Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG GIZI DAN KESEHATAN REPRODUKSI irawan, andi muh asrul; Umami, Zakia; Rahmawati, Lusi Anindia
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v2i2.369

Abstract

AbstrakMasa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan secara dinamis dan pesat, baik fisik, psikologis, intelektual, sosial, tingkah laku, seksual yang dikaitkan dengan pubertas. Masa remaja merupakan peralihan dari masa remaja ke dewasa. Pertambahan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual. Pentingnya pengetahuan tentang status gizi serta masalah masalah kesehatan reproduksi pada remaja untuk dapat mencegah masalah yang mungkin timbul karena kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan mereka.Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berupa pelatihan cara mengukur status gizi remaja, pemberian materi mengenai kesehatan reproduksi remaja, pengetahuan remaja diukur menggunakan desain one group pre-post-test. Siswa diberikan pertanyaan yang mengukur pengetahuan tentang gizi dan kesehatan reproduksi.Skor Rata-rata pengetahuan siswa sebelum diintervensi dengan Pendidikan gizi sebesar 5,06±1,83, setelah dilakukan intervensi Pendidikan gizi, skor rata-rata siswa meningkat sebesar 8,22±1,22, hal ini menunjukan terjadi peningkatan pengetahun siswa tentang gizi dan kesehatan reproduksi. Kata kunci :Remaja, Pendidikan Gizi Pengetahuan, ReproduksiAbstractAdolescence is a period of dynamic and rapid growth, including physical, psychological, intellectual, social, behavioral, sexual relations with puberty. Adolescence is a transition from adolescence to adulthood. Weight gain and height follow the development of sexual maturity. The importance of knowledge about nutritional status and reproductive health issues in adolescents to be able to prevent problems that may arise due to the lack of knowledge of adolescents about their health. Community development was to increase the knowledge of adolescents. This method of implementing community development was how to measure the nutritional status of adolescents, providing material on adolescent reproductive health, adolescent knowledge was measured using a one group pre-post-test design. The mean of students' knowledge score before intervention with Nutrition Education was 5,06 ± 1,83, after nutrition education interventions, the mean of student knowledge score increased by 8,22 ± 1,22, it showed that the knowledge of students about nutrition and reproductive health was increased. Keywords: Adolescence, Nutrition Education, Knowledge, Reproduction
Status Gizi, Asupan Zat Gizi Makro dan Kaitannya dengan Kadar HbA1c PADA Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Harna Harna; Lia Efriyanurika; Anugrah Novianti; Mertien Sa’pang; Andi Muh Asrul Irawan
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 4 (2022): February
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i4.806

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit menahun degeneratif yang ditandai dengan kenaikan glukosa di dalam darah yang disebabkan oleh kerusakan kelenjar pankreas sebagai penghasil hormon insulin sehingga terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dapat menimbulkan berbagai keluhan serta komplikas. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis status gizi dan asupan zat gizi makro serta hubungannya dengan kadar HbA1c pada pasien Diabetes Mellitus. Metode penelitian yaitu menggunakan desain penelitian cross-sectional. Responden penelitian ini yaitu pasien Diabetes Melitus tipe II yang berobat jalan di Rumah Sakit Siloam Hospitals Lippo Village selama periode penelitian yaitu pada bulan Januari 2019 sebanyak 70 responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji Kolerasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar HbA1C responden sebanyak 81,4% tidak terkontrol. Sebanyak 87,1% responden masuk dalam kategori status gizi lebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kadar HbA1c pada responden (p>0.05). Ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat, lemak, dan serat dengan kadar HbA1c (p<0.05), dengan median asupan karbohidrat 254,25 gram, asupan lemak 96.09 gram dan serat 19,1 gram. Sedangkan untuk asupan protein tidak berhubungan signifikan dengan kadar HbA1c (p>0.05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu status gizi dan asupan zat gizi makro berhubungan dengan kadar HbA1c pada pasien Diabetes Melitus di Siloam Hospitals Lippo Village
Pengaruh Pemberian Susu Tinggi Protein terhadap Tingkat Nafsu Makan dan Kadar Glukosa Postprandial Harna Harna; Clara M.Kusharto; Katrin Roosita; Andi Muh Asrul Irawan
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 14 No. 4: DESEMBER 2018
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.48 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v14i4.4881

Abstract

High protein milk is a complex food that contains several potential bioactive compounds that might effecton appetite control. However, the mechanism of high protein milk effect on appetite is still poorly understood inunderweight adults. This study aimed to analyze the effect of high protein milk on appetite level and postprandialglucose. This study used experimental trial with design randomized controlled trial. The subjects were divided intotwo groups, 24 subjects in the treatment group and 23 subjects in the control group. Treatment group was givenhigh protein milk and control group was given glucose. Subjective feelings including hunger, satisfaction, anddesire to eat were evaluated using Visual Analogue Scale (VAS), which is analyzed in the incremental Area Underthe Curve (iAUC). The results showed that there was a significant increase in iAUC value of hunger level in thetreatment group compared with control (p<0.05), 8881±638.4 min.mm treatment group and 7297.8±439.6 min.mm control group. There was no significant difference in the level of satisfaction and desire to eat between the twogroups (p>0.05). Postprandial glucose levels in the treatment group were significantly (p<0.05) lower than thecontrol group. The study concluded that high protein milk intervention was increase hunger levels in underweightadults.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanganan Pandemic Covid-19 Melalui Penerapan Alat Respira PAPR Andi Muh Asrul Irawan; A Mukramin Yusuf; Sarah Giovani; Hidayat Yorianta Sasaerila; Ahmad Juang Pratama; Budi Aribowo; Hanny Nurlatifa
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v4i1.1003

Abstract

Masker yang tersedia dan digunakan oleh tenaga kesehatan saat ini harus dipakai berlapis- lapis dan membuat tidak nyaman bila dipakai dalam waktu yang lama, dengan permasalahan tersebut maka diperlukan alat perlindungan diri (APD) yang aman sekaligus nyaman digunakan. Berdasarkan hasil diskusi diketahui permasalahan mitra adalah kurangnya APD khusus bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang secara langsung menangani pasien Covid 19 dan sebagian besar menggunakan masker sekali pakai, serta kurangnya APD yang memadai dan nyaman bagi dokter atau perawat yang berusia lanjut, yang terpaksa berhenti melakukan layanan karena kurangnya peralatan pelindung diri. Solusi yang diberikan Universitas Al Azhar Indonesia adalah membuat dan mendistribusikan alat APD yang dapat mengurangi penggunaan masker sekali pakai, dan alat yang dibuat dan didistribusikan harus memiliki kenyamanan dan keamanan yang baik terutama pada tenaga kesehatan yang berusia lanjut. Program ini meliputi persiapan alat, pendistribusian dan evaluasi. Hasil dari solusi yang di berikan adalah Universitas Al Azhar telah mengembangkan produk dari hasil penelitian yaitu “Respira PAPR V.1” untuk mengurangi penggunaan masker sekali pakai pada tenaga kesehatan di rumah sakit dan instansi Mitra. Berdasarkan hasil evaluasi, produk ini memberikan rasa aman dan nyaman pada penggunanya terutama pada tenaga kesehatan yang berusia lanjut hal ini. Jumlah Produk PAPR yang didistribusikan sebanyak 30 unit di enam rumah sakit dan instansi kesehatan. Secara umum produk “Respira PAPR V.1” dapat diterima oleh mitra dan dapat dimanfaatkan mitra dalam pelayanan kesehatan. Saran untuk program selanjutnya adalah produk “Respira PAPR V.1” ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan terutama pada desain dan fitur-fitur.Kata kunci: APD, PAPR, Produk, Rumah sakit, Masker
“Vegetables Everyday”: Indeks Kualitas Diet Ibu dengan HIV/AIDS di Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Andi Mukramin Yusuf; Elma Alfia; Andi Muh Asrul Irawan
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v5i4.405

Abstract

Abstrak - HIV (Human Immunodeficiency Virus) masih menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan hingga saat ini. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) memiliki peluang yang besar untuk mengalami kekurangan asupan gizi karena hilangnya nafsu makan, gangguan metabolisme dan penyerapan makanan. Kualitas diet yang baik erat kaitannya dengan penurunan risiko kematian pada ODHA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas diet pada ibu dengan HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional). Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga Oktober 2019, data dikumpulkan terdiri dari karakteristik ibu, riwayat pengobatan serta data konsumsi makanan. Kualitas diet ditentukan diawali dengan tahapan pengelompokan pangan kemudian dikonversi ke dalam bentuk skor dengan menggunakan instrument Indeks Gizi Seimbang (IGS) 3-60. Hasil penelitian pada 14 responden ibu dengan HIV/AIDS menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah responden berstatus gizi Normal 57,1%, Gemuk 35,7%, dan paling sedikit responden dengan status gizi Kurus 7,2 %. Indeks Kualitas Diet ibu dengan HIV/AIDS hanya memenuhi 47% dari total skor maksimal IGS 3-60, skor terkecil ditunjukkan oleh indikator kecukupan sayur-sayuran dan konsumsi susu yang berarti kurang. Responden dalam penelitian ini hanya mengonsumsi sayur kurang dari 1 porsi dalam satu hari sedangkan anjuran untuk mengonsumsi sayur adalah minimal 5 porsi/hari. Saran penelitian ini agar responden  menjaga kosumsi sayur-sayuran dan harus secara rutin mengontrol berat badan. Selain itu dibutuhkan penelitian lanjutan terkait Kualitas Diet pada ibu dengan HIV/AIDS dengan responden yang lebih banyak dan beragam profesi, tidak dalam lingkup IPPI saja.Abstract - HIV (Human Immunodeficiency Virus) is still an unsolved health problem until now. People with HIV/AIDS (PLWHA) have a great opportunity to experience low nutritional intake due to loss of appetite, metabolic, and food absorption disorders. A good quality diet is closely related to a reduced risk of death of people with HIV. The purpose of this study was to determine the diet quality of mothers with HIV / AIDS. This research was a quantitative study with a cross-sectional design. The study was conducted from January to October 2019, data collected included respondent characteristics, drug/treatment history, and food consumption data. Food consumption data were processed with food grouping stages and then converted to a score using the Balanced Nutrition Index (IGS) 3-60. The study results from 14 mothers with HIV/AIDS showed that more than half of them had normal nutritional status 57.1%, 35.7% of them were overweight, and 7.2% of them were thin. The diet quality index (DQI) of mothers with HIV/AIDS only met 47% of the maximum total score of IGS 3-60, the smallest score was indicated by the adequacy indicator of vegetables and milk consumption, respondents in this study only consumed vegetables less than 1 serving per day. The suggestion of this research was for respondents to maintain the consumption of vegetables and must routinely control their body weight, further research is also needed on the Diet Quality Index in mothers with HIV / AIDS with a higher respondent number.Keyword - HIV/AIDS, DQI, Nutritional Status
Analisis Pengetahuan Gizi, Status Gizi, dan Pola Konsumsi Pangan Siswa SD Islam 1 Al Azhar Zakia Umami; Andi Muh Asrul; Amalina Ratih Puspa
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v6i1.500

Abstract

School-age children are a population who are at risk of health. According to the Riskesdas 2018, data for school-age children (5-12 years), the prevalence of underweight was 6,8%, obese 9,2%, and stunting was 16,9%. The purpose of this study was to analyze nutritional knowledge, nutritional status, and consumption patterns of students in SD Islam Al Azhar 1. The design of this study was a cross-sectional study conducted at Al Azhar 1 Islamic Elementary School, Jakarta from March to September 2019. Some students who were involved as respondents in this study were 55 people purposive sampling technique. The results showed that children with obesity were 43.3%, normal was 32.7%, overweight was 20%, and underweight was 3.6%. The number of children with good nutrition knowledge was 33 people (60%), adequate nutrition knowledge was 20 people (36,4%), and poor nutrition knowledge was 2 people (3,6%). Average vegetable consumption was 34.57 grams and is classified as less. While the average fruit consumption was 91.88 grams and is classified as adequate. Chi-Square test results showed no correlation between nutritional status with nutritional knowledge and no correlation between nutritional status with consumption of vegetable and fruit.Keyword – Child, Nutritional Knowledge, Consumption Pattern, Nutritional status
Analisis Status Gizi serta Asupan Energi dan Zat Gizi Anak Down Syndrome di Rumah Ceria Down Syndrome Lusi Anindia Rahmawati1; Andi Muh Asrul Irawan
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v5i3.377

Abstract

Abstrak – Anak Down Syndrome merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah gizi gemuk dan obese.Masalah gizi yang terjadi umumnya berkaitan erat dengan asupan zat gizi yang tidak proporsional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis status gizi serta asupan energi dan zat gizi anak Down Syndrome di Rumah Ceria Down Syndrome. Desain penelitian ini merupakan cross sectional study yang dilaksanakan pada bulan Februari – September 2019 di Rumah Ceria Down Syndrome. Pengambilan subjek dilakukan dengan metode purposive sampling yang terdiri dari 29 anak.Data berat badan dan tinggi badan subjek dikumpulkan melalui penimbangan dan pengukuran secara langsung. Data asupan energi dan zat gizi subjek dikumpulkan menggunakan kuesioner recall 2x24 jam, sedangkan data karakteristik subjek dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 44,8% anak Down Syndrome dalam penelitian ini berstatus gizi normal, 24,1% berstatus gizi gemuk, 20,7% berstatus gizi obese, dan 10,3% sisanya berstatus gizi kurus. Asupan energi maupun zat gizi sebagian besar subjek berada dalam kategori tidak proporsional. Hanya sebagian kecil subjek yang memiliki tingkat kecukupan energi, protein, dan karbohidrat dengan kategori normal (masing-masing 17,2%, 27,6%, dan 24,1%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan status gizi anak Down Syndrome (p<0,05).                                                               Abstract – Down Syndrome children have a higher risk of nutritional problems, especially overweight and obese. Nutritional problems generally related to disproportional nutrition intake. This research was aimed to analyze the nutritional status, energy and nutrition intake of Down Syndrome children in Rumah Ceria Down Syndrome. The design of this study was cross-sectional study conducted from February – September 2019 in Rumah Ceria Down Syndrome. Subjects in this study were selected using purposive sampling consisting of 29 children. Weight and height were collected through direct measurement. Energy and nutrition intake was collected using a 2x24 recall questionnaire, while characteristics of the subject were collected using a questionnaire. The results showed that 44,8% of subjects in this study had normal nutritional status, 24,1% of subjects classified as overweight, 20,7% obese, and 10,3% thin. Most of the subjects had disproportional energy and nutrition intake. Only a few subjects had energy, protein and carbohydrate adequacy level in normal category (17,2%, 27,6%, and 24,1%, respectively). Bivariate analysis showed that there was a significant correlation between family income and nutritional status of Down Syndrome children (p < 0,05)Keywords - Down syndrome, Nutritional status, Energy intake, Nutrition intake
Aktivitas Fisik, Durasi Tidur dan Tingkat Kecukupan Energi pada Anak Obesitas di SD Islam Al Azhar 1 Andi Muh Asrul Irawan; Zakia Umami; Andi Mukramin Yusuf; Harna Harna
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v5i4.424

Abstract

Abstrak – Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan prevalensi kesehatan yang buruk dimasa depan. Data riskesdas 2018 menunjukan bahwa prevalensi obesitas meningkat dari tahun 2007 sampai 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui durasi tidur aktivitas fisik, asupan energi dan status obesitas SD Islam Al Azhar 1. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah anak yang terlibat sampai akhir penelitian sebanyak 50 anak. Hasil penelitian menunjukan 60% anak memiliki status gizi gemuk/obesitas. Aktivitas fisik anak dengan kategori rendah sebanyak 55% pada anak non obesitas dan 47% pada anak obesitas. Sebagian besar anak memiliki durasi tidur yang baik yaitu kelompok non obesitas (95%) dan obesitas (83%). Tingkat kecukupan energi dengan kategori lebih pada kelompok non obesitas sebesar 35%, sedangkan kelompok obesitas sebesar 37%. Asupan energi yang berlebih beresiko terhadap status gizi anak, walaupun durasi tidur anak sudah baik, namun sebagian besar anak masih memiliki aktivitas yang rendah. Diharapkan pihak sekolah dapat meningkatkan aktivitas fisik melalui ekstrakurikuler yang menunjang aktivitas fisik, selain itu anak perlu mengurangi kebiasaan yang menghambat aktivitas anak seperti menonton TV dan bermain gadget dalam waktu lama.Abstract – Obesity is one of the public health problems that can increase the prevalence of poor health in the future. Data from Riskesdas shows that the prevalence of obesity increased from 2007 to 2018. This study aimed to determine the duration of sleep, physical activity, energy intake, and obesity status at SD Islam Al Azhar 1. This study was a descriptive quantitative observational study with a cross-sectional design. The number of children involved until the end of the study was 50 children. The results showed that 60% of children had nutritional status as being overweight/obese, the results showed that 60% of children had nutritional status as being overweight/obese. Physical activity of children in the low category was 55% in non-obese children and 47% in obese children. Most children have good sleep duration were the non-obese group (95%) and obese (83%). The level of energy sufficiency with high categories in the non-obese group was 35%, while the obese group was 37%. Excessive energy intake is at risk of children's nutritional status, even though the child's sleep duration was good, but most children still have low activity. It is expected that the school can increase physical activity through extracurricular activities that support physical activity, besides that children need to reduce habits that inhibit activities such as watching TV and playing gadgets for a long time.Keyword - Physical activity, Children, Sleep Duration, Obesity
PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG GIZI DAN KESEHATAN REPRODUKSI Andi Muh Asrul Irawan; Zakia Umami; Lusi Anindia Rahmawati
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v2i2.369

Abstract

AbstrakMasa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan secara dinamis dan pesat, baik fisik, psikologis, intelektual, sosial, tingkah laku, seksual yang dikaitkan dengan pubertas. Masa remaja merupakan peralihan dari masa remaja ke dewasa. Pertambahan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual. Pentingnya pengetahuan tentang status gizi serta masalah masalah kesehatan reproduksi pada remaja untuk dapat mencegah masalah yang mungkin timbul karena kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan mereka.Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berupa pelatihan cara mengukur status gizi remaja, pemberian materi mengenai kesehatan reproduksi remaja, pengetahuan remaja diukur menggunakan desain one group pre-post-test. Siswa diberikan pertanyaan yang mengukur pengetahuan tentang gizi dan kesehatan reproduksi.Skor Rata-rata pengetahuan siswa sebelum diintervensi dengan Pendidikan gizi sebesar 5,06±1,83, setelah dilakukan intervensi Pendidikan gizi, skor rata-rata siswa meningkat sebesar 8,22±1,22, hal ini menunjukan terjadi peningkatan pengetahun siswa tentang gizi dan kesehatan reproduksi. Kata kunci :Remaja, Pendidikan Gizi Pengetahuan, ReproduksiAbstractAdolescence is a period of dynamic and rapid growth, including physical, psychological, intellectual, social, behavioral, sexual relations with puberty. Adolescence is a transition from adolescence to adulthood. Weight gain and height follow the development of sexual maturity. The importance of knowledge about nutritional status and reproductive health issues in adolescents to be able to prevent problems that may arise due to the lack of knowledge of adolescents about their health. Community development was to increase the knowledge of adolescents. This method of implementing community development was how to measure the nutritional status of adolescents, providing material on adolescent reproductive health, adolescent knowledge was measured using a one group pre-post-test design. The mean of students' knowledge score before intervention with Nutrition Education was 5,06 ± 1,83, after nutrition education interventions, the mean of student knowledge score increased by 8,22 ± 1,22, it showed that the knowledge of students about nutrition and reproductive health was increased. Keywords: Adolescence, Nutrition Education, Knowledge, Reproduction
Analisis Kondisi Geografis dan Ketersediaan Peralatan di Puskesmas Terpencil/Sangat Terpencil di Indonesia Amir Su’udi; Rudi Hendro Putranto; Harna Harna; Andi Muh Asrul Irawan; Iin Fatmawati
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 16 No. 2 (2022): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v16i2.1246

Abstract

Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan primer atau tingkat pertama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yang optimal dan berkualitas. Kondisi geografis dan ketersedian peralatan yang belum memadai di puskesmas daerah terpencil/sangat terpencil dapat menurunkan kualitas pelayanan sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat setenpat. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui dan menganalisis kondisi wilayah dan geografis serta ketersediaan set peralatan di puskesmas daerah tertinggal/sangat tertinggal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian adalah cross sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari Studi Validasi Lokus Penempatan Tim NS Tahun 2019. Penelitian dilaksanakan bulan Februari-Desember 2019. Lokasi penelitian dilakukan di 25 provinsi di Indonesia dan terdapat 193 puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 73.1% puskesmas memiliki keterbatasan aksesibilitas yang menjadi hambatan puskesmas mencapai wilayah kerja. Kondisi geografis yang memisahkan wilayah kerja dengan puskesmas yaitu adanya sungai, laut, gunung, lembah dan hutan belantara. Lebih dari 50% puskesmas sudah memiliki set peralatan standar minimal 80%, namun masih kurangnya ketersediaan set peralatan lainnya. Tidak tercukupinya ketersediaan obat esensial 33 jenis dan vaksin pada sebagian besar puskesmas. Saran bagi pemerintah yaitu perlunya perhatian khusus untuk meningkatkan ketersediaan peralatan standar minimal dan obat pada puskesmas terpencil/sangat terpencil