Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANJIR PADA BAGIAN HILIR DAS SEKADAU Haezer, Hansel Reihan; Herawati, Henny; Nurhayati, Nurhayati
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 2 (2024): JeLAST Edisi Juni 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i2.82109

Abstract

Banjir merupakan problematika besar yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu wilayah yang sering terjadi banjir di Indonesia adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sekadau. DAS Sekadau memiliki luas wilayah sebesar 255.113 Ha. Kejadian banjir di DAS Sekadau dari tahun 2019-2023 sementara ini sudah tercatat mencapai 157 kasus dengan kasus terbanyak ada pada bagian hilir DAS Sekadau yang mencapai 91 total kejadian banjir. Penelitian ini berlokasi pada bagian hilir DAS Sekadau di Kecamatan Sekadau Hilir dan Sekadau Hulu, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya banjir pada bagian hilir DAS Sekadau. Penelitian dilakukan melalui observasi untuk mengetahui kondisi eksisting pada bagian hilir DAS Sekadau, selanjutnya dilakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas permasalahan banjir yang terjadi khususnya pada bagian hilir DAS Sekadau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 5 faktor penyebab terjadinya banjir pada bagian hilir DAS Sekadau, yaitu: 1) curah hujan tinggi, 2) kondisi topografi, 3) perubahan alih fungsi lahan, 4) kawasan pemukiman di bantaran sungai, 5) masalah sampah.Kata Kunci: DAS Sekadau, Hilir, Penyebab Banjir.
PENYEDIAAN AIR BERSIH MELALUI PEMANENAN AIR HUJAN DI PERMUKIMAN TEPIAN SUNGAI KAPUAS Nurhidayati, Ely; Gionita, Putri Fara; Herawati, Henny
Jurnal Ilmiah Arsitektur Vol 14 No 2 (2024): Desember
Publisher : Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/jiars.v14i2.7920

Abstract

Kelurahan Benua Melayu Laut merupakan Kelurahan dengan kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Pontianak Selatan. Karakteristik jenis tanah pada Kelurahan Ini memiliki perbedaan antara permukiman yang berada di tepian Sungai Kapuas dengan daratan. Kelurahan ini telah menerapkan sistem pemanenan air hujan skala individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih selain dari sumber air sungai dan PDAM. Namun, sumber tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Melihat curah hujan Kota Pontianak yang tinggi, pemanenan air hujan komunal direncanakan sebagai alternatif penyediaan air bersih untuk memenuhi kekurangan air bersih saat musim kemarau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis perencanaan berdasarkan data hari kering, data curah hujan, data supply dan demand air hujan, dan data luas atap dengan tipe pemanenan air hujan sistem atap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supply air hujan yang dibutuhkan di Kelurahan Benua Melayu Laut saat musim kemarau selama 154 hari kering sebanyak 83.372,40 m3/tahun dengan luas atap yang diperlukan seluas 33.627 m2. Luas atap yang digunakan hanya sebagian sisi agar masyarakat tetap dapat menampung air hujan skala individual. Sehingga jumlah rumah yang diperlukan untuk menampung supply air hujan yaitu sebanyak 478 unit dengan jumlah toren sebanyak 141 buah berkapasitas 5000 liter dan talang serta pipa berukuran 5 inci.
KAJIAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK Lubis, Sudirman H; Nurhayati, -; Herawati, Henny
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.261 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i2.26877

Abstract

Sektor infrastruktur merupakan salah satu sektor vital untuk memacu pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dan merupakan sektor yang menghubungkan satu daerah ke daerah yang lainya. Pembangunan prasaranajalan, jembatan dan sarana air bersih sebagaisalahsatu sub sector infrastruktur, memiliki fungsi aksesibilitas untuk membuka daerah kurang berkembang dan fungsi mobilitas untuk memacu daerah yang telah berkembang.Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji pembangunan infrastruktur perdesaan berupa jalan rabat beton, jembatan kayu dan sarana air bersih yang ada di Kecamatan Jelimpo Kabupaten Landak. Hasil penelitian menunjukkan mutu beton jalan rabat beton dengan K-158 mampu menahan beban. Jembatan kayu mampu menahan beban dengan nilai lendutan f = 0,0028 cm ≤ 0,03 cm. Kebutuhan air bersih masyarakat terpenuhi dengan jam pelayanan selama 6 jam, ditunjukkan oleh kapasitas bak penampung sebesar 48,29 m³ >jumlah kebutuhan sebesar 16,125 m³. Kata Kunci : infrastruktur, perdesaan, jalan rabat beton, jembatan, air bersih, Jelimpo
ANALISIS KEBOCORAN AIR PADA PERUMDA TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK Rambe, Adinda Wulandari Nauli; Herawati, Henny; Gunarto, Danang
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 3 (2024): JeLAST Edisi Agustus 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i3.84960

Abstract

Kebocoran atau kehilangan air sering terjadi dalam sistem Perumda Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak. Besarnya kehilangan air mempengaruhi kemampuan distribusi air bersih Perumda air minum   semakin menurun, karena Perumda akan terus mengalami kerugian setiap tahunnya.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata dari sistem pemasok air minum serta   komponen kehilangan air fisik maupun non fisik dengan tingkat kehilangan air dianalisis menggunakan perhitungan   Infrastructure Leakage Index (ILI) melalui WB-EasyCalc   di Perumda Tirta Khatulistiwa Pontianak berdasarkan parameter kehilangan air pada jaringan distribusi serta mengetahui jenis kehilangan air yang memiliki volume terbesar dan faktor-faktor penyebabnya. Penelitian dengan menggunakan neraca air WB-EasyCalc, Perumda Tirta Khatulistiwa Pontianak dengan nilai rata-rata kehilangan air mencapai 29,71% sehingga untuk memenuhi target kehilangan air nasional diperlukan penurunan angka kehilangan air sebesar 9,71%. Berdasarkan tahun yang ditinjau menunjukkan skor Infrastructure Lekeage Index (ILI) sebesar 24  sehingga penggolongan kinerja Perumda di situasi negara berkembang adalah D dengan potensial untuk dilakukan perbaikan, pengaturan tekanan, penanganan kebocoran secara aktif dan peningkatan pemeliharaan jaringan. Sehingga diperlukan pengendalian kehilangan air dimulai dari kehilangan air non fisik kemudian kehilangan fisk dengan strategi   kecepatan dan kualitas perbaikan, pengendalian kebocoran aktif, manajemen aset, serta pengelolaan tekanan keakuratan data yang diperoleh dan memungkinkan pemenuhan penuh neraca air.
PENILAIAN KUALITAS, KUANTITAS, DAN KONTINUITAS PEMANENAN AIR HUJAN DI PERMUKIMAN TEPIAN SUNGAI KAPUAS KELURAHAN BENUA MELAYU LAUT Gionita, Putri Fara; Nurhidayati, Ely; Herawati, Henny
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 3 (2024): JeLAST Edisi Agustus 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i3.84705

Abstract

Air bersih didefinisikan sebagai air yang layak untuk dikonsumsi manusia dan memenuhi semua standar lokal, negara bagian, dan federal untuk air minum. Air hujan yang dikumpulkan melalui pemanenan air hujan (PAH) merupakan cara yang praktis dan mudah untuk mendapatkan air bersih. Kelurahan Benua Melayu Laut telah menerapkan sistem pemanenan air hujan skala individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih selain dari sumber air sungai dan air PDAM. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pemanenan air hujan sesuai syarat penyediaan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan pasokan air bersih, penelitian ini akan mengevaluasi pemanenan air hujan dari segi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Dalam rangka menghimpun data, sebanyak 99 responden di Kelurahan Benua Melayu Laut diberi kuisioner untuk diisi. Analisis penilaian dengan konsep skala likert adalah metode yang digunakan. Menurut hasil, kualitas air hujan adalah 951 poin, kuantitasnya 1.144 poin, dan kontinuitasnya 813 poin, yang semuanya dianggap baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem pemanenan air hujan di Kelurahan Benua Melayu Laut memenuhi syarat penyedian air bersih dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya.Kata Kunci: Pemanenan air hujan, Permukiman, Syarat penyediaan air bersih, Tepian sungai
ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN DASAR PADA SUNGAI SEKADAU Septiadi, Sakti; Nurhayati, Nurhayati; Herawati, Henny
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 1 (2024): JeLAST Edisi Februari 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i1.76616

Abstract

Kondisi Sungai Sekadau dipengaruhi oleh pemanfaatan ruang dan aktivitas penduduk pada lingkungan Sungai Sekadau. Seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia di Sungai Sekadau telah berdampak pada ekosistem perairan seperti pembukaan lahan, pertanian, perkebunan dan pertambangan. Hal ini meningkatkan erosi di sepanjang aliran sungai yang menyebabkan peningkatan jumlah sedimen di sungai dan menyebabkan sedimentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan besarnya laju sedimen dasar di Sungai Sekadau. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu peta DAS Sekadau dan menggunakan data primer yaitu kecepatan aliran, lebar penampang sungai, kedalaman penampang sungai, dan sampel sedimen dasar. Analisis laju sedimentasi digunakan metode Meyer Peter Muller. Karakteristik sedimen di Sungai Sekadau memiliki gradasi partikel butiran halus D35 berkisar 0,100 mm - 0,188 mm, D50 berkisar 0,100 mm - 0,220 mm, dan D90 berkisar 0,190 mm - 0,393 mm. Berat jenis sedimen berkisar antara 2,53 ton/m ³ - 2,57 ton/m ³, sedangkan kecepatan jatuh partikel sedimen menunjukan dengan nilai kecepatan 0,01 m/detik - 0,048 m/detik. Berdasarkan hasil analisis laju sedimen dasar pada Sungai Sekadau untuk nilai laju sedimen dasar tertinggi bagian Hilir sebesar 1,42 kg/detik dan nilai terendah di bagian Hulu sebesar 0,099 kg/detik.
PENERAPAN UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION (USLE) UNTUK MEMPERKIRAKAN EROSI DI BAGIAN TENGAH DAERAH ALIRAN SUNGAI SEKADAU Wardianus, Fransisco; Nurhayati, Nurhayati; Herawati, Henny
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 3 (2024): JeLAST Edisi Agustus 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i3.92022

Abstract

Erosi tanah merupakan masalah lingkungan utama di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sekadau, Kalimantan Barat, terutama akibat perubahan tutupan lahan dan praktik pertanian yang kurang berkelanjutan, seperti pembukaan lahan secara masif dan minimnya teknik konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan laju erosi di bagian tengah DAS Sekadau menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Data yang digunakan meliputi faktor curah hujan (R), erodibilitas tanah (K), topografi (LS), tutupan lahan (C), dan upaya konservasi (P). Hasil analisis menunjukkan bahwa laju erosi tahunan di wilayah studi mencapai 83.555,395 (ton/ha/tahun), dengan lahan terbuka menjadi penyumbang terbesar (82,75%) akibat minimnya vegetasi penahan erosi. Hutan primer dan sekunder memiliki tingkat erosi yang relatif rendah, masing-masing 27,783 (ton/ha/tahun) dan 208,367 (ton/ha/tahun), karena tutupan vegetasi yang rapat. Sementara itu, sawah menunjukkan nilai erosi terendah (58,007 (ton/ha/tahun)) karena luas area yang kecil dan sistem pengelolaan air yang lebih terkontrol. Temuan ini mengindikasikan bahwa degradasi tanah di DAS Sekadau dipicu oleh alih fungsi lahan dan serta perilaku manusia yang membahayakan lingkungan. Penelitian ini menekankan pentingnya reboisasi pada lahan kritis, penerapan teknik konservasi (seperti terasering dan penggunaan mulsa), serta pengelolaan lahan berbasis keberlanjutan untuk mengurangi dampak erosi. Langkah-langkah tersebut tidak hanya melindungi kesuburan tanah, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem DAS Sekadau secara holistik.
KAJIAN KARAKTERISTIK GENANGAN BANJIR KOTA PONTIANAK (STUDI KASUS PONTIANAK UTARA) Pertiwi, Nadia; Herawati, Henny; Umar, Umar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 12, No 2 (2025): JeLAST Edisi Juni 2025
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v12i2.95897

Abstract

Pontianak Utara berada di dataran rendah dan dilintasi dua Sungai besar, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak, sehingga sangat rentan terjadi banjir atau genangan yang disebabkan oleh pasang surut, tingginya curah hujan, maupun kombinasi keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber, penyebab banjir serta karakteristik banjir yang terjadi. Pendekatan yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan analisis hidrologi berdasarkan data curah hujan maksimum dari stasiun Ptk-11. Hasil analisis menunjukkan bahwa intensitas curah hujan dan periode ulang memiliki pengaruh terhadap terjadinya genangan. Penelitian ini menggunakan data primer berupa dokumentasi wilayah genangan banjir dan koordinat titik genangan. Data sekunder mencakup informasi curah hujan, pasang surut, peta wilayah Pontianak Utara, serta data DEM. Penyebab genangan di Pontianak Utara dipengaruhi oleh perbedaan elevasi, pasang surut, dan tingginya curah hujan. Penelitian ini menghasilkan peta genangan yang dilengkapi dengan detail sumber penyebabnya. Genangan yang terjadi bersifat sementara dengan durasi hingga 4 jam. Fluktuasi muka air sungai turut memengaruhi aliran saluran, sehingga mengakibatkan hambatan dalam pembuangan air ke sungai utama. Kata kunci : curah hujan, genangan, karakteristik genangan, pasang surut
PEMANFAATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS POTENSI EROSI DAS SILAT Willianto, Hengky; Herawati, Henny; Kartini, Kartini
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 10, No 1 (2023): JeLAST Edisi Februari 2023
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v10i1.62463

Abstract

Silat watershed located in Silat Hulu and Silat Hilir Districts in Kapuas Hulu Regency. As a rainwater catchment area, Silat Watershed has erosion and sedimentation problems. This research  conducted to formulate factors that cause erosion to calculate erosion rate and determine class and level of erosion hazard. The study used USLE method by utilizing ArcGIS software to help determine class and level of erosion hazard. Factors that determine erosion include erosivity, erodibility, topography, and vegetation. Silat watershed has an area of 142725.9 hectares. Erosion hazard level is divided into 5 classes. Total erosion in 2000 reached up to 7,174,094.7 tonnes/year with very light erosion concists 49.03% area, light erosion concists 5.04% area, moderate erosion concists 38.07% area, heavy erosion concists 7.74% area. very heavy erosion 0.11% area. Total erosion in 2011 reached 8,045,591.3 tonnes/year with very light erosion concists 45.91% area, light erosion concists 4.92% area, moderate erosion concists 39.27% area, heavy erosion concists 9.73%  area. very heavy erosion 0.17%   area. Total erosion in 2019 reached up to 9,177,089.694 tonnes/year with very light erosion concists 43.07% area, light erosion concists 4.63% area, moderate erosion concists 39.74% area, heavy erosion concists 12.29% area . very heavy erosion 0.27% area.