Konflik manusia dan satwaliar merupakan permasalahan kompleks berhubungan dengan keselamatan manusia tetapi juga satwa itu sendiri. Penelitian telah dilakukan di Desa Tongra kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), sehingga masyarakat berpotensi melakukan kegiatan perambahan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dengan memperluas lahan garapan khususnya sektor perkebunan dan peternakan. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mendapatkan data penyebab terjadinya konflik antara masyarakat dengan satwa liar, bagaimana mitigasi terhadap konflik tersebut dan karakteristik masyarakat Desa Tongra Kabupaten Gayo Lues. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir semua masyarakat mengalami konflik dengan satwa liar. Penyebab terjadi konflik antara masyarakat dengan satwa liar akibat perambahan untuk memperluas kebun, kuranganya pakan satwa liar di dalam hutan pada musim tertentu, hasil perkebunan masyarakat dapat menjadi pakan kesukaan atau palatabilitas bagi satwa liar, berubahnya kebiasaan mencari makan di dalam hutan dari satwa liar akibat aktivitas memberi makan oleh manusia yang melintasi jalan negara tembus ke Kabupaten Aceh Barat Daya termasuk salah satu kawasan TNGL. Masyarakat berpendapat bahwa kerusakan akibat satwa liar tersebut mengakibatkan kurangnya hasil panen, mengalami kerugian bahkan sebagian masyarakat gagal panen. Upaya penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya konflik adalah mengusir satwa liar kembali ke habitatnya dengan membuat Membuat bunyi-bunyian dari drum bekas, membakar petasan api, menyediakan anjing galak sebagai penjaga, mebuat pagar pembatas untuk memberi efek jera terhadap satwa liar agar tidak kembali lagi menganggu tanaman masyarakat.