Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Hubungan jenis kelamin, status gizi, konsumsi susu dan olahannya dengan kadar asam urat pada lansia Novianti, Anugrah; Ulfi, Eriliyabuduni; Hartati, Lilik Sri
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.951 KB) | DOI: 10.14710/jgi.7.2.133-137

Abstract

Background: The prevalence of gout increased based on age, highest at age 70-79 years 9.3%, age 60-69 years 8%, age 50-59 years 3.7%, and age 40-49 years 3.3%. Meanwhile, based on gender, the prevalence of gout diagnosed with health workers was higher in women at 13.4% compared to men 10.3%. Overweight and obesity can trigger an increase in uric acid levels, so it is one of a risk factor for hyperuricemia. Various high protein and purine foods have long been considered a risk factor for gout. Similarly, the possibility that consumption of dairy products especially cow's milk has a role in protecting the risk of gout based on the results of metabolic studies.Objective: To determined the relationship of sex, body mass index (BMI), dairy products consumption and uric acid levels of the elderly in Cipondoh Sub-District Tangerang.Methods: This study used a cross-sectional design. Research participants were collected by using purposive sampling. Primary data consisted of respondent characteristics, dairy products consumption, BMI, and uric acid levels.Results: The results of this research have shown there was a correlation between BMI and uric acid level p = 0.007, dairy products consumption and uric acid level p = 0.0001, but there was no correlation between sex and uric acid level p = 0.204 in the elderly at Cipondoh Sub-District Tangerang.Conclusion: There was a correlation between BMI, dairy products consumption with uric acid levels of the elderly in Cipondoh Sub-District Tangerang.
Melatonin menurunkan berat badan tetapi tidak menurunkan kadar TNF-α pada tikus wistar jantan yang diberi minyak jelantah selama 28 hari Novianti, Anugrah; Dharmana, Edi; Widyastiti, Nyoman Suci
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.997 KB) | DOI: 10.14710/jgi.5.2.127-132

Abstract

Backgound: Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) occurs when the intake and free fatty acid synthesis occurs more frequently than its oxidation and resecretion in the blood. Melatonin is a powerful antioxidant that can boost the synthesis of endogenous antioxidants in the body, suppress the inflammatory response and inhibit the formation of steatosis.Objective: To analyze the effect of melatonin supplementation in reducing body weight andTNF-α levels in male Wistar rats were fed by waste cooking oil.Methods: True experimental studyusing post-test only control group design. This study was done on 18 male wistar rats were divided into 3 groups : the positive control group (P0) was administrated waste cooking oil, the treated group 1 (P1) was administrated waste cooking oil and 5mg/kgBW melatonin, and the treated group 2 (P2) was administrated waste cooking oil and 10mg/kgBW melatonin for 28 days.Data analysis using One Way ANOVA test and followed by Tukey test to determine the most effective dose of melatonin.Results: There was significant difference in body weightbetween P2group and K0 group (p=0,019) with the mean body weight difference was 19,167g lower than K0 group. There was no difference in TNF-α levels between the three groups (p=0,155). Conclusion: Melatonin dose of 10mg/kgBWloses body weight male Wistar rats have given by waste cooking oil for 28 days, but does not reduce TNF-α levels.
MELATONIN MENURUNKAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI MINYAK JELANTAH SELAMA 28 HARI Novianti, Anugrah; Dharmana, Edi; Suci, Nyoman
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 8, No 2 (2016): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v8i2.1612

Abstract

AbstractBackground: Obesity is a risk factor metabolic syndrome and nonalcoholic fatty liver disease. One of the mechanisms that trigger the disease is the increased oxidative stress in obesity people. Melatonin is a powerful antioxidant that can increase the synthesis of endogenous antioxidants in the body, suppress the inflammatory response,inhibit the formation of steatosis and reducing body weight.Objective: To analyze the effect of melatonin supplementation in reducing body weight in male Wistar rats were fed by waste cooking oil.Methods: True experimental study using post-test only control group design. This study was done on 18 male wistar rats were divided into 3 groups: the positive control group (P0) was administrated waste cooking oil, the treated group 1 (P1) was administrated waste cooking oil and 5mg/kgBW melatonin, and the treated group 2 (P2) was administrated waste cooking oil and 10mg/kgBW melatonin for 28 days. Data analysis using One Way ANOVA test and followed by Tukey test to determine the most effective dose of melatonin.Results: There was significant difference in body weight between P2 group and P0 group (p=0,019) with the mean body weight difference was 19,167g lower than P0 group.Conclusion: Melatonin dose of 10mg/kgBW losesbody weight male Wistar rats were fed by waste cooking oil for 28 days. Keywords: Melatonin, on-alcoholic fatty liver, waste cooking oil AbstrakLatar belakang: Obesitas merupakan faktor risiko timbulnya sindrom metabolik dan penyakit perlemakan hati non alkohol. Salah satu mekanisme yang memicu timbulnya penyakit tersebut adalah peningkatan stres oksidatif pada obesitas. Melatonin merupakan antioksidan kuat yang dapat meningkatkan sintesis antioksidan endogen dalam tubuh, menekan respon inflamasi, menghambat pembentukan steatosis dan menurunkan berat badan. Tujuan: Menganalisis pemberian suplemen melatonin dalam menurunkan berat badan pada tikus Wistar jantan yang diberi minyak jelantah.Metode penelitian: True experimental dengan menggunakanpost-test only control group design. Penelitian ini menggunakan 18 ekor tikus, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol positif (P0) diberi minyak jelantah, kelompok perlakuan 1 (P1) diberi minyak jelantah dan melatonin dosis 5mg/kgBB, kelompok Perlakuan 2 (P2) diberi minyak jelantah dan melatonin dosis 10mg/kgBB selama 28 hari. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk mengetahui dosis perlakuan mana yang lebih baik.Hasil penelitian: Ada perbedaan bermakna rerata berat badan antara kelompok P2 dan P0 (p=0,019) dengan selisih rerata berat badan kelompok P2 sebesar 19,167 lebih rendah dari kelompok P0. Simpulan: Melatonin dosis 10mg/kgBB menurunkan berat badan tikus wistar jantan yang diberi minyak jelantah selama 28 hari. Kata kunci: Perlemakan hati non alkohol, minyak jelantah
KEJADIAN MUAL MUNTAH, TINGKAT KECUKUPAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN STATUS HIDRASI IBU HAMIL Aprianti, Linda; Novianti, Anugrah; Gifari, Nazhif
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 12, No 02 (2020): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v12i02.3643

Abstract

Hidrasi merupakan hal yang penting dalam menunjang proses kehamilan, yang akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin, dan juga hasil kelahiran. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti selama masa kehamilan terjadi mual dan muntah yang berlebihan, asupan cairan yang kurang, dan juga asupan elektrolit yang tidak diperhatikan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kejadian mual muntah, tingkat kecukupan cairan, dan  tingkat kecukupan elektrolit dengan status hidrasi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian berupa cross sectional dengan sampel sebanyak 50 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Status hidrasi dilihat menggunakan metode berat jenis urin (BJU), kejadian mual muntah dilakukan skoring dengan menggunakan kuesioner PUQE (Pregnancy Unique Quantification of Emesis and Nause), dan recall 2x24 jam dilakukan untuk melihat hasil asupan cairan, juga asupan natrium dan asupan kalium. Hasil dari penelitian ini tidak ada hubungan antara kejadian mual muntah (p=0,684), tingkat kecukupan cairan (p=0,669), tingkat kecukupan natrium (p=1,000) dan tingkat kecukupan kalium (p=1,000) dengan status hidrasi pada ibu hamil. Maka dapat disimpulan tidak ada hubungan antara kejadian mual muntah, tingkat kecukupan cairan, tingkat kecukupan natrium dan kalium dengan status hidrasi pada ibu hamil. 
Pembuatan Roti Kering dengan Penambahan Ikan Lele (Clarias Batracus) dan Bayam (Amarantus Tricolor, I.) Sebagai Snack Alternatif MP-ASI Sumber Protein dan Zat Besi Dewi, Sita Pramesti; Novianti, Anugrah; Fadhilla, Reza; Angkasa, Dudung; Dewanti, Lintang Purwara
Media Gizi Pangan Vol 27, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.528 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v27i1.1371

Abstract

Latar belakang: Kecukupan gizi sangat penting untuk kesehatan baduta, kesehatan baduta ini berhubungan erat dengan fase pertumbuhan mereka. Masa baduta disebut sebagai "Periode Emas" dimana pondasi tumbuh kembang, pola berpikir, kemampuan berbicara, perkembangan mental dan intelektual berkembang secara intensif. Pada periode ini, baduta membutuhkan camilan alternatif yang dibuat dari makanan lokal yang bergizi seperti lele dan bayam. Secara umum, pembuatan roti menggunakan tepung gandum yang hanya mengandung nutrisi makro dan beberapa nutrisi lainnya. Melalui penambahan lele dan bayam diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi roti, terutama protein dan zat besi.Tujuan: Mengetahui pengaruh penambahan lele dan bayam dari kue kering ke tingkat protein, zat besi dan penerimaan kue kering.Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ada 4 formula roti kering yang berbeda dengan tambahan lele dan bayam. Analisis yang dilakukan ialah uji daya terima (mutu hedonic dan uji hedonik), analisis proksimat dan analisis kandungan zat besi.Hasil: Uji daya terima panelis dan karakteristik organoleptik yang paling disukai adalah formula F1. Sedangkan kandungan protein dan zat besi F1 ialah 12,78 g dan 12,93 mg. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan lele dan bayam ke dalam adonan roti, menunjukkan kandungan tinggi nilai protein dan zat besi.Kesimpulan : Formula F1 dapat dijadikan kudapan alternatif MP-ASI baduta karena mengandung sumber protein dan zat besi.Kata kunci: Roti Kering, Lele, Bayam, Protein, Zat Besi
KONSUMSI PANGAN, PENYAKIT INFEKSI, SOSIAL EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PERMUKIMAN KUMUH PADA MASA COVID-19 Lubis, Stefany; Sa’pang, Mertien; Sitoayu, Laras; Ronitawati, Putri; Novianti, Anugrah
Health Publica Vol 2, No 01 (2021): Health Publica Jurnal kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/hp.v2i01.4075

Abstract

Salah satu kelompok usia yang rentan mengalami masalah gizi yaitu balita, asupan gizi yang kurang dikonsumsi balita merupakan faktor penyebab langsung terjadinya masalah gizi. Pada masa pandemi, konsumsi pangan yang mengandung zat gizi seimbang sangat dibutuhkan karena diperlukan imunitas tubuh. Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat yang kurang menyebabkan zat gizi tidak optimal sehingga rentan mengalami penyakit infeksi. Faktor ekonomi juga mempengaruhi adanya masalah gizi balita karena tersedianya bahan pangan yang bergizi dipengaruhi oleh sosial ekonomi keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi pangan, penyakit infeksi dan sosial ekonomi dengan status gizi (BB/U) balita. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 57 balita yang tinggal di permukiman kumuh RT 03 Kelurahan Gandasari Tangerang. Pengumpulan data karakteristik responden meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, penyakit infeksi dan sosial ekonomi diperoleh dengan wawancara menggunakan instrumen kuesioner umum. Data status gizi dengan BB/U, konsumsi pangan menggunakan kuesioner food recall 2x24 jam dan dianalisa menggunakan program Nutrisurvey. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan balita mempunyai status gizi normal (57.9%). Penyakit infeksi yang sering dialami adalah ISPA (56,1%) sedangka diare (38,6%). Sebagian besar balita memiliki tingkat asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dalam kategori cukup dan tingkat sosial ekonomi rendah (73,7%). Tidak terdapat hubungan konsumsi pangan (p=1,000), penyakit infeksi (p=0,093) dan sosial ekonomi (p=0,426) terhadap status gizi balita indeks BB/U.Kata Kunci: Konsumsi Pangan, Penyakit Infeksi, Sosial Ekonomi, Status Gizi 
HUBUNGAN STATUS HIDRASI, TINGKAT STRES, KUALITAS DIET DAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA KARYAWAN PT. TEXTILE REPUBLIC Nurhapini, Fatimah; Palupi, SGz, MS, RD, Khairizka Citra; Novianti, Anugrah
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 13, No 02 (2021): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v13i2.4798

Abstract

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan intelektual yang diperlukan untuk melakukan aktivitas mentalsperti berpikir, memberi alasan dan memecahkan masalah. Pekerja yang tidak mempunyai kemampuankognitif yang baik maka akan menyebabkan terhambatnya tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuanmenganalisis hubungan status hidrasi, tingkat stres, kualitas diet dan kemampuan kognitif pada karyawan PTTextile Republic. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan peneltiian cross sectional, bertempat di KantorPusat PT. Textile Republic. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling didapat totalresponden sebanyak 30 orang. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden, status hidrasidiperoleh dengan mengukur Berat Jenis Urin (BJU), tingkat stres diperoleh dari kuesioner DASS 42, kualitasdiet dinilai dari skor Indeks Gizi Seimbang (IGS 3-60), dan kemampuan kognitif diperoleh dari kuesionerCFQ. Hasil penelitian didapatkan persentase status hidrasi 66.7% kategori hidrasi baik, tingkat stres 66.7%kategori tidak stres, kualitas diet 86.7% kategori sangat kurang, dan kemampuan kognitif sebanyak 90%kategori sedang. Tidak ada hubungan antara status hidrasi dengan kemampuan kognitif (p-value>0.532), adahubungan antara tingkat stres dengan kemampuan kognitif (p-value<0.030), dan tidak ada hubungan antarakualitas diet dengan kemampuan kognitif (p-value>1.000).Kata Kunci : Status Hidrasi, Tingkat Stres, Kualitas Diet, Kemampuan Kognitif, Karyawan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA MASA PEMULIHAN COVID-19 MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN MP-ASI LOKAL Swamilaksita, Prita Dhyani; Novianti, Anugrah; Kusumaningtiar, Devi Angeliana
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 8, No 03 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v8i03.5205

Abstract

Mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor dengan sasaran yaitu ibu kader di 11 titik kelurahan (Kedung Waringin, Kedung Jaya, Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kedung Badak, Sukaresmi, Sukadamai, Cibadak, Kayumanis, Mekarwangi, dan Kencana) yang sanggup mengikuti seluruh proses Program Pengabdian Masyarakat dari merumuskan permasalahan, mencari solusi, merencanakan, dan melaksanakan seluruh kegiatan serta sanggup mensosialisasikan hasil kegiatan ke seluruh warga masyarakat. Permasalahan yang terdapat di wilayah tersebut adalah sebaran tertinggi masyarakat berada dalam keluarga sejahtera II (51, 10%) dengan cakupan pemberian MPASI di 11 kelurahan masih rendah yaitu < 50%, disamping itu data cakupan penimbangan balita juga masih < 50% (D/S) sehingga masih ditemui kasus kurang gizi dan gizi buruk di Kecamatan Tanah Sareal. Oleh karena itu, masalah gizi buruk sebagai resiko stunting ini masih perlu mendapat perhatian di wilayah ini. Apalagi dalam masa pandemi Covid-19 sekarang ini, dimana gizi yang tepat dan aman sangat diperlukan selain untuk pertumbuhan juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, masa pandemi Covid-19 berdampak pada kestabilan ekonomi keluarga sehingga keterampilan untuk berwirausaha secara mandiri diperlukan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Kontribusi dan manfaat yang diperoleh sasaran adalah penggunaan hasil penerapan teknologi program pengabdian masyarakat sebagai solusi permasalahan yaitu dengan kegiatan sebagai berikut: (1) Sosialisasi asi eksklusif dan cara pemberian MP-ASI; (2) Pelatihan pengolahan MPASI; (3) Pembinaan pemasaran produk MPASI sebagai pengembangan ekonomi lokal di masa pemulihan pandemi Covid-19. Kata kunci:MP-ASI, pemulihan covid-19, stunting, gizi balita
PROGRAM INOVASI ABANG MESI MENINGKATKAN CAPAIAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS MARGA JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2022 Widiastuti, Retno; Swamilaksita, Prita Dhyani; Wahyuni, Yulia; Novianti, Anugrah; Nuzrina, Racmania
Journal of Nutrition College Vol 12, No 4 (2023): Oktober
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v12i4.38071

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Menyusui adalah cara paling efektif menjaga kesehatan bayi. Capaian ASI eksklusif menurut Data WHO, Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022 dan Provinsi Jawa Barat bertururt-turut, 44%, 56,9% dan 59,4%. Data Dinas Kesehatan Kota Bekasi tahun 2021 didapatkan capaian ASI ekslusif Kota Bekasi sebesar 50,3%, sedangkan capaian UPTD Puskesmas Marga Jaya adalah 22,78% dan merupakan puskesmas dengan capaian ASI eksklusif  rendah di Kota Bekasi.Tujuan: Mengetahui hubungan umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap ibu, kondisi fisik payudara ibu, teknik perawatan bayi baru lahir, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan  dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di wilayah UPTD Puskesmas Marga Jaya Kota Bekasi tahun 2022.Metode: Penelitian menggunakan metode survey melalui pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 62 responden ibu bayi usia 6-11 bulan,  menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Responden yang berhasil ASI eksklusif sebanyak 53,2%, ibu dengan umur 20-35 tahun sebanyak 74,2%, 62,9% ibu dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi, 80,6% ibu rumah tangga, 93,5% pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif baik, sikap ibu terhadap ASI eksklusif positif sebanyak 69,4%, 90,3% kondisi fisik payudara ibu normal, 80,6% teknik perawatan bayi baru lahir gabung, 69,4% dukungan keluarga mendukung dan 58,1% mendapat dukungan tenaga kesehatan.  Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu (p=0,778), pendidikan ibu (p=0,354), pekerjaan ibu (p=0,372), pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif (p=0,332), sikap ibu terhadap ASI eksklusif (p=0,243), kondisi fisik payudara ibu (p=0,405), teknik perawatan bayi baru lahir (p=0,372), dukungan keluarga (p=0,243) dan dukungan tenaga kesehatan (p=0,143) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.Simpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif, sikap ibu terhadap ASI eksklusif, kondisi fisik payudara ibu, teknik perawatan bayi baru lahir, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.Kata Kunci: ASI Eksklusif; kondisi payudara ; pengetahuan ibu; dukungan keluarga; tenaga kesehatan.ABSTRACTBackground: Breastfeeding is the most effective way to keep infant’s healthy. Data of WHO for 2022 shows 44% of infant get exclusive breastfeeding. Indonesia's health profile data for 2022 states the national exclusive breastfeeding coverage is 56.9% and West Java Province is 59.4%. The data of Dinas Kesehatan Bekasi City in 2021, it was found that the achievement of exclusive breastfeeding for Bekasi City was 50.3%, while the achievement of the UPTD Puskesmas Marga Jaya was 22.78%, which is the puskesmas with the low achievement exclusive breastfeeding in Bekasi City.Objective : To find out the relationship between age, education, occupation, knowledge. mother’s attitude, physical condition of mother’s breasts, newborn care techniques, family support and health worker support with the success of exclusive breastfeeding for breastfeeding mothers in the UPTD Puskesmas Marga Jaya Bekasi City in 2022. Methods: The research used a survey methode through a cross sectional approach and a sampling technique by total sampling, 62 respondents, mothers of 6-11 month’s infants and using a Chi-Square test.                                           Results: The research found that 53.2% respondents succeeded in giving exclusive breastfeeding, 74.2% mothers aged 20-35 years, 62.9% mothers with secondary and higher education levels, 80.6% housewife, 93.5% had good knowledge of mothers about exclusive breastfeeding, 69.4% had positive attitudes about exclusive breastfeeding, 90.3% had normal physical condition of the mother's breasts, 80,6% technique care for newborn rooming in, 69.4% had family support supported and 58.1% had received support from health workers. There was no significant relationship between mother's age (p=0.778), mother's education (p=0.354), mother's occupation (p=0.372), mother's knowledge about exclusive breastfeeding (p=0.332), mother's attitude about exclusive breastfeeding (p=0.243 ), physical condition of the mother's breast (p=0.405), newborn care techniques (p=0.372), family support (p=0.243), support from health workers (p=0.143) with the success of exclusive breastfeeding.Conclusion: There is no significant relationship between mother's age, mother's education, mother's occupation, mother's knowledge about exclusive breastfeeding, mother's attitude about exclusive breastfeeding, physical condition of mother's breast, newborn care techniques, family support and health worker support with the success of exclusive breastfeeding.Keywords: Exclusive breast feeding; the physical condition of mother's breasts; mother’s knowledge;  family support; health worker.
PEMBERDAYAAN PENGETAHUAN KADER TENTANG POLA PEMBERIAN MAKAN BALITA MELALUI EDUKASI GIZI DI POSYANDU RW021 SERUA-CIPUTAT Mulyani, Erry Yudhya; Novianti, Anugrah; Nadiyah, Nadiyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 10, No 02 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v10i02.7346

Abstract

Pola pemberian makan balita memiliki peran yang penting dalam upaya mendukung tumbuh kembang anak optimal. Sebesar 21.6% balita mengalami stunting berdasarkan data SSGI 2022. Hal ini masih belum mencapai target yang ditetapkan oleh WHO. Oleh karenanya, berbagai macam upaya dilakukan agar dapat menekan angka stunting secara nasional salah satunya dengan memperhatikan pola pemberian makan balita. Tujuan dari kegiatan ini yaitu memberikan pengetahuan kepada kader tentang pola pemberian makan balita melalui edukasi gizi di Posyandu RW021, Serua-Ciputat, Tangerang Selatan. Kegiatan ini meliputi sosialisasi, edukasi gizi, small-group-discussion, dan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan selama 1.5 bulan dengan tiga tahapan. Tahap pertama, memberikan sosialisasi terkait pola pemberian makan balita kepada kader (±60 menit) melalui metode ceramah-diskusi dimana sebelumnya dilakukan pre-test. Tahap kedua, melakukan edukasi dan focus-group-discussion dan membagi ke dalam 3 kelompok dilakukan selama 2 minggu. Tahap ketiga, evaluasi kegiatan dengan melakukan post-test dan observasi selama 2 hari. Sebanyak 12 kader memiliki rata-rata lama menjadi kader >5 tahun. Terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya edukasi pola pemberian makan balita masing-masing sebesar (60±22.6) dan (88.3±18.0). Perubahan yang paling besar pada materi bahaya pemberian makan balita 6 bulan yang tidak tepat dan dampaknya. Perlu dilakukan kegiatan berkelanjutan agar dapat meningkatkan pengetahuan kader posyandu