Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Inovasi Penerapan Dan Faktor Pendukung Agribisnis Hortikultura: Implementation Innovation And Supporting Factors Horticulture Agribusiness Idawati; Sasongko, Nugroho Adi; Suryanti, Reni; Haryanto, Yoyon; Rosnina; Haruna, Naima
Jurnal Penyuluhan Vol. 19 No. 02 (2023): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/19202347912

Abstract

Konsep industrialisasi pertanian perdesaan merupakan konsep pembangunan yang mencerminkan kesatuan industri pertanian yang terintegrasi dengan output berupa produk yang memiliki nilai tambah ekonomi yang besar. Tujuan penelitian adalah (1) Mendeskripsikan kegiatan agribisnis hortikultura pada subsektor hilir agribisnis hortikultura yang telah dilakukan petani (2) Menganalisis tingkat penerapan inovasi industrialisasi pertanian hortikultura pedesaan (3) Menganalisis pengaruh faktor kegiatan subsektor hilir dan penerapan industrialisasi pertanian pedesaan. Metode penelitian meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian petani hortikultura sebanyak 30 responden yang dilakukan secara purposive pada kelompok Bakti Mandiri di Desa Sukajadi. Penentuan sampel dilakukan secara sensus terhadap 30 orang anggota kelompok Bakti Mandiri yang menjalankan agribisnis hortikultura. Pengumpulan data dilakukan dengan cara purposive sampling melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif berupa persentase dan regresi berganda untuk menggambarkan kegiatan subsektor hilir, tingkat penerapan IPP dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pemasaran disusun oleh kelompok dengan penjualan langsung ke pedagang pengumpul, kemudian dijual kembali ke pengecer di pasar sentral. (2) Ciri inovasi penerapan industrialisasi pertanian pedesaan dengan pemanfaatan tempat, waktu dan kepemilikan pada fungsi pemasaran sudah berjalan dengan baik, sedangkan secara perubahan bentuk (pengolahan) belum terlaksana. (3) Dukungan penyuluhan berkontribusi dalam pelaksanaan industrialisasi pertanian pedesaan. Penerapan industrialisasi pertanian pedesaan dalam kondisi optimal terutama swadaya melalui ketua kelompok tani.
MOTIVATION OF FARMER GROUP MEMBERS IN THE USE OF HUMIC ACID IN SHALLOT CULTIVATION IN CILAWU DISTRICT, GARUT REGENCY Musyarofah, Neni; Yoyon Haryanto; Fadila
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 18 No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51852/jpp.v18i2.605

Abstract

Soil fertility decrease on agricultural land due to the continuous use of chemical fertilizers and pesticide residues. Increasing farmer awareness of the use of other nutrient sources that are more eco-friendly. This research was conducted to determine the level of motivation; identify the motivation influencing factor; and develop strategies to increase farmers' motivation in using humic acid in shallot cultivation. This research was conducted from March to June 2022 in Cilawu District, Garut Regency. A descriptive method and multiple linear regression are used. Respondents were taken as many as 74 people who were determined by purposive sampling method, namely selected farmers who are members of farmer groups and cultivate shallot. The results show that the level of motivation was included in the medium category. A significant factor affected is the role of extension agents, the availability of facilities and infrastructure, and agricultural information. The strategy applied the extension to farmer’s approach to the most critical influent indicators, namely the availability of agriculture information
Strategi Peningkatan Regenerasi Petani pada Usahatani Sayuran Dataran Tinggi Putri Hermawati, Anneke; Musyarofah, Neni; Haryanto, Yoyon; Kusuma Wardani, Intan; Bhirawa Anoraga, Satria
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 19 No 1 (2024)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51852/jpp.v19i1.762

Abstract

Rendahnya minat generasi muda pada usahatani menyebabkan rendahnya regenerasi petani, sehingga dikhawatirkan akan mengancam keberlanjutan usahatani. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan minat generasi muda pada usahatani sayuran dataran tinggi, (2) mendeskripsikan tingkat regenerasi petani melalui penumbuhan minat generasi muda pada usahatani sayuran dataran tinggi, (3) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi regenerasi petani melalui penumbuhan minat generasi muda pada usahatani sayuran dataran tinggi, (4) merumuskan rekomendasi strategi peningkatan regenerasi petani melalui penumbuhan minat generasi muda pada usahatani sayuran dataran tinggi. Penelitian dilaksanakan April sampai dengan Juni 2023 di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Populasi ditentukan menggunakan teknik purposive sampling, sehingga didapat sampel berjumlah 96 orang yang mewakili dari 2.284 jumlah populasi menggunakan rumus slovin. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner dan studi literatur. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, dan analisis jalur (path analysis), serta formulasi hasil kedua analisis untuk merumuskan strategi peningkatan regenerasi petani melalui penumbuhan minat generasi muda pada usahatani sayuran dataran tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat generasi muda pada usahatani sayuran dataran tinggi termasuk ke dalam kategori sedang sebesar 74,27%, regenerasi petani pada usahatani sayuran dataran tinggi termasuk ke dalam kategori sedang sebesar 75,03%. Faktor internal, akses informasi dan minat generasi muda secara nyata mempengaruhi regenerasi petani. Strategi peningkatan regenerasi petani pada usahatani sayuran dataran tinggi dilakukan dengan meningkatkan minat generasi muda, meningkatkan akses informasi dan pengetahuan, keterampilan dan motivasi. Hal ini diharapkan mengatasi permasalahan rendahnya regenerasi petani.
Petani Maju Sebagai Agen Pembangunan Pertanian Haryanto, Yoyon; Wiwik Yuniarti
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 19 No 2 (2024)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51852/jpp.v19i2.769

Abstract

Penyuluh swadaya yang berasal dari petani maju hadir karena adanya tuntutan pendekatan partisipatori agar petani dapat menjadi subjek dalam program pembangunan pertanian mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, merencanakan, melaksanakan hingga tahap mengevaluasinya. Petani maju memiliki keunggulan dalam melaksanakan perannya sebagai agen perubahan di perdesaan karena bagian dari komunitasnya dan lebih dipercaya oleh sesama petani. Tulisan ini merupakan hasil telaah dan kajian yang bertujuan memaparkan konsep tentang petani maju dapat menjadi penyuluh swadaya dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan penyuluhan dari petani ke petani. Selain sebagai pembantu penyuluh, petani maju sebagai penyuluh swadaya juga menjadi pelaku aktif dalam konsep metode belajar dari petani ke petani. Optimalisasi peran petani maju sebagai penyuluh swadaya dalam mendorong percepatan regenerasi petani menjadi salah satu solusi dalam menyusun road map pengembangan agropreneur muda. Hal ini telah terbukti bahwa petani maju sebagai penyuluh swadaya mampu berperan dalam menyebarkan teknologi tradisional berbasis kearifan lokal, menjadi pemimpin informal dan mampu bersinergi dengan sesama petani dalam mendorong pembangunan pertanian di pedesaan. Petani maju memiliki kecenderungan kapabilitas menjadi penyuluh swadaya sebagai penggerak penyuluhan dari petani ke petani. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dalam hal mengorganisasikan dan memandirikan petani sehingga paradigma penyuluhan yang partisipatori dan meninggalkan pola lama pemerintah (top down) dapat terwujud.
Harnessing Islamic Education for Agricultural Empowerment: The Islamic Boarding School Model in Indonesia Nurlaili; Warnaen, Andi; Ugik, Romadi; Haryanto, Yoyon
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 20 No 1 (2025)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51852/2wp5we67

Abstract

This research investigates the role of Islamic Boarding School in empowering Santri-farmers to achieve agricultural self-reliance in Indonesia, which addresses crucial issues of farmer regeneration and rural economic development. This research examines Islamic Boarding School-based agricultural empowerment programs and the level of empowerment of santri-farmers. The article focuses on a unique Islamic Boarding School model that integrates Islamic education with practical agrarian skills. Using a quantitative research design, this study collected data from Santri Farmers in three Islamic Boarding School in East Java, Indonesia, representing different institutions (Salafiyah, Modern, and Integrated).  The total population was 318 Santri Farmers, from which a sample of 116 participants was selected using a combination of simple random sampling and census techniques. Data were collected mainly through questionnaires and analyzed using descriptive statistics to measure the level of empowerment. The study revealed that Islamic Boarding School contributes to the agricultural empowerment of Santri-farmers. Effective empowerment activities include integrating agricultural education with religious education, providing agribusiness assistance, agricultural extension, and facilitating market access. Santri-farmers show a high level of empowerment, especially in terms of agricultural technical skills, resource management, and communication. Meanwhile, mastery of information technology is still lacking.
Analisis Ketersediaan Pangan dan Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Penyediaan Pangan di Kota Bogor Haryanto, Yoyon; Pradiana, Wida
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 12 No. 4 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

This research is motivated by the condition of the Bogor City residents each year increased density so the impact on the food supply must be provided food institutions Bogor to meet those conditions . It is therefore necessary strategic steps to stimulate and control the availability of food one is to increase the role of agricultural extension as the spearhead of agricultural development in the city of Bogor. The purpose of this research was conducted to analyze the situation of food availability Bogor Year 2011 till 2015 and the role and function of agricultural extension Bogor, in meeting food needs in 2011 until 2015. This study was a cross sectional survey methods to collect secondary data and primary. Based on analysis of population required food availability Bogor for all types of commodities are mostly imported from other regions. Dependency of food imports from other regions to predict the next five years will be even higher, this is due to existing agricultural lands currently only 13% of the total land designation and conversion is likely to happen again for the next five years. Extension workers and extension agencies are located in the city of Bogor as it should have duties that no longer oriented towards increasing production. Auth Bogor Agricultural extension is supposed to maintain existing production (13%) and seeks to diversify into the production of refined by developing farmer groups as a basis for the development of food products. The role of other equally important duties that must be agricultural extension in the area of the city is becoming a mediator and liaison food access, because with good access and availability of food then travel relatively more secure society for people in urban areas tend to be dependent on food-food supply results other areas.
Fruit Quality of Guava (Psidium guajava ‘Kristal’) under Different Fruit Bagging Treatments and Altitudes of Growing Location Widyastuti, R.A.D.; Budiarto, Rahmat; Hendarto, Kus; Warganegara, Hayane Adeline; Listiana, Indah; Haryanto, Yoyon; Yanfika, Helvi
Journal of Tropical Crop Science Vol. 9 No. 01 (2022): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.9.01.8-14

Abstract

Fruit quality is an important aspect that requires attention and more study when it comes to commercializing tropical fruits, including guava ‘Kristal’. This study aimed to evaluate the effect of bagging treatment and altitude of growing orchard on fruit quality of guava (Psidium guajava var. ‘Kristal’). This study was conducted at two local orchards managed by small-scale farmers, at Gunung Batu (1000 meters above sea level, m asl) and Brajaselebah (25 m asl), Lampung Province, Indonesia. A nested design was applied to test 5 types of bagging treatments and 2 levels of land altitude. Fruit quality was assessed by measuring both physical and chemical characteristics. Fruit size indicated by fruit weight and diameter was significantly larger in lowland compared to highland. The total soluble solids (TSS) were significantly higher in the lowland compared to the highland, while titratable acid (TA) showed an opposite result. Vitamin C of the fruits varied from140 to 146 mg per 100 g. Different types of fruit bagging and land altitudes did not affect the physical and chemical characteristics of “Kristal” guava fruits. Fruit scar intensity was higher in lowland, especially in fruit without bagging. Fruit bagging is highly recommended for farmers due to the success of this treatment to reduce fruit scar intensity, thus resulting in good fruit quality, irrespective of the growing locations.
ANALISIS KEMITRAAN PETANI BUNGA KRISAN (Chrysanthemum spp) DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT Pratama, Yoga Mitra; Haryanto, Yoyon; Musyarofah, Neni
Jurnal Kommunity Online Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Kommunity Online
Publisher : Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) FDIKOM, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jko.v5i1.39258

Abstract

Kemitraan merupakan jawaban dari sulitnya petani dalam memasarkan bunga krisan. Kemitraan dapat menjadi solusi dari permasalahan banyaknya bunga krisan yang tidak dapat dipasarkan dengan baik, bunga krisan yang lebih rentan rusak, tidak memadainya sarana dan prasarana, keuntungan yang diperoleh sedikit ketika dijual kepada tengkulak, serta tidak konsistennya  keuntungan yang diperoleh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemitraan petani bunga krisan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kemitraan petani bunga krisan, serta merumuskan strategi untuk meningkatkan kemitraan petani bunga krisan. Penelitian dilaksanakan mulai Maret-Juni 2023 di Desa Cibadak, Ciwalen, dan Pakuon Kecamatan Sukaresmi. Populasi diambil secara  purposive sehingga diperoleh populasi sebanyak 120 orang. Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh sebanyak 55 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan didukung oleh data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, kuesioner, wawancara, dan studi literatur. Teknik yang digunakan untuk menganalisis variabel faktor internal (X₁), faktor eksternal (X₂), sifat kemitraan (X₃), dan kemitraan (Y) adalah  analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan sudah berjalan dengan baik dengan tingginya tingkat keterlibatan, keaktifan, serta konsistensi petani dalam menjalin kemitraan. Ketiga variabel penelitian memiliki kontribusi terhadap kemitraaan sebesar 56,1% dan sebesar 43,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian. Faktor eksternal merupakan variabel yang berpengaruh nyata terhadap kemitraan petani bunga krisan. Strategi untuk meningkatkan kemitraan dilakukan melalui kegiatan penyuluhan berdasarkan indikator pada faktor eskternal yang masih lemah pada petani yaitu indikator kegiatan penyuluhan, akses informasi, dan dukungan pemerintah.