Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PELATIHAN PUBLIC SPEAKING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA REMAJA KOMUNITAS KAPPAS SURABAYA SURABAYA Starry Kireida Kusnadi; Nur Irmayanti; Sekaring Ayumeida Kusnadi; Husni Anggoro; Kemilau Senja Berlian Agustina
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.938 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1303

Abstract

Bahasa merupakan media berkomunikasi, tercakup semua cara untuk berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. Bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan pengalaman. Ketidakmampuan berkomunikasi dapat menyebabkan seseorang tidak percaya diri ketika ia tampil didepan umum. Bagi mereka yang memiliki rasa takut untuk berbicara didepan publik, akan muncul rasa panik yang sangat mengganggu pikiran. Sebelum mulai berbicara didepan umum, tubuh yang belum siap akan mulai menunjukkan tanda-tanda awal dari reaksi panik akibat tekanan harus tampil. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena kurangnya pengetahuan tentang pidato, latihan dan membiasakan berbicara di depan umum. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri remaja Komunitas Kappas Surabaya melalui pelatihan public speaking. Metode pelaksanaannya adalah pelatihan public speaking pada remaja Komunitas Kappas Surabaya. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini para remaja Komunitas Kappas Surabaya dapat memiliki pengetahuan, pemahaman dan keterampilan tentang ilmu public speaking sehingga lebih memahami dan dapat mengaplikasikan teknik berbicara didepan umum. Selain itu rasa percaya diri yang dimiliki menjadi lebih tinggi sehingga remaja Komunitas Kappas Surabaya yakin dengan kemampuannya, optimis, objektif, bertanggungjawab, bertindak rasional dan realistis.
Parental Emotional Coaching untuk Meningkatkan Gaya Pengasuhan dan Penerimaan Orang Tua yang Memiliki Anak Tunarungu Starry Kireida Kusnadi; Ardianti Agustin
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 9 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.608 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v9n2.p148-159

Abstract

This study was aimed to determine the effect of parental emotional coaching on the improvement of the parenting style and parents acceptances towards their deaf children. The population of this study was parents who have deaf children at Special Primary  School B 'X' Surabaya. There were 9 subjects involved in this study. This study employed an experimental method with one group pretest-posttest design. Data were collected using parenting style and parents acceptance scales and analyzed using Wilcoxon Signed Rank Test. The result shows that the value of Z = -2,668 with the asymp value of sig = 0.008 (p <0.05). It can be concluded from the result that parental emotional coaching training increases positive parenting style and parents acceptances towards their deaf children. Keywords: Parental emotional coaching, parenting style, acceptance, deaf children
Dukungan Sosial dengan Stres Pengasuhan pada Ibu yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus Starry Kireida Kusnadi; Ressy Mardiyanti; Sekaring Ayumeida Kusnadi; Lisa Latul Dwi Maisaroh; Eli Elisnawati
Journal on Teacher Education Vol. 4 No. 2 (2022): Journal on Teacher Education
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jote.v4i2.10716

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Seperti diketahui bersama anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan fisik, mental, intelektual, sosial atau emosional dibandingkan anak-anak lain seusianya, sehingga mereka memerlukan pelayanan khusus. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner Parental Stress Scale (PSS) milik Berry & Jones. Teknik analisis menggunakan teknik uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan nilai Sig. (2-tailed) 0,001 yang artinya bila dukungan sosial yang diterima ibu tinggi, maka stres pengasuhan akan rendah. Sebaliknya bila dukungan sosial yang diterima ibu rendah, maka stres pengasuhannya akan tinggi.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG Starry Kireida Kusnadi; Nur Irmayanti; Husni Anggoro; Kemilau Senja Berlian Agustina
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/insight.v5i1.34240

Abstract

Abstract The purpose of this study was to see how the relationship between family support and psychological well-being of parents who have moderately retarded children. Family support is a form of interpersonal relationship that includes attitudes, actions and acceptance of family members, so that family members feel someone is paying attention. Psychological well-being is a condition in which individuals are able to accept themselves as they are, able to form warm relationships with others, have independence from social pressures, are able to control the external environment, have a meaning in life, and are able to realize themselves continuously. High family support will have a positive impact on psychological well-being. This research uses quantitative methods. The scale used is the family support scale adapted from the research of Meka Yusselda and Ice Yulia (2016), and the psychological well-being scale from Ryff's Scales of Psychological Well-being which was adapted from the research of M. Ilham Fahmy AM (2017). The subjects in this study were 30 parents. The results showed that there was a significant relationship between family support and psychological well-being. Thus, it can be concluded that the higher the family support, the higher the psychological well-being of parents who have children with moderate mental retardation and vice versa.  AbstrakTujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan psychological well-being pada orang tua yang memiliki anak tunagrahita sedang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 30 orang tua Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan keluarga yang diadaptasi dari penelitian Meka Yusselda dan Ice Yulia (2016), dan skala psychological well-being dari Ryff’s Scales of Psychological Well-being yang diadaptasi dari penelitian M. Ilham Fahmy AM (2017). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan psychological well-being. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga, semakin tinggi pula psychological well-being pada orang tua yang memiliki anak tunagrahita sedang dan begitupula sebaliknya. 
Strategi Coping untuk Menurunkan Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion) Pada Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus Starry Kireida Kusnadi; Aironi Zuroida; Eli Elisnawati; Sesa Alia Kasta Noor Riza
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 5 (2023): October
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i5.5582

Abstract

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan fisik, mental, intelektual, sosial atau emosional dibandingkan anak lain seusianya sehingga memerlukan pelayanan khusus. Anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan terapi dengan waktu yang panjang seringkali menimbulkan kelelahan emosional pada orangtua. Kelelahan emosi terjadi akibat tekanan psikologis dan stress yang berkepanjangan sehingga menimbulkan kelelahan baik fisik maupun psikologis. Kelelahan emosional bersumber dari burnout yaitu kondisi emosional dimana seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental maupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang meningkat dan merasa kehabisan tenaga, kehilangan gairah kerja dan bersikap acuh tak acuh. Dengan memberikan pengetahuan strategi coping diharapkan orangtua dapat mengelola dan menyesuaikan diri terhadap masalah dari dalam maupun dari luar, selain itu agar kelelahan emosional orangtua menjadi menurun. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Teknik penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner kelelahan emosional. Teknik analisis data menggunakan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) 0,00 < 0,05. Dapat dikatakan bahwa pemberian strategi coping berpengaruh terhadap penurunan kelelahan emosional pada orangtua anak berkebutuhan khusus.
“PROKRASTINASI MENGHAMBAT TUGASKU” (STUDI KORELASI: RENDAHNYA SELF EFICACY MENINGKATKAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS PERKULIAHAN DI MASA PANDEMI COVID-19) Husni Anggoro; Kemilau Senja Berlian Agustina; Eka Ananda Lintang Savitri; Fikri Ardiansyah Firnanda; Starry Kireida Kusnadi
Jurnal Gesi Vol. 2 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Pusat Studi GESI - UWP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38156/gesi.v2i2.133

Abstract

The purpose of this study was to see how the relationship between self-efficacy and student academic procrastination in completing lecture assignments during the COVID-19 pandemic. Self-efficacy is the most important thing in helping students to complete lecture assignments during the COVID-19 pandemic, the influence of self-efficacy on the individual's way of thinking will be able to direct encouragement and action to achieve a positive outcome for the individual himself. Meanwhile, academic procrastination in students can prevent them from completing a certain course. The longer they delay, the longer it will take them to complete the coursework. This research uses quantitative methods. The scale used is the self-efficacy scale adapted from research conducted by Mulia Sulistyowati, and the academic procrastination scale adapted from research conducted by Nova Emi Aliance Nainggolan. The subjects in this study were 116 students. The results of this study indicate that there is a negative relationshi this means that the lower the self-efficacy, the higher the student's academic procrastination and vice versa, the higher the self-efficacy, the lower the student's academic procrastination.Keywords: self-efficacy, academic procrastination, COVID-19
Forgiveness Therapy untuk Meningkatkan Regulasi Emosi pada Anak Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga Aironi Zuroida; Starry Kireida Kusnadi; Diandra Maharani; Dimas Hasan Teguh Pambudi
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 6 (2023): December
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i6.5581

Abstract

Tindak kekerasan pada anak terus terjadi peningkatan di tiap tahunnya, Merujuk data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terdapat 1.960 aduan terkait lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif. Sebanyak 65,2 persen aduan berasal dari 10 provinsi di indonesia salah satunya yakni Jawa Timur yang berjumlah 345 kasus. Pada dasarnya anak yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang seringkali mengalami goresan luka batin dalam diri mereka karena pengalaman-pengalaman tersakiti. Hal ini menimbulkan berbagai emosi negatif yang tidak menyenangkan dalam dirinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meliha efektifitas Terapi Forgiveness dalam upaya meningkatkan kemampuan regulasi emosi pada anak korban KDRT. Metode penelitian menggunakan eksperimen one group pretest-posttest design dan pemilihan sampel penelitian dengan teknik purposive sampling dengan kriteria; Merupakan anak korban kekerasan dalam rumah tangga, berusia 14-17 tahun, berdomisili di kota Surabaya dan bersedia mengikuti proses pemberian Forgiveness Therapy. Hasil penelitian menunjukkan angka signifikansi sebesa 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa forgiveness Therapy dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi pada anak korban kekerasan dalam rumah tangga. Setelah mendapatkan pelatihan Forgivness Therapy, diketahui bahwa sebagian besar anak korban KDRT telah mengelola reaksi emosi dan lebih tenang dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi, hal ini membuktikan bahwa subjek penelitian mampu mengatur emosinya dalam menghadapi permasalahan sehari-hari.
PENDAMPINGAN ORANGTUA PESERTA DIDIK DI PPT CERIA KELURAHAN KEBRAON KECAMATAN KARANG PILANG SURABAYA Kusnadi, Starry Kireida; Zuroida, Aironi; Elisnawati, Eli; Noor Riza, Sesa Alia Kasta
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2070

Abstract

Pendidikan Anak Usia Dini yang dikemukan oleh NAEYC (National Assosiation Education for Young Chlidren) adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0 – 8 tahun. Anak usia dini merupakan sekelompok manusia yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pada usia tersebut para ahli menyebutnya sebagai masa emas (Golden Age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini anak sangat membutuhkan stimulasi, rangsangan dan pengasuhan yang tepat dari lingkungannya. Permasalahan yang dihadapi orangtua peserta didik di PPT Ceria diklasifikasikan dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif minimnya pemahaman dan pengetahuan orangtua tentang pengasuhan; aspek afektif yaitu kurangnya keterlibatan orangtua dan anak dalam pengasuhan, serta kurangnya ketegasan membuat aturan dalam pengasuhan; dan aspek psikomotorik yaitu orangtua belum menerapkan pengasuhan yang tepat. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan memberikan pendampingan positive parenting kepada orangtua peserta didik di PPT Ceria Kelurahan Kebraon Kecamatan Karang Pilang Surabaya. Pengasuhan positif (positive parenting) adalah pengasuhan berdasarkan kasih sayang, penghargaan, pemenuhan dan perlindungan hak anak, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orangtua serta menstimulasi tumbuh kembang anak. Pengasuhan positif dapat meningkatkan kualitas interaksi anak dengan orangtua, mengoptimalkan tumbuh kembang anak, dan mencegah perilaku menyimpang. Dari pendampingan yang dilakukan diharapkan orangtua dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang positive parenting, orangtua dan anak terlibat aktif dalam proses pengasuhan, orangtua menggunakan disiplin positif dalam pengasuhan, dan menerapkan positive parenting.
PREVENTIF BULLYING PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR ISLAM DARUT TAQWA Grahani, Firsty Oktaria; Kusnadi, Starry Kireida; Dewi Aisyah, Yeni Lutfiatin; Ristanti, Evi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2076

Abstract

Fenomena bullying dapat terjadi dimana saja. Bullying pada siswa di lingkungan sekolah dasar, dapat memiliki dampak jangka panjang yang merugikan. Permasalahan yang terjadi adalah minimnya pemahaman siswa tentang bullying dan ruang lingkupnya sehingga mempengaruhi kesadaran dan sikap terhadap bullying; belum adanya edukasi terkait bullying yang diberikan kepada siswa dengan metode psikoedukasi. Kondisi inilah yang melatarbelakangi fokus pemberdayaan yaitu memberikan psikoedukasi pada siswa terkait pentingnya pemahaman tentang bullying pada siswa sekolah dasar yang menjadi kunci untuk mencegah dan mengatasi masalah bullying ini secara efektif. Solusi dan target luaran yang ingin dicapai, yaitu mengetahui tingkat pemahaman yang dimiliki siswa berkaitan dengan bullying; psikoedukasi mengenai bullying dan ruang lingkupnya dilakukan secara bertahap; pemutaran film/video tentang bullying dan simulasi. Harapannya para siswa tahu dan paham bullying dan ruang lingkupnya; meningkatkan kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar sehingga ketika terjadi permasalahan yang berkaitan dengan bullying oleh siswa dalam bentuk apapun baik fisik, verbal, dll, mereka tanggap dan responsif. Metode yang digunakan adalah psikoedukasi bullying kepada siswa SD dengan tebak gambar, pemutaran video, dan role play serta pendampingan terhadap siswa yang menjadi korban atau pelaku bullying. Hasilnya siswa lebih memahami dan mampu mengidentifikasi bullying, memahami bagaimana bersikap ketika melihat bullying di sekolah.
TRANSFORMASI SOSIAL: PENGUATAN PPM MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MENANGANI AGRESIVITAS ANAK Mardiana, Fitra; Irmayanti, Nur; Kusnadi, Starry Kireida
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2224

Abstract

Masalah agresivitas anak merupakan permasalahan kompleks yang mempengaruhi perkembangan anak dan dinamika masyarakat. Keterampilan sosial menjadi kunci dalam mengatasi agresivitas tersebut. Kegiatan "Transformasi Sosial: Penguatan PPM melalui Pelatihan Keterampilan Sosial dalam Menangani Agresivitas Anak" bertujuan untuk memperkuat peran Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dalam mewujudkan transformasi sosial melalui pelatihan keterampilan sosial bagi anak-anak. Tujuan kegiatan ini adalah mengurangi tingkat agresivitas anak melalui pengembangan keterampilan sosial yang efektif. Metodologi kegiatan mencakup identifikasi kebutuhan masyarakat terkait agresivitas anak, pengembangan program pelatihan yang adaptif, pelatihan bagi fasilitator PPM, pelaksanaan program, dan pemantauan dampak. Program pelatihan mengajarkan keterampilan komunikasi, empati, pengelolaan emosi, dan penyelesaian konflik kepada anak-anak. Hasil yang diharapkan meliputi penurunan tingkat agresivitas anak, perubahan perilaku positif, partisipasi aktif masyarakat, pemberdayaan PPM, peningkatan kesadaran masyarakat, dan keterlibatan lebih besar orang tua dan guru. Keberhasilan program ini akan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak-anak yang harmonis, serta mendorong transformasi sosial yang lebih luas dalam masyarakat.