Sidenreng Rappang Regency has great potential in the development of the agricultural sector, especially the chili crop, which acts as one of the main drivers of local economic growth. However, low soil fertility and dependence on chemical fertilizers and pesticides have had a negative impact on soil quality and chili crop productivity. To overcome these problems, training in making Trichoderma compost and fertilizer management is needed to increase chili production in a sustainable manner. The purpose of this community service is to provide solutions through training in making Trichoderma compost and effective fertilizer management, so as to increase soil fertility and the productivity of chili plants in Sidenreng Rappang Regency. The methods used included socialization, training, and evaluation using a pre-test and post-test model. Results showed significant improvements in farmers' knowledge, skills, and motivation. Farmers' knowledge increased from 40.43% to 92.85%, skills from 35.21% to 87.38%, and motivation from 60.54% to 98.61%. The success of this community service shows that the application of Trichoderma technology in agriculture helps farmers improve technical skills related to making Trichoderma compost fertilizer and provides a deeper understanding of effective fertilizer management. Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor pertanian, terutama tanaman cabai yang berperan sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, rendahnya kesuburan tanah serta ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia berdampak negatif terhadap kualitas tanah dan produktivitas tanaman cabai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pelatihan pembuatan pupuk kompos Trichoderma dan manajemen pemupukan dalam meningkatkan produksi cabai secara berkelanjutan. Adapun tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu untuk memberikan solusi melalui pelatihan pembuatan pupuk kompos Trichoderma dan pengelolaan pemupukan yang efektif, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman cabai di Kabupaten Sidenreng Rappang. Metode yang digunakan mencakup sosialisasi, pelatihan, dan evaluasi dengan model pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan, keterampilan, dan motivasi petani. Pengetahuan petani meningkat dari 40,43% menjadi 92,85%, keterampilan dari 35,21% menjadi 87,38%, dan motivasi dari 60,54% menjadi 98,61%. Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi Trichoderma dalam pertanian membantu petani dalam meningkatkan keterampilan teknis terkait pembuatan pupuk kompos Trichoderma serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang manajemen pemupukan yang efektif.