Claim Missing Document
Check
Articles

Model Pembudayaan Pancasila Berbasis Kolaborasi Pentahelix untuk Membangun Generasi Muda Indonesia yang Pancasilais Agil Nanggala
Pancasila: Jurnal Keindonesiaan Vol. 3 No. 2 (2023): VOLUME 3 NOMOR 2 OKTOBER 2023
Publisher : Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52738/pjk.v3i2.166

Abstract

Pembudayaan Pancasila pada generasi muda Indonesia, adalah orientasi, strategi, juga upaya pembentukan karakter warga negara yang Pancasilais, terlebih Pancasila selaku ideologi, landasan filsafat dan dasar hukum, maka perlu dirampungkan untuk menjadi model ilmiah, supaya inklusif, kolaboratif juga berkelanjutan, demi puncak peradaban Indonesia. Penelitian ini dilakukan berbasis pendekatan kualitatif, dengan metode grounded theory, analisis data, yaitu, reduksi, display, dan verifikasi, hasil penelitian yaitu, pertama, model pembudayaan Pancasila berbasis kolaborasi pentahelix pada generasi muda, bersifat substantif, representatif juga holistik, karena melibatkan seluruh pihak, yaitu, pemerintah, akademisi, komunitas atau masyarakat, swasta, juga media, maka bermakna juga berdampak nyata bagi pembangunan karakter Pancasilais generasi muda Indonesia, kedua, model pembudayaan Pancasila berbasis pentahelix, bersifat inklusif, kontekstual juga berkelanjutan, karena tidak hanya dilakukan secara kulikuler, tetapi juga sosio-kultural, tahapan realisasinya adalah: 1) perampungan konstruksi berpikir ilmiah, 2) finalisasi kolaborasi program, 3) implementasi program, 4) peneguhan komitmen dan konsistensi, 5) evaluasi dan tindak lanjut, juga 6) sosialisasi masif. Kesimpulan riset, yaitu, model pembudayaan pancasila berbasis kolaborasi pentahelix untuk membangun generasi muda Indonesia yang Pancasilais, begitu relevan direalisasikan pada era modern, karena praktik yang bersifat inovatif inklusif juga berkelanjutan, untuk memantik atensi generasi muda dalam membudayakan Pancasila, selaku representasi warga negara religius, humanis, juga berdaya, atau generator citizens.
Konstruksi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Berbasis Inclusive Citizenship Untuk Memenuhi Hak Politik dan Memberdayakan Difabel Agil Nanggala; Karim Suryadi
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 1 (2024): DIDAKTIKA Februari 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.402

Abstract

Konstruksi pembelajaran PKn pada perguruan tinggi berbasiskan inclusive citizenship untuk memenuhi hak politik dan memberdayakan difabel, adalah paradigma baru, inovasi, dan aksi integratif, dalam mengatasi diskriminasi difabel yang kompleks, karena kajian PKn begitu holistik serta relevan untuk civic equality difabel, melalui pemenuhan hak politik dan pemberdayaannya, terlebih prinsip inclusive citizenship adalah spirit inklusivitas dan kesetaraan pada praktik kewarganegaraan, dan untuk penguatan civic competence milik mahasiswa. Riset ini berbasis pendekatan kualitatif, dengan metode studi literatur, analisis data, yaitu, reduksi, display, dan verifikasi. Hasil riset yaitu: 1) PKn selaku civic education, adalah wahana strategis untuk memberikan pemahaman holistik, elaboratif, valid, dan konstruktif, mengenai keunggulan dan jaminan hukum difabel, termasuk memberi pemahaman utuh, atas visi, konsep, model, juga praktik PKn pada perguruan tinggi, yang relevan dan kapabel mengatasi stereotip ableisme yang diskriminatif dan menjadi upaya akademik pemenuhan hak politik dan pemberdayaan difabel. 2) PKn selaku citizenship education, adalah wahana strategis pemenuhan hak politik dan pemberdayaan difabel, selaku praktik PKn langsung dimasyarakat, dengan melibatkan mahasiswa dan menjadikan difabel selaku subjek pembelajaran, sehingga mencerminkan civic philantrophy, civic virtue, civic movement, civic empowerment, civic engagement, serta service learning, maka menjadi aksi nyata, integratif, dan kolaboratif mewujudkan civic equality difabel dan civic competence mahasiswa. Kesimpulan, yaitu, realisasi konstruksi pembelajaran PKn di perguruan tinggi inclusive citizenship untuk memenuhi hak politik dan memberdayakan difabel, selaku novelty riset, yaitu, 1) literature review dan identifikasi masalah difabel, 2) pembagian deskripsi kerja, 3 validasi dosen pengampu, 4) penjajakan kolaborasi, 5) realisasi citizenship education, 6) evaluasi juga tindak lanjut, serta 7) civic campaign.
Citizenship education courses are used as a means of implementing multicultural education at the Politeknik Pelayaran Sorong Gigieh Cahya Permady; Gilang Zulfikar; Siswanto Siswanto; Agil Nanggala
Journal of Research in Instructional Vol. 3 No. 2 (2023): Journal of Research in Instructional
Publisher : Univeritas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/jri.v3i2.262

Abstract

The importance of intercultural education in vocational education motivates this study. This study aims to give a "rationalization" of the relevance of optimizing education, particularly civic education courses, as a kind of intercultural learning. This study employs a qualitative approach combined with descriptive methodologies. Study topic requirements do this and acquire in-depth information that incorporates social reality, and the findings will be conveyed subsequently in the form of reports and narrative descriptions. The study's findings show that the application of multicultural education in citizenship education courses at the Sorong Shipping Polytechnic can be seen in three major parts of the learning process: planning as seen from the lesson plan created independently by the lecturer, implementation of the material presented, and methods. Evaluation criteria for assessing learning outcomes that incorporate the weight of attitude assessment throughout the learning process are utilized. The cadets' concept of multiculturalism may be demonstrated via three multicultural components: their understanding of diversity awareness, openness to differences, and fair and equitable treatment.
Transformasi Civic Virtue Mahasiswa Melalui Kebijakan Kampus Merdeka Agil Nanggala; Karim Suryadi
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 8 No 1 Maret 2021
Publisher : Prodi PPKn FKIP Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jpkn.v8i1.y2021.p70-80

Abstract

Membentuk mahasiswa sebagai warga negara muda yang beradab, perlu menjadi orientasi atas kolaborasi keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan dengan kebijakan kampus merdeka, sebagai upaya  konkret dalam mengefektifkan pengelolaan bonus demografi Indonesia, karena berdampak pada modern dan komprehensifnya konsep serta praksis mengenai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada kampus merdeka. Terlebih fakta keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki kajian yang luas, baik secara sempit (civic education) maupun secara luas (citizenship education), sehingga memiliki relevansi untuk berkolaborasi dengan kebijakan kampus merdeka, karena mengakomodir pembelajaran di kelas serta bersifat langsung dimasyarakat, yang mengarah pada upaya transformasi keadaban mahasiswa (civic virtue). Penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, proses analisis data dalam penelitian ini, tentu berfokus pada reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pada konteks hasil penelitiannya adalah: 1) bentuk pebelajaran kampus merdeka, mampu dioptimalkan untuk membentuk keadaban mahasiswa, karena memiliki relevansi dengan dimensi keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya pada dimensi kurikuler dan sosio-kultural, 2) orientasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam kebijakan kampus merdeka, perlu mengakomodir upaya memperkuat kompetensi kewarganegaraan mahasiswa, sehingga menjadi langkah strategis dalam membentuk mahasiswa sebagai warga negara yang beradab. 
Analysis Of The Concept Of Fulfilling The Political Rights Of Disabled People Reviewed From The Perspective Of Civic Education Agil Nanggala; Karim Suryadi
Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 5, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jppkn.v5i1.76765

Abstract

This research aims to analyze the concept of providing political rights for disabled people from a holistic Civics perspective so that it includes the impression of providing political rights that are limited to channelling political votes in elections, and limited to making disabled people political subjects. This research was carried out based on a qualitative approach, using literature study methods, namely data analysis, reduction, display and verification. The results of the research, namely, the concept of containing political rights in a Civics perspective based on a citizenship education approach and citizenship education containing political education, political empowerment, and political involvement of disabled people, so it becomes a political subject, to increase the capacity of civil competence and political literacy of disabled people. The conclusion is that the analysis of the concept that includes the political rights of disabled people from a Civics perspective, not only aims to realize equality for disabled citizens by holistically overcoming stereotyping but also to increase students' civic competence, through philanthropic actions based on civic education for disabled people.
Model Pendidikan Kewarganegaraan Global di Sekolah Dasar Berbasis Multikulturalisme sebagai Praktik Pembangunan Berkelanjutan di Bidang Kemanusiaan Rahmadiyani, Alya; Rahmawati, Ayu; Fahmi Idris, Aceng; Nanggala, Agil; Fahmi, Rizal
PELITA JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH Vol 23 No 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM SYEKH - YUSUF TANGERANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/pelita.v23i2.4852

Abstract

Pendidikan Kewarganegaraan Global di Sekolah Dasar merupakan ilmu yang membentuk peserta didik menjadi warga global yang kompeten, dengan mengembangkan dimensi kompetensi global seperti pengetahuan, keterampilan dan karakter. Penyelenggaraan pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar perlu menanamkan pendidikan Kewarganegaraan Global yang berbasis multikulturalisme agar mampu mempertahankan eksistensi PKN di tanah global dan membantu mengoptimalkan proses pembangunan berkelanjutan di bidang kemanusiaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pendidikan kewarganegaraan global berbasis multikulturalisme di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dari berbagai sumber seperti jurnal ilmiah, artikel dan sumber lain yang relevan dengan topik penelitian. Peneliti melakukan analisis, refleksi dan finalisasi mengenai model Global Civics berbasis Multikulturalisme sebagai Praktik Pembangunan Berkelanjutan di Bidang Kemanusiaan. Data yang diperoleh dinarasikan dan dideskripsikan untuk memperoleh hasil yang komprehensif. Data menunjukkan ada lima tahapan yang terdiri dari relevansi, realisasi, inti, refleksi dan sosialisasi masif. Tahapan ini dilakukan sebagai penerapan model Pendidikan Kewarganegaraan global di sekolah dasar sebagai praktik pembangunan berkelanjutan di bidang kemanusiaan..
Tantangan Pemenuhan Hak-Hak Mahasiswa Dan Penguatan Kompetensi Kewarganegaraan Melalui Kebijakan Kampus Merdeka Nanggala, Agil; Suryadi, Karim
JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 6, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jpk.v6.n1.2021.pp46-56

Abstract

Kebijakan kampus merdeka merupakan kebijakan aktual pada bidang pendidikan tinggi, karena menghendaki terjadinya modernisasi dan demokratisasi pendidikan tinggi, sehingga adaptif terhadap realitas kemajuan zaman, juga pada aspek pembelajarannya berdampak nyata bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan kebijakan kampus merdeka dalam memenuhi hak-hak mahasiswa, serta memberikan rasionalisasi pentingnya orientasi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada kampus merdeka yang mengarah pada penguatan kompetensi kewarganegaraan mahasiswa, agar menjadi warga negara yang beradab, penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) tantangan yang dihadapi oleh kebijakan kampus merdeka, dalam memenuhi hak-hak mahasiswa, umumnya karena belum meratanya kualitas pendidikan, realitas daya saing bangsa dan inovasi nasional, serta kualitas pelayanan dan perlidungan hukum bagi mahasiswa, 2) penguatan kompetensi kewarganegaraan mahasiswa, perlu menjadi orientasi umum dari Pendidikan Kewarganegaraan pada kebijakan kampus merdeka, karena komprehensif, guna mewujudkan mahasiswa yang beradab dan mampu diandalkan oleh negara. Upaya mengatasi tantangan yang berpotensi menghambat berjalan optimalnya kebijakan kampus merdeka, bisa melalui komitmen dan konsistensi berbagai pihak terlebih pemerintah dan pimpinan perguruan tinggi untuk memajukan pendidikan bangsa dan menjamin perlindungan hukum yang adil dan bantuan pendidikan yang tidak diskriminatif. Challenges of Fulfilling Student Rights and Strengthening Citizenship Competence through the Independent Campus Policy. The independent campus policy is an actual policy in the field of higher education, because it requires the modernization and democratization of higher education, so that it is adaptive to the realities of the progress of the times, as well as the aspects of learning which have a real impact on students. This study aims to analyze the challenges of independent campus policies in fulfilling student rights, as well as provide rationalization of the importance of Citizenship Education learning orientation on independent campuses which leads to strengthening student citizenship competencies, in order to become civilized citizens. This research was conducted through a qualitative approach with methods literature study, the data analysis process in this study includes: data reduction, data display, verification and conclusion. The results obtained are 1) the challenges faced by the independent campus policy, in fulfilling the rights of students, generally due to the unequal quality of education, the reality of national competitiveness and national innovation, as well as the quality of services and legal protection for students, 2) strengthening competence Student citizenship needs to become a general orientation of Citizenship Education on an independent campus policy, because it is comprehensive, in order to create civilized students and can be relied on by the state. Efforts to overcome challenges that have the potential to hinder the optimal running of the independent campus policy, can be through the commitment and consistency of various parties, especially the government and university leaders, to advance national education and guarantee fair legal protection and non-discriminatory educational assistance
Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Civic Philanthropy untuk Pemenuhan Hak Politik Penyandang Disabilitas Nanggala, Agil; Suryadi, Karim; Darmawan, Cecep; Saepudin, Epin; Avila, Roel V.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um019v9i2p101-111

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi dan konstruksi pendidikan kewarganegaraan berbasis civic philanthropy terhadap pemenuhan hak politik penyandang disabilitas. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode literature review. Pendidikan kewarganegaraan berbasis civic philanthropy relevan terhadap pemenuhan hak politik penyandang disabilitas. Pendidikan kewarganegaraan berbasis civic philanthropy dapat ditinjau berdasarkan civic education dan citizenship education. Pendidikan kewarganegaraan berbasis civic philanthropy dalam paradigma civic education mengarah pada pembelajaran tentang konsep kesetaraan, sedangkan dalam paradigma citizenship education mengarah pada penguatan sikap toleransi dalam masyarakat. Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis civic philanthropy untuk memenuhi hak politik penyandang disabilitas dilaksanakan melalui pendekatan service learning dengan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi, komunitas, swasta, dan media.
Realisasi Citizenship Education Melalui Program Kampus Merdeka Nanggala, Agil; Suryadi, Karim
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.943 KB) | DOI: 10.17977/um019v7i1p68-76

Abstract

This study aimed to describe the realization of citizenship education in the learning practice of the Kampus Merdeka program and to analyze the involvement of various parties in the effort to realize citizenship education in the Merdeka Campus program. This study applied a qualitative approach with a literature study method carried out through several activities, namely collecting library data, reading and taking notes, and processing information according to the formulation of the problem discussed. The realization of citizenship education in the learning practice of the Kampus Merdeka program was executed through several activities that directly interact with the community, including research, entrepreneurship, humanitarian projects, independent projects, and thematic Real Work Lectures (KKN) or village building. Efforts to realize citizenship education in the Kampus Merdeka program required several parties, namely the government, academia, the community or society, the private sector, and the media.
Peran Tradisi Irung-Irung dalam Memperkuat Civic Engagement Generasi Muda di Kabupaten Bandung Barat Nanggala, Agil; Malihah, Elly
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.175 KB) | DOI: 10.17977/um019v5i1p1-16

Abstract

This study aimed to analyze the role of the irung-irung tradition in strengthening civic engagement of the younger generation of Cihideung Village. This study used a qualitative approach with the case study method. Data collection techniques used interviews, observations, and literature studies. The results showed that the traditional irung-irung procedure: praying together, marching to water resources, custom ceremonial process, sacrificing animals, eating together, and closing prayers, the younger generation’s involvement in the irung-irung tradition was more focused on the aspect of democracy through the positive role it plays, not yet at the traditional level, the strategy for strengthening the engagement of the younger generation was through the empowerment of youth and utilizing information and communication technologies.