters. The purpose of this study was to determine the concentration of lead (Pb) and Cadmium (Cd) pollutants in the mangrove area of ​​South Lembar Village and how the status of water pollution and the effectiveness of the mangrove's ability as a water pollution biofilter in South Sheet Village were. Data was collected through direct observation, testing of lead and cadmium parameters, measurement of physico-chemical parameters (temperature, salinity, pH, dissolved oxygen) and density data collection. This research uses purposive sampling method and plotted transect plot. Data analysis used descriptive method, storet method and density value analysis. The results of the lead and cadmium test on water samples at all stations are < 0.0002 mg/L, and the results of the measurement of physico-chemical parameters for the highest average temperature of 30.33oC, the highest average pH of 8.0, the highest average salinity 29.33‰, the highest average DO is 6.57 mg/L. Mangrove density in all stations obtained very dense density values. It can be concluded that the concentrations of lead and cadmium in all stations are still low and meet the quality standards. After being analyzed by the storet method, it is known if the water conditions are included in class A water (very good). The role of the mangrove biofilter can be seen from the condition of the waters that are still good.
Daya Dukung Wisata Alam Air Terjun Segenter Di Taman Hutan Raya Nuraksa, Kabupaten Lombok Barat Ni Kadek Mayaning Sari; Endah Wahyuningsih; Kornelia Webliana B
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 5 No. 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v5i1.21422

Abstract

Taman Hutan Raya Nuraksa merupakan satu-satunya taman hutan raya yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Salah satu obyek daya tarik wisata alam unggulan yang menjadi daya tarik utama di Tahura Nuraksa adalah Air Terjun Segenter. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) mengetahui nilai daya dukung fisik (PCC) di kawasan wisata alam air terjun segenter, (2) mengetahui nilai daya dukung riil (RCC) di kawasan wisata alam air terjun segenter, dan (3) mengetahui nilai daya dukung efektif (ECC) di kawasan wisata alam air terjun segenter. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan penentuan lokasi penelitian menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan banyaknya wisatawan yang berkunjung di wisata alam Air Terjun Segenter dan belum adanya data mengenai nilai daya dukung pada wisata alam tersebut. Metode pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah wisatawan air terjun segenter belum melebihi kapasitas daya dukungnya atau masih dapat dimaksimalkan. Nilai daya dukung fisik untuk kegiatan piknik yaitu 3.798 orang/hari, untuk kegiatan berenang yaitu 62 orang/hari. Nilai daya dukung riil untuk kegiatan piknik yaitu 1.740 orang/hari dan untuk kegiatan berenang yaitu 28 orang/hari. Nilai daya dukung efektif yaitu 583 orang/hari
Model Penataan Jenis Tanaman Berbasis Home Garden untuk Mendukung Kelestarian Sumber Pakan Trigona Endah Wahyuningsih; Andi Tri Lestari; Pande Komang Suparyana; Maiser Syaputra; Januardi; Rusdianto; Dea Aswani; Windi Aulia Apriani; Rizky Nurvaningsih; Ainurrofiq; Dwi Ayu Sunarti; Rian Wahyuni; Algifari Rozak Firdaus; Nur Latifa Aini; Feri Bagus Wardani
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek No. 4 Vol. 1 Oktober, 2022
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v4i1.93

Abstract

Usaha budidaya lebah madu Trigona telah banyak dikembangkan di masyarakat pedesaan, salah satunya di Desa Pendua, karena teknis budidaya dan pemeliharaannya mudah dan tidak rumit. Pengembangan budidaya lebah madu trigona akan berhasil, apabila didukung ketersediaan sumber pakan sepanjang musim. Sumber pakan trigona didapatkan dari pekarangan (home garden). Peran home garden untuk mendukung ketersediaan sumber pakan trigona sangat besar. Jenis sumber pakan lebih pada tanaman buah-buahan dan sedikit tumbuhan berbunga. Pengetahuan masyarakat tentang jenis-jenis tumbuhan sumber pakan trigona yaitu penghasil nektar, polen dan resin masih kurang, sehingga belum terpenuhi ketersediaan pakannya. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program kerja Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Mataram yaitu membuat demplot model penataan jenis tanaman berbasis home garden untuk mendukung kelestarian sumber pakan Trigona. Model home garden yang diterapkan sesuai dengan pola agroforestri yaitu mengkombinasikan tanaman tahunan yaitu buah-buahan, dan tanaman berbunga sepanjang musim yang menghasilkan nektar, polen dan resin. Hasil kegiatan pengabdian adalah demplot model penataan jenis tanaman sumber pakan berbasis home garden penghasil nektar, polen dan resin. Penataan jenis tanaman sumber pakan terdiri dari 8 jenis tanaman buah-buahan yaitu Durian (Durio zibethinus), Matoa (Pometia pinnata), Kelengkeng (Dimocarpus longan), Mangga (Mangifera indica) , Murbei (Morus alba), Jeruk (Citrus reticulata), Anggur (Vitis vinifera), dan Jambu biji (Psidium guajava L). Tanaman berbunga terdiri dari 17 jenis yaitu Matahari Mexico (Tithonia rotundifolia (Mill.) S.F.Blake), Matahari (Helianthus annuus), Air mata pengantin (Antigonon leptopus), Asoka (Saraca asoca), Pagoda (Clerodendrum paniculatum), Widelia (Sphagneticola trilobata), Tembelekan (Lantana camara), bunga pukul sepuluh (Portulaca Grandiflora Hook), Porana (Porana volubilis Burm.f), Sikat botol (Callistemon viminalis), Krokot (Portulaca sp), palem kuning (Dypsis lutescens), Jengger ayam (Celosia cristata), Nona makan sirih (Clerodendrum thomsoniae) dan Kastuba (Euphorbia pulcherrima. Kesimpulan kegiatan adalah demplot model yang telah dilakukan sudah memenuhi ketersediaan sumber pakan trigona sepanjang tahun, karena tersedia tanaman potensial penghasil nektar, polen dan resin
Pemberdayaan Ekonomi Produktif Madu Melalui Pengembangan Kebun Pakan Lebah Trigona Kelompok Mitra Tani Di Kawasan Hutan Rarung Pande Komang Suparyana; Mariun; Muhammad Jaelani; M. Fahed Ramadhan; Mizaji Tasnimia; Salsa Dwi Cahyani; Endah Wahyuningsih; Andi Tri Lestari; Maiser Syaputra; Ni Made Wirastika Sari; I Putu Eka Indrawan
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek No. 4 Vol. 1 Oktober, 2022
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v4i1.98

Abstract

Pengembangan budidaya lebah madu Trigona, pada mitra masih dalam taraf mengarah ke ekonomi produktif, sehingga masih perlu mendapatkan bimbingan supaya dapat meningkatkan produksi madunya baik kuantitas maupun kualitasnya. Permasalahan yang masih ada pada mitra antara lain adalah masih terbatasnya ketersediaan pakan lebah, dan juga pengetahuan tentang cara pemanenan madu Trigona, sehingga berpengaruh terhadap kualitas madu yang dihasilkan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2022 pada Kelompok Mitra Tani yang merupakan kelompok tani hutan di kawasan hutan Rarung Desa Pemepek Kecamatan Pringgabaya, Lombok Tengah. Masyarakat sasaran dari kegiatan ini adalah anggota dan pengurus Kelompok Mitra Tani. Total peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 20 peserta (Pengurus dan anggota Kelompok). Solusi yang ditawarkan kepada mitra adalah transfer iptek berupa penyuluhan tentang sumber pakan lebah Trigona, dan demonstrasi penanaman tanaman pakan lebah pada Demplot. Adapun solusi permasalahan mitra dapat diuraikan sebagai berikut: pengayaan sumber pakan lebah dengan penanaman jenis tanaman sumber pakan yang menjamin tersedianya nektar dan polen, peningkatan produksi dengan penyuluhan tentang pengetahuan jenis-jenis sumber pakan lebah. Program pengabdian ini merupakan inovasi yang mejadi solusi bagi permasalahan mitra tani di hutan Rarung, Desa Pemepek. Dengan potensi wilayah yang cukup baik untuk produktivitas madu trigona. Dengan adanya program ini wawasan mitra mengenai tanaman sumber pakan lebah madu trigona meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan mitra menjadi 100% terkait jenis tanaman pakan Lebah trigona
Strategies For Managing Objects and Natural Attractions in Semongkat Natural Tourism Park, Batulanteh District, Sumbawa Regency Rusli Duby; Endah Wahyuningsih; Hairil Anwar
Jurnal sosial dan sains Vol. 2 No. 7 (2022): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1606.398 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v2i7.442

Abstract

This research aims to find out the feasibility of Semongkat Natural Tourism Park as an object and natural tourist attraction and menemukenali natural tourism park management strategy semongkat. This research uses quantitative and qualitative methods. Population in this study is divided into several groups, namely the semongkat natural tourism park management group, the semongkat hamlet community group and the semongkat natural tourism park visitor group. Determination of respondents for semongkat natural tourism park managers using purposive sampling methods. After the respondent is considered to understand then the determination of respondents in this study is based on snowball sampling techniques which is one form of judgment sampling. Data collection techniques use literature studies, interviews, observations, and questionnaires. The data analysis used in this study is the Guidelines for Analysis of The Area of Operations and Natural Attractions (ADO-ODTWA) of the Director General of PHKA 2003 and SWOT analysis. From the analysis of the data, it shows that Semongkat Natural Tourism Park deserves to be developed with a feasibility presentation of 76.11% can be done using the SO (Strenght-Opportunity) strategy, namely developing tourist attractions and all tourism potential contained in semongkat natural tourism parks.
Co-Authors Adistya, Lilian Salsa Aditia, G. B. Daril Rama Ainur Rohmah, Ainur Ainurrofiq Ainurrofiq Ainurrofiq Akram, Muhammad Zaki Ali Alghozi, Abdilah Rafii Algifari Rozak Firdaus Algifari Rozak Firdaus Alifia Nurul Kalista Amanda Dini Hidayah Andi Tri Lestari Andi Tri Lestari Andi Tri Lestari Andriani, Mutia Andriyani, Anis Octa Antareja, Gde Margin Atus Syahbudin Baiq Tini Junia Saputri Budiadi Budiadi Budiadi Budiadi Dea Aswani Dea Aswani Diah Permata Sari Diah Permatasari, Diah Dian Safitri Doni Prasatya Dori Kusuma Jaya Dudi Septiadi Dwi Ayu Sunarti Dwi Ayu Sunarti Dwi Sukma Rini Eni Hidayati Eny Faridah Eny Faridah Fathurrohman, M. Fauzan Fahrussiam Febriana Tri Wulandari Febrilianto Kusuma Pratama Feri Bagus Wardani Feri Bagus Wardani Fina Lestari Firmansyah, M. Arief Gigentika, Soraya Hairil Anwar Hairil Anwar Halimah, Baiq Elok Salsabila Halisa Hasiratul Qudsiyah Hartisa Hendri Sanjaya I Ketut Manu Mahatmayana I Putu Eka Indrawan Ichsan, Andi Chairil Indrayana, Rifaldy Indriyatno Indriyatno Irwan Mahakam Lesmono Aji Jaelani, Muhammad Januardi Januardi Januardi Julianto, Meutia Sri Karima Paspania Khaliani Rahmatin Kornelia Webliana B Lestari, Andi Tri Ludviyah, Ika Putri M. Fahed Ramadhan Mahmud Mahmud Maiser Syaputra Mariun Markum Markum Maya, I Putu Angga Teja Mizaji Tasnimia Muhamad Hardian Muhamad Husni Idris Muhamad Syahrul Hidayatullah Muhammad Irham Muhammad Jaelani Muhammad Nur Hidayat Muhammad Rafi’ Fauzan Muhammad Vandika Trihartawan Mukari, Mukari Nabilah, Sharfina Nafasa, Moch. Ali Nafisah, Khudrotun Ni Kadek Mayaning Sari Ni Made Wirastika Sari, Ni Made Wirastika Ni Wayan Sri Suliartini Niechi Valentino Nina Zulfiana Novariyanti, Reski Dini Nur Latifa Aini Nur Latifa Aini Nurul Afriani Dewi Pahrur Rozi Pamungkas, Mada Widian Pande Komang Suparyan Pande Komang Suparyana Pande Komang Suparyana Parwanti, Asnun Putri, Ni Wayan Suci Anjani Rahayu, Firli Rahma Tri Rahman, Muhamad Ari Ramadhan, Nuzul Rizki Rasidah, Nasywa Putri Rastuti, Hesti Fuji Rian Wahyuni Rian Wahyuni Rifany Ad’ha Handayani Rima Vera Ningsih Rizky Nurvaningsih Rizky Nurvaningsih Rosidah, Umdatul Rusdianto Rusdianto Rusdianto Rusli Duby Salsa Dwi Cahyani Salsabila, Fifiani Setiyanto, Romy Agus Setiyowati, Naning Siska Insan Pertiwi Sitti Latifah Sopaatul Ijabah Suhadi Suhadi Sukartono Sukran Makmun Sulastri, Clarita Wihelmina Susetiani, Arin Eka Susmaini Ana Sutriono, Raden Syahputra, Maiser Syaputra, Meiser Tazid, Abu Webliana, Kornelia Wendi Hasyim Windi Aulia Apriani Windi Aulia Apriani Wulandari, Ni Putu Ayu Siva Wulandari, Ni Wayan Maika Putri Yul Fikry, Muhammad Zainal Abidin Zulkarnaen, Niken