Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN DAN WAKTU KOAGULASI PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma; Udayani, Ni Nyoman Wahyu
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.908

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan hayati yang cukup besar yang dapat dikembangkan terutama untuk obat tradisional. Salah satu tumbuhan tradisional yang dapat digunakan sebagai obat yaitu belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun belimbing wuluh terhadap waktu pendarahan dan koagulasi pada mencit. Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor mencit sebagai sampel, yang terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok 1 diberi aquades ad libitum (kontrol negatif); kelompok 2 diberi asetosal dosis 0,27 mg/26 g BB (kontrol positif); kelompok 3 dan 4 masing-masing diberi ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB. Semua perlakuan diberikan secara per oral selama 7 hari. Waktu perdarahan ditetapkan dengan metode tail bleeding, sedangkan waktu koagulasi ditetapkan dengan metode pipa kapiler. Hasil uji LSD (Least Significant Different) pada waktu perdarahan diperoleh bahwa pada kelompok kontrol positif menunjukkan ada perbedaan yang bermakna terhadap kelompok ekstrak 200 dan 400 mg/Kg BB, dengan nilai sig. 0,000 dan 0,001 (secara berurutan). Pada kelompok ekstrak 200 mg/KgBB menunjukkan ada perbedaan yang bermakna terhadap kelompok ekstrak 400 mg/KgBB, dengan nilai sig. 0,005. Hal ini menunjukkan ekstrak 400 mg/KgBB lebih efektif dalam memperpanjang waktu perdarahan dibandingkan dengan ekstrak 200 mg/KgBB. Hasil LSD waktu koagulasi pada kelompok kontrol positif menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap kelompok ekstrak 400 mg/KgBB, dengan nilai sig. 0,264. Pada kelompok ekstrak 200 mg/KgBB menunjukkan ada perbedaan yang bermakna terhadap kelompok ekstrak 400 mg/KgBB, dengan nilai sig. 0,017. Hal ini menunjukkan ekstrak 400 mg/KgBB lebih efektif dalam memperpanjang waktu koagulasi dibandingkan dengan ekstrak 200 mg/KgBB. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelompok ekstrak 400 mg/KgBB lebih efektif dalam memperpanjang waktu perdarahan dan koagulasi dibandingkan kelompok ekstrak 200 mg/KgBB.
PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA UNTUK PENGOBATAN ISPA NONPNEUMONIA DI PUSKESMAS KEDIRI II TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2015 Putra, I Made Agus Sunadi; Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i1.1037

Abstract

ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas. Infeksi pada saluran pernafasan merupakan penyakit yang umum terjadi di masyarakat, dan penyebarannya sangat mudah dan cepat. Secara umum penyebab dari infeksi saluran nafas adalah berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi bakteri dan virus. Pengobatannya juga disesuaikan dengan penyebabnya. Penggunaan antibiotika diperlukan apabila penyebab penyakitnya sudah dipastikan bakteri. Kenyataannya dimasyarakat penggunaan antibiotika begitu mudah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terjadinya pengobatan yang tidak rasional dan kemungkinan terjadinya resistensi. Penelitian ini mengumpulkan data yang disajikan sedemikian rupa, untuk menggambarkan penggunaan antibiotika untuk pengobatan ISPA nonpneumonia di Puskesmas Kediri II. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif observasional, yaitu penelitian berdasarkan data-data yang sudah ada tanpa melakukan perlakuan terhadap subyek uji. Data diperoleh dari hasil penghitungan resep yang diberikan kepada pasien yang didiagnosa ISPA nonpneumonia, seperti pilek (common cold), sinusitis, faringitis, tonsilitis, laringitis dan ISPA lainnya yang tidak spesifik, yang berobat di Puskesmas Kediri II pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil penggunaan antibiotika tahun 2013 sebesar 86,16%, tahun 2014 sebesar 88,61% dan tahun 2015 sebesar 82,73%, dengan Amoxycillin menduduki peringkat tertinggi penggunaan antibiotika yaitu sebesar 92,76%, Cefadroxil 4,19%, Ciprofloxacin 1,34% dan Cotrimoxazole 1,71%.
EFEKTIVITAS AFRODISIAKA DARI EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale ROSCOE) PADA TIKUS (Rattus norvegicus L.) PUTIH JANTAN Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma; Santoso, Puguh
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i1.1045

Abstract

Gangguan reproduksi kini banyak dialami terutama pada pria akibat berbagai faktor, jahe merah sering digunakan untuk mengatasi gangguan seksual pada pria. Jahe merah dilaporkan memiliki efek sebagai afrodisiaka. Afrodisiaka adalah semacam zat perangsang yang konon dapat meningkatkan gairah seks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) sebagai afrodisiaka pada tikus (Rattus novergicus L.) putih jantan. Jahe merah diekstraksi dengan cara maserasi dengan etanol 80%. Dibuat menjadi ekstrak kental melalui proses evaporasi. Ekstrak kental jahe merah diencerkan dengan konsentrasi 25% dan 50%. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol yang diberikan aquadest, kelompok perlakuan diberikan ekstrak jahe merah dengan konsentrasi 25% dan 50%. Ekstrak jahe merah diberikan secara oral selama 7 hari. Parameter yang diamati adalah frekuensi pendekatan (introduction), menunggangi (climbing), dan kawin (coitus). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak jahe merah dapat meningkatkan libido pada tikus jantan. Dengan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok konsentrasi 25% dan 50%. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak jahe merah efektif meningkatkan libido tikus jantan selama 7 hari penelitian pada konsentrasi 25%.
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus) Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma; Adrianta, Ketut Agus
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i2.1100

Abstract

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal. Salah satu tumbuhan yang secara empirik berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun bayam merah (Amaranthus tricolor). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol daun bayam merah pada tikus putih jantan galur wistar. Hewan uji sebanyak 24 ekor tikus jantan galur wistar dibagi menjadi 4 kelompok dipuasakan selama 5-6 jam, kelompok I kontrol negatif diberi suspensi CMC Na 0,5%, kelompok II kontrol positif diberi suspensi furosemid dosis 0,72mg/ 200gBB, kelompok III diberi suspensi ekstrak 25% dan kelompok IV suspensi ekstrak 40%. Ekstrak etanol diberikan pada hewan uji secara per oral dengan volume pemberian 2,5 ml. Hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage, diberi 5 ml air minum secara per oral tiap 3 jam. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, apabila terdapat perbedaan yang bermakna dilanjutkan uji Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p < 0,05) antara kontrol negatif dan kontrol positif serta konsentrasi ekstrak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan ekstrak etanol daun bayam merah memiliki efek diuretik pada tikus putih jantan galur wistar.
UJI EFEKTIVITAS AFRODISIAKA DARI EKSTRAK ETANOL BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) PADA TIKUS (Rattus norvegicus L.) PUTIH JANTAN Adrianta, Ketut Agus; Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i2.1101

Abstract

Afrodisiaka adalah semua bahan baik obat dan makanan yang dapat membangkitkan gairah seksual. Di Indonesia terdapat begitu banyak bahan tanaman obat herbal alami yang dapat digunakan sebagai afrodisiaka. Salah satu tanaman yang dipercaya mempunyai khasiat sebagai afrodisiaka adalah tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) sebagai afrodisiaka pada tikus (Rattus norvegicus L.) putih jantan. Ekstrak bunga kembang sepatu diberikan secara oral setiap hari selama 8 hari. Terdapat 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol yang diberikan akuades, kelompok perlakuan I diberikan ekstrak bunga kembang sepatu dengan dosis 1 g/KgBB, dan kelompok perlakuan II diberikan ekstrak bunga kembang sepatu konsentrasi 2g/KgBB, Parameter pengukuran berupa introduction (pendekatan), climbing (menunggang), dan coitus (kawin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga kembang sepatu dapat meningkatkan libido tikus putih jantan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak bunga kembang sepatu secara oral selama 8 hari efektif meningkatkan libido tikus jantan pada dosis 1g/KgBB.
Efektivitas Analgesik Ekstrak Etil Asetat Daun Kersen (Muntingia calabura L.) pada Mencit Putih (Mus musculus) dengan Metode Rangsangan Panas (Hot Plate Method) Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma; Putra, I Made Agus Sunadi; Adrianta, Ketut Agus; Udayani, Ni Nyoman Wahyu
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i1.1385

Abstract

Abstrak: Bali merupakan salah satu provinsi dengan tingkat penggunaan obat analgesik yang terus meningkat. Penggunaan obat analgesik dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Sehubungan dengan hal tersebut, orientasi masyarakat saat ini telah beralih ke alam, “ back to nature” yang membawa masyarakat kembali memanfaatkan bahan alam, termasuk pengobatan dengan tanaman berkhasiat obat. Salah satunya tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat analgesik secara empiris yaitu daun kersen (Mutingia calabura L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas analgesik ekstrak daun kersen pada mencit putih (Mus Musculus). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode rangsangan panas pada suhu 550C. Pada penelitian ini menggunakan hewan uji mencit putih yang dibagi dalam lima kelompok masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok kontrol positif diberi asam mefenamat 1,3 mg/20 g BB, kelompok kontrol negatif diberi minyak kelapa 0,5 ml/20 g BB, kelompok uji diberi ekstrak daun kersen dengan dosis 100 mg/KgBB, 125 mg/KgBB dan 150 mg/KgBB. Pengujian efek analgesik dilakukan pada menit ke-60. Dari hasil uji Tukey Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap waktu munculnya respon nyeri antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan (ekstrak dosis 125mg/KgBB dan 150mg/KgBB) dengan nilai signifikan secara berturut-turut 0.914 dan 0,996. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bawah ekstrak etil asetat daun kersen dosis 125mg/KgBB efektif sebagai analgesik pada mencit jantan.
The Effect of Dayak Onion Bulb Ethanol Extract (Sisyrinchium palmifolium L.) on Triglyceride Level and Aorta Histopathology in Diabetes Melitus White Rat Induced by Alloxan I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani; Fitria Megawati; Ni Made Dharma Shantini Suena
Majalah Obat Tradisional Vol 24, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.481 KB) | DOI: 10.22146/mot.38051

Abstract

The high prevalence of diabetes mellitus in Indonesia has made antidiabetic treatment efforts increasingly popular. In addition, the many side effects caused by the use of chemical drugs, triggered the development of research on herbal therapy. The purpose of this study was to determine the effectiveness of Dayak onion bulb extract in reducing two-hour postprandial blood glucose, triglyceride levels, and the amount of lipid vacuoles in aorta blood vessels of diabetic rat. The long-term goal of this study is the creation of innovation products in the form of standardized herbs as complementary therapies that can be used daily by the community, so that the risk of morbidity can be reduced. The research design used was randomized control group pretest posttest design. The results of blood glucose analysis showed that there were significant differences between the positive control group with the 400 mg/KgBW and 800 mg/KgBW extract group, with a significance value of 0,000. In the extract group, 400 mg/KgBW with 800 mg/KgBW extract group showed no significant difference with a significance value of 0.390. The results of the analysis of triglyceride levels showed no significant difference between the positive control group with the 400 mg/KgBW extract group, with a significance value of 0.981. However, there were significant differences between the positive control group with the 800 mg/KgBW extract group with a significance value of 0.025. Between the 400 mg/KgBW and 800 mg/KgBW extract groups, there was a difference with a significance value of 0.024. Aorta histopathology results showed that there was a significant difference in the number of lipid vacuoles between the positive control group and the 400 mg/KgBW extract group and 800 mg/KgBW extract group. Based on the research, it can be concluded that the extract dose of 400 mg/KgBW is a dose that is able to influence the decrease in blood glucose levels, triglycerides and the amount of lipid vacuoles in the aorta blood vessels.
PEMANFAATAN DAUN SUKUN SEBAGAI LOTION ANTINYAMUK DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI SD SARASWATI 2 DENPASAR I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani; Ni Nyoman Wahyu Udayani
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol. 9 No. 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang meresahkan masyarakat karena penyebarannya sangat cepat dan dapat menyebabkan kematian. WHO memperkirakan sebanyak 2,5 sampai 3 milyar penduduk dunia berisiko terinfeksi virus dengue dan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta penduduk dunia terinfeksi dengue, 500 ribu diantaranya membutuhkan perawatan intensif di fasilitas pelayanan kesehatan. Setiap tahun dilaporkan sebanyak 21.000 anak meninggal karena DBD atau setiap 20 menit terdapat satu orang yang meninggal (Depkes RI, 2010). Tingginya angka kejadian demam berdarah harus segera ditanggulangi, baik melalui pemberantasan secara kimia maupun biologi. Penggunaan obat antinyamuk yang berasal dari bahan kimia umumya mempunyai dampak positif dan negatif (Flona, 2006). Dampak positifnya yaitu dapat membasmi nyamuk, sedangkan dampak negatifnya dapat menimbulkan polusi udara, menimbulkan bau yang menyengat dan bisa menimbulkan sesak nafas sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan (Kardinan, 2003). Insektisida alternatif yang aman bagi lingkungan berasal dari tumbuhan (Pujiyanti, 2007). Salah satu tanaman yang digunakan masyarakat secara turun-temurun sebagai pengusir nyamuk adalah tanaman sukun. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, daun sukun berpotensi sebagai insektisida nabati. Sasaran dalam kegiatan pengabdian ini adalah siswa di SD Saraswati 2 Denpasar dengan persentase kehadiran peserta sebesar 92%, hasilini menunjukkan antusisme siswa dalam mengikuti kegiatan ini relatif tinggi. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Karya utama dari pengabdian ini meliputi aspek produk dan pengetahuan. Pada aspek produk, dilakukan dengan memproduksi sediaan lotion herbal antinyamuk dari daun sukun. Produk herbal antinyamuk ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam melindungi tubuh (kulit) dari gigitan nyamuk selain penggunaan zat kimia yang berpotensi menimbulkan polusi udara, bau menyengat bahkan sesak nafas sehingga berpengaruh terhadap kesehatan. Pada aspek pengetahuan, diperoleh peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap pencegahan DBD dengan besarnya tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan sebesar 21% yaitu dari 54% (persentase nilai pretest) menjadi 74% (persentase nilai posttest). Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the diseases that disturb the community because the spread is very fast and can cause death. WHO estimates that 2.5 to 3 billion people worldwide are at risk of dengue virus infection and each year there are 50-100 million people in the world infected with dengue, 500 thousand of which require intensive care in health care facilities. Every year, 21.000 children die from dengue or every 20 minutes there is one person who died (Depkes RI, 2010). The high incidence of dengue fever should be addressed, either through chemical or biological eradication. The use ofchemical insecticidahas a positive and negative impact (Flona, ​​2006). The positive impact is to eradicate mosquitoes, while the negative impacts can cause air pollution, causing a stinging smell and shortness of breath that will affect health (Kardinan, 2003). An alternative insecticida that is safe for the environment comes from plants (Pujiyanti, 2007). One of the plants that people use as a mosquito repellent is a sukun plant. Based on preliminary research that has been done, the leaves of sukun have the potential as a herbal insecticida. Target in this activity is a student at primary school with the percentage of attendance equal to 92%, this result shows that antusisme student in following this activity is relatively high. The stages undertaken in this activity is the stage of preparation and implementation. The main work of this activity includes the product and knowledge aspects. Product aspect, done by producing the preparation of herbal lotion from the leaves of sukun. Herbal insecticida products are expected to be a solution in protecting the body (skin) from mosquito bites in addition to the use of chemicals that have the potential to cause air pollution, odor and even breathless breath that affect health. In the knowledge aspect, there is an increase of knowledge and understanding of the participants on the prevention of DHF by the level before and after the activity by 21% from 54% (percentage of pretest value) to 74% (percentage of posttest value).
Pemeriksaan Kesehatan Pasien Hipertensi Lansia di Puskesmas Denpasar Utara Ni Nyoman Wahyu Udayani; Puguh Santoso; I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2021): COMSERVA: Indonesian Journal of Community Services and Development
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.991 KB) | DOI: 10.59141/comserva.v1i4.18

Abstract

Jumlah lansia di Indonesia semakin meningkat dan angka kematian menurun mengharuskan lansia untuk dapat mempertahankan kualitas hidup, tetap aktif dan produktif. Cara menjaga kesehatan fisik lansia melalui pemeriksaan kesehatan secara rutin dimana cek kesehatan secara rutin merupakan salah satu langkah yang penting dilakukan untuk memelihara kondisi tubuh. Pemeriksaan kesehatan oleh lansia pada dasarnya adalah mendeteksi dini penyakit atau berusaha untuk mencegah penyakit dari terjadi. Penyuluhan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pemahaman, penyebaran informasi tentang masalah kesehatan dan solusi pemecahan masalah kesehatan kepada masyarakat agar berperilaku atau mengubah perilaku ke arah yang dapat menunjang kesehatannya. Jumlah peserta prolanis yang mengikuti kegiatan pengabdian ini sebanyak 49 orang. Program kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat diselenggarakan dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun meskipun belum semua peserta menguasai dengan baik atas konseling yang diberikan. Kegiatan ini mendapat sambutan sangat baik terbukti dengan keaktifan peserta mengikuti rangkaian acara sampai selesai.
EFEKTIVITAS EKSTRAK TONGKOL JAGUNG (Zea mays L.) SEBAGAI DIURETIKA PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.432

Abstract

Diuretika adalah zat yang bekerja langsung pada ginjal dengan meningkatkan produksi urine. Diuretika dipakai pada pengobatan edema, hipertensi, dan batu ginjal. Tongkol jagung merupakan salah satu bahan alam yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk pengobatan, namun mengandung senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai diuretika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak tongkol jagung (Zea mays L.) sebagai diuretika pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus Norvegicus). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan yang digunakan yaitu randomized control group post test only design, dengan menggunakan 28 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol negatif (P1) diberikan CMC - Na, kelompok kontrol positif (P2) diberikan suspensi furosemide, sedangkan kelompok perlakuan 1 (P3) diberikan suspensi ekstrak tongkol jagung 250 mg/KgBB dan kelompok perlakuan 2 (P4) diberikan ekstrak tongkol jagung 500 mg/KgBB secara oral. Data dianalisis secara statistika menggunakan SPSS ver.16, diketahui bahwa paling tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok dengan nilai p < 0,05 yang didapat dari uji Kruskall Wallis, kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Withney untuk melihat adanya perbedaan antara tiap kelompok dan didapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol negatif (CMC-Na) dengan kelompok kontrol positif (furosemide), ekstrak tongkol jagung dosis 250 mg/KgBB dan ekstrak tongkol jagung dosis 500 mg/KgBB dengan nilai p < 0,05 sedangkan kelompok kontrol positif (furosemide) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok ekstrak tongkol jagung 500 mg/KgBB dengan nilai p > 0,05.