Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

Analysis Of Workload Using Nasa-tlx Method To Determine The Number Of Operator In Ciganitri Pants Garment Revina Hardiyanti; Budi Sulistyo; Christanto Triwibisono
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Ciganitri Pants Garment is a home industry engaged in field jeans convection, the activity is to make several jeans for men of different types. In carrying out its activities the operator at Ciganitri Pants Garment gets a high customer demand and often does not fulfill it, making the operator's mental workload increase. So it is necessary to analyze how much mental workload is experienced and what factors that influence it. Therefore Ciganitri Pants Garment can determine the right steps to improve conditions. One of method that can be used to measure mental workloadn is NASA-TLX. The NASA-TLX method is a method of measuring mental workload that divides workload into 6 working element dimensions. From the results of NASA-TLX calculations, the value of mental workload for several operators Ciganitri Pants Garment is at a high level with the highest mental workload indicators are PD (Physical Demand) and MD (Mental Demand) scales. Therefore, it is necessary to add operators to 4 Work Stations, so that the operator, which originally 12, became 16 operators working on 10 Work Stations. Research of T.Fariz Hidayat, et al (2013) that conducted in one of the hospital in Indonesia showed that the results of workload measurement that dominant in physical needs (PD) factors affect the workload of nurses. The results obtained in Ciganitri Jeans Konveksi have in common with the results of research conducted in one of the hospital in Indonesia that physical needs are the most important factor that caused the high workload. Keyword: Workload, NASA-TLX, Pants Garment.
Designing Performance Measurement Instrument With Balance Scorecard Framework And Ahp Method (case Study At Pt. Bina Karya Persero) Riandi Aditia Darmayana; Budi Sulistyo; Atya Nur Aisha
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: PT Bina Karya Persero is a company's State-Owned Enterprise (SOE) engaged in the field of multidisciplinary engineering and consultancy management. The company currently has implemented “Kriteria Penilaian Kinerja Unggul” (KPKU) to measure their performance that tends to be too general and not necessarily in line with the company’s goals. KPKU based on this measurement, the financial performance of the company experienced a fluctuation financial target have not been achieved. Therefore, this study aimed to design a performance measurement system using BSC method focusing on Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Process Perspective, and Learning and Growth Perspective. The result showed that there are nine strategies, 13 strategic objectives, and 19 Key Performance Indicators (KPI). After implementing the weight for each BSC’s criteria, the Financial Perspectives made 30% of all criteria. Meanwhile the weight of the Customer Perspective is 21%, the weight of Internal Business Process Perspective is 29% and the weight of Learning and Growth Perspective is 20%. The BSC designed in this study should be implemented in the following year to improve the company’s performances. Keywords: Balanced Scorecard (BSC), Key Performance Indicator, State-owned enterprises (SOEs), Analytical Hierarchy Process (AHP) Keywords: Balanced Scorecard, Performance, SWOT, Strategy Map, KPI, AHP
Pengukuran Kinerja Perusahaan Pt. Greeneration Indonesia Menggunakan Metode Balanced Scorecard Dan Analitycal Hierarchy Process Muhammad Almyzar Pratama Rusli; Budi Sulistyo; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pasar Greeneration yang merupakan unit bisnis dari PT. Greeneration yang fokus pada bisnis solusi lingkungan adalah bisnis penyedia kebutuhan suvenir yang fokus pada produk-produk pendukung gaya hidup ramah lingkungan untuk menuju proses konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Pasar Greeneration hanya melakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan hanya memerhatikan aspek finansial saja. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran kinerja untuk meningkatkan kekuatan kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard, dipilihnya metode ini karena tujuan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari sisi finansial saja, namun penjabaran lebih lanjut dalam pengukuran pada prespektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan perkembangan. Untuk meraih usulan sistem pengukuran kinerja, dimulai dengan menyusun strategi berdasarkan analisis SWOT, setelah mendapatkan rancangan strategi dikelompokkan kedalam variabel pengukuran kinerja menggunakan Key performance Indicator sebagai indikator pengukuran. Untuk melihat keterkaitan dari masing-masing variabel, dilakukan dengan menyusun peta strategis atau Strategy Map. Tahap selanjutnya ialah melakukan pembobotan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Hasil akhir dari tugas akhir ini adalah menentukan strategi berdasarkan visi dan misi perusahaan, untuk menentukan indikator kinerja. Bobot dari setiap indikator berdasarkan perhitungan AHP didapatkan 34% untuk prespektif keuangan, 41% pada prespektif pelanggan, 10% untuk prespektif proses bisnis internal, dan 15% untuk prespektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kata kunci: Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Key Peformance Indicator, Analitycal Hierarchy Process (AHP) Abstract Greeneration Market which is a business unit of PT. Greeneration, which focuses on the environmental solutions business, is a business that provides souvenir needs that focuses on supporting products that are environmentally friendly to a sustainable process of consumption and production. The Greeneration market only measures company performance by just paying attention to the financial aspects. Therefore, performance measurement is needed to increase the strength of company performance using the balanced scorecard method, this method is chosen because the goals of a company are not only financial, but further elaboration in customer perspective, internal business processes, and growth and development. To reach the proposed performance measurement system, it starts with compiling a strategy based on the SWOT analysis, after getting the strategy design grouped into performance measurement variables using Key performance Indicator as a measurement indicator. To see the relevance of each variable, it is done by compiling a strategic map or Strategy Map. The next step is to weight using the Analitycal Hierarchy Process (AHP) method. The final result of this final project is to determine the strategy based on the company's vision and mission, to determine performance indicators. The weight of each indicator based on AHP calculation obtained 34% for financial perspective, 41% on customer perspective, 10% for internal business process perspective, and 15% for learning and growth perspective. Keywords: Performance Measurement, Balanced Scorecard, Key Performance Indicator, Analitycal Hierarchy Process (AHP)
Perancangan Rencana Pergerakan Karir Pegawai Untuk Pemenuhan Kebutuhan Pegawai Pada Pt Xyz Menggunakan Metode Replacement Chart & Analisis Markov. Muhammad Irfan Kusuma; Christanto Triwibisono; Budi Sulistyo
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perencanaan suksesi dalam sebuah perusahaan merupakan hal penting karena dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendayagunaan pegawai, memastikan kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten dan sesuai di bidangnya dan sebagai motivasi bagi pegawai untuk mendapatkan promosi jabatan. Penelitian ini dilakukan untuk merancang perencanaan suksesi pegawai di PT XYZ yang bermasalah akibat kekosongan jabatan. Penilaian kinerja yang belum transparan dan bersifat subjektif sehingga berdampak pada lambatnya kinerja suatu departemen. PT XYZ merupakan suatu perusahaan BUMN pada bidang pertambangan yang mempunyai pegawai yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Untuk memiliki sistem suksesi jabatan yang baik diperlukan sistem penilaian kinerja yang transparan agar tiap pegawai mendapat kesempatan yang sama. Pada penelitian ini yang digunakan adalah replacement chart dan analisis markov. Replacement chart berfungsi untuk menyusun prioritas kandidat yang terbaik bagi suatu jabatan. Analisis Markov berfungsi sebagai proyeksi pegawai di masa depan, sehingga perusahaan dapat mengetahui kebutuhan jabatan yang harus dipenuhi pada waktu mendatang dengan mempersiapkan kandidat saat ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian kinerja serta durasi (dalam bulan) yang tersisa bagi pegawai untuk mengikuti suksesi promosi menjadi syarat. Hasil tersebut akan dibawa ke dalam forum rapat direksi untuk pengambilan keputusan kandidat yang terpilih. Kata Kunci : Perencanaan suksesi, Replacement chart, Analisis markov, Perencanaan pergerakan pegawai. Abstract Succession planning is one of the most important thing a company must have because it can improve effectivity and efficiency the human resources in the company, ensuring the right man in the right place and as a motivation for employees do get promotion. The research is about observing the succession planning in PT XYZ who had vacant position problem. the performance appraisal in this company is not transparent and subjective until it has an impact on the departemen low performance. PT XYZ is a state-owned company in the mining sector that has employees spread across several regions in Indonesia. A transparent performance appraisal system is needed to give same opportunity to every employee. This study will use replacement chart and markov analysis. Replacement chart serves to prioritize the best candidates for a position while markov analysis serves as an employee projection in the future, to find out the position requirements which must be fulfilled in the future by preparing candidates at this time. The results of this study indicate that the performance appraisal and the duration (in months) remaining for employees to participate in the promotion succession are the main requirements. The results will be brought to the board of directors meetings for decision making of the elected candidates. Keywords: Succession planning, Replacement chart, Markov analysis, Employee movement planning.
Pemilihan Alternatif Pemenuhan Kapasitas Produksi Pada Pt Indopherin Jaya Menggunakan Metode Ahp Achmad Fanani Adam; Budi Sulistyo; Wawan Tripiawan
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT Indopherin Jaya adalah perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur yang memproduksi lem kampas mobil yang berlokasi di jalan Brantas, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Indopherin Jaya merupakan perusahaan yang cukup lama berada di Indonesia yaitu sekitar tahun 1995 dan merupakan satu satunya perusahaan lem kampas mobil pertama di Indonesia. Produk dari PT Indopherin berupa resin bubuk yang dijual kesetiap perusahaan, kebanyakan dari perusahaan besar onderdil mobil. Namun, sering berjalannya perkembangan transportasi, permintaan dari pasar semakin banyak karena kebutuhan mereka juga untuk menjual produk yang dapat dipakai dengan baik. Akibatnya, PT Indopherin juga mendapatkan permintaan resin yang lebih banyak. Kemudian pada Mei 2019 permintaan dari pasar melebihi kapasitas produksi dari perusahaan PT Indopherin Jaya dalam menyediakan produk resin dengan jumlah maksimal permintaan 490 ton, karena kinerja dari mesin pulvurizer yang membuat produk resin bubuk hanya dapat memproduksi maksimal 444 ton dalam 1 bulan. Oleh sebab itu, perusahaan harus memberikan sebuah peningkatan produksi dan kapasitas, karena jika perusahaan tidak dapat meningkatkan kapasitas produksi yang menyebabkan permintaan pasar tidak dapat dipenuhi, maka kepercayaan konsumen kepada perusahaan berkurang dan itu dapat mempengaruhi kredibilitas dari sebuah perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menentukan kriteria permintaan alternatif yang sesuai dalam memenuhi kapasitas produksi pada PT Indopherin Jaya dan (2) menetapkan alternatif terbaik dari kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode AHP. Data penelitian yang didapatkan adalah data primer. Dari data yang telah didapatkan, diperoleh 3 alternatif, yaitu (1) Pembelian mesin inverter 5.5 Kw dan 22 Kw, (2) Penambahan waktu kerja, (3) Subkontrak pada perusahaan Nanton Sumitomo Bakelite. Metode AHP digunakan untuk memilih salah satu diantara 3 alternatif yang didapatkan dari 4 kriteria untuk memenuhi kapasitas produksi. Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 4 kriteria dan dengan nilai prioritas tertinggi adalah kualitas (0.473), kinerja produksi (0.252), waktu (0.147), dan biaya (0.128). Dari pengolahan data berdasarkan kriteria, dan dari 4 kriteria tersebut digunakan sebagai pemilihan alternatif terbaik. Hasil akhir adalah alternatif dengan nilai tertinggi yaitu alternatif 1 pembelian alat inverter 5.5 kW dan 22 kW untuk meningkatkan perputaran waktu kerja 1 lotnya lebih cepat pada mesin pulvurizer dengan mendapatkan nilai priority vector sebesar 0.5900213. Kata Kunci: Kriteria, AHP, Kapasitas Produksi, Permintaan Pasar. Abstract PT Indopherin Jaya is a company engaged in manufacturing that produces glue on car shoes located on Brantas Road, Probolinggo City, East Java. Indopherin Jaya is a company that has been in Indonesia for a long time, around 1995 and is the first and only car oil glue Company in Indonesia. Product from PT Indopherin Jaya are powder resins sold to every company, mostly from large auto parts companies. However, the frequent development of transportation, increasing demand from the market due to their need to sell products that can be used properly. As a result, PT Indopherin also received more resin demand. Then in May 2019, demand from the market exceeded the production capacity of the company PT Indopherin Jaya in providing resin products with a maximum number of requests of 490 tons, because the performance of the pulvurizer machine that makes powder resin products can only produce a maximum of 444 tons in 1 month. Therefore, companies must provide an increase in production and capacity, because if the company cannot increase production capacity that causes market demand cannot be met, and then consumer trust in the company decreases and that can affect the credibility of a company. The purpose of this study is (1) to determine the appropriate alternative demand criteria in meeting the production capacity of PT Indopherin Jaya and (2) to determine the best alternative of the criteria determined by using the AHP method. The research data obtained is primary data. From the data that has been obtained, there are 3 alternatives, namely (1) Purchasing an inverter machine 5.5 Kw and 22 Kw, (2) Adding work time, (3) Subcontracting at Nanton company Sumitomo Bakelite. AHP method is used to choose one of the 3 alternatives obtained from 4 criteria to meet production capacity. Based on the results of data processing, there are 4 criteria and the highest priority value is quality (0.473), production performance (0.252), time (0.147), and cost (0.128). From processing data based on criteria, and from the 4 criteria used as the best choice of alternatives. The result is the alternative with the highest value, namely alternative 1, buying an inverter tool 5.5 kW and 22 kW to increase the turnaround time of work 1 lot faster on the pulvurizer machine by getting priority vector value of 0.5900213. Keywords: Criteria, AHP, Production Capacity, Market Demand.
Designing Performance Measurement System Of Pt Kidang Kencana Sakti By Using Balanced Scorecard Agung Widyaprakoso Winardi; Budi Sulistyo; Ima Normalia Kusmayanti
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract PT. Kidang Kencana Sakti is a company engaged in the gas turbine maintenance services. This company employed performs a financial aspect to evaluate company’s performance. However, this is unable to control the company’s operational process,customers, and learning and growth. Therefore, it is necessary to create a measurement tool that is in line with the vision and mission of the company. This study aims to develop a balanced scorecard to measure the company’s performance. The final result of this final project is determine the strategies based on the company’s vission and mission, to determine the performance indicators. The weighting of each indicator for financial perspective is 31%, customer perspective is 45%, internal business process perspective is 15%, learning and growth perspective is 9%. The highest weighting score is the customer perspective. Keywords – Balanced Scorecard (BSC), Analytical Hierarchy Process (AHP), Performance Measurement
Rancangan Model Keterkaitan Sasaran Strategis Dan Kontrak Manajemen Universitas Telkom Dengan Menggunakan Metode Interpretive Structural Modeling (ISM) Mochamad Azhar Hidayat; Budi Sulistyo; Wawan Tripiawan
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Universitas Telkom merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang sedang mencapai mimpinya menjadi Research and Entrepreneurial University pada periode 2019-2023. Dalam mencapai mimpinya, Universitas Telkom menggunakan sasaran strategis sebagai ukuran pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis 2019-2023. Ukuran pencapaian tersebut kemudian diturunkan menjadi indikator kinerja utama. Dalam pelaksanaannya, kontrak manajemen mengalami beberapa permasalahan diantaranya belum sesuainya antara target dan bobot yang ditetapkan dengan sumber daya dan kaitan antar indikator dalam kontrak manajemen belum jelas sehingga permasalahan tersebut perlu dibenahi dengan menggunakan metode Interpretive Structural Modeling (ISM). Hubungan antar sasaran strategis diperoleh dari hasil expert judgement yang sudah diidentifikasi dengan menggunakan perhitungan Geo Mean, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode ISM sehingga diperoleh usulan perancangan ISM sasaran strategis. Kemudian dalam penelitian ini dijelaskan mengenai langkahlangkah dalam menurunkan sasaran strategis ke dalam kontrak manajemen di setiap tahunnya yaitu dengan mempertimbangkan capaian yang telah dilakukan oleh institusi, penyesuaian target capaian institusi dengan target capaian berstandar internasional, penyesuaian dengan perancangan ISM sasaran strategis dan penyesuaian dengan kapabilitas dan sumber daya sehingga dapat ditentukan bobot pada setiap indikator dengan tepat. Kata kunci: Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama, Kontrak Manajemen, Interpretive Structural Modeling (ISM). Abstract Telkom University is one of the universities in Indonesia that is achieving its dream of becoming a Research and Entrepreneurial University in the period 2019-2023. In achieving its dream, Telkom University uses strategic objective as a measure of achieving the goals set out in the Strategic Plan 2019-2023. The measure of achievement is then revealed to be the main performance indicator. In its implementation, contract management has several problems including the incompatibility between targets and the weight set with resources and the link between indicators in the contract management is unclear so that these problems need to be addressed by using the Interpretive Structural Modeling (ISM) method. The relationship between strategic objectives is obtained from the results of expert judgment that has been identified using the Geo Mean calculation, then the data is processed using the ISM method so that the proposed design of ISM strategic objectives is obtained. In this research also explained the steps in reducing strategic objective into contract management each year, namely by considering the achievements that have been made by the institution, adjusting the target achievement of the institution with international standard achievement targets, adjusting to the design of ISM strategic objectives and adjustments to capabilities and resources so that we can determine the weight of each indicator accurate. Keyword: Strategic Objective, Key Performance Indicator, Contract Management, Interpretive Structural Modeling (ISM).
Perancangan Pengukuran Sistem Manajemen Kinerja Pt Bhakti Unggul Teknovasi Menggunakan Metode Balanced Scorecard Muhammad Wahyu Yusran; Budhi Yogaswara; Budi Sulistyo
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Bhakti Unggul Teknovasi (Be Tel-U) merupakan sebuah perusahaan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) yang didirikan pada tanggal 10 Juli 2009. Sejak terbentuknya hingga sekarang perusahaan bergerak dibidang: Properti, pengadaan barang/jasa dan retail, kontruksi serta konsultan IT. Berdasarkan data yang diperoleh PT. Bhakti Unggul Teknovasi selama ini mengalami fluktuasi pendapatan perusahaan dalam kurung waktu 4 tahun terakhir akibat terjadi penurunan pendapatan disetiap bidang usaha. PT Bhakti Unggul Teknovasi menggunakan penilaian kinerja dengan berforkus pada aspek keuangan. Dari situasi ini, diperlukan sebuah pengukuran kinerja yang komprehensif untuk meningkatkan perofmansi kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Pada tahap awal, ditentukan sasaran straegis berdasarkan pada analisis SWOT. Hasil analisis mendapatakan rancangan strategi yang kemuadian dikelompokkan untuk menentukan Critical Success Factor dan Key Performance Indicator. Selanjutnya, dilakukan pembobotan untuk setiap indikator perspektif menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Hasil analisis didapatkan 18 KPI dan 17 CSF. Berdasrkan hasil pembobotan AHP, didapatkan bobot perspektif keuangan 47%, pelanggan 26%, proses bisnis internal 18% serta pertumbuhan dan pembelajaran 9%. Dari hasil analisis capaian dan target perusahaan, terdapat 5 indikator kinerja yang mencapai target dan 13 indikator kinerja yang tidak mencapai target perusahaan. Kata kunci: Kinerja, Balanced Scorecard, Critical Success Factor, Key Performance Indicator, Analytical Hierarchy Process (AHP)
Perancangan Metode Pembobotan Sistem Penilaian Kinerja Institusi Dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process (anp) Dan Analytic Hierarchy Process (ahp) Di Universitas Telkom Novia Miftaqul Jannah; Budi Sulistyo; Wawan Tripiawan
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai institusi pendidikan, Universitas Telkom Bandung mempunyai strategi untuk mengembangkan dan mencapai tujuan peningkatan di bidang pendidikan. Universitas Telkom Bandung menetapkan target-target yang akan dicapai kedepannya berdasarkan penurunan dari visi dan misi yang tertuang dalam Rencana Srategis yang dimana terdapat sasaran strategis yang harus dicapai yang kemudian di breakdown kedalam indikator penilaian kinerja yang disebut Kontrak Manajemen. Telah dilakukan sebuah wawancara dalam perancangan Kontrak Manajemen, pembobotan masih dilakukan secara manual dan hanya mengandalkan musyawarah dan persetujuan dari pihak Yayasan Pendidikan Telkom. Selain itu, dilakukan preliminary studi untuk mengetahui masalah Kontrak Manajemen berdasarkan apa yang dirasakan user, hanya terdapat 78% responden yang setuju dengan kesesuaian bobot Kontrak Manajemen dengan beban pekerjaan. Artinya, ada 22% dari responden yang memilih tidak setuju. Berarti, belum semua responden merasakan kesetaraan bobot dilingkup pekerjaannya. Dalam penelitian ini, dilakukan pembobotan ulang dengan menggunakan metode Analytic Network Process sehingga didapatkan hasil bobot Financial sebesar 22%, Customer 21%, Internal Business Process 30% dan Learning and Growth 27%. Sedangkan untuk penurunan bobot masing-masing indikator menggunakan metode Analytic Hierarchy Process. Metode ini lebih sederhana namun memiliki akurasi lebih tinggi karena berdasarkan penurunan kepentingan sasaran strategis langsung dan dipertimbangkan hubungan secara keseluruhan antar indikator serta perspektifnya. Selain itu, dengan dilakukannya pembobotan ulang dengan kedua metode dapat mengurangi waktu proses penyusunan. Perbedaan bobot usulan dengan eksisting ini bisa mempengaruhi tingkat prioritas kinerja staf, sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi proses kinerja staf serta penilaian kinerja Universitas Telkom. Kata kunci: Analytic Network Process, Analytic Hierarchy Process, Balanced Scorecard, Kontrak Manajemen, Sasaran Strategi
Perancangan Peformance Appraisal Menggunakan Metode Integrasi Rating Scale Dan Fuzzy Ahp (studi Kasus Cv Intech) Andre Kharis Sianipar; Budi Sulistyo; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

CV.INTECH merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan memiliki berbagai partner bisnis. Disini perusahan berperan dalam memenuhi permintaan yang di inginkan dari para kostumer nya, untuk memenuhi permintaan tersebut tentu perusahaan membutuhkan bantuan – bantuan dari para karyawan untuk dapat menjalankan job description nya dengan benar. Namun pada kenyataan para operator produksi masih terbilang cukup sering melakukan kesalahan yang mengakibatkan produk reject hal ini tentu mengakibatkan rework dan keterlambaran untuk memenuhi pemintaan kostumer. Setelah dilakukan observasi dan wawancara terdapat beberapa operator yang kurang menjalankan fungsinya dengan baik, kurangnya peran supervisi pada lantai produksi serta terdapat beberapa keluhan seperti tidak ada nya sistem reward dari perusahaan dan kurang nya kompensasi terhadap kerja lembur dari perusahaan dianggap sebagai alasan kenapa para operator tidak mampu mengeluarkan peforma terbaiknya. Namun alasan CV.INTECH belum menerapkan sistem pemberian reward terhadap karyawan adalah dikarenakan perusahaan belum memiliki sistem untuk memilih karyawan mana yang layak mendapatkan insentif tersebut. Oleh karena disini diusulkan sistem penilaian kinerja menggunakan metode perhitungan rating scale, fuzzy AHP dan TOPSIS yang mampu menghasilkan output berupa ranking dari karyawan perdivisi nya, ranking tersebut menunjukan karyawan mana yang pantas mendapatkan reward dari perusahaan. Sehingga didapatkan hasil karyawan 12 pada divisi engineering and workshop terpilih sebagai karyawan dengan point penilaian 229. Serta terpilih nya karyawan 3 pada divisi PPIC dan karyawan 1 pada divisi purchasing. Karyawan – karyawan tersebut berhak untuk mendapatkan reward yang sudah dijanjikan oleh perusahaan. Kata kunci: Performance Appraisal, Rating Scale, Fuzzy AHP, TOPSIS, Ranking