Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

EKSTRAK KUERSETIN KULIT UMBI BAWANG MERAH (Allium Cepa L.) KINTAMANI SEBAGAI KRIM ANTIINFLAMASI PADA MENCIT PUTIH JANTAN Mus Musculus DENGAN METODE Hot Plate Juliadi, Debby; Agustini, Ni Putu Dewi
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.496

Abstract

Inflamasi atau radang merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator. Inflamasi memiliki angka kejadian yang cukup tinggi, dimana inflamasi dapat disebabkan oleh trauma fisik, infeksi maupun reaksi antigen dari suatu penyakit. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi adalah bawang merah (Allium cepa L.). Bawang merah memiliki kandungan senyawa flavonoid yaitu kuarsetin yang diyakini dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Ekstraksi dilakukan secara maserasi mengunakan pelarut etanol 96%, lalu ekstrak diformulasikan menjadi krim M/A dan dievaluasi mutu fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji stabilitas pada hari 1 sampai minggu ke 6. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa formula krim ekstrak kulit umbi bawang merah (Allium cepa L) dengan konsentrasi ekstrak 160 lebih baik dibandingkan formula dengan konsentrasi ekstrak 0,32% dilihat dari perbedaan hasil uji daya lekat dan daya sebar yang dihasilkan oleh formula 1 lebih baik. Krim dengan konsentrasi zat aktif 0,16% memiliki mutu fisik yang stabil dalam penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antiinflamasi krim ekstrak kulit bawang merah dan untuk mengetahui konsentrasi krim ekstrak kulit bawang merah yang memiliki aktivitas antiinflamasi pada mencit putih jantan menggunakan metode rangsang panas dengan alat hot-plate dan metode induksi karagenan 1% pada telapak kaki mencit. Pada penelitian ini digunakan hewan coba berupa mencit jantan yang dibagi menjadi empat kelompok masing-masing terdiri dari enam ekor mencit. Kelompok A sebagai kontrol negatif diberi basis krim, kelompok B sebagai kontrol positif diberi emulgel Voltaren (Natrium diklofenak), kelompok C sebagai kelompok uji diberi krim ekstrak kulit bawang merah konsentrasi 0,16%, kelompok D sebagai kelompok uji diberi krim ekstrak kulit bawang merah konsentrasi 0,32%. Pengukuran volume inflamasi dilakukan selama 5 jam dengan interval 60 menit. Pengukuran daya antiinflamasi dilakukan dengan menggunakan Plastimometer. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa krim ekstrak kulit bawang merah konsentrasi 0,16% dan 0,32% memiliki efek antiinflamasi pada mencit yang diinduksi karagenan dengan krim ekstrak kulit umbi bawang merah konsentrasi 0,32% memiliki efek antiinflamasi yang lebih tinggi dibandingkan krim ekstrak kulit umbi bawang merah konsentrasi 0,16%.
PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAMBAL KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Pramitha, Dewa Ayu Ika; Dewi, Kade Ayu Yasinta; Juliadi, Debby
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i1.838

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai penatapan kadar pengawet natrium benzoat pada sambal kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan natrium benzoat pada sambal kemasan dan kadar natrium benzoat yang terdapat dalam sambal kemasan. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 6 sampel sambal kemasan pada beberapa merk yang beredar di pasar swalayan daerah Denpasar Barat. Analisa kualitatif pada penelitian ini dilakukan dengan cara pemisahan menggunakan dietil eter dan membentuk endapan ferri benzoat. Pada penetapan kadar natrium benzoat dapat dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil pada penelitian ini ditemukan 2 sampel yang positif mengandung pengawet natrium benzoat dengan kadar 157,767 mg/kg untuk sampel A dan 182,8 mg/kg untuk sampel B. Namun, kadar yang didapatkan pada sampel A dan B tidak melebihi batas kadar yang terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) No 722/Menkes/PER/IX/88 yaitu 1000 mg/kg.
UJI PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PERENDAMAN LARUTAN ASAM JAWA TERHADAP PENURUNAN KADAR FORMALIN PADA SOSIS Juliadi, Debby; Yuliasih, Ni Wayan; Pramitha, Dewa Ayu Ika; Agustini, Ni Putu Dewi
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i2.853

Abstract

Sosis merupakan salah satu bahan pangan olahan yang berbahan dasar daging yang memiliki daya simpan yang relatif singkat. Sehingga dengan alasan tersebut banyak produsen yang menambahkan bahan pengawet pada produk hasil olahannya dan tidak menutup kemungkinan bahwa jenis bahan pengawet yang digunakan berupa formalin. Formalin merupakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang penggunaannya dilarang oleh pemerintah karena berbahaya bagi kesehatan. Kandungan asam dan saponin yang terdapat pada asam jawa kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk proses pemutusan ikatan yang terjadi antara formalin dengan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi perendaman larutan asam jawa terhadap penurunan kadar formalin pada sosis. Perendaman dengan larutan asam jawa dimaksudkan larutan asam jawa tersebut dapat menyerap kadar formalin yang terkandung dalam sosis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental secara kuantitatif. Perlakuan yang diberikan pada unit eksperimen adalah dengan perlakuan perendaman terhadap sosis berformalin dengan variasi konsentrasi larutan asam jawa yaitu 60%; 80%; dan 100% yang diuji secara kuantitatif menggunakan asam kromatrofat dan H2SO4 pekat dengan metode Spektrofotometri UV-Vis. Data yang dihasilkan dianalisis dengan uji statistik inferensial parametrik one way Anova dengan Posthoct Test menggunakan Tukey HSD dan Bonferroni. Penurunan kadar formalin pada sosis setelah perendaman dengan larutan asam jawa pada konsentrasi 60%; 80%; dan 100% berturut-turut sebanyak 12,7%; 38,7%; dan 45,3%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh perendaman dengan variasi konsentrasi larutan asam jawa pada konsentrasi 80% (P=0,000) dan 100% (P=0,000) berdasarkan uji statistik inferensial parametrik one way Anova.
PENGARUH SUHU TERHADAP BILANGAN PEROKSIDA DAN ASAM LEMAK BEBAS PADA VCO (Virgin Coconut Oil) HASIL FERMENTASI ALAMI Dewa Ayu Ika Pramitha; Debby Juliadi
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 7 No 2 (2019): volume 7, Nomor 2, 2019
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.88 KB)

Abstract

ABSTRAK: Pada penelitian ini dilakukan analisa bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada VCO (Virgin Coconut Oil) yang dipengaruhi oleh suhu pemanasan pada VCO hasil fermentasi alami. Pengujian dilakukan terhadap VCO yang dihasilkan dengan proses fermentasi alami yang sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan dengan suhu 150°C, 200°C, dan 250°C selama 60 menit. Berdasarkan hasil pengujian bilangan peroksida dan asam lemak bebas yang dimiliki oleh VCO hasil fermentasi alami sebelum dan setelah dipanaskan memenuhi standar mutu SNI 7381 : 2008 tentang mutu VCO yang baik. Bilangan peroksida dan asam lemak bebas yang dimiliki oleh VCO dipengaruhi oleh suhu pemanasan dengan adanya peningkatan bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada setiap peningkatan suhu yang digunakan pada proses pemanasan hasil VCO yang diproses dengan cara fermentasi alami. Semakin tinggi suhu pemanasan hasil VCO, maka semakin tinggi pula bilangan peroksida dan asam lemak bebas yang dimiliki oleh VCO hasil fermentasi alami. Kata kunci: VCO (Virgin Coconut Oil), Bilangan Peroksida, Asam Lemak Bebas, Suhu ABSTRACT: Peroxide number and free fatty acid of analysis in VCO (Virgin Coconut Oil) affected by the heating temperature in the VCO result during natural fermentation have been invertigated. The tests were carried out on VCOs produced by a natural fermentation process before being heated and after being heated at temperatures of 150°C, 200°C and 250°C for 60 minutes. Based on the results, the peroxide number and free fatty acid in the VCO resulted by natural fermentation before and after heating meet the quality standard of ISO 7381: 2008. The peroxide number and the free fatty acid contained in the VCO were affected by the heating temperature where the peroxide number and free fatty acid increased by increasing the temperature of the natural fermentation process.
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK MASKER GEL KOMBINASI EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) DAN NIASINAMIDA DENGAN VARIASI KARBOMER Debby Juliadi; Rr. Asih Juanita
Jurnal Farmagazine Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v9i1.576

Abstract

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai kosmetika. Herba pegagan mengandung senyawa triterpenoid saponin salah satunya asiatikosida yang berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat membantu pertumbuhan kolagen pada kulit dengan maksud mengurangi keriput dan menghilangkan bintik hitam pada wajah. Niasinamida adalah vitamin B3 yang dapat memberikan efek pencerah dan pelembab pada kulit. Masker gel merupakan salah satu kosmetika dengan bentuk sediaan setengah padat yang aman digunakan pada kulit yang berjerawat, selain itu masker gel mudah merata apabila dioleskan pada kulit, memberikan sensasi menyejukkan, dan tidak menimbulkan bekas di kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula masker gel kombinasi ekstrak etanol herba pegagan dan niasinamida yang memiliki mutu fisik yang baik dan untuk mengetahui stabilitas selama penyimpanan. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan di laboratorium dan bertujuan sebagai pengembangan yaitu dibuat sediaan masker gel dan diuji mutu fisik dari sediaan tersebut. Pengujian yang dilakukan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, dan uji sineresis yang kemudian dianalisis dengan cara deskriptif. Proses pembuatan ekstrak kental herba pegagan dilakukan dengan metode maserasi. Masker gel dibuat dengan kombinasi ekstrak kental herba pegagan dan niasinamida dengan variasi karbomer 1%, 1,5%, dan 2% kemudian diuji mutu fisiknya selama 4 minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan masker gel kombinasi ekstrak etanol herba pegagan  dan niasinamida dengan variasi karbomer 1% (formula 1) dan 1,5% (formula 2) menghasilkan mutu fisik yang baik dilihat dari pengujian organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, dan uji sineresis, serta formula 1 dan 2 tersebut stabil selama penyimpanan 4 minggu.
PENETAPAN POTENSI TABIR SURYA KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L.) DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS RR. Asih Juanita; Debby Juliadi
Jurnal Farmagazine Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v7i1.154

Abstract

Paparan sinar matahari berlebih menyebabkan masalah kulit kemerahan, peradangan, bahkan kanker kulit. Cara melindungi kulit dari sinar matahari yaitu menggunakan tabir surya. Daun ceremai (Phyllanthus acidus L.) mengandung flavonoid dan tanin yang dapat dimanfaatkan sebagai tabir surya. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi tabir surya sediaan krim ekstrak etanol daun ceremai (Phyllanthus acidus L.) dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Potensi tabir surya ditentukan berdasarkan nilai persen transmisi eritema (%Te), persen transmisi pigmentasi (%Tp) dan nilai SPF. Dari penelitian, diperoleh potensi tabir surya berdasarkan %Te konsentrasi 250 ppm dan 300 ppm termasuk kategori regular suntan. Berdasarkan nilai %Tp pada konsentrasi 100 ppm hingga 300 ppm memberikan perlindungan total terhadap paparan sinar UV-A. Berdasarkan nilai SPF, krim pada konsentrasi 100 ppm dan 150 ppm termasuk kategori proteksi minimal (SPF 2,597 dan 3,624), konsentrasi 200 ppm proteksi sedang (SPF 5,129), konsentrasi 250 ppm proteksi ekstra (SPF 7,201), dan konsentrasi 300 ppm proteksi maksimal (SPF 10,225). Kata Kunci: Daun Ceremai, Flavonoid, Tanin, Potensi Tabir Surya
PERBANDINGAN POTENSI FOTO PROTEKTOR EKSTRAK ETANOL BUAH TAKOKAK DENGAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH TAKOKAK (Solanum torvum Swartz) SECARA IN VITRO DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Debby Debby Juliadi; RR. Asih Juanita
Jurnal Farmagazine Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v7i1.153

Abstract

Pengujian potensi ekstrak buah takokak dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Ekstraksi menggunakan metode Maserasi kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak kemusian di skrining fitokimia untuk mengetahui adanya senyawa tanin dan flavonoid kemudian dibuat dalam bentuk sediaan krim serta diuji mutu fisiknya baik dari homogenitas, pH, tipe emulsi dan stabilitas krim. Ekstrak buah takokak dan krim ekstrak buah takokak diukur serapannya setiap 5 nm pada rentang panjang gelombang 290 – 400 nm. Dari hasil penelitian diperoleh ekstrak dan krim ekstrak buah takokak hanya mampu memberikan nilai SPF minimal yaitu 2,199 pada ekstrak dengan konsentrasi 400 ppm, 2,615 pada ekstrak dengan konsentrasi 500 ppm dan 2,118 pada krim dengan konsentrasi 500 ppm, bila dilihat dari persentase eritema baik ekstrak ataupun krim belum memberikan perlindungan dari paparan sinar UVB, dilihat dari persentase transmisi pigmentasi baik ekstrak maupun krim memiliki kemampuan extra protection yang artinya ekstrak dan sediaan tersebut mampu menyerap hingga 85% sinar UVA. Kata Kunci: Buah Takokak, Tanin, Flavonoid, Potensi Foto Protektor
EKSTRAK KUERSETIN KULIT UMBI BAWANG MERAH (Allium Cepa L.) KINTAMANI SEBAGAI KRIM ANTIINFLAMASI PADA MENCIT PUTIH JANTAN Mus Musculus DENGAN METODE Hot Plate Debby Juliadi; Ni Putu Dewi Agustini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.496

Abstract

Inflamasi atau radang merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator. Inflamasi memiliki angka kejadian yang cukup tinggi, dimana inflamasi dapat disebabkan oleh trauma fisik, infeksi maupun reaksi antigen dari suatu penyakit. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi adalah bawang merah (Allium cepa L.). Bawang merah memiliki kandungan senyawa flavonoid yaitu kuarsetin yang diyakini dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Ekstraksi dilakukan secara maserasi mengunakan pelarut etanol 96%, lalu ekstrak diformulasikan menjadi krim M/A dan dievaluasi mutu fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji stabilitas pada hari 1 sampai minggu ke 6. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa formula krim ekstrak kulit umbi bawang merah (Allium cepa L) dengan konsentrasi ekstrak 160 lebih baik dibandingkan formula dengan konsentrasi ekstrak 0,32% dilihat dari perbedaan hasil uji daya lekat dan daya sebar yang dihasilkan oleh formula 1 lebih baik. Krim dengan konsentrasi zat aktif 0,16% memiliki mutu fisik yang stabil dalam penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antiinflamasi krim ekstrak kulit bawang merah dan untuk mengetahui konsentrasi krim ekstrak kulit bawang merah yang memiliki aktivitas antiinflamasi pada mencit putih jantan menggunakan metode rangsang panas dengan alat hot-plate dan metode induksi karagenan 1% pada telapak kaki mencit. Pada penelitian ini digunakan hewan coba berupa mencit jantan yang dibagi menjadi empat kelompok masing-masing terdiri dari enam ekor mencit. Kelompok A sebagai kontrol negatif diberi basis krim, kelompok B sebagai kontrol positif diberi emulgel Voltaren (Natrium diklofenak), kelompok C sebagai kelompok uji diberi krim ekstrak kulit bawang merah konsentrasi 0,16%, kelompok D sebagai kelompok uji diberi krim ekstrak kulit bawang merah konsentrasi 0,32%. Pengukuran volume inflamasi dilakukan selama 5 jam dengan interval 60 menit. Pengukuran daya antiinflamasi dilakukan dengan menggunakan Plastimometer. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa krim ekstrak kulit bawang merah konsentrasi 0,16% dan 0,32% memiliki efek antiinflamasi pada mencit yang diinduksi karagenan dengan krim ekstrak kulit umbi bawang merah konsentrasi 0,32% memiliki efek antiinflamasi yang lebih tinggi dibandingkan krim ekstrak kulit umbi bawang merah konsentrasi 0,16%.
PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAMBAL KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Dewa Ayu Ika Pramitha; Kade Ayu Yasinta Dewi; Debby Juliadi
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i1.838

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai penatapan kadar pengawet natrium benzoat pada sambal kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan natrium benzoat pada sambal kemasan dan kadar natrium benzoat yang terdapat dalam sambal kemasan. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 6 sampel sambal kemasan pada beberapa merk yang beredar di pasar swalayan daerah Denpasar Barat. Analisa kualitatif pada penelitian ini dilakukan dengan cara pemisahan menggunakan dietil eter dan membentuk endapan ferri benzoat. Pada penetapan kadar natrium benzoat dapat dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil pada penelitian ini ditemukan 2 sampel yang positif mengandung pengawet natrium benzoat dengan kadar 157,767 mg/kg untuk sampel A dan 182,8 mg/kg untuk sampel B. Namun, kadar yang didapatkan pada sampel A dan B tidak melebihi batas kadar yang terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) No 722/Menkes/PER/IX/88 yaitu 1000 mg/kg.
UJI PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PERENDAMAN LARUTAN ASAM JAWA TERHADAP PENURUNAN KADAR FORMALIN PADA SOSIS Debby Juliadi; Ni Wayan Yuliasih; Dewa Ayu Ika Pramitha; Ni Putu Dewi Agustini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i2.853

Abstract

Sosis merupakan salah satu bahan pangan olahan yang berbahan dasar daging yang memiliki daya simpan yang relatif singkat. Sehingga dengan alasan tersebut banyak produsen yang menambahkan bahan pengawet pada produk hasil olahannya dan tidak menutup kemungkinan bahwa jenis bahan pengawet yang digunakan berupa formalin. Formalin merupakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang penggunaannya dilarang oleh pemerintah karena berbahaya bagi kesehatan. Kandungan asam dan saponin yang terdapat pada asam jawa kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk proses pemutusan ikatan yang terjadi antara formalin dengan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi perendaman larutan asam jawa terhadap penurunan kadar formalin pada sosis. Perendaman dengan larutan asam jawa dimaksudkan larutan asam jawa tersebut dapat menyerap kadar formalin yang terkandung dalam sosis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental secara kuantitatif. Perlakuan yang diberikan pada unit eksperimen adalah dengan perlakuan perendaman terhadap sosis berformalin dengan variasi konsentrasi larutan asam jawa yaitu 60%; 80%; dan 100% yang diuji secara kuantitatif menggunakan asam kromatrofat dan H2SO4 pekat dengan metode Spektrofotometri UV-Vis. Data yang dihasilkan dianalisis dengan uji statistik inferensial parametrik one way Anova dengan Posthoct Test menggunakan Tukey HSD dan Bonferroni. Penurunan kadar formalin pada sosis setelah perendaman dengan larutan asam jawa pada konsentrasi 60%; 80%; dan 100% berturut-turut sebanyak 12,7%; 38,7%; dan 45,3%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh perendaman dengan variasi konsentrasi larutan asam jawa pada konsentrasi 80% (P=0,000) dan 100% (P=0,000) berdasarkan uji statistik inferensial parametrik one way Anova.