Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

Perbaikan Penjadwalan Aktivasi Starter Pack Untuk Meminimasi Keterlambatan Aktivasi Dengan Menggunakan Metode Earliest Due Date Pada Pt Xyz Riska Retno Widyaningsih; Budi Sulistyo; Murni Dwi Astuti
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, produk starter pack, dan voucher pulsa. Permasalahan yang terjadi pada PT XYZ yaitu keterlambatan aktivasi starter pack di gudang regional yang menyebabkan terjadinya waktu tunggu pengambilan starter pack oleh retailer. Permasalahan keterlambatan terjadi karena belum adanya kebijakan penjadwalan yang pasti, sehingga belum adanya penentuan prioritas job. Pada penelitian ini, akan dikembangkan kebijakan penjadwalan termasuk pembagian job setiap mesin per hari dan pengurutan pengerjaan job. Metode yang digunakan adalah earliest due date. Pada metode ini akan ditentukan urutan pengerjaan job berdasarkan due date terkecil yang berpengaruh terhadap waktu penyelesaian suatu job. Penjadwalan dilakukan terhadap satu mesin yang mengerjakan enam job dalam satu minggu. Data yang digunakan adalah data aktivasi starter pack periode Oktober 2014. Berdasarkan perhitungan kondisi eksisting, terdapat keterlambatan 7.8 jam pada job site Jakarta dan 15.3 jam pada job site Surabaya. Waktu proses dan due date setiap job akan menjadi inputan dalam metode yang digunakan. Hasil dari perhitungan kondisi usulan di PT XYZ dengan menggunakan metode earliest due date mampu menurunkan keterlambatan aktivasi starter pack hingga 38% dibanding kondisi eksisting. Waktu penyelesaian 6 job dalam satu minggu pada kondisi eksisting 30.3 jam menjadi 18.3 jam pada kondisi usulan. Kata Kunci : aktivasi, penjadwalan, starter pack, earliest due date
Usulan Kebijakan Persediaan Kategori Obat Keras Dan Obat Bebas Pada Apotek 12 Pt. Xyz Dengan Menggunakan Metode Persediaan Probabilistik Continuous Review (s,s) Amanda Inke Mahardika; Budi Sulistyo; Efrata Denny Saputra Yunus
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Apotek 12 PT. XYZ adalah salah satu apotek layanan kesehatan utama dari PT. XYZ cabang Jawa Barat yang melayani konsumen 24 jam menyediakan 2219 SKU’s (Stock Keeping Units) yang terbagi dalam 999 obat keras, 245 obat bebas terbatas, 576 obat bebas, 166 alat kesehatan, 108 customer goods, 23 susu, dan 102 lainnya. Apotek 12 PT.XYZ melakukan pemesanan untuk persediaan berdasarkan penjualan sebelumnya, persediaan yang memiliki nilai penyerapan dana tinggi dan obat yang harus tersedia di apotek tanpa adanya ketentuan jumlah pemesanan dan tidak memperhatikan sisa persediaan di apotek. Pada kategori obat keras dan obat bebas memiliki jumlah penjualan sebesar 61,8477% dan 35,5445%, dengan total penyerapan dana dari obat keras Rp 17.246.213.152 dan obat bebas Rp 7.973.461.308 di apotek. Total penyerapan dana yang tinggi menunjukkan total persediaan apotek tinggi dengan penjualan kategori obat keras dan kategori obat bebas yang tidak seimbang menghasilkan overstock pada kategori ini. Overstock dapat diatasi dengan pengendalian persediaan menggunakan metode Continuous Review(s,S). Dalam penelitian dilakukan klasifikasi analisis ABC dan VED menggunakan matriks ABC-VED menghasilkan 3 kelompok yaitu prioritas I, prioritas II dan prioritas III. Penelitian dilakukan untuk prioritas I kategori obat keras dan obat bebas menghasilkan penghematan total biaya persediaan sebesar 47% dari aktual apotek 12 PT.XYZ. Kata kunci : Persediaan, Analisis ABC, Analisis VED, Continuous Review(s,S)
Perencanaan Kebijakan Persediaan Obat Dengan Metode Continuous Review (s,s) Dan Metode Hybrid Sistem Untuk Meminimumkan Total Biaya Persediaanstudi Kasus : Klinik Medika 24 Gita Purnama Sari; Budi Sulistyo; Budi Santosa
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Klinik Medika 24 merupakan salah satu klinik pratama yang berada di daerah Kabupaten Bandung. Pengendalian obat di Klinik Medika 24 terbilang belum baik , sehingga mengakibatkan permasalah yaitu persediaan obat melebihi dari permintaan tiap bulan yang berdampak pada tingginya total biaya persediaan. Hal ini dapat terjadi karena klinik Medika 24 belum mengklasifikasikan obat berdasarkan nilai pemakaiannya dan tingkat kekritisan obat tersebut dalam pengendalian obatnya, serta dalam melakukan pemesanan obat klinik Medika 24 tidak memperhatikan persediaan maksimum dan sisa persediaan yang ada. Dari permasalahan tersebut, pada penelitian ini dilakukan pengklasifikasian obat dengan menggunakan analisis ABC-VED dan menerapkan sistem inventori probabilistik metode Continuous Review (s,S) dan metode Hybrid Sistem untuk menghasilkan parameter persediaan yang mendekati optimal dengan perhitungan Hadley-Within. Berdasarkan pengklasifikasian obat dengan menggunakan analisis ABC-VED dihasilkan 3 kelas obat. Perhitungan dengan metode Continuous Review (s,S) untuk obat kelas I memberikan penurunan total biaya persediaan 51%. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan metode Hybrid Sistem untuk obat ekelas II dan kelas III memberikan penurununan total biaya persediaan sebesar 49%. Kata kunci:Overstock, analisis ABC-VED, Hadley-Within, Continuous Review (s,S), Hybrid Sistem. 1
Identifikasi Kriteria Talenta Dari Key Positions Level Kepala Bagian Menggunakan Metode Human Asset Value Matrix Di Pt X Sitti Nur Azmi F.; Budi Sulistyo; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT X merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang manufaktur dan pengerjaan proyek untuk produk dan jasa teknologi. Memasuki tahun 2016, perusahaan mengalami perubahan organisasi dalam rangka melakukan pengembangan dan inovasi teknologi. Hal ini berdampak pada perubahan visi, misi, fokus bisnis dan struktur organisasi yang semula terdapat 21 divisi menjadi 13 divisi dan 1 tim setara divisi. Kondisi saat ini menunjukkan adanya fenomena kekosongan calon pemimpin pengganti pada delapan jabatan level Kepala Bagian disebabkan tidak adanya personel yang tepat untuk mengisi jabatan. Selain itu, persentase karyawan yang memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP) sebesar 11% untuk posisi manajerial dan operasional serta kendala keterbatasan individu untuk mencapai target kompetensinya menyebabkan sulit mencari calon pemimpin pengganti. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan kebutuhan dan kriteria karyawan. Perencanaan kebutuhan dan kriteria karyawan dalam rangka menerapkan program manajemen talenta diawali dengan mengidentifikasi kriteria talenta. Proses identifikasi kriteria mengutamakan pengisian key positions yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan. Hasil identifikasi kriteria talenta dari key positions akan dipetakan dalam Human Asset Value (HAV) Matrix berdasarkan kinerja dan potensi. Hasil identifikasi menunjukkan adanya 12 jabatan Kepala Bagian dengan 8 nama jabatan yang berbeda. Hasil pemetaan kriteria talenta dari kriteria Kepala Bagian pada HAV Matrix di PT X terbagi ke dalam profil Star Player sebanyak 7 jabatan dan profil Rising Star sebanyak 1 jabatan. Kata Kunci : manajemen talenta, pemetaan talenta, matriks HAV, potensi, kinerja
Usulan Perancangan Tata Letak Gudang Finished Good Plastik Pt Xyz Menggunakan Pendekatan Similarity Coefficient Shinta Kurnia Illahi; Budi Sulistyo; Efrata Denny Saputra Yunus
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi peralatan peternakan ayam seperti tempat makan ayam, box anak ayam, dan lain-lain. Produk tersebut dibagi menjadi dua tipe produk yakni plastik dan metal. Permasalahan yang dihadapi oleh PT XYZ adalah tidak memiliki pengaturan mengenai tata letak gudang, khususnya pada gudang finished good plastik dengan tingkat demand yang tinggi. Di samping itu adanya tipe penjualan produk finished good plastik berupa complete set, yaitu terdiri dari beberapa SKU yang menjadi satu fungsi produk, menyebabkan konsumen memesan produk lebih dari satu jenis dengan jumlah yang bervariasi. Dikarenakan tidak adanya pengaturan penyimpanan yang jelas, akhirnya penyimpanan dilakukan secara random dengan mengelilingi gudang untuk mencari tempat yang kosong. Akibatnya waktu pengambilan barang menjadi lebih lama. Oleh karena itu, diperlukan perancangan tata letak pada gudang tersebut. Pendekatan similarity coefficient merupakan salah satu metode pada kebijakan correlated storage yang digunakan untuk mengukur korelasi antarproduk dalam penelitian ini berdasarkan kesamaan dalam daftar pesanan. Hal ini dilakukan untuk mendekatkan letak produk yang sering keluar bersamaan. Selanjutnya produk-produk tersebut dibentuk menjadi beberapa cluster menggunakan hierarchical algorithm. Penyusunan produk intrakelompok dan antarkelompok dilakukan menggunakan algoritma CRAFT agar meminimasi pergerakan material handling. Slotting dan Zonafikasi juga dilakukan untuk menentukan kapasitas floor dan rak beserta pembagian area berdasarkan clustering produk. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menghitung total travel distance pada enam alternatif layout gudang usulan kemudian dikonversikan dalam waktu, menghitung penurunan total jarak dan waktu dibandingkan dengan layout eksisting. Kemudian dipilih satu alternatif layout optimal dan terpilihlah layout gudang hasil metode Baroni-Urbani & Buser 2 cluster dengan penurunan total travel distance (TTD) 10,47% atau berkurang dari TTD awal sepanjang 5622,37 meter menjadi 5033,8 meter dan penurunan waktu sebesar 36,06% atau berkurang dari kondisi awal sebesar 157,45 menit menjadi 100,68 menit. Kata kunci : tata letak gudang, similarity coefficient, clustering algorithm
Inventory Policy Planning For Starter Pack Of Pt Xyz In Jabotabek Region Using Probabilistic Method : P Model With Variant Demand Shaula Tiominar Rebecca; Budi Sulistyo; Efrata Denny Saputra Yunus
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract PT XYZ is the largest cellular telecommunications company in Indonesia. One of their products are starter pack. Starter pack is a package that designed to serve the start of a service, it contains many items that have been predetermined to be used according to the rules. Starter pack can be considered as the initial identity before performing communication. Starter pack contains a SIM card that will be used by the mobile phone user with bonus of phone credit, some basic rules such as how to reload your phone credit and checking the credit. In fulfilling the needs of its customers, PT XYZ divides the distribution of starter packs into 10 regions, namely Sumbagut, Sumbagsel, Sumbagteg, Jabotabek, West Java, Central Java, East Java, Balinusra, Borneo and Sulmarija. In order to fulfill the demand of starter pack, PT XYZ has a problem in inventory at Jabotabek region, there are inventory stock that not approach the sales, which causes too much inventory in the warehouse. The amounts of starter packs are available in the warehouse always exceeds the number of sales, resulted in a buildup of inventory in the warehouse. Excess inventory occurs because the determination of the amount of inventory is not good because in determining the amount of inventory, PT XYZ just do a prediction by looking at the amount of current inventory, demand planning and seeing the demand pattern of earlier periods. In order a starter pack to the central warehouse, PT XYZ, Jabotabek region order the starter pack on Monday in every week. PT XYZ have a policy that the service level must be 99.9983% without back order.This excess inventory can caused companies must spend a considerable cost. Based on these problems, a starter pack inventory management becomes one of the things, that is important for companies to be able to minimize inventory costs that must be spent by the company. In order to improve inventory policy of Starter pack, PT XYZ needs to be optimized in several ways, including amount of the maximum and minimum stock in inventory in order to minimize the total cost of inventory. Inventory policy planning in this research is using the P model (periodic review) with variant demand to make a good policy in PT XYZ when determine an inventory. Using P model (periodic review) with variant demand method this research can make an inventory policy with safety stock, maximum inventory, optimum quantity order and time for ordering while in the existing condition the company did not have and can minimize total inventory cost of stater pack as 32% or Rp.158.375.229 from existing condition. Carrying cost have saving Rp 158.497.769 or 24% from existing condition without shortage cost because in proposed condition does not experience a shortage inventory. In proposed condition order cost more expensive than the existing condition as Rp. 122.537. Key word: P model ( periodic review), Inventory Policy, Telecommunication Company in Indonesia
Design Criteria Of Performance Management System Using Balanced Scorecard And Analytic Hierarchy Process (case Study Pt. Duta Harapan Tunggal) Muhammad Firhand Aswad; Budi Sulistyo; Budhi Yogaswara
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract PT. Duta Harapan Tunggal is a company engaged in the production of beverages. This company employed performs a financial aspect to evaluate company’s performance. However, this is unable to control the company’s operational process,customers, and learning and growth. Therefore, it is necessary to create a measurement tool that is in line with the vision and mission of the company. This study aims to develop a balanced scorecard to measure the company’s performance. The final result of this final project is determine the strategies based on the company’s vission and mission, to determine the performance indicators. The weighting of each indicator for financial perspective is 26%, customer perspective is 44%, internal business process perspective is 15%, learning and growth perspective is 14%. The highest weighting score is the customer perspective. Keywords – Balanced Scorecard (BSC), Analytical Hierarchy Process (AHP), Performance Management
Perancangan Bobot Kriteria Jabatan Manajer Senior Pengelolaan Sumber Daya Manusia Di Divisi Sumber Daya Manusia Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process Di Pt.xyz Radityatama Abiyoga; Budi Sulistyo; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT.XYZ adalah perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam hulu gas dan minyak bumi. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh PT.XYZ adalah belum efektifnya mekanisme rencana suksesi & karir pegawai di perusahaan. Dampak yang dapat dilihat adalah pencapaian performansi kerja pemegang jabatan yang belum optimal. Kondisi ini disebabkan salah satunya karena tidak adanya standar kriteria dan subkriteria yang digunakan untuk menetapkan pegawai dalam menduduki jabatan. Analisis jabatan sendiri belum dilaksanakan, khususnya di dalam posisi senior manajer pengelolaan SDM. Penelitian ini bertujuan untuk merancang proses pemilihan jabatan senior manajer pengelolaan SDM di PT.XYZ. Informasi dari jabatan diolah dengan menggunakan metode AHP untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi apa yang dapat membuat dalam proses pemilihan jabatan ini menjadi lebih baik Kata kunci --- Analisis Jabatan, Perencanaan Suksesi, Uraian Jabatan, Spesifikasi Jabatan, Analytical Hierarchy Process (AHP), Pemilihan Jabatan Abstract PT. XYZ is a government company that operates in the upstream gas and petroleum. One of the problems in PT. XYZ is the ineffectiveness of the employee succession & career plan mechanism in the company. The impact that can be seen is the achievement of work performance that is not optimal. This condition is caused they don’t have any standard of criteria and sub-criteria used to assign employees to occupy positions. Job analysis has not been implemented, especially in the senior position of HR management managers. This research aims to design the process of selecting the senior position of HR management manager at PT. XYZ. Information from the position is processed using the AHP method to find out the factors that become what can make the process of selecting this office better Key words --- Job Analysis, Succession Planning, Job Descriptions, Job Specification, Analytical Hierarchy Process (AHP), Determination of Position
Penentuan Prioritas Kriteria Pemilihan Kandidat Rektor Pada Perguruan Tinggi Swasta X Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (ahp) Nadira Cahya Utami Rusli; Budi Sulistyo; Atya Nur Aisha
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pada saat ini PTS X akan melaksanakan pemilihan rektor yang baru pada tahun 2019, hal ini menjadi kali kedua pemilihan rektor yang dilakukan untuk PTS X. Dalam proses rekrutmen dan pemilihan rektor yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. rektor di PTS X. PTS X telah memiliki kriteria untuk menjadi rektor di dalam statuta, tetapi juga untuk tahun pertama 2013 yang kemudian diterbuskan ditahun 2019 nantinya. Kriteria pada statuta tersebut juga belum diketahui tingkat prioritasnya. Kriteria yang telah ada akan dibandingkan dengan persyaratan untuk menemukan yang dapat menghasilkan visi dan misi dari PTS X. Penentuan kriteria akan dilakukan dengan menggunakan ahli yang berpengalaman dan juga merupakan anggota senat PTS X. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi kriteria yang dibutuhkan dari jabatan pada PTS X dan (2) Menentukan bobot harga pada setiap keputusan di PTS X berdasarkan kriteria yang memiliki bobot tertinggi. Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, hasil penelitian sebelumnya, dan lain-lain yang sesuai dengan topik ini. Pengolahan data yang digunakan adalah Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan nilai dari faktor, aktor, tujuan, dan alternatif. Berdasarkan hasil pengolahan data, yaitu, yang baik (0.1748), profesional (0.1453), visioner (0.1264), berpengalaman dalam manajerial (0.1259), berwawasan luas (0.867), berintegritas (0.858). ) dan memiliki jiwa kewirausahaan (0,271). Kriteria-istilah inilah yang diperlukan dalam proses di PTS X. Kata kunci: AHP, Rektor, Kriteria, Bobot Abstract At this time PTS X will carry out the new Chancellor election in 2019, this is the second time the Chancellor election is held for PTS X. In the recruitment process and the selection of chancellors needed to make decisions. chancellor at PTS X. PTS X has the criteria to become chancellor in the statute, but also for the first year of 2013 which will be later released in 2019. The criteria in the statute are not yet known the priority level. Existing criteria will be compared with the requirements to find that can produce the vision and mission of PTS X. The criteria will be determined using experienced experts and are also members of the PTS X senate. The objectives of this research are 1) Identifying the criteria required of the position on PTS X and (2) Determine the weight of each decision on PTS X based on the criteria that have the highest weight. The research data collected consists of primary and secondary data. Secondary data is obtained from various literatures, the results of previous studies, and others that are in accordance with this topic. Data processing used is Analytic Hierarchy Process (AHP) to determine the value of factors, actors, goals, and alternatives. Based on the results of data processing, namely, the good (0.1748), professional (0.1453), visionary (0.1264), experienced in managerial (0.1259), broad-minded (0.867), integrity (0.858). ) and have an entrepreneurial spirit (0.271). These criteria are needed in the process at PTS X. Keywords: AHP, Chancellor, Criteria, Weight
Evaluasi Pembobotan Kontrak Manajemen Tahun 2018 Sebagai Alat Penilaian Kinerja Institusi Universitas Telkom Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Ratu Nabila Octavia Pratama; Budi Sulistyo; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

bstrak Universitas Telkom sebagai institusi dengan peran dan posisi strategis dalam pencapaian tujuan nasional dalam bidang pendidikan, perlu melakukan upaya perbaikan secara berkala untuk menciptakan generasi dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang komprehensif untuk melakukan evaluasi performa lembaga dan perencanaan tujuan. Universitas Telkom menerapkan penggunaan Kontrak Manajemen sebagai pengukuran kinerjanya yang berbasis Balanced Scorecard, namun terdapat beberapa ketidaksesuaian dalam penyusunan Kontrak Manajemen tersebut yaitu pemberian bobot indikator yang tidak melalui proses terstruktur dan komprehensif sehingga menjadi tidak representatif dalam hasil penyusunannya. Dalam penelitian ini kemudian didapatkan hasil yaitu terdapat beberapa indikator yang setelah melalui pembobotan ulang dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process didapatkan hasil bobot yaitu perspektif Financial mendapatkan bobot sebesar 34,1%, perspektif Customer berbobot 28,3%, perspektif Internal Business Process mendapat bobot sebesar 19,5%, dan perspektif Learning & Growth berbobot 18,1%. Perubahan ini kemudian dapat mempengaruhi 3 aspek kegiatan yaitu pada Tahap Penyusunan, Tahap Pengukuran Kinerja, dan Tahap Evaluasi. Kata Kunci: Kontrak Manajemen, bobot indikator, Analytical Hierarchy Process, dan Pengukuran KinerjaAbstract Telkom University as an institution with a strategic role and position in achieving national goals in the field of education, needs to make periodic improvements to create a generation with quality human resources and character. Therefore, a comprehensive performance measurement is needed to evaluate the institution's performance and goal planning. Telkom University applies the use of Management Contracts as a measurement of its performance based on Balanced Scorecard, but there are some discrepancies in the preparation of the Management Contract, namely the provision of indicator weight that is not through a structured and comprehensive process so that it is not representative in the results of its compilation. In this study, the results obtained are that there are several indicators that after re-weighting with the Analytical Hierarchy Process approach, the results of weighting are that the Financial perspective gets a weight of 34,1%, the Customer perspective weighs 28,3%, the Internal Business Process perspective gets 19,5%, and Learning & Growth perspective weighs 18,1%. This change can then affect 3 aspects of activities, namely at the Preparation Stage, Performance Measurement Stage, and Evaluation Stage. Keywords: Management Contract, Indicators Weight, Analytical Hierarchy Process, and Performance Measurement