Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

UTILIZATION OF MADING SCHOOL AS AN EFFORT TO IMPROVE CREATIVE WRITING SKILLS OF HIGH SCHOOL STUDENTS Nurmiwati, Nurmiwati; Milandari, Baiq Desi; Waluyan, Roby Mandalika; Bilal, Arpan Islami; Suyasa, I Made
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 3 (2021): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i3.4909

Abstract

Abstrak: Menulis merupakan salah satu kegiatan yang begitu kompleks. Dengan sifatnya yang kompleks tersebut, banyak siswa yang belum mampu melakukan kegiatan menulis secara baik. Ketidak mampuan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu, kurangnya intensitas kegiatan menulis bagi siswa serta Kurangnya media dalam menyalurkan kreativitas siswa dalam kegiatan tulis menulis. Untuk itu, tim melakukan kegiatan pengabdian berupa pemanfaatan majalah dinding (mading) sekolah sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa di SMA Negeri 1 Gunungsari. Adapun hasil dari kegiatan pengabdian ini  sebagai berikut: 1) Pada pertemuan I, tim menjelaskan tentang prosedur kegiatan dan apa saja yang akan dilakukan oleh mitra selama kegiatan pengabdian ini berlangsung; 2) pertemuan II, tim menyampaikan materi tentang majalah dinding serta bagaiamana proses memuat majalah dinding; 3) Pertemuan III berisi tentang kegiatan penyiapan serta pengumpulan bahan melaui kegiatan menulis kreatif yang dilakukan oleh siswa; dan 4) pertemuan IV dilakukannya produksi majalah dinding pada etalase-etalase yang ada di lingkungan sekolah.Abstract: Writing is one of the most complex activities. many students have not been able to do writing activities well. The cause is the lack of intensity of writing activities for students and the lack of media in channeling students' writing creativity. Therefore, the team carried out community service activities in the form of using school bulletin boards as an effort to improve students' creative writing skills at SMA Negeri 1 Gunungsari. The results of this service activity are as follows: 1) the first meeting, the team explained about the activity procedure and what the partners would do during this service activity; 2) the second meeting, the team delivered material about school bulletin boards and how the process of loading school bulletin boards was; 3) third meeting contains the preparation and collection of materials through creative writing activities carried out by students; and 4) the fourth meeting, the production of wall magazines was carried out in the windows in the school environment.
Gerakan Literasi Melalui Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di SMA Negeri 1 Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat Milandari, Baiq Desi; Nurmiwati, Nurmiwati; Waluyan, Roby Mandalika; Muhardini, Sintayana
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 6, No 2: Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v6i2.5306

Abstract

Abstrak: Literasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam hal menulis dan membaca. Lebih luas lagi, literasi merupakan proses mengintegrasikan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berpikir kritis. Salah satu keuntungan dari literasi yaitu dapat melatih diri untuk dapat lebih terbiasa dalam membaca serta juga dapat membiasakan seseorang untuk dapat menyerap informasi yang dibaca dan dirangkum dengan menggunakan bahasa yang dipahaminya. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan literasi siswa di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini juga disebabkan oleh kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya literasi masih kurang. Oleh karena itu, penanaman gerakan literasi dapat dilakukan melalui pembelajaran sastra yang apresiatif dan integratif. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gerakan literasi melalui pembelajaran sastra yang apresiatif dan integratif di SMA Negeri 1 Gunungsari. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunungsari. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data lalu melakukan penyimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa gerakan literasi di SMA Negeri 1 Gunungsari mulai dilaksanakan sejak tahun 2016. Kegiatan tersebut sempat terhenti akibat beberapa kendala seperti gempa bumi pada tahun 2018 dan pandemi covid-19. Pada awal tahun 2021, kegitan literasi kembali dilaksanakanmeski harus dilakukan melalui jarak jauh. Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi sastra guru meminta siswa untuk tetap melaksanakan literasi di rumah masing-masing meski masih dalam keadaan pandemi. Literasi yang dilakukan siswa pada materi sastra sebagian besar adalah dengan membaca karya sastra berupa novel atau cerpen. Selain itu juga, guru meminta siswa untuk membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan materi pelajaran seperti ensiklopedia sastra dan lainnya. Peran literasi seperti itu menghasilkan peranan yang positif terhadap hasil belajar dan juga terhadap pemahaman siswa dalam memahami materi sastra yang apresiatif dan juga integratif. Abstract: Literacy is defined as a person's ability to write and read. More broadly, literacy is a process of integrating listening, speaking, reading, writing, and critical thinking skills. One of the advantages of literacy is that it can train oneself to be more accustomed to reading and can also familiarize a person to be able to absorb information that is read and summarized using the language he understands. However, in reality the literacy ability of students in Indonesia is still very low. This is also due to the lack of awareness and understanding of the importance of literacy. Therefore, the cultivation of the literacy movement can be done through appreciative and integrative literary learning. For this reason, this study aims to determine the literacy movement through appreciative and integrative literary learning at SMA Negeri 1 Gunungsari. The subjects of this study were students of class X SMA Negeri 1 Gunungsari. This type of research is a descriptive qualitative research. Methods of data collection is done by using the interview method and the method of documentation. Data analysis was carried out through the stages of data reduction and then making conclusions. Based on the results of the study, it is known that the literacy movement at SMA Negeri 1 Gunungsari has been implemented since 2016. The activity was stopped due to several obstacles such as the earthquake in 2018 and the covid-19 pandemic. In early 2021, literacy activities will be carried out again, although they must be carried out remotely. In the Indonesian language learning process, especially in literary material, the teacher asks students to continue to carry out literacy at their respective homes even though they are still in a pandemic. Literacy done by students on literary material is mostly by reading literary works in the form of novels or short stories. In addition, the teacher asks students to read other books related to the subject matter such as literary encyclopedias and others. The role of such literacy produces a positive role on learning outcomes and also on students' understanding in understanding literary material that is appreciative and also integrative.
PELATIHAN PENYUSUNAN LESSON DESIGN BERBASIS LESSON STUDY Muhdar, Syafruddin; Fujiaturrahman, Sukron; Bilal, Arpan Islami; Winata, Aliahardi; Muttaqien, Zedi; Waluyan, Roby Mandalika; Sirajuddin, Sirajuddin
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.13219

Abstract

Abstrak: Pembelajaran abad 21 diharapkan dapat membekali peserta didik dengan kemampuan 4Cs, yakni kemampuan: 1) berkomunikasi (communication), 2) berkolaborasi (collaboration), 3) berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), dan 4) kreativitas dan inovasi (creativity and innovation). Metode pelatihan melalui 3 tahapan. 1 Tahap perencanaan, 2. Tahap Pelaksanaan dan 3. Tahap Evaluasi. Pelatihan penyusunan Lesson Desain dilaksanakan melalui 3 tahapan. Tahap pertama perencanaan dilalui dengan koordinasi dengan observasi. Tahap kedua dilakukan dengan pemberian materi dan penyususnan lesson desain secara berkelompok. Tahap ketiga evaluasi dengan melakukan penilaian terhadap lesson desain yang dibuat. Jumlah peserta yang terlibat dalam pelatihan ini yaitu 5 orang. Hasil dari pelatihan menunjukkan peserta terlihat antusias dan tertarik membuat lesson desain. Ini terlihat dari hasil yang dibuat peserta sudah sesuai dengan format yang ditentukan.Abstract: 21st century learning is expected to equip students with 4Cs abilities, namely the ability to: 1) communicate, 2) collaborate (collaboration), 3) critical thinking and problem solving (critical thinking and problem solving), and 4) creativity and innovation (creativity and innovation). The training method goes through 3 stages. 1 Planning stage, 2. Implementation Phase and 3. Evaluation Stage. Training on the preparation of Design Lessons is carried out through 3 stages. The first stage of planning is passed in coordination with observation. The second stage is carried out by providing material and compiling design lessons in groups. The third stage of evaluation is by assessing the design lessons made. The number of participants involved in this training is 5 people. The results of the training showed that participants looked enthusiastic and interested in making design lessons. This can be seen from the results made by participants in accordance with the specified format.
Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Pada Siswa IX SMP Islam Aswaja Syamsul Falah Astari, Wiya Mela; Nufus, Hayatun; Mutaqin, Zedi; Winata, Aliahardi; Waluyan, Roby Mandalika
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 9, No 2: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v9i2.24622

Abstract

Abstrak: Kemampuan berkomunikasi merupakan aspek penting dalam proses komunikasi yang melibatkan interaksi verbal. Keterampilan berbicara menjadi fondasi utama dalam memfasilitasi komunikasi yang efektif antara individu. Kemajuan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi untuk mengukur kehamiran berbahasa seringkali diukur melalui kemahiran berbicara, yang menjadi indikator keberhasilan dalam penguasaan bahasa. Keterlibatan siswa dan peran guru sangat diperlukan untuk meningkatakn ketarmpilan berbicara. Pembelajaran melalui metode diskusi dalam penelitian ini dilakukan Plan, Do, dan See yakni Lesson Study.Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efektivitas metode diskusi dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Penelitian tindakan kelas, dilaksanakan di kelas IX SMP Islam Aswaja Syamsul Falah dengan melibatkan 12 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode diskusi efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa, dengan teramati adanya kemajuan progresif dari siklus ke siklus dalam pembelajaran. Peran guru atau peneliti dalam memberikan motivasi dan dukungan kepada siswa yang kurang percaya diri juga terbukti signifikan dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam diskusi. Kesimpulan ini menekankan pentingnya penggunaan metode diskusi sebagai strategi pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa di lingkungan pendidikan formal. Nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa dengan metode diskusi sebesar 45,33% pada siklus pertama, meningkat menjadi 58,67% pada siklus kedua, dan mencapai 72,67% pada siklus ketiga.
ANALISIS NOVEL NIKA BARONTA KARYA ALAN MALINGI: SEBUAH KAJIAN FEMINISME kusmiati, Kusmiati; Darmurtika, Linda Ayu; Suyasa, I Made; Waluyan, Roby Mandalika
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 9, No 1: January 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v9i1.21559

Abstract

Abstrak: Eksistensi perempuan dalam novel Nika Baronta karya Alan Malingi tidak dapat dipungkiri. Hal ini disebabkan oleh penulis mengungkap fakta sejarah bahwa Jepang pernah menguasai tanah Bima. Jepang menginginkan gadis-gadis Bima sebagai Jugun lanfu. Usaha masyarakat Bima melawan Jepang agar gadis Bima tidak dijadikan pelayan Bar oleh tentara Jepang. Dengan memahami fakta dapat diketahui keberadaan perempuan pada masa penjajahan Jepang. Berdasarkan hal itu maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah eksistensi perempuan dalam novel Nika Baronta karya Alan Malingi dalam Perspektif Feminisme. Tujuan penelitian yakni mengkaji tentang eksistensi perempuan dari perspektif feminisme dan selanjutnya mendeskripsikan dan menjawab masalah penelitian secara lebih detail. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut Manfaat teoretis dan Manfaat praktis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang berkaitan dengan teori feminisme. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Nika Baronta karya Alan Malingi. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data yakni 1) Identifikasi, 2) Klasifikasi, 3) Interpretasi. Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka kesimpulan yang terdapat dalam novel Nika Baronta karya Alan Malingi yaitu 1) penindasan nilai-nilai budaya, 2) relasi kuasa, 3) budaya patriarki.  Abstract:  The existence of women in the novel Nika Baronta by Alan Malingi cannot be denied. This is because the author reveals the historical fact that Japan once controlled the land of Bima. Japan wanted Bima girls as “Jugun lanfu”. The efforts of the Bima people against the Japanese so that the Bima girls would not be used as barmaids by the Japanese soldiers. By understanding the facts, we can find out the existence of women during the Japanese colonial period. Based on this, the formulation of the problem raised in this research is What is the existence of women in the novel Nika Baronta by Alan Malingi from a Feminist Perspective. The aim of the research is to examine the existence of women from a feminist perspective and then describe the answer to the research problem in more detail. The benefits of research are as follows: Theoretical benefits and practical benefits. The method used in this research is a qualitative descriptive method related to feminist theory. The data source in this research is the novel Nika Baronta by Alan Malingi. The steps for analyzing data are 1) Identification, 2) Classification, 3) Interpretation. From the results of the analysis that has been carried out, the conclusions contained in the novel Nika Baronta by Alan Malingi are 1) oppression of cultural values, 2) socio-economic oppression, 3) power relations, 4) patriarchal culture.                       
ANALISIS FONOLOGI BAHASA SASAK DIALEK NGENO- NGENE DI DESA SESELA Muhdar, Syafruddin; Muhardini, Sintayana; Milandari, Baiq Desi; Mariyati, Yuni; Waluyan, Roby Mandalika
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 10, No 1: January 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v10i1.28990

Abstract

Abstrak: Salah satu bidang kebahasaan yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah bidang fonologi. Sistem berbahasa dalam bidang fonologi pertama-tama dipandang dari penggunaan bahasa apakah secara lisan maupun tulisan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah sistem fonologi  bahasa  Sasak  dialek  Ngeno-ngene  di  Desa  Sesela  Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, metode wawancara, metode transkrifsi, dan metode dokumentasi. Data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan   mengunakan   metode deskriftif kualitatif.Berdasarkan  hasil  analisis  data  yang telah  dilakukan  maka dapat disimpulkan bahwa, ruang lingkup sistem fonologi „dialek ngeno-ngene pada masyarakat Sesela antara lain: (1) sistem vokal (sistem vokal murni: a, i, e, u, o, ∂(2) sistem konsonan (sistem konsonan tuggal ada 19 meliputi b, p, m, w, d, t, n, ℓ, r, s, y, ñ, j, c, g, k, ŋ, h, dan q), dan (3) penyukuan terdiri atas 4 pola yaitu v, vk, kv, dan kvk. Abstract:  One of the linguistic fields examined in this study is phonology. The language system in phonology is primarily viewed from the perspective of whether the language is used orally or in written form. The research problem addressed in this study is: What is the phonological system of the Sasak language, Ngeno-ngene dialect, in Sesela Village, Gunungsari Subdistrict, West Lombok Regency?. The data collection methods used in this research include observation, interviews, transcription, and documentation. The collected data were then analyzed using a qualitative descriptive method. Based on the data analysis, it can be concluded that the scope of the phonological system of the Ngeno-ngene dialect among the people of Sesela includes the following: (1). Vowel system (pure vowels): a, i, e, u, o, ∂, (2).Consonant system (single consonants, totaling 19): b, p, m, w, d, t, n, ℓ, r, s, y, ñ, j, c, g, k, ŋ, h, and q, (3). Syllable structure, which consists of four patterns: V, VK, KV, and KVK. 
Pembinaan Apresiasi Puisi Pada Siswa Kelas XII Bahasa SMA Negeri 1 Praya Timur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Darmurtika, Linda Ayu; Suyasa, I Made; Waluyan, Roby Mandalika; Bilal, Arpan Islami; Muhardini, Sintayana; Milandari, Baiq Desi; Untari, Titin
INTAN CENDEKIA (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Vol 1, No 1 Juni (2020): INTAN CENDEKIA: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Yayasan Pendidikan Intan Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47165/intancendekia.v1i1 Juni.52

Abstract

Hakikat karya sastra adalah nilai atau pembelajaran hidup yang terkandung didalamnya untuk memanusiakan manusia. Manfaat sastra yakni menghibur dan bermanfaat atau menyenangkan dan berguna. Dengan demikian pembelajaran sastra di sekolah penting untuk didalami atau dimasukkan dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah. Sebuah karya sastra dikatakan berhasil ketika banyak diapresiasi. Namun, di era modern sekarang ini, siswa tidak memiliki jiwa baca yang tinggi. Kemampuan mengapresiasi puisi merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas XII Bahasa. Bagi siswa kelas XII Bahasa SMA Negeri 1 Praya Timur mengapresiasi puisi merupakan salah satu hal yang dirasa menakutkan, karena siswa tidak mengetahui metode dan teori yang akan digunakan dalam menganalisis puisi. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu diadakan pengabdian tentang Pembinaan Apresiasi Puisi. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengabdian ini meliputi 1) Analisis Situasi, 2) Identifikasi masalah, 3) Pembinaan Apresiasi Puisi, yang terdiri atas: Penyampaian materi, mengaplikasikan teori, diskusi, presentasikan hasil apresiasi puisi, dan 4) Evaluasi Hasil Kegiatan. Metode penyampaian materi yang digunakan adalah metode latihan, presentasi, dan diskusi. Hasil pengabdian, 1) Siswa memahami tentang definisi, fungsi, dan tujuan apresiasi puisi dan teori-teori sasta, 2) Terdapat peningkatan pemahaman tentang mengaplikasikan teori yang relevan dalam mengapresiasi puisi dan cara membaca/menghayati puisi yang baik, 3) Siswa telah berlatih dengan semangat dalam menentukan kesatuan ide dalam puisi,  4) Siswa mampu mempresentasikan hasil apresiasi puisinya dan guru-guru berkomitmen untuk mengadakan kegiatan ekstrakulikuler tetang kesusastraan (puisi).
PELATIHAN PENULISAN DIKSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN LITERASI SASTRA DI MA PLUS ASSOWAH AL-ISLAMIYAH GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT Darmurtika, Linda Ayu; Mariyati, Yuni; Suyasa, I Made; Akhmad, Akhmad; Akbar, M Aris; Lamusiah, Siti; Ihsani, Baiq Yuliatin; Waluyan, Roby Mandalika; Rosada, Rosada
Journal of Community Empowerment Vol 4, No 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jce.v4i1.32361

Abstract

ABSTRAK                                                                            Perkembangan literasi sastra di kalangan peserta didik masih terbilang rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain minimnya akses terhadap bahan bacaan sastra yang berkualitas, kurangnya pelatihan keterampilan menulis kreatif, serta belum optimalnya pendekatan pembelajaran sastra di kelas. Dalam konteks ini, pembelajaran sastra seringkali bersifat normatif dan tekstual, sehingga kurang menyentuh aspek apresiasi dan kreativitas yang dapat menggugah minat serta keterlibatan siswa secara aktif. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melakukan pelatihan penulisan diksi sebagai upaya peningkatan literasi sastra di MA Plus Assowah Al-Islamiyah Gerung dengan melibatkan 40 orang sebagai peserta pelatihani. Kegiatan pengabdian terdiri dari lima tahap, yaitu persiapan, penyampaian materi, praktik, presentasi dan diskusi, serta refleksi. Kegiatan dilaksanakan melalui metode partisipatif dan interaktif. Kegiatan ini dinyatakan berhasil dengan indikator sebagai berikut: Aspek partisipasi: Peserta mengikuti kegiatan secara penuh dari awal hingga akhir. Aspek capaian pembelajaran: Berdasarkan penilaian terhadap hasil tugas menulis, sebagian besar peserta mampu menerapkan diksi konotatif dan denotatif dengan baik, serta menunjukkan peningkatan dalam variasi kosakata melalui penggunaan sinonim dan antonim. Aspek keberlanjutan: Pihak sekolah berkomitmen untuk memasukkan materi diksi ini dalam program ekstrakurikuler sastra dan meminta tindak lanjut berupa pendampingan literasi secara berkala. Aspek evaluatif: Refleksi peserta menunjukkan peningkatan kesadaran akan pentingnya pilihan kata dalam menulis sastra yang ekspresif dan bermakna. Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap keterampilan menulis siswa, tetapi juga memperkuat kemitraan antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah menengah dalam membangun budaya literasi sastra yang berkelanjutan.[A1] Kata kunci: Penulisan Diksi; Peningkatan Literasi Sastra; Lingkungan Sekolah. ABSTRACTThe development of literary literacy among students is still relatively low. This is due to several factors, including minimal access to quality literary reading materials, lack of creative writing skills training, and the suboptimal approach to literary learning in the classroom. In this context, literary learning is often normative and textual, so that it does not touch on aspects of appreciation and creativity that can arouse students' interest and active involvement. This community service aims to conduct diction writing training as an effort to improve literary literacy at MA Plus Assowah Al-Islamiyah Gerung by involving 40 people as training participants. The community service activity consists of five stages, namely preparation, delivery of materials, practice, presentation and discussion, and reflection. The activity was carried out through participatory and interactive methods. This activity was declared successful with the following indicators: Participation aspect: Participants participated in the activity fully from start to finish. Learning achievement aspect: Based on the assessment of the results of the writing assignment, most participants were able to apply connotative and denotative diction well, and showed an increase in vocabulary variation through the use of synonyms and antonyms. Sustainability aspect: The school is committed to including this diction material in the literature extracurricular program and requests follow-up in the form of regular literacy assistance. Evaluative aspect: Participant reflections show an increased awareness of the importance of word choice in writing expressive and meaningful literature. Overall, this community service activity not only has a positive impact on students' writing skills but also strengthens the partnership between higher education institutions and secondary schools in building a sustainable literary literacy culture.Keywords: Diction Writing; Increasing Literary Literacy; School Environment
Refleksi Pembelajaran di SMA Negeri 4 Mataram: Studi Kasus Selama Program PLP Hardi, Rahmat Sulhan; Waluyan, Roby Mandalika; Aswad, Zamratul; Anlyani, Yuyun; Hilaliati, Nafah; Setiawan, Imam Adi; Am Andesa, Lalu Arfa; Ramdani, Rizal; Rizki, Afif
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 10, No 2: July 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v10i2.29843

Abstract

Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 1 merupakan kegiatan akademik yang bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam memahami praktik pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk merefleksikan proses pembelajaran di SMA Negeri 4 Mataram selama pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan 1 (PLP 1). Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi kelas, wawancara dengan guru, serta refleksi dari kegiatan praktik di lapangan. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah berjalan cukup efektif dengan strategi dan metode yang bervariasi, namun masih terdapat beberapa tantangan, seperti manajemen kelas dan penerapan teknologi dalam pembelajaran. Refleksi yang dilakukan memberikan gambaran tentang pentingnya peran guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan inovatif. Temuan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah serta memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam persiapan menjadi pendidik profesional.