Claim Missing Document
Check
Articles

KEPATUHAN DIET DAN AKTIVITAS FISIK PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG SUDAH MENGIKUTI PROLANIS Herawati, Nida; Sa'pang, Mertien; Harna, Harna
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 12, No 01 (2020): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v12i01.3154

Abstract

Indonesia menempati peringkat ke tujuh penderita diabetes terbanyak di dunia. Menurut Riskesdas prevalensi DM di Indonesia mencapai 2,0% dan pada Provinsi Jawa Barat mencapai 1,7%. Upaya promotif dan preventif yang dikembangkan BPJS Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan primer adalah Prolanis untuk penyandang DM dan hipertensi agar penderita dan keluarganya dapat mengawasi kesehatan diri secara mandiri sehingga tercapai keadaan yang baik dan stabil. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan diet dan aktivitas fisik pasien DM tipe 2 yang sudah mengikuti Prolanis. Metode yang digunakan analitik observasional, desain cross sectional. Jumlah subjek sebanyak 50 responden pada usia ≥45 tahun. Analisis data melihat frekuensi karakteristik, kepatuhan diet, dan aktivitas fisik pasien DM  tipe 2 yang sudah mengikuti Prolanis minimal 2 bulan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa rata-rata skor kepatuhan diet 47,22 (cut off mean >41) artinya responden patuh dalam menjalankan terapi diet. Rata-rata total aktivitas fisik 2808,76 METs aktivitas tinggi. Kesimpulan yaitu kepatuhan diet responden yang mengikuti Prolanis paling banyak didapatkan kategori patuh 47 responden (94,0%)  dalam menjalankan terapi diet DM dan tidak patuh 3 responden (6%) dalam menjalankan terapi diet DM. Aktivitas fisik responden yang mengikuti Prolanis paling banyak didapatkan kategori aktivitas sedang yaitu 36 responden (72,0%) dan didapatkan kategori aktivitas tinggi yaitu 14 responden (28,0%). Saran bagi responden diharapkan untuk terus dijaga kerutinan mengikuti kegiatan Prolanis.
Hubungan Kualitas Diet, Durasi Tidur, dan Kelelahan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja di Masa Pandemi Covid-19 Juliana Juliana; Harna Harna; Erry Yudhya Mulyani; Khairizka Citra Palupi
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 4 (2022): February
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i4.544

Abstract

Produktivitas kerja dipengaruhi beberapa faktor seperti kualitas diet, durasi tidur, dan kelelahan kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kualitas diet, durasi tidur, dan kelelahan kerja terhadap produktivitas kerja dimasa pandemi covid-19. Metode penelitian dengan desain studi cross sectional menggunakan data primer. Sampel sebanyak 52 responden berusia 17-52 tahun yang terdiri dari pekerja laki-laki dan perempuan. Variabel yang diteliti yaitu variabel independen terdiri dari kualitas diet, durasi tidur, kelelahan kerja dan variabel dependen yaitu produktivitas kerja. Kualitas diet diperoleh dari food recall 1x24 jam selama 2 hari, dan durasi tidur, kelelahan kerja, produktiivtas kerja di peroleh dengan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman karena data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian adanya hubungan kualitas diet dengan produktivitas kerja dimasa pandemi covid-19, adanya hubungan durasi tidur dengan produktivitas kerja, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja. Kesimpulan yang diperoleh kualitas diet dan durasi tidur pada pekerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan pada kelelahan kerja tidak mempengaruhi produktivitas kerja dimasa pandemi covid-19
Status Gizi, Asupan Zat Gizi Makro dan Kaitannya dengan Kadar HbA1c PADA Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Harna Harna; Lia Efriyanurika; Anugrah Novianti; Mertien Sa’pang; Andi Muh Asrul Irawan
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 4 (2022): February
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i4.806

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit menahun degeneratif yang ditandai dengan kenaikan glukosa di dalam darah yang disebabkan oleh kerusakan kelenjar pankreas sebagai penghasil hormon insulin sehingga terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dapat menimbulkan berbagai keluhan serta komplikas. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis status gizi dan asupan zat gizi makro serta hubungannya dengan kadar HbA1c pada pasien Diabetes Mellitus. Metode penelitian yaitu menggunakan desain penelitian cross-sectional. Responden penelitian ini yaitu pasien Diabetes Melitus tipe II yang berobat jalan di Rumah Sakit Siloam Hospitals Lippo Village selama periode penelitian yaitu pada bulan Januari 2019 sebanyak 70 responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji Kolerasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar HbA1C responden sebanyak 81,4% tidak terkontrol. Sebanyak 87,1% responden masuk dalam kategori status gizi lebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kadar HbA1c pada responden (p>0.05). Ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat, lemak, dan serat dengan kadar HbA1c (p<0.05), dengan median asupan karbohidrat 254,25 gram, asupan lemak 96.09 gram dan serat 19,1 gram. Sedangkan untuk asupan protein tidak berhubungan signifikan dengan kadar HbA1c (p>0.05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu status gizi dan asupan zat gizi makro berhubungan dengan kadar HbA1c pada pasien Diabetes Melitus di Siloam Hospitals Lippo Village
INTERVENSI SUSU TINGGI PROTEIN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI PADA KELOMPOK USIA DEWASA Harna Harna; Clara M. Kusharto; Katrin Roosita
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 13 No. 4: DESEMBER 2017
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.846 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v13i4.3157

Abstract

Susu tinggi protein merupakan makanan kompleks yang mengandung beberapa senyawa bioaktif potensial, kemungkinan memiliki efek terhadap berat badan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian susu tinggi protein terhadap tingkat konsumsi susu tinggi protein, status gizi dan menganalisis hubungan antara tingkat konsumsi zat gizi makro dengan status gizi. Penelitian ini menggunakan metode eksprimental dengan desain Randomized Control Trial (RCT). Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu 24 subjek pada kelompok perlakuan dan 23 subjek pada kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan susu tinggi protein dan pendidikan gizi selama 90 hari. Kelompok kontrol diberikan pendidikan gizi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan asupan energi antara kedua kelompok (p<0,05; 422,08±333,9 kkal pada kelompok perlakuan). Intervensi susu tinggi protein dapat meningkatkan asupan protein secara signifikan (p<0,05;26,8±13,95 gram). Terdapat peningkatan signifikan berat badan pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05;2,37±1,3 kg). IMT meningkat signifikan pada kelompok perlakuan (p<0,05; 0,92±0,53 kg/m2). Terdapat korelasi positif yang signifikan antara konsumsi energi dan protein dengan IMT dan berat badan (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa intervensi susu tinggi protein dapat meningkatkan status gizi melalui peningkatan berat badan dan dapat meningkatkan asupan energi dan protein.
Pengaruh Pemberian Susu Tinggi Protein terhadap Tingkat Nafsu Makan dan Kadar Glukosa Postprandial Harna Harna; Clara M.Kusharto; Katrin Roosita; Andi Muh Asrul Irawan
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 14 No. 4: DESEMBER 2018
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.48 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v14i4.4881

Abstract

High protein milk is a complex food that contains several potential bioactive compounds that might effecton appetite control. However, the mechanism of high protein milk effect on appetite is still poorly understood inunderweight adults. This study aimed to analyze the effect of high protein milk on appetite level and postprandialglucose. This study used experimental trial with design randomized controlled trial. The subjects were divided intotwo groups, 24 subjects in the treatment group and 23 subjects in the control group. Treatment group was givenhigh protein milk and control group was given glucose. Subjective feelings including hunger, satisfaction, anddesire to eat were evaluated using Visual Analogue Scale (VAS), which is analyzed in the incremental Area Underthe Curve (iAUC). The results showed that there was a significant increase in iAUC value of hunger level in thetreatment group compared with control (p<0.05), 8881±638.4 min.mm treatment group and 7297.8±439.6 min.mm control group. There was no significant difference in the level of satisfaction and desire to eat between the twogroups (p>0.05). Postprandial glucose levels in the treatment group were significantly (p<0.05) lower than thecontrol group. The study concluded that high protein milk intervention was increase hunger levels in underweightadults.
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI PUSKESMAS KEBON JERUK JAKARTA BARAT Harna Harna; Jesi Arianti; Rachmanida Nuzrina
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 11 No 2 (2020): Media Gizi Mikro Indonesia Juni 2020
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.975 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v11i2.2501

Abstract

Latar Belakang. Seiring bertambahnya usia, tubuh akan mengalami proses penuaan, termasuk otak. Otak akan mengalami perubahan fungsi, termasuk fungsi kognitif berupa sulit mengingat kembali, berkurangnya kemampuan dalam mengambil keputusan dan lebih lamban bertindak. Fungsi memori merupakan salah satu komponen intelektual yang paling utama, karena sangat berkaitan dengan kualitas hidup. Banyak lansia mengeluh kemunduran daya ingat yang disebut sebagai mudah lupa. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi mikro dan aktivitas fisik dengan fungsi kognitif lansia. Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan sampel sebanyak 45 responden anggota Kelompok Lansia Bahagia di Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018. Data fungsi kognitif diperoleh dengan menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE), data asupan menggunakan food record dan data aktivitas fisik diperoleh menggunakan metode Physical Activities Scale for the Elderly (PASE). Hasil. Responden berusia 61-65 tahun dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 55,6 persen. Rata-rata asupan vitamin B6 yaitu 1,547±0,315 mg, asupan asam folat yaitu 200,99±10,26 mcg, asupan vitamin B12 yaitu 1,796±0,193 mcg, rata-rata aktivitas fisik yaitu 17,64±3,588 poin, riwayat penyakit yaitu 0,73±0,447 poin dan fungsi kognitif 25,01±3,103 poin. Terdapat hubungan signifikan antara asupan asam folat, asupan vitamin B12, dengan fungsi kognitif (p<0,05). Tidak terdapat hubungan antara asupan vitamin B6, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit dengan fungsi kognitif (p>0,05). Kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan asupan asam folat dan vitamin B12 dengan fungsi kognitif pada lansia. Tetapi tidak terdapat hubungan antara asupan vitamin B6, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit dengan fungsi kognitif.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECUKUPAN LEMAK TIDAK JENUH TUNGGAL, MINERAL, DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSBINDU PTM PUSKESMAS TAJUR KOTA TANGERANG Kristina Rosalia Pakpahan; Nadiyah Nadiyah; Harna Harna; Mertien Sa'pang; Yulia Wahyuni
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 12 No 2 (2021): Media Gizi Mikro Indonesia Edisi Juni 2021
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mgmi.v12i2.2962

Abstract

Latar Belakang. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai penyakit yang saling berhubungan. Semakin bertambahnya umur maka fungsi fisiologis tubuh juga semakin berkurang dan terjadi perubahan-perubahan terutama pada perubahan fisiologis karena dengan semakin bertambahnya umur, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Hipertensi juga sering dikaitkan dengan status gizi karena seseorang yang memiliki berat badan lebih cenderung mengalami hipertensi daripada orang dengan berat badan normal. Salah satu gangguan kesehatan yang paling banyak dialami oleh lansia yaitu berkurangnya kekuatan jantung. Asupan makan sangat berperan penting dalam menunjang kesehatan dan kontrol tekanan darah. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan lemak tidak jenuh tunggal, kalsium, magnesium, kalium, dan status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posbindu PTM Puskesmas Tajur Kota Tangerang. Metode. Rancangan penelitian menggunakan desain cross-sectional. Rancangan dipilih secara proportional stratified random berjumlah 108 responden. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecukupan lemak tidak jenuh tunggal (96,3%), kalsium (81,5%), dan kalium (54,6%) tergolong kurang (<77% AKG) namun untuk tingkat kecukupan magnesium tergolong cukup (68,5%) dan sebagian besar responden dengan status gizi overweight (74%). Oleh karena itu, tidak terdapat hubungan antara tingkat kecukupan lemak tidak jenuh tunggal, kalsium, magnesium, kalium, dan status gizi dengan kejadian hipertensi (p>0,05). Kesimpulan. Tidak ada hubungan antara kecukupan konsumsi lemak tidak jenuh tunggal, kalsium, magnesium, kalium, dan status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posbindu PTM Puskesmas Tajur Kota Tangerang. Akan tetapi kemungkinan disebabkan faktor resiko lain yang berhubungan dengan hipertensi yang tidak dianalisa dalam penelitian ini. Selain itu, perlu diperhatikan asupan untuk menunjang kesehatan lansia.
Analysis of difference in service quality, food quality and santri satisfaction levels in city and village boarding school Chairunissa Aulia Zikrika; Putri Ronitawati; Prita Dhyani Swamilaksita; Mertien Sa&#039;pang; Harna Harna
Darussalam Nutrition Journal Vol 5, No 2 (2021): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v5i2.5799

Abstract

Background: Islamic boarding schools in Indonesia have a classic problem, namely health problems. And the health problem itself rarely gets the attention of the boarding schools and the government. One of the foods for teenagers who live in the hostel is the food that is not according to taste. Therefore, food intake is reduced, resulting in malnutrition problems among adolescents who live in dormitories, so in an institution it is necessary to organize food that meets the recommended standards and adequacy, and pay attention to taste and appearance. Objective: to find out the differences in the service quality, food quality and the satisfaction level of students in city and village Islamic boarding schools. Methods: study was a survey research cross sectional design in which the independent and dependent variables were observed and measured at the same time. to learn between the independent and the dependent variable, by giving filling in a check list or collecting data with an attachment to find out the differences between these variables. Result: food quality Sig. (2-tailed) 0,000 service quality Sig. (2-tailed) 0.235 satisfaction level Sig. (2-tailed) 0.116. For each indicator on the quality of food and service, respondents at the village boarding schools are more satisfied than the urban boarding schools. Conclusion: There are differences in food quality at city and village Islamic boarding schools , there is no difference between  quality of service and  level of satisfaction of the students at city and village  Islamic boarding schools. The two Islamic boarding schools should further improve service quality and food quality in order to further increase the satisfaction level of the students.
Hubungan Kebiasaan Olahraga, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul, dan Kebiasaan Merokok dengan Kadar Kolesterol Total Pasien Poliklinik Jantung: The Relationship of Sports Habits, Circumference Waist Hip Ratio, and Smoking Habits with Total Cholesterol Levels Heart Policlinic Patients Reni Purnama Indah Lestari; Harna; Anugrah Novianti
Svasta Harena: Jurnal Ilmiah Gizi Vol. 1 No. 1 (2020): Agustus 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.755 KB) | DOI: 10.33860/shjig.v1i1.117

Abstract

High cholesterol levels constitute 56% of the factors that contribute greatly to the cause of CHD. Coronary heart disease (CHD) is a disease of the heart and blood vessels caused by narrowing of the coronary arteries. The purpose of this study to analyze the relationship of sports habits, circumference waist hip ratio, consumption pattern, level of fiber adequacy, and smoking habits with total cholesterol levels heart policlinic patients RSUD Banten. This type of research uses a cross sectional design, with a sample of 96 respondents namely heart policlinic patients. Analysis of the data used in this study is the Chi-square test. The Results show Respondents with normal nutritional status were 66.70%, respondents who consumed cholesterol-lowering drugs were 55.2%. Respondents with normal cholesterol levels were 53.10%, respondents with exercise habits were 56.25%, respondents with RLPP were at a risk of 71.87%. Respondents did not smoke as much as 66.70%. There was a relationship between exercise habits, hip waist circumference ratio, to total cholesterol levels (p <0.05). There is no relationship between smoking habits on total cholesterol levels (p> 0.05). This study concluded that the sports habits, RLPP, affect total cholesterol levels, while smoking does not affect total cholesterol levels.
Perbedaan Kualitas Non Ketogenik dan Diet Ketogenik Pada Wanita Usia Subur Milka Alana Sabu; Mertien Sa'pang; Harna Harna; Rachmanida Nuzrina; Putri Ronitawati
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v4i2.154

Abstract

Gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat merupakan faktor penyebab utama dari gangguan kesehatan, meskipun ada penyebab lain seperti faktor genetik dan pencemaran lingkungan. Menurut data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 terdapat peningkatan kasus obesitas pada perempuan. Diet digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan berat badan, salah satunya adalah diet ketogenik yang banyak dijalankan untuk menurunkan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan kualitas diet non ketogenik dan diet ketogenik pada wanita usia subur. Penilaian kualitas diet menggunakan Diet Quality Index (DQI) dan uji statistik yang digunakan adalah T-test independent. Hasil penelitian ini menunjukkan pada kelompok diet ketogenik memiliki nilai komponen variasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelomok tidak diet, dan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0.890) pada kedua kelompok. Kelompok diet ketogenik juga memiliki nilai komponen kecukupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tidak diet dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok (p=0.210). Untuk komponen moderasi, kelompok diet ketogenik memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tidak diet, dan terdapat perbedaan yang signifikan (p=0.001) pada kedua kelompok. Nilai rerata komponen keseimbangan lebih tinggi pada kelompok tidak diet, dan ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok (p=0.001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan kualitas diet antara kelompok diet ketogenik dan kelompok tidak diet ketogenik
Co-Authors Adinda Dian Permata Dewi Amir Su’udi Anugrah Novianti Anugrah Novianti Anugrah Novianti Anugrah Novianti Anugrah Novianti Aodrey Amelia Rania Nur Hanifah Audrey Natashia Chairunissa Aulia Zikrika Chica Riska Ashari Cholidhazia, Putri Clara M. Kusharto Clara M.Kusharto Clara Meliyanti Kusharto Daniel Hartanto Daniel Hartanto Devi Angeliana Kusumaningtiar Devi Angelina Kusumaningtiar Dewanti, Lintang Purwara Dewi Septi Medinawati Dian Rahayuningsih Dudung Angkasa Dudung Angkasa Dudung Angkasa Dudung Angkasa Dudung Angkasa Dudung Angkasa Elika Mareta Rahim Elisabeth Lasmaida Pakpahan Elisabeth Lasmaida Pakpahan Erry Yudha Mulyani Erry Yudhya Muliani Erry Yudhya Mulyani Eugidia Mayang Ghiffari Farhana Farhana Fatmawati, Iin Gifari, Nazhif Hanifah Reviana Hartono Herawati, Nida Hosizah Hosizah Idrus Jus'at Idrus Jus’at Idrus Jus’at Jennifer Vanka Jesi Arianti Jihan Salsabila Putri Azazi Juliana Juliana Katrin Roosita Khairizka Citra Palupi Khairizka Citra Palupi Khalda Rahmah Orchidhea Kristina Rosalia Pakpahan Kyla Denaneer Laras Sitoayu Laras Sitoayu Laras Sitoayu Lia Efriyanurika Lintang Purwara Maria Tambunan Milka Alana Sabu Muh Asrul Irawan, Andi Mury Kuswari Nadhifa Ramadhani Nadiyah Nadiyah Nadiyah Nadiyah Nadiyah Nadiyah Nadiyah Nadiyah Nur Azizah Prita Dhyani Swamilaksita Putri Ronitawati Rachmanida Nuzrina Rahmawati Rahmawati Rani Lutfiani Reni Purnama Indah Lestari Reni Purnama Indah Lestari Reza Fadhilla Risa Martiana Rudi Hendro Putranto Sa'pang, Mertien Salma Rasyidah Sarah Ameilia Subagyo Sukma Wati Syukriah Usman Tenti Apriza Titik Koiriyah Titis Retno Sawitri Vira Cindyana Vitria Melani Vitria Melani Vitria Melani Wahyuni, Yulia Yulia Wahyuni Yulia Wahyuni Yusuf, Andi Mukramin Zahra Zakiyah Komarudin Zakia Umami