Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

UTILIZATION OF MADING SCHOOL AS AN EFFORT TO IMPROVE CREATIVE WRITING SKILLS OF HIGH SCHOOL STUDENTS Nurmiwati, Nurmiwati; Milandari, Baiq Desi; Waluyan, Roby Mandalika; Bilal, Arpan Islami; Suyasa, I Made
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 3 (2021): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i3.4909

Abstract

Abstrak: Menulis merupakan salah satu kegiatan yang begitu kompleks. Dengan sifatnya yang kompleks tersebut, banyak siswa yang belum mampu melakukan kegiatan menulis secara baik. Ketidak mampuan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu, kurangnya intensitas kegiatan menulis bagi siswa serta Kurangnya media dalam menyalurkan kreativitas siswa dalam kegiatan tulis menulis. Untuk itu, tim melakukan kegiatan pengabdian berupa pemanfaatan majalah dinding (mading) sekolah sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa di SMA Negeri 1 Gunungsari. Adapun hasil dari kegiatan pengabdian ini  sebagai berikut: 1) Pada pertemuan I, tim menjelaskan tentang prosedur kegiatan dan apa saja yang akan dilakukan oleh mitra selama kegiatan pengabdian ini berlangsung; 2) pertemuan II, tim menyampaikan materi tentang majalah dinding serta bagaiamana proses memuat majalah dinding; 3) Pertemuan III berisi tentang kegiatan penyiapan serta pengumpulan bahan melaui kegiatan menulis kreatif yang dilakukan oleh siswa; dan 4) pertemuan IV dilakukannya produksi majalah dinding pada etalase-etalase yang ada di lingkungan sekolah.Abstract: Writing is one of the most complex activities. many students have not been able to do writing activities well. The cause is the lack of intensity of writing activities for students and the lack of media in channeling students' writing creativity. Therefore, the team carried out community service activities in the form of using school bulletin boards as an effort to improve students' creative writing skills at SMA Negeri 1 Gunungsari. The results of this service activity are as follows: 1) the first meeting, the team explained about the activity procedure and what the partners would do during this service activity; 2) the second meeting, the team delivered material about school bulletin boards and how the process of loading school bulletin boards was; 3) third meeting contains the preparation and collection of materials through creative writing activities carried out by students; and 4) the fourth meeting, the production of wall magazines was carried out in the windows in the school environment.
Gerakan Literasi Melalui Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di SMA Negeri 1 Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat Milandari, Baiq Desi; Nurmiwati, Nurmiwati; Waluyan, Roby Mandalika; Muhardini, Sintayana
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 6, No 2: Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v6i2.5306

Abstract

Abstrak: Literasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam hal menulis dan membaca. Lebih luas lagi, literasi merupakan proses mengintegrasikan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berpikir kritis. Salah satu keuntungan dari literasi yaitu dapat melatih diri untuk dapat lebih terbiasa dalam membaca serta juga dapat membiasakan seseorang untuk dapat menyerap informasi yang dibaca dan dirangkum dengan menggunakan bahasa yang dipahaminya. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan literasi siswa di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini juga disebabkan oleh kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya literasi masih kurang. Oleh karena itu, penanaman gerakan literasi dapat dilakukan melalui pembelajaran sastra yang apresiatif dan integratif. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gerakan literasi melalui pembelajaran sastra yang apresiatif dan integratif di SMA Negeri 1 Gunungsari. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunungsari. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data lalu melakukan penyimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa gerakan literasi di SMA Negeri 1 Gunungsari mulai dilaksanakan sejak tahun 2016. Kegiatan tersebut sempat terhenti akibat beberapa kendala seperti gempa bumi pada tahun 2018 dan pandemi covid-19. Pada awal tahun 2021, kegitan literasi kembali dilaksanakanmeski harus dilakukan melalui jarak jauh. Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi sastra guru meminta siswa untuk tetap melaksanakan literasi di rumah masing-masing meski masih dalam keadaan pandemi. Literasi yang dilakukan siswa pada materi sastra sebagian besar adalah dengan membaca karya sastra berupa novel atau cerpen. Selain itu juga, guru meminta siswa untuk membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan materi pelajaran seperti ensiklopedia sastra dan lainnya. Peran literasi seperti itu menghasilkan peranan yang positif terhadap hasil belajar dan juga terhadap pemahaman siswa dalam memahami materi sastra yang apresiatif dan juga integratif. Abstract: Literacy is defined as a person's ability to write and read. More broadly, literacy is a process of integrating listening, speaking, reading, writing, and critical thinking skills. One of the advantages of literacy is that it can train oneself to be more accustomed to reading and can also familiarize a person to be able to absorb information that is read and summarized using the language he understands. However, in reality the literacy ability of students in Indonesia is still very low. This is also due to the lack of awareness and understanding of the importance of literacy. Therefore, the cultivation of the literacy movement can be done through appreciative and integrative literary learning. For this reason, this study aims to determine the literacy movement through appreciative and integrative literary learning at SMA Negeri 1 Gunungsari. The subjects of this study were students of class X SMA Negeri 1 Gunungsari. This type of research is a descriptive qualitative research. Methods of data collection is done by using the interview method and the method of documentation. Data analysis was carried out through the stages of data reduction and then making conclusions. Based on the results of the study, it is known that the literacy movement at SMA Negeri 1 Gunungsari has been implemented since 2016. The activity was stopped due to several obstacles such as the earthquake in 2018 and the covid-19 pandemic. In early 2021, literacy activities will be carried out again, although they must be carried out remotely. In the Indonesian language learning process, especially in literary material, the teacher asks students to continue to carry out literacy at their respective homes even though they are still in a pandemic. Literacy done by students on literary material is mostly by reading literary works in the form of novels or short stories. In addition, the teacher asks students to read other books related to the subject matter such as literary encyclopedias and others. The role of such literacy produces a positive role on learning outcomes and also on students' understanding in understanding literary material that is appreciative and also integrative.
Socio-cultural Sustainability of Indigenous People in Kore after Two Centuries of Mount Tambora Eruption Saddam, Saddam; Milandari, Baiq Desi; Mayasari S.W., Dian Eka; Winata, Aliahardi; Isnaini, Isnaini; Mayasari, Deviana
IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching Vol 7, No 2 (2023): IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v7i2.5276

Abstract

The purpose of the study was to explore and analyze the socio-cultural life of the indigenous people of Korea after the two centuries of the eruption of Mount Tambora in 1815. This research uses an ethnographic approach and design in qualitative research methods. The typical phenomenon studied only exists in the Kore Tribe. The focus of this research is the socio-cultural life of the indigenous people of Kore after the 2nd century eruption of Mount Tambora. Data collection techniques use observation, interviews, and documentation. Data validity using triangulation. Data was analyzed using Miles and Huberman's interactive model. The results showed that the socio-cultural life of the indigenous people of Kore after two centuries of the eruption of Mount Tambora has changed, but there are still traditions and customs that are still maintained today. The Kore people meet Unesco standards as cultural heritage, that is, they have oral traditions, arts, social practices or traditions in our language equivalents, ceremonies or rituals, celebrations, and traditional handicrafts. However, in its development, it was influenced by many foreign cultures, especially the Mbojo (Bima) culture. Kore's oral traditions, arts, traditions, and original celebrations tend to be influenced by Mbojo culture and are even very dominant.
Socio-cultural Sustainability of Indigenous People in Kore after Two Centuries of Mount Tambora Eruption Saddam, Saddam; Milandari, Baiq Desi; Mayasari S.W., Dian Eka; Winata, Aliahardi; Isnaini, Isnaini; Mayasari, Deviana
IJTIMAIYA: Journal of Social Science and Teaching Vol 7, No 2 (2023): IJTIMAIYA: Journal of Social Science and Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v7i2.5276

Abstract

The purpose of the study was to explore and analyze the socio-cultural life of the indigenous people of Korea after the two centuries of the eruption of Mount Tambora in 1815. This research uses an ethnographic approach and design in qualitative research methods. The typical phenomenon studied only exists in the Kore Tribe. The focus of this research is the socio-cultural life of the indigenous people of Kore after the 2nd century eruption of Mount Tambora. Data collection techniques use observation, interviews, and documentation. Data validity using triangulation. Data was analyzed using Miles and Huberman's interactive model. The results showed that the socio-cultural life of the indigenous people of Kore after two centuries of the eruption of Mount Tambora has changed, but there are still traditions and customs that are still maintained today. The Kore people meet Unesco standards as cultural heritage, that is, they have oral traditions, arts, social practices or traditions in our language equivalents, ceremonies or rituals, celebrations, and traditional handicrafts. However, in its development, it was influenced by many foreign cultures, especially the Mbojo (Bima) culture. Kore's oral traditions, arts, traditions, and original celebrations tend to be influenced by Mbojo culture and are even very dominant.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENDIDIK SEKOLAH DASAR DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA BERBANTUAN APLIKASI CANVA FOR EDUCATION Sanisah, Siti; Mas'ad, Mas'ad; Edi, Edi; Rochayati, Nurin; Zulkarnain, Lalu Muhammad Iskandar; Arif, Arif; Milandari, Baiq Desi; Darmurtika, Linda Ayu; AR, Jaini Bidaya
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.12299

Abstract

Abstrak: Tolok ukur kemampuan pendidik salah satunya adalah dapat membuat dan menggunakan berbagai media pembelajaran untuk memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran. Pengabdian masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pendidik dalam membuat media pembelajaran berbasis multimedia berbantuan aplikasi Canva for Education. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan selama tiga kali pertemuan, melibatkan 25 orang pendidik Sekolah Dasar, dan bekerjasama dengan Guru Penggerak. Hasilnya, seluruh peserta berhasil membuat media pembelajaran berupa mind maps, 76% berhasil membuat bahan presentasi, dan 72% berhasil membuat video pembelajaran. Agar kemampuan menjadi lebih maksimal disarankan agar pendidik terus berlatih secara mandiri menggunakan Canva for Education atau aplikasi lainnya, dan meneruskan kemampuan yang telah diperoleh kepada pendidik lainnya.Abstract:  One of the benchmarks for the ability of educators is to be able to create and use various learning media to make it easier for students to understand the subject matter. Community service aims to improve the ability of educators to create multimedia-based learning media with the help of the Canva for Education application. The activity was carried out in the form of training for three meetings, involving 25 elementary school educators, and working with the Mobilization Teacher. As a result, all participants succeeded in making learning media in the form of mind maps, 76% succeeded in making presentation materials, and 72% succeeded in making learning videos. To maximize abilities, it is recommended that educators continue to practice independently using Canva for Education or other applications, and pass on the skills they have acquired to other educators.
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IV SDN 2 PRINGGAJURANG LOMBOK TIMUR Bilal, Arpan Islami; Sulistiyana, Ayu; Rezkillah, Inang Irma; Khaerudin, Khaerudin; Sudarto, Yuliana; Milandari, Baiq Desi
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 9, No 1: January 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v9i1.20739

Abstract

Abstrak: Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu pendidikan yang diselenggarakan di tingkat sekolah pada semua jenjang,mulai dari pendidikan tingkat dasar hingga pendidikan tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa dalam keterampilan berbahasa khusunya kemampuan menulis cerpen,dan untuk mendeskripsikan tingkat keefektifitasan penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IV SD (Sekolah Dasar). Manfaat penelitian ini untuk meningkatkan gairah belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dalam bahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pelajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Populasi penelitian ini adalah semua kelas IV, sedangkan sampel penelitian ini di ambil 1 kelas yang terdiri dari siswa. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Kemampuan menulis cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) nilia rata-rata siswa pada tahap prasiklus yaitu 48,83, setelah di berikan pembelajaran menulis cerpen dengan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada tahap  siklus 1 nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yaitu 57,68 termasuk kategori sedang dengan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa 81, sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa menjadi 78,4 termasuk kategori cukup bagus. Setelah dilakukan analisis hasil pembelajaran pada siklus I dan II ternyata model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)  sangat efektif dalam pembelajaran menulis cerpen. hal ini dapat di lihat dari kriteria ketuntasan siklus 1 ke siklus II meningkat 20%. Bentuk penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)  terhadap peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IV SDN 2 Pringgajurang Lombok Timur dinyatakan berhasil.Abstrak: Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu pendidikan yang diselenggarakan di tingkat sekolah pada semua jenjang,mulai dari pendidikan tingkat dasar hingga pendidikan tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa dalam keterampilan berbahasa khusunya kemampuan menulis cerpen,dan untuk mendeskripsikan tingkat keefektifitasan penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IV SD (Sekolah Dasar). Manfaat penelitian ini untuk meningkatkan gairah belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dalam bahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pelajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Populasi penelitian ini adalah semua kelas IV, sedangkan sampel penelitian ini di ambil 1 kelas yang terdiri dari siswa. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Kemampuan menulis cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) nilia rata-rata siswa pada tahap prasiklus yaitu 48,83, setelah di berikan pembelajaran menulis cerpen dengan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada tahap  siklus 1 nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yaitu 57,68 termasuk kategori sedang dengan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa 81, sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa menjadi 78,4 termasuk kategori cukup bagus. Setelah dilakukan analisis hasil pembelajaran pada siklus I dan II ternyata model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)  sangat efektif dalam pembelajaran menulis cerpen. hal ini dapat di lihat dari kriteria ketuntasan siklus 1 ke siklus II meningkat 20%. Bentuk penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)  terhadap peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IV SDN 2 Pringgajurang Lombok Timur dinyatakan berhasil.Abstract:  Indonesian language education is a type of education that is provided at the school level at all levels, from elementary level education to higher level education. This research aims to improve students' learning abilities and achievements in language skills, especially the ability to write short stories, and to describe the level of effectiveness of using the PBL (Problem Based Learning) learning model in improving the short story writing abilities of fourth grade elementary school (Primary School) students. The benefit of this research is to increase students' passion for learning in learning Indonesian. Writing is one of the language skills in Indonesian that must be mastered by Indonesian people, especially students. The method used in this research is classroom action research (PTK). The population of this study was all class IV, while the sample for this study was taken from 1 class consisting of students. The data collection techniques used are tests, observation and documentation. The ability to write short stories before using the PBL (Problem Based Learning) learning model, the average value of students at the pre-cycle stage was 48.83, after being taught to write short stories using the PBL (Problem Based Learning) learning model at cycle 1 stage, the average value of the students experienced an increase, namely 57.68, including the medium category with the maximum score that students could obtain 81, while in cycle 2 the average student score was 78.4, including the quite good category. After analyzing the learning outcomes in cycles I and II, it turned out that the PBL (Problem Based Learning) learning model was very effective in learning to write short stories. This can be seen from the criteria for completing cycle 1 to cycle II increasing by 20%. The form of implementing the PBL (Problem Based Learning) learning model to improve the short story writing ability of class IV students at SDN 2 Pringgajurang, East Lombok was declared successful.
Implementasi Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Peserta Didik Pada Materi Pidato Milandari, Baiq Desi; Bilal, Arpan Islami; Afandi, Ahmad; Sri Wahyuni, Dian Eka Mayasari
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 9, No 2: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v9i2.25251

Abstract

Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan literasi peserta didik dan menentukan kemampuan literasi dalam membaca dan menyusun teks pidato melalui skenario model pembelajaran PBL di kelas VI A SDN 1 Beleka.  Proses penelitian ini melalui tiga siklus pembelajaran yang berdasarkan model pembelajaran yang terdiri dari siklus I, Siklus II, dan Sikls III. Adapun populasi penelitian terdiri dari 40 siswa dalam kelas VI A di SDN 1 Beleka dan sampel dipilih menggunakan metode sampel ekstrim dengan pengambilan  sampel sebanyak 20% dari siswa di kelas VI A SDN 1 Beleka. Instrumen pengumpulan data menggunakan observasi peserta didk dan lembar penilaian praktik (unjuk kerja). Observasi dan penilaian praktik peserta didik dilakukan selama tiga siklus pembelajaran untuk memperoleh data kemampuan membaca dan menyusun teks pidato siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan dari rata-rata keseluruhan siswa memiliki nilai yang cukup baik yang mana nilai rata-rata yang tertinggi adalah bagas dengan memperoleh nilai sebesar 85, 86, dan 90 pada tiap siklusnya yaitu siklus I, siklus II dan siklus III sehingga dari hasil. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat melatih kemampuan literasi siswa pada materi pidato di kelas VI A SDN 1 Beleka. Abstract:  This study is classroom action research that aimed at identifying students' literacy skill and determining their abilities in reading and composing speech texts through the PBL (Problem-Based Learning) model scenario in class VI A at SDN 1 Beleka. The research process went through three learning cycles based on the learning model, consisting of Cycle I, Cycle II, and Cycle III. The research population consisted of 40 students in class VI A at SDN 1 Beleka, and the sample was chosen using the extreme sample method by taking 20% of the students in class VI A at SDN 1 Beleka. The data collection instruments used were student observation and performance assessment sheets (performance task). Student observations and performance assessments were conducted over three learning cycles to obtain data on students' abilities to read and compose speech texts during the learning process. The research results showed that, based on the overall average, the students had fairly good scores, with the highest average scores achieved by Bagas, who scored 85, 86, and 90 in each cycle, respectively in Cycle I, Cycle II, and Cycle III. Based on the data, it can be concluded that Problem-Based Learning (PBL) can train students' literacy skills in speech material in class VI A at SDN 1 Beleka.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA DAN BUDAYA DALAM UPAYA MENJAGA KEARIFAN LOKAL Ihsani, Baiq Yuliatin; Bilal, Arpan Islami; Milandari, Baiq Desi
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 10, No 1: January 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v10i1.29088

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk implementasi pembelajaran bahasa dan budaya sebagai wujud dalam menjaga kearifan lokal di Pulau Lombok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah deskriptif. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis isi (content analisys), yaitu suatu analisis terhadap isi yang diperoleh dari kuesioner. Hasil penelitian menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran bahasa dan budaya sangat penting untuk diterapkan dengan tujuan untuk menjaga bahasa dan budaya yang mulai bergeser oleh pengaruh zaman. Implementasi pembelajaran bahasa dan budaya di sekolah-sekolah dapat diintegrasikan dengan adat istiadat kebudayaan daerah setempat dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif seperti cooperative learning, problem-based learning, project-based learning dan lain-lain untuk membuat suasana pembelajaran lebih menarik dan kondusif. Langkah yang dapat dilakukan guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah sebagai berikut: 1) Inventarisasi aspek potensi keunggulan lokal, 2) Menganalisis kondisi internal sekolah, 3) Menganalisis kondisi eksternal sekolah, 4) Penentuan jenis keunggulan lokal adalah dengan melakukan strategi penyelenggaraan pembelajaran berbasis keariafan lokal.Abstract:  This study aims to describe the implementation of language and culture learning as a form of maintaining local wisdom on Lombok Island. This research uses a qualitative approach and the method used is descriptive. The sample selection was done by cluster random sampling technique. This study used questionnaire and documentation data collection techniques. The analysis technique used is content analysis, which is an analysis of the content obtained from the questionnaire. The results of the study stated that the implementation of language and culture learning is very important to be implemented with the aim of maintaining language and culture which began to shift by the influence of the times. The implementation of language and culture learning in schools can be integrated with local cultural customs by using innovative learning models such as cooperative learning, problem-based learning, project-based learning and others to make the learning atmosphere more interesting and conducive. Steps that teachers can take to implement local wisdom-based learning are as follows: 1) Inventory the potential aspects of local excellence, 2) Analyzing the internal condition of the school, 3) Analyzing the external condition of the school, 4) Determining the type of local excellence is to carry out a strategy for organizing local wisdom-based learning.                   
ANALISIS FONOLOGI BAHASA SASAK DIALEK NGENO- NGENE DI DESA SESELA Muhdar, Syafruddin; Muhardini, Sintayana; Milandari, Baiq Desi; Mariyati, Yuni; Waluyan, Roby Mandalika
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 10, No 1: January 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v10i1.28990

Abstract

Abstrak: Salah satu bidang kebahasaan yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah bidang fonologi. Sistem berbahasa dalam bidang fonologi pertama-tama dipandang dari penggunaan bahasa apakah secara lisan maupun tulisan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah sistem fonologi  bahasa  Sasak  dialek  Ngeno-ngene  di  Desa  Sesela  Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, metode wawancara, metode transkrifsi, dan metode dokumentasi. Data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan   mengunakan   metode deskriftif kualitatif.Berdasarkan  hasil  analisis  data  yang telah  dilakukan  maka dapat disimpulkan bahwa, ruang lingkup sistem fonologi „dialek ngeno-ngene pada masyarakat Sesela antara lain: (1) sistem vokal (sistem vokal murni: a, i, e, u, o, ∂(2) sistem konsonan (sistem konsonan tuggal ada 19 meliputi b, p, m, w, d, t, n, ℓ, r, s, y, ñ, j, c, g, k, ŋ, h, dan q), dan (3) penyukuan terdiri atas 4 pola yaitu v, vk, kv, dan kvk. Abstract:  One of the linguistic fields examined in this study is phonology. The language system in phonology is primarily viewed from the perspective of whether the language is used orally or in written form. The research problem addressed in this study is: What is the phonological system of the Sasak language, Ngeno-ngene dialect, in Sesela Village, Gunungsari Subdistrict, West Lombok Regency?. The data collection methods used in this research include observation, interviews, transcription, and documentation. The collected data were then analyzed using a qualitative descriptive method. Based on the data analysis, it can be concluded that the scope of the phonological system of the Ngeno-ngene dialect among the people of Sesela includes the following: (1). Vowel system (pure vowels): a, i, e, u, o, ∂, (2).Consonant system (single consonants, totaling 19): b, p, m, w, d, t, n, ℓ, r, s, y, ñ, j, c, g, k, ŋ, h, and q, (3). Syllable structure, which consists of four patterns: V, VK, KV, and KVK. 
KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE INTEGRATE READING AND COOMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI CERITA PENDEK PADA KELAS 4 SD NEGERI 3 JEROWARU Sari, Nursina; Rahman, Nanang; Ratu, Tursina; Khaerunnisa, Khaerunnisa; Milandari, Baiq Desi
BIOCHEPHY: Journal of Science Education Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : MO.RI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52562/biochephy.v4i2.1344

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Integrate Reading And Coomposition (CIRC) dalam pembelajaran kemampuan memahami isi cerita pendek siswa kelas IV SDN 3 Jerowaru. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) design dengan pretest dan postest. Variable penelitian yaitu (1) variabel bebas berupa penggunaan model pembelajaran CIRC dan (2) variabel terikat adalah kemampuan memahami isi cerita pendek. Sampel penelitian menggunakan kelas IV A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 15 orang siswa dan kelas IV B sebagai kelas control berjumlah 14 orang siswa. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, tes dan dokumentas. Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan menggunakan uji instrumen, uji prasyaratan dan uji hipotesis untuk mengetahui perbadingan nilai pre-test dan pos-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian keefektifan model pembelajaran CIRC dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) kemampuan memahami isi cerita pendek siswa dengan menggunakan model pembelajaran CIRC memiliki nilai rata-rata pre-test  sebesar 42,67 dan nilai post-test sebesar 82,67 ; (2) kemampuan memahami isi cerita pendek dengan menggunakan metode konvensional memiliki nilai rata-rata pre-test sebesar 52,14 dan nilai rata-rata post-test sebesar 57,14 (3) penggunaan model CIRC lebih efektif dibandingkan metode konvensional dalam meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa berdasarkan nilai sig.2 tailled sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05 (5%). Dengan demikian, model CIRC lebih efektif digunakan dalam pembelajaran memahami isi cerita pendek karena dapat meningkatkan kemampuan memahami isi cerita pendek siswa dengan cukup signifikan.