Claim Missing Document
Check
Articles

IMPLEMENTASI METODE IQRO’ DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI TPA ISTIKMAL DERMO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK Yaqin, Lenny Istianah Khusnul; Sya'bani, Mohammad Ahyan Yusuf
Tamaddun Vol. 26 No. 2 (2025): Tamaddun: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Keagamaan
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPendidikan merupakan suatu interaksi, dimana interaksi tersebut berlangsung antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses pendidikan terdapat dua faktor penting, yaitu pendidik dan peserta didik. Bukan hanya kedua faktor tersebut saja, faktor tujuan, alat, dan lingkungan turut menentukan keberhasilan proses pendidikan terutama berfungsi sebagai pengarah dan penunjang proses pendidikan. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi metode iqra’ di TPA Istikmal Dermo Kecamatan Benjenga Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode penelitiannya adalah teori Miles. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan metode Iqro’ di TPA Istikmal Dermo Kecamatan Benjeng dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan metode Iqro’ berdampak positif pada kemampuan santri dalam membaca Al-Qur’an, serta dapat meningkatkan semangat santri dalam belajar membaca Al-Qur’an. Adapun kendala yang dialami selama proses kegiatan pembelajaran Al-Qur’an berlangsung yaitu fasilitas pendukung yang kurang maksimal serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Sehingga menghambat beberapa kegiatan pembelajaran Al-Qur’an yang dalam kegiatannya menggunakan alat peraga atau sarana prasarana. Kegiatan evaluasi pembelajaran Al-Qur’an ini delakukan oleh para ustadzah saat akhir semester dan juga ada yang awal semester. Hasil evaluasi ini diberikan kepada kepala TPA sebagai bahan acuan atau tindak lanjut untuk pembelajaran Al-Qur’an yang akan dillakukan pada semester berikutnya. Sehingga dapat disimpulkan impletentasi metode iqro’ dalam pembelajaran Al-Qur’an di TPA Istikmal Dermo Kecamatan Benjeng berjalan dengan baik.Keywords: Metode Iqro’, Pembelajaran Al-Qur’an
Kualifikasi dan Tanggung Jawab Pendidik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Perspektif Al-Qur’an-Hadits Sya’bani, Mohammad Ahyan Yusuf; Muhammad, Su’aib; Ulum, Mohammad Samsul
TADARUS Vol 9 No 2 (2020)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam - Fakultas Agama Islam ( FAI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/td.v9i2.6754

Abstract

Konteks pendidikan terutama dalam pendidikan Islam, tentunya memandang penting untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, seorang pendidik menjadi tokoh utama dalam mengantarkan peserta didik untuk sukses mencapai tujuan pendidikan. Pendidik yang dikenal juga sebagai seorang guru merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap setiap perkembangan peserta didik dalam menuntut ilmu. Begitu sentral dan pentingnya posisi seorang guru dalam dunia pendidikan, maka Islam dalam ajarannya juga sangat menghormati dan menjunjung tinggi profesi sebagai seorang pendidik yang banyak dijumpai dalam ayat-ayat al-Qur`an maupun teks-teks Hadits. Berdasarkan alasan tersebut, maka dirumuskan suatu permasalahan untuk melihat lebih dalam bagaimana perspektif al-Qur’an dan Hadits tentang kualifikasi dan tanggung jawab pendidik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa dalam al-Qur’an dan Hadits terdapat kualifikasi dan tanggung jawab pendidik yang terdiri dari murabbī, mu’allim, muaddib, mursyid, mudarris, mutlī, dan muzakkī. Kualifikasi pendidik tersebut sebelumnya telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam mendidik umatnya sehingga Nabi Muhammad SAW merupakan contoh pendidik utama bagi umat manusia.
Dinamika Dan Kontekstualisasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Inklusif Dan Humanistik Era Globalisasi Revolusi Industri 4.0 Sya'bani, Mohammad Ahyan Yusuf
TADARUS Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam - Fakultas Agama Islam ( FAI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/td.v10i1.8874

Abstract

Era globalisasi revolusi industri 4.0 saat ini terutama masa pandemi Covid 19 Pendidikan Agama Islam berbasis inklusif dan humanistik perlu diketengahkan sebagai upaya penyadaran kemanusiaan yang justru rentan saat adanya pandemi. Jika ditarik pada konteks sekolah dan lembaga pendidikan yang identik sangat kondusif dan multikultur maka semestinya lembaga pendidikan merupakan tempat belajar (sekolah) yang humanis bagi siswa. Tetapi di sisi lain sekolah (praktik pembelajaran) juga identik dan tidak bisa lepas dengan kenakalan remaja dalam perspektif dunia online. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai Pendidikan Agama Islam berbasis inklusif dan humanistik terutama pada era globalisasi revolusi industri 4.0. Hasil penelitian menunjukkan implementasi Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis inklusif dan humanistik era globalisasi revolusi industri 4.0 pada lembaga pendidikan dilakukan dengan berbagai cara di antaranya yaitu: 1) melakukan fungsi kontrol guru kepada siswa dengan melaporkan kegiatan atau aktivitas online dalam beberapa hari agar guru dapat memantau aktivitas online siswa (inklusivisme); 2) mengajarkan setiap pelajaran dengan dilandasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam berbasis inklusif dan humanistik melalui pembelajaran online; 3) memberikan tugas kepada siswa untuk bisa menunjukkan perilaku digital yang mengandung unsur Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis inklusif dan humanistik; 4) memberikan contoh bermedia sosial secara bijaksana kepada siswa sehingga mereka dapat meniru dan melaksanakan sesuai yang telah dicontohkan (humanistik). 
INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA PADA MASA COVID-19 DI SEKOLAH LUAR BIASA SIDOARJO Rafiuddin, Muhammad Rifki; Basri, Hasan; Sya'bani, Moh. Ahyan Yusuf
TADARUS Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam - Fakultas Agama Islam ( FAI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/td.v12i1.19456

Abstract

Proses internalisasi nilai-nilai akhlak sangat penting karena berperan mencegah dampak negatif perkembangan zaman. Pendidikan Agamabagi tunagrahita bertujuan membentuk pribadi beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Tujuan penelitian ini: (1) Mengetahui apa konsep Internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam bagi anak Tunagrahita pada masa covid-19 (2) Mengetahui faktor Penghambat dan Pendukung dalam menerapkan strategi internalisai nilai-nilai Pendidikan Agama Islam bagi anak tunagrahita pada masa covid-19 di SLB Putra Mandiri Tarik Sidoarjo.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan: (1) Konsep internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses memasukkan nilai-nilai agama Islam secara penuh ke dalam hati sehingga ruh dan jiwa bergerak berdasarkan ajaran agama. Proses Internalisasi melalui 3 tahap: transformasi nilai, transaksi nilai,transinternalisasi nilai. (2) Faktor pendukung melalui pembacaan doa sehari-hari. Adapun faktor penghambat: Pertama, keterbatasan tenaga pengajar,Kedua kondisi mental atau fisik siswa, Ketiga kurang maksimalnya keterlibatan orang tua, terakhir keterbatasan dana pendidikan.
Implementasi Metode Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Al-Islam Di SD Muhammadiyah 1 Kebomas Gresik Mukholladun Azka, Wildan; Ahyan Yusuf Sya’bani, Mohammad
TADARUS Vol 14 No 1 (2025)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam - Fakultas Agama Islam ( FAI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah penerapan metode Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran Al-Islam di SD Muhammadiyah 1 Kebomas, dengan menitik beratkan pada peran guru, keterlibatan peserta didik, serta internalisasi nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran. Pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus digunakan karena mampu menggali pengalaman, makna, dan dinamika pelaksanaan PBL secara mendalam. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi langsung di kelas, serta telaah dokumentasi yang relevan. Informan ditentukan menggunakan teknik purposive sampling, melibatkan guru pengampu Al-Islam dan siswa kelas atas sebagai partisipan inti. Hasil penelitian mengungkap tiga aspek penting. Pertama, guru berfungsi sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk aktif membangun pengetahuan melalui proses pemecahan masalah. Kedua, penerapan PBL meningkatkan keterlibatan siswa, baik dalam diskusi kelompok, kerja sama, maupun pengembangan kemampuan berpikir kritis. Ketiga, model ini terbukti efektif dalam menanamkan nilai-nilai Islami yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran tidak hanya menyentuh ranah kognitif, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan sosial, dan spiritualitas siswa. Temuan ini memberikan kontribusi teoretis bagi pengembangan literatur tentang PBL dalam pendidikan agama Islam di sekolah dasar, sekaligus memberikan manfaat praktis bagi guru dan lembaga pendidikan dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif, partisipatif, dan berbasis nilai. Selain itu, penelitian ini relevan sebagai masukan kebijakan untuk memperkuat kurikulum berbasis karakter. Untuk penelitian mendatang, disarankan memperluas lingkup kajian pada sekolah dengan latar sosial-budaya yang beragam, agar diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang efektivitas PBL dalam pembelajaran Al-Islam.
Efektivitas Metode Bercerita Pewayangan Dewa Ruci terhadap Peningkatan Pengetahuan Pendidikan Akhlak Murid UPT SD 47 Gresik Al Faris, Moh. Riki; Yusuf Sya’bani, Mohammad Ahyan
AT-TAJDID Vol 8, No 2 (2024): JULI-DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/att.v8i2.3650

Abstract

Sebuah Pembelajaran dapat dikatakan berhasil berdasarkan tingkat efektivitasnya. Dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran diperlukan strategi atau metode yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas metode bercerita menggunakan Serat Pewayangan Dewa Ruci dalam meningkatkan pengetahuan pendidikan akhlak pada siswa kelas 6 UPT SDN 47 Gresik. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain eksperimen, penelitian ini melibatkan 35 siswa yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan melalui kuesioner pre-test dan post-test, yang kemudian dianalisis menggunakan Uji T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode bercerita pewayangan Dewa Ruci memiliki efektifitas dalam peningkatan pengetahuan pendidikan akhlak siswa UPT SDN 47 Gresik. Metode bercerita ini secara signifikan meningkatkan pengetahuan pendidikan akhlak siswa, dengan sebagian besar siswa mencapai peningkatan nilai dalam post-test. Siswa juga dapat belajar mengenai implementasi sifat tawakal, jujur, kreatif, kerja keras, disiplin, serta menghormati guru. Selain itu juga ada kemungkinan terjadinya pengembangan kemampuan bahasa pada anak.A learning process can be considered successful based on its level of effectiveness. To achieve a learning goal, the right strategy or method is required. This study aims to evaluate the effectiveness of the storytelling method using the Serat Pewayangan Dewa Ruci in improving moral education knowledge among 6th-grade students at UPT SDN 47 Gresik. Using a quantitative approach and experimental design, the study involved 35 randomly selected students. Data were collected through pre-test and post-test questionnaires, which were then analyzed using the T-Test that the storytelling method with Dewa Ruci has effectiveness in enhancing moral education knowledge among the students of UPT SDN 47 Gresik. The storytelling method significantly improved students' moral education knowledge, with most students achieving higher scores in the post-test. Students also learned about implementing values such as trust in God, honesty, creativity, hard work, discipline, and respect for teachers. Additionally, there is a possibility of developing language skills in children.
CHALLENGES AND SOLUTIONS OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION IN HIGH SCHOOL IN INDONESIA Sya'bani, Mohammad Ahyan Yusuf
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v4i1.1313

Abstract

Islamic Religious Education both in the sense of academic courses and as an institutional course has problems that need to be solved so that Islamic education in the future has an appeal and even makes a maximum contribution to students, college students, and the community in general. The challenges of globalization are currently making Islamic Education need to answer the readiness of its potential. Therefore, this study will elaborate on the challenges and solutions ofIslamic Religious Education as a discipline inuniversities both publicandprivateaswell as a variety of religiousunderstandings and ideologies that also in the practice of academic lifeincollege. The results ofthis study show several challenges and solutions for Islamic Religious Education in State Universities, Private Universities andfaith-based universities other than Islam, namely beban SKS which seems minimalist, pattern ofcontinuous learning, pattern of development of IslamicReligious Education, Dosen (Educator) of Islamic Religion, perilaku students who deviate from academic values, environment kampus, a new paradigm in the learning of Islamic Religious Education, the integration of Islamic inclusiveness in Islamic Religious Education, the Government's olithic particle towards Islamic Education in Indonesia, the lack ofreligious instruction hours, and the role ofIslamic Education in cultivate emotional intelligence.Meanwhile, the variety of Islamic religious understandings and ideologies in universities include the heterogeneity of institutions (structures) in charge of Islamic Religious Education on campus, the heterogeneity of the theme of the campus da'wah institute (LDK) study, the heterogeneity of extra-campus organizations, the heterogeneity of how students dress, and theheterogeneity of students' national views. All of them then affiliated with religious ideologies that developed a lot, especially in the context of Islamic Religious Education in universities, namelyNahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Jama'ahTabligh, Muslim Brotherhood, Indonesian Islamic Da'wah Institute, and Salafi.
Relationship between religion, state, and politics: A study of the dynamics of islamic education in Indonesia Sya'bani, Mohammad Ahyan Yusuf
Al-Misbah (Jurnal Islamic Studies) Vol. 13 No. 2 (2025): October
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/almisbah.v13i2.14270

Abstract

The purpose of this research is to formulate Islamic education within the Indonesian context as a subsystem of the aspects of religion, state, and politics themselves. Therefore, it is essential to reformulate the position of Islamic education in the context of the nation and state as a representation of the aspects of religion, state, and politics. The background of this research is that Islamic education currently experiences a disorientation of purpose and a marginalized dominance of existence. For example, many Islamic educational institutions do not experience a significant increase in student enrollment, which could be due to a lack of contextual Islamic knowledge or unprofessional institutional management systems. Facing such a situation, it is important to find solutions so that Islamic education becomes more responsive to the fields of religion, state, and politics, so that it can adapt to national and state life. This research uses a qualitative method with a literature review type of research and a grounded theory approach. Data collection techniques use literature and documentation from various sources. Data analysis then uses heuristic analysis, verification, interpretation, and synthesis. The results of this research are that initially, there were three types of relationships between religion, state, and politics: religiously unfriendly secularism, religiously friendly ideology, and theocratic system. In the Indonesian context, which refers to a religiously friendly ideology system, Islamic education within the framework of the relationship between religion, state, and politics in Indonesia means that Islamic education about religion serves as a moral guide, Islamic education about the state serves as a system, constitution, and medium, and Islamic education about politics is about policy and social aspects. The conclusion obtained shows that these three aspects, namely religion, state, and politics, in the dynamics of Islamic education in Indonesia are formulated in social, governance, and environmental terms. This means that Islamic education as the basis of religion in Indonesia has a social role to shape the noble character of its society, Islamic education viewed from the perspective of the state is to implement a holistic system so that it can function optimally in society (governance), and Islamic education as politics is to be able to create and form a peaceful and prosperous environment.
INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM WASAṬIYYAH MELALUI BUDAYA MODERASI BERAGAMA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KERUKUNAN DAN TOLERANSI UMAT BERAGAMA DI KEBOMAS GRESIK Sya'bani, Mohammad Ahyan Yusuf; Sejati, Yasa Griya; Fatmawati, Ayu Fitri
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2020): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v3i2.271-276

Abstract

The region, which is the center of industry and trade, makes Gresik increasingly crowded and complicated. On the other hand, Gresik is a city of culture and guardian city, which reflects in the cultural behavior and customs of its people in preserving the legacy of their predecessors from both religious and traditional issues. Included in this case is the village of Giri, Kebomas sub-district, the area affected. In this case, the Head of Muhammadiyah Youth Branch (PCPM) Kebomas, who lives in this area, feels that he is in a comfort zone with Gresik population, including the villages of Giri and Kebomas, which are predominantly Muslim. The PCPM Kebomas organization carries out its various activities in the scope of only one religion and even internal organizations; it has never touched across Muslim organizations, let alone interfaith organizations. Also, the relationship or coverage of the Kebomas PCPMnetwork with the dynamics of the outside world organization is minimal. The purpose of this service program is the realization of religious and Islamic moderation culture behavior inWasaá¹­iyyah through education for all members and leaders of PCPM Kebomas and the community in general in KebomasGresik. Efforts to integrate Wasaá¹­iyyah Islamic educational values to increase harmony and tolerance of religious communities.
IMPLEMENTASI MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KEGIATAN KAJIAN BULANAN BAGI PEMUDA GRESIK Sya'bani, Mohammad Ahyan Yusuf; Amirudin, Noor
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i3.755-760

Abstract

Daerah Gresik yang lebih dikenal sebagai pusat industri, perdagangan, dan kerajinan membuat wilayah ini menjadi semakin padat dan kompleks permasalahannya. di sisi lain, Gresik merupakan kota budaya dan kota wali yang tercermin dari perilaku budaya serta adat istiadat masyarakatnya dalam melestarikan warisan para pendahulu baik dari persoalan agama maupun tradisi. Berkaitan dengan itu, Pemuda Muhammadiyah Kebomas yang berdomisili di wilayah ini merasa telah berada di zona nyaman dengan populasi masyarakat Gresik termasuk Kebomas yang mayoritas muslim. Sebagai suatu agama yang dominan ini bisa menjadi suatu keunggulan. Namun itu bukanlah sebagai suatu jaminan untuk mengukur tingkat pemahaman dan pengamalan ritus ibadah keagamaan (Islam), terkadang pemahaman dan pengamalan tersebut juga masih sangat kurang akibat terlalu tingginya mobilitas aktivitas kaum urban terutama di perkotaan Gresik. Kekurangan dan minimnya pengamalan dan pemahaman terkait materi agama Islam pada pemuda di Kebomas khususnya Pemuda Muhammadiyah Kebomas, membuat pentingnya diselenggarakan suatu program yang khusus untuk menanamkan pemahaman keagamaan dalam hal ini adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) terutama untuk kaum muda yang memiliki mobilitas aktivitas yang tinggi dan semangat untuk menuntut ilmu.