Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH FREKUENSI PEMUTARAN TELUR ITIK PERSILANGAN MOJOSARI ALABIO (MA) DALAM INCUBATOR TERHADAP DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR Efendi, Zul; Ramon, Erpan; Zurina, Rita; Malianti, Lezita
Jurnal Inspirasi Peternakan Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Inspirasi Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jinak.v3i1.4836

Abstract

Upaya memenuhi kebutuhan protein masyarakat melalui budidaya ternak itik tidak terlepas dari kualitas bibit yang digunakan dalam sistem budidaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemutaran telur terhadap fertilitas, lama menetas, daya hidup embrio, daya tetas,  dan bobot day old ducks (DOD) itik persilangan antara Mojosari dan Alabio. Penelitian ini dilakukan  di Kota Bengkulu pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2021. Penelitian menggunakan 630 butir telur itik persilangan jantan Mojosari dan betina Alabio (MA) yang dengan umur indukan sama yaitu 14 bulan, rasio perbandingan jantan dan betina 1 : 6. Telur dibagi menjadi 3 perlakuan pemutaran, Perlakuan pertama (1) telur diputar 4 x sehari 210 butir diulang sebanyak 3 kali, perlakuan kedua (2) telur diputar 5 x sehari 210 butir diulang sebanyak 3 kali, perlakuan ketiga (3) telur diputar 6 x sehari 210 butir diulang sebanyak 3 kali. Candling dilakukan pada hari ke 5 dan hari ke 9 setelah telor dimasukkan kedalam inkubator. Hasil yang diperoleh adalah frekuensi pemutaran telur tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap fertilitas telur, bobot DOD, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya tetas itik persilangan Mojosari dan Alabio. Sedangkan telur yang diputar sebanyak 6 kali/hari lebih cepat selesai waktu menetasnya. Kata kunci :   Frekuensi pemutaran, daya tetas, bobot tetas, itik mojosari alabio.
RELEVANSI PENERAPAN HUKUMAN MATI TERHADAP MASYARAKAT MODERN PERSPEPKTIF AL-QUR’AN Dafizki, Ashlih Muhammad; Efendi, Zul; Arsal, Arsal; Faizin, Faizin
Jurnal AL-AHKAM Vol 15, No 1 (2024)
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alahkam.v15i1.7569

Abstract

Abstrak Hukuman mati merupakan salah satu bentuk hukuman yang ditujukan bagi pelaku tindak pidana, walaupun hukuman mati ini sampai sekarang masih menuai pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan pada eksplorasi 1). Bagaimana konsep hukuman mati di Indonesia; 2). Bagaimana Relevansi Penerapan Hukuman Mati Perspektif Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membaca serta memahami literature yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1). penerapan hukuman mati di Indonesia dilakukan terhadap kejahatan serius seperti makar terhadap pejabat negara, pembunuhan berencana, dan tindak pidana lainnya seperti korupsi dan narkotika; 2). Dalam al-Qu’an penerapan hukuman mati masih dilaksanakan pada kasus-kasus tertentu seperti pembunuhan, perzinaan, hirabah, bughat, dan murtad, walaupun demikian hukum hukum Islam tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan hukuman mati dalam tindak kejahatan yang merugikan manusia lainnya, sehingga penerapan hukuman mati t dalam perspektif al-Qur’an memiliki relevansi yang sangat kuat untuk diterapkan dalam masyarakat modern, dengan tujuan untuk menjaga keadilan, menghormati HAM, dan menjaga ketertiban sosial dalam masyarakat, dengan mempertimbangkan nilai-nilai zaman modern. Kata Kunci: Relevansi, Hukuman Mati, al-Qur’an
RIBA DALAM AYAT AL-QUR’AN DAN HADITS : TINJAUAN TEKS DAN KONTEKS Hidayatullah, Hidayatullah; Arsal, Arsal; Efendi, Zul
KASBANA Vol 4 No 1 (2024): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53948/kasbana.v4i1.108

Abstract

Penelitian ini memfokuskan analisis terhadap ayat dan hadits berkaitan dengan riba ditinjau secara teks dan konteks. penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan menjadikan buku dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan riba sebagai bahan hukum utamanya. Data-data yang dikumpulkan akan dianalisis dan diuraikan secara deksriptif analitis. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan. Pertama, berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an tersebut di atas, para ulama sepakat bahwa riba merupakan sesuatu yang dilarang karena ayat-ayat yang menjelaskan tentang keharaman riba dinilai sangat jelas dan secara kronologis dapat dipahami esensi pelarangan tersebut. Kedua, pelarangan riba dalam al-Qur’an memiliki relevansi dengan pergerakan sektor riil dalam ekonomi. Sebab, ekonomi yang berbasis pada riba dengan sendirinya akan mengabaikan underlying transaction yang merupakan basis dari sektor riil. Akibat para pemilik modal (kapitalis) dipastikan beruntung sedangkan para pengelola uang/pengusaha masih belum ada kejelasan, sehingga posisinya menjadi berimbang, tidak adanya keadilan. Sistem ekonomi ribawi tersebut dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia makin terjadi secara konstant. Dalam konteks ini, al-Qur’an membicarakan riba dalam konteks ekonomi makro, yakni melihat dampak riba terhadap ekonomi masyarakat secara agregat. Sistem ekonomi ribawi akan mempengaruhi investasi, semakin tinggi suku bunga. Ketika investasi semakin menurun, maka akan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Di samping itu, sistem ribawi ini telah menjerumuskan negara-negara berkembang kepada debt trap (jebakan hutang).
The Dialectic of Polygamy in the Thought of Classical and Contemporary Ulama: An Analysis of the Evolution of Islamic Legal Views on the Practice of Polygamy Shafra, Shafra; Arsal, Arsal; Efendi, Zul; Rahmiati, Rahmiati; Hasiah, Hasiah
AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/alquds.v8i2.8801

Abstract

This article analyzes the dialectics of polygamy sharia among classical ulama and the contemporary era. Polygamy in the contemporary era is questioned, even rejected. Because there are currently no widows of war victims, these opinions seem to be against the polygamy verse. The text of the Qur'an in verse 3 of Surah an-Nisak shows the possibility and possibility of polygamy for capable husbands. This paper aims to conduct a Sharia analysis of polygamy in the contemporary era, an analysis of the evolution of Islamic legal views towards the practice of polygamy. This type of study takes literature research using qualitative descriptive methods. Data was collected from various journals, books and related tafsir books. Next, it is analyzed deductively. The result of the study concludes that in terms of text and context, polygamy is not prohibited, nor is it recommended. In addition, the social context of polygamy used to be related to widows of war victims. This does not limit polygamy just because of social conditions. In context, polygamy is a solution to help women, whether they are widows or not. The practice of polygamy in the contemporary era depicts pain and sadness. This shows that polygamy is carried out not based on sharia norms. If polygamy provisions are ignored, it will result in hurt and sadness.
Dampak Penerapan Pola Penggaduhan Terhadap Pengembangan Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Padang Jaya Bengkulu Utara Efendi, Zul; Brata, Bieng; Ishak , Andi; Putranto, Heri Dwi; Barchia, M. Faiz
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.12.1.27031

Abstract

Cultivation of beef cattle in Indonesia is mostly carried out by smallholder farms. Therefore, the beef cattle assistance program from the government often involves farmer groups through a livestock raising system. This study aims to determine the impact of implementing various disturbance patterns applied by farmer groups on the development of beef cattle populations. The research was conducted from February to June 2021 in Padang Jaya District, North Bengkulu Regency. Data was collected through interviews with various informants, namely from the Agriculture Office of North Bengkulu Regency, Animal Husbandry Officers from Padang Jaya District, and Management of Farmer Groups. Reports on assistance for the livestock raising program in Padang Jaya District in the 2016-2020 period originating from the Agriculture Service became the basis for searching field information. Eight farmer groups from four recipient villages of the livestock raising program identified the patterns of disturbances and their impact on livestock population development. Secondary data related to this study were collected from BPS reports, Livestock and Animal Health Sector - North Bengkulu District Agriculture Service, and the Padang Jaya District Agricultural Extension Center. The data and information obtained are discussed descriptively. The results showed that there were four patterns of beef cattle raising applied by breeders, namely: (1) one calf deposit, (2) one calf deposit plus Rp. 300,000, (3) deposit of two children, and (4) patterns of rioting with a profit-sharing system. All of these rioting patterns increased the beef cattle population belonging to individual breeders, but only the rioting pattern with the deposit of two calves and a profit-sharing system was able to increase the population of ruminant livestock owned by farmer groups.
Peran Modal Sosial dalam Pengembangan Ternak Sapi Potong Rakyat di Bengkulu Ishak, Andi; Ramon, Erpan; Efendi, Zul; Wulandari, Wahyuni Amelia; Kusnadi, Harwi; Fauzi, Emlan; Sastro, Yudi
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 8 No. 3 (2020): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22500/8202034481

Abstract

Pengembangan peternakan sapi potong rakyat terus diupayakan pemerintah melalui berbagai program untuk mengurangi impor daging sapi dan meningkatkan pendapatan peternak. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan peran modal sosial pada tingkat kelompok tani dalam pengembangan populasi ternak sapi potong rakyat di Bengkulu. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2020 dengan metode wawancara mendalam pada 3 kelompok tani penerima bantuan ternak sapi potong dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu. Identifikasi modal sosial (norma, kepercayaan, dan jaringan) yang mempengaruhi pengembangan populasi ternak dan peningkatan kapasitas kelompok tani dianalisis secara deskriptif menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial memiliki peran penting dalam pengembangan kapasitas kelompok mengelola bantuan ternak dari pemerintah, yaitu: (1) norma penggaduhan ternak dengan sistem bagi hasil menyebabkan peningkatan populasi ternak milik kelompok, (2) kepercayaan anggota kelompok tani dipengaruhi ikatan-ikatan sosial dalam kelompok tani dan peran ketua kelompok, (3) jaringan kerjasama yang baik dalam kelompok tani meningkatkan modal sosial dan pengembangan populasi ternak.
Pengangkatan Pemimpin Non Muslim di Era Modern Menurut Ulama: Teks dan Konteks Sabri; Arsal; Efendi, Zul
Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58707/jipm.v5i1.1093

Abstract

Non-Muslim leadership in Muslim-majority societies is a complex and dynamic topic, involving debates between classical and modern scholarly perspectives. The main issue addressed in this study is the differing views on the permissibility of non-Muslims holding leadership positions in Muslim societies and the relevance of leadership criteria in Islam. This study aims to explore the views of classical and modern scholars regarding non-Muslim leadership and to analyze the leadership criteria outlined in Islamic literature. The research method used is qualitative descriptive, with a library research approach. Data were gathered from various literary sources, including books, journals, and academic articles, and were analyzed in depth.The findings show that classical scholars generally reject non-Muslim leadership based on explicit prohibitions in religious texts. In contrast, modern scholars provide a contextual interpretation, stating that such prohibitions apply only in times of conflict or hostility. In peaceful and democratic contexts, non-Muslim leadership is considered acceptable. Additionally, this study highlights Islamic leadership criteria, which include faith, piety, physical and spiritual health, honesty, competence, justice, professionalism, responsibility, and trustworthiness.The conclusion of this study is that the debate on non-Muslim leadership requires an inclusive and contextual approach, given the social-political complexities of modern societies. Meanwhile, the criteria for Islamic leadership remain relevant in ensuring that leaders possess the integrity and capability to meet the needs of society justly and effectively.
Social Changes in the Development of Beef Cattle in Oil Palm Plantation Areas: Case of Jayakarta Village, Central Bengkulu Regency Ishak, Andi; Firison, Jhon; Ramon, Erpan; Efendi, Zul; Hidayat, Taufik; Fauzi, Emlan; Putra, Wawan Eka; Wibowo, Sarwo Ferdi; Rahman, Taupik
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 12 No. 2 (2024): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22500/12202448872

Abstract

The development of beef cattle production requires social interaction in the context of space and time. The development of beef cattle areas cannot be separated from the dynamics of social change that occur at the microlevel in the rural areas, making it interesting to study. This research aims to analyze the factors that played a role in the development of the beef cattle population in Jayakarta Village, Talang Empat Subdistrict, Central Bengkulu Regency, between 1972 and 2022. Data was collected through in-depth interviews involving key informants using the snowball method and then analyzed using an interactive method with a social change theory approach to aspects of structural and cultural change in rural communities. The research results show that the development of beef cattle is caused by the gradual production and reproduction of various cattle-rearing systems. The development of the beef cattle population is encouraged through the Government Livestock Program and the massive expansion of oil palm plantations, especially by private plantations that provide a source of cattle feed in plantation areas. Structural changes led to the formation of a semi-intensive rearing system starting in 2010 and an extensive rearing system that started in 2013, causing a change in the culture of rural community beef cattle rearing system, which was initially only intensive.
Strategi Pembangunan Berkelanjutan dalam Perencanaan Daerah untuk Menghadapi Perubahan Iklim Global Efendi, Zul
Indonesian Journal of Research and Service Studies Vol. 1 No. 4 (2024): Indonesian Journal of Research and Service Studies
Publisher : Jujurnal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59613/8zf9nq56

Abstract

Makalah ini mengeksplorasi strategi pembangunan berkelanjutan dalam perencanaan daerah untuk menghadapi perubahan iklim global. Menggunakan pendekatan kualitatif, khususnya melalui tinjauan pustaka dan penelitian perpustakaan, studi ini mensintesis berbagai teori, kerangka kerja, dan studi kasus yang ada terkait dengan ketahanan iklim dan perencanaan daerah yang berkelanjutan. Penelitian ini menyoroti pentingnya mengintegrasikan strategi adaptasi dan mitigasi iklim dalam kebijakan pembangunan daerah untuk melindungi hasil lingkungan dan sosial-ekonomi. Makalah ini mengkaji konsep-konsep kunci seperti keadilan iklim, efisiensi ekologis, dan urbanisasi hijau, serta menekankan perlunya menyelaraskan tujuan pembangunan lokal dengan sasaran lingkungan global. Selain itu, studi ini mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam menerapkan praktik berkelanjutan di berbagai konteks regional, terutama di negara berkembang yang menghadapi kerentanannya yang lebih tinggi terhadap dampak perubahan iklim. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perencanaan daerah yang efektif memerlukan tata kelola yang kolaboratif, pembuatan kebijakan yang inklusif, dan penerapan teknologi inovatif. Selanjutnya, penelitian ini menekankan pentingnya tujuan keberlanjutan jangka panjang yang menyeimbangkan kebutuhan pembangunan saat ini dengan pertimbangan iklim di masa depan. Makalah ini ditutup dengan mengusulkan strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah, perencana kota, dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan ketahanan infrastruktur daerah sambil mendorong keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan pengetahuan terkait perencanaan yang responsif terhadap perubahan iklim dan memberikan rekomendasi untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam proses pembangunan daerah.
Proporsionalitas dalam Hisab: Pembacaan terhadap Fatwa Yusuf al-Qaradhawi Ilhami, Hanif A'la; Efendi, Zul
Astroislamica: Journal of Islamic Astronomy Vol. 4 No. 1 (2025): Astroislamica: Journal of Islamic Astronomy (Juni)
Publisher : Islamic Astronomy Department, Sharia and Law Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/astroislamica.v4i1.3350

Abstract

This study aims to explain the form of al-Qaradhawi's support for the use of astronomical calculations, revealing aspects of proportionality in it, and expressing his comments on the views of other scholars who also support calculations. This research is a qualitative research with a literature approach. Al-Qaradhawi supports calculations to be elevated to the status of a method that has legal power and validity. However, his support for calculation is not absolute, but proportional. The proportional aspect that he puts forward is illustrated by his suggestion to use calculation as a tool to deny moon sighting, namely if calculation finds that the moon is completely unobservable, then all moon sighting testimony must be rejected, even sighting does not need to be carried out from the beginning. Limited to this condition, the government can just base its decision on the results of calculation alone. In contrast, under normal conditions, moon sighting must still be carried out, and remains the main method in (itsbat) determining the beginning of the month. Both of these methods –calculation and sighting- have their portion of use according to their respective conditions. Both still have the power as a wasilah, and become a tool for the government to eliminate differences in welcoming the new month in the same country. Differences in the same country, according to al-Qaradhawi is a difference that ghairu maqbul, can not be tolerated. As for the views of Ahmad Syakir - the scholar cited by al-Qaradhawi as a supporter of calculations - al-Qaradhawi made some comments. These comments conclude that calculation must still consider the aspect of moon sighting and cannot stand alone. This shows the difference in views between Ahmad Syakir, a scholar who supports hishab absolutely, and al-Qaradhawi, who supports the use of hishab proportionally.