Wibowo, Yosi Irawati
1) Departemen Farmasi Klinis Dan Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya, Indonesia 2) Pusat Informasi Obat Dan Layanan Kefarmasian (PIOLK), Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya, Indonesia

Published : 37 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

TINGKAT KEMAMPUAN MAHASISWA S1 FARMASI DAN APOTEKER DALAM MENYELESAIKAN KASUS SWAMEDIKASI DI JAWA TIMUR Brevmana Brevmana; Yosi Irawati Wibowo; Cecilia Brata; Eko Setiawan
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i2.312

Abstract

Swamedikasi menjadi alternatif yang banyak dipilih masyarakat untuk meredakan atau menyembuhkan keluhan kesehatan ringan atau untuk meningkatkan keterjangkauan akses terhadap pengobatan. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan S1 Farmasi dalam menyelesaikan kasus swamedikasi, meningkatkan kemampuan apoteker di apotek dalam menyelesaikan kasus swamedikasi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi karakteristik apoteker dan kemampuan apoteker dalam menyelesaikan kasus swamedikasi. Metode penelitian menggunakan desain cros-sectional untuk membandingankan ketepatan rekomendasi mahasiswa S1 farmasi dan apoteker dalam pemberian pelayanan swamedikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketepatan rekomendasi yang diberikan oleh apoteker terkait kasus sakit kepala, diare, maag, migraine, dan bantuk kering yang sering ditemukan dalam kasus. Tidak terdapat hubungan antara karakteristik apotek dan apoteker dengen ketepan jenis rekomdasi untuk seluruh kasus swamedikasi.
Efektivitas Edukasi Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Terhadap Pengetahuan dan Kontrol Glikemik Rawat Jalan di RS Anwar Medika Khurin In Wahyuni; Antonius Adji Prayitno; Yosi Irawati Wibowo
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i1.6069

Abstract

ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin , kerja insulin atau kedua-duanya. Semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan pada dekade terakhir di bidang DM maka edukasi dianggap sebagai cara yang terpenting dalam perawatan pasien DM. Edukasi merupakan salah satu pilar pengelolaan DM yang bertujuan memberikan pengetahuan mengenai penyakit, pencegahan, penyulit dan penatalaksanaan diabetes kepada pasien dan keluarga. Farmasis merupakan salah satu tenaga kesehatan yang turut memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan pasien terhadap pengobatan salah satunya melalui pemberian edukasi. Penelitian ini menggunakan One – Group Pre test-Post test Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi dari perbedaan nilai pengetahuan dan glikemik kontrol sebelum dan sesudah pemberian edukasi pada pasien rawat jalan RS Anwar Medika dari Januari-Maret 2018 dengan sampel 117 pasien Pengukuran peningkatan skor pengetahuan diukur dengan kuesioner pengetahuan, glikemik kontrol diukur dengan penurunan nilai GDA. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon signed rank menunjukkan terdapat perbedaan nilai pengetahuan dan glikemik kontrol dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,005) sehingga dalam hal ini edukasi dapat berperan penting dalam peningktan pengetahuan dan glikemik kontrol Kata kunci: Diabetes Mellitus, Edukasi, Pengetahuan, Glikemik kontrol, Pasien Rawat Jalan   ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristics of hyperglycemia that occur due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. The more dvanced technology and science in the last decade in the field of DM, education is considered as the most important way in the care of DM patients. Education is one of the pillars of DM management which aims to provide knowledge about disease,prevention,complication and management of diabetes to patients and families. Pharmacist is one of the health workers who has responsibility in increasing the patient’s knowledge of treatment, one of which is through the provision of education. This research uses One – Group Pre Test Post Test Design. This study aims to determine the effectiveness of education from differences in the value of knowledge and glycemic control before and after giving education to outpatients in Anwar Medika Hospital from January to March 2018 with a sample of 117 patients. With a decrease in GDA value. Quantitative analysis carried out using the Wilcoxon signed rank test showed there were differences in the value of knowledge and glycemic control with a significance of 0.000 (p < 0.005) so that in this case education could play an important role in increasing knowledge and glycemic control. Keywords: Diabetes Mellitus, Education, Knowledge, Glycemic control, Outpatient 
Pengaruh Brief Counseling Modifikasi 5A Terhadap Kepatuhan dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di RSUD Sawerigading Kota Palopo Muhammad Ashar Muslimin; Antonius Adji Prayitno Setiadi; Yosi Irawati Wibowo
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.11355

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting baik secara nasional maupun internasional. Diabetes melitus dianggap penyakit kronis yang memerlukan penggunaan terapi jangka panjang. Kepatuhan pasien dibutuhkan untuk mencapai kebrhasilan terapi. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan sehingga gula darah dapat terkontrol adalah brief counseling modifikasi 5A. Brief counseling modifikasi 5A merupakan proses pemberian informasi dan edukasi secara singkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brief counseling modifikasi 5A farmasis terhadap kepatuhan dan hasil terapi berupa kadar gula darah pasien (GDP) pasien diabetes mellitus (DM) tipe II rawat jalan RSUD Sawerigading Kota Palopo. Desain penelitian ini menggunakan desain eksperimental pre-posttest. Pengambilan sampel dilakukan selama periode 9 Juni – 20 September 2020 di depo farmasi rawat jalan RSUD Sawerigading Kota Palopo. Sebanyak 40 pasien yang diberikan brief counseling modifikasi 5A sebanyak 2 kali dan 40 pasien yang tidak diberikan perlakuan brief counseling modifikasi 5A. Pengukuran hasil kepatuhan dan GDP dilakukan setelah 2 kali intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan brief counseling modifikasi 5A dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien DM tipe II di depo farmasi rawat jalan RSUD Sawerigading Kota Palopo serta menurunkan GDP (p = 0,001). Diharapkan penelitian ini dapat diterapkan sebagai terapi konseling secara periodik bagi penderita DM Tipe II di RSUD Sawerigading Kota Palopo. Kata kunci: brief counseling, DM, kepatuhan pasien, GDP. Diabetes melitus is one of the important public health problems both nationally and internationally. One of the interventions that can be done to improve compliance so that blood sugar can be controlled is the 5A modification brief counseling. Modified 5A Brief counseling is a process of providing brief information and education. Diabetes mellitus is considered a chronic disease that requires the use of long-therm therapy. Patients compiliance is needed to achieve therapeutic success. One of the interventions that can be done to improve compliance so that blood sugar can be controlled is the 5A modification brief counseling. Modified 5A brief counseling is a process of a providing brief information and education. The purpose of this study was to determine the effect of the modified 5A pharmacist brief counseling on compliance and therapeutic outcames in the form of blood sugar levels (GDP) of type II diabetes mellitus (DM) patients in outpatient Sawerigading Hospital Palopo City. The design of this study used a pre-posttest experimental design. Sampling was carried out during the period starting June 9 – September 2020 at the outpatient pharmacy depot at sawerigading hospital palopo city. A total of 40 patients were given 5A modification brief counseling twice and 40 patients were not given 5A modification brief counseling treatment. Measurement of compliance and GDP result was carried out after 2 interventions. The results showed that the 5A modification brief counseling treatment could improve treatment adherence of type II DM patients at the outpatient pharmacy depot at Sawerigading Hospital Palopo City and reduce GDP (p=0.001). It is hoped that this research can be applied as a periodic counseling therapy for patients with Type II DM at Sawerigading Hospital Palopo City.
Profil Swamedikasi Analgesik di Masyarakat Surabaya, Jawa Timur Stevan Victoria Halim; Antonius Adji Prayitno S; Yosi Irawati Wibowo
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 16 No 1 (2018): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.102 KB) | DOI: 10.35814/jifi.v16i1.424

Abstract

Self-medication is one of the patient's efforts to treat the symptoms or health problems with drug without using a prescription. The most often class of drugs used as self-medication is analgesic (36,2-59,0%). Aim of this study is to describe analgesic self-medication profile among East Surabaya communities, especially Mulyorejo subdistrict. This study is an observational descriptive study that involving 225 patients from 9 pharmacies. The data were collected by using validated questionnaire contains sociodemographic profiles, the frequency of using analgesic, and analgesic profiles purchased by the patients. The data analyze was perfomed by comparing the average of analgesic self-medication frequency based on the patients sociodemographic profiles. The results showed that the average frequency of analgesic used as self-medication is 10.71 (95% CI 8.81-12.60) times a month. The average frequency of analgesic used as self-medication may differ based on sociodemographic profiles. Male patients, elderly, low education level, unemployed, low income (< 2 million), living alone/ divorce, having history of smoking or drinking alcohol showed a higher average frequency of self-medication than the other groups. The results of the study related to analgesic profile showed the majority of patients (80.00%) bought 1 type of analgesic. The most common analgesic group (67.03%) purchased by the patient is Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs). Headache (42.22%) is a symptom that often encourages patients to use analgesic as self-medication. Based on the results of the study, education about the use of analgesic as self-medication can be more focused on groups of patients with a particular sociodemographic background and NSAIDs drug groups. It aims to avoid the less responsible use of analgesic as self-medication.
Efektivitas Edukasi Media Booklet Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Kualitas Hidup Rawat Jalan di RS Anwar Medika Khurin In Wahyuni; Antonius Adji Prayitno Setiadi; Yosi Irawati Wibowo
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 18 No 1 (2020): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.328 KB) | DOI: 10.35814/jifi.v18i1.709

Abstract

DM management is expected to improve the quality of life of patients because the quality of life is the fi nal result of each medical intervention; therefore, it becomes a standard of every succesful therapy. One of the improvements in quality of life can be done through education. In providing education, booklet method can be an effective way to deliver information about the activities problem. This study used one-group pre-test post-test design. This study aims to determine the quality of life before and after giving education to outpatients in Anwar Medika Hospital from November 2017 to January 2018 with sample of 109 patients. The measurement of quality of life improvement was measured by the Diabetes Quality of Life (DQOL) score which has 4 domains: satisfaction domain, the impact of DM concerns due to DM and physical, psychological and social concerns. Quantitative analysis carried out by the Wilcoxon signed rank test and showed that there are differences in quality of life with significance of 0.000 (p <0.005) from each domain. Therefore, it can be concluded that, education could impact an important role on improving quality of life.
Quantitative Analysis of Medication Management and Use in Bima Regional Public Hospital Sirajudin; Adji Prayitno Setiadi; Yosi Irawati Wibowo; Eko Setiawan
Journal of Health Science and Prevention Vol. 5 No. 1 (2021): JHSP Vol 5 No 1 - 2021
Publisher : State Islamic University of Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/jhsp.v5i1.390

Abstract

Banyaknya jumlah obat-obatan di rumah sakit seringkali meningkatkan risiko ketidaktepatan dalam manajemen persediaan farmasi, oleh karena itu, perlu dilakukan studi pengelolaan dan penggunaannya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji efektivitas pengelolaan dan penggunaan obat di Bima, Nusa Tenggara Barat. Adapun metode penelitian ini bersifat observasional retrospektif. Analisa data dilakukan secara deskriptif. Evaluasi pengelolaan dilakukan pada tahap perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, sedangkan evaluasi penggunaan dilakukan dengan menghitung DDD/100 patient-days untuk antibiotika yang paling banyak digunakan. Hasil penelitian pada evaluasi perencanaan, diperoleh tiga jenis obat pada matrik AV yaitu Ringer Lactat, Fentanil dan Tetagam; satu jenis obat vital pada Matrik BV, yaitu anti bisa ular; dan sembilan jenis obat pada matrik CV yaitu Aminophylline inj 24mg, Serum anti tetanus 1.500IU, Fenobarbital inj, Levosol inj, Magnesium sulfat inj 20%, Norepinefrin inj, Otsu D40, Otsu MgSO4 40, Pethidine 50mg/ml. Kesesuaian dana pengadaan obat 107,3% dan rerata ketepatan pengadaan 275%; terdapat 2 jenis obat rusak pada penyimpanan (0,476 %). Analisa DDD/100 patient-days untuk 12 injeksi antibiotika diperoleh total 45,44 DDD/100 patient-days. Kesimpulan: Hasil temuan pada penelitian ini memberikan gambaran informasi awal yang dapat digunakan untuk menyempurnakan praktek pengelolaan obat yang lebih efektif dan efisien di rumah sakit-rumah sakit khususnya di RSUD Bima di masa mendatang.The large number of medications circulating in hospitals may increase the risks of mismanagement of pharmaceutical inventory; hence studies on the management and use of medication are needed. This present study aims to analyse medication management and use in Bima Regional Public Hospital. This is a retrospective observational study, using descriptive data analysis. The analysis of medication management was conducted for the planning, procurement, storage and distribution stages; while the evaluation of medication use was done on antibiotic injections commonly prescribed using DDD/100 patient-days. The results showed that in the planning stage, three medications were in the AV category (i.e. Lactated Ringer’s Infusion, Fentanyl and Tetagam Inj.); one vital medication was in the BV category (i.e. anti-snake venom serum); and nine medications were in the CV category (i.e. Aminophylline Inj. 24mg, Anti-Tetanus Serum 1500 IU, Phenobarbital Inj., Levosol Inj., Magnesium Sulphate Inj. 20%, Norepinephrine Inj., OTSU D40 Infusion, OTSU MgSO4-40 Inj., Pethidine Inj. 50 mg/ml). The conformity of procurement funding was 107.3%, while the accuracy of procurement process (medication purchased/prescribed) was 275%; and there were two damaged products during storage (0.476 %). The evaluation of medication use for 12 antibiotic injections found a total 45.44 DDD/100 patient-days. The findings in this study provides a baseline data in optimising future practices of medication management and use in hospitals, especially in Bima Regional Public Hospital.
Pemberian Rekomendasi oleh Mahasiswa Farmasi pada Kasus Nyeri Pinggang di Setting Komunitas: Penelitian di Sebuah Institusi Friska Yanuar Ramadanti; Adji Prayitno Setiadi; Lisa Aditama; Cecilia Brata; Yosi Irawati Wibowo; Eko Setiawan; Steven Victoria Halim
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 2 (2021): J Sains Farm Klin 8(2), Agustus 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.771 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.2.190-199.2021

Abstract

Salah satu tujuan dalam kurikulum pendidikan farmasi adalah mempersiapkan mahasiswa agar mampu memberikan rekomendasi terkait gangguan kesehatan ringan di komunitas. Sampai saat ini, informasi terkait kemampuan mahasiswa dalam memberikan rekomendasi di Indonesia belum ditemukan dalam literatur terpublikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan ketepatan rekomendasi mahasiswa prodi apoteker di sebuah institusi pendidikan farmasi saat menghadapi permintaan swamedikasi pada kasus nyeri pinggang (low-back pain; LBP). Pengambilan data pada penelitian potong lintang ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari karakteristik partisipan dan sebuah kasus LBPyang diadaptasi dari pustaka terpublikasi. Ketepatan rekomendasi ditetapkan melalui diskusi pakar dan bukti penelitian digunakan sebagai dasar dalam mendefinisikan rekomendasi yang tepat. Data karakteristik partisipan dan ketepatan rekomendasi dianalisis secara deskriptif. Total terdapat 86 partisipan terlibat dalam penelitian ini (response rate 82,69%). Sebagian besar partisipan (91,86%) memberikan rekomendasi obat, dan 61 dari antaranya merekomendasikan obat golongan anti-inflamasi non-steroid (AINS; baik oral maupun topikal). Sebanyak 70,93% partisipan memberikan rekomendasi tepat, yaitu: obat analgesik golongan AINS dan topikal counter-irritantsdengan/tanpa rekomendasi lainnya. Penelitian ini menunjukkan partisipan dalam penelitian ini mampu memberikan rekomendasi yang tepat dalam menanggapi kasus LBP. Namun demikian, penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi penyebab ketidaktepatan rekomendasi pada sebagian mahasiswa diperlukan sebagai upaya perbaikan aktivitas pembelajaran dan kurikulum pendidikan
Diare Akibat Penggunaan Antibiotik pada Anak: Apa Saran yang Diberikan oleh Apoteker Komunitas? Virginia Johanes Putri; Adji Prayitno Setiadi; Abdul Rahem; Cecilia Brata; Yosi Irawati Wibowo; Eko Setiawan; Steven Victoria Halim
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 7, No 3 (2020): J Sains Farm Klin 7(3), Desember 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.507 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.7.3.218-228.2020

Abstract

Diare akibat penggunaan antibiotik (antibiotic-associated diarrhea; AAD) merupakan salah satu gangguan klinis yang seringkali terjadi pada anak dan perlu mendapat intervensi dari dokter untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan mempertimbangkan bahwa swamedikasi seringkali menjadi pilihan masyarakat ketika menghadapi kasus diare, apoteker di komunitas memiliki peran penting dalam mengarahkan masyarakat ke dokter untuk mengatasi masalah terkait AAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan ketepatan rekomendasi apoteker dalam menanggapi permintaan swamedikasi terkait kasus AAD pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di wilayah Timur kota Surabaya. Sebuah kuesioner yang berisi pertanyaan terkait karakteristik peserta dan sebuah kasus digunakan pada proses pengambilan data. Validasi isi dari kasus serta penentuan kunci jawaban dilakukan melalui diskusi yang melibatkan pakar farmasi klinis, farmasi praktis, dan kesehatan masyarakat. Total terdapat 84 apoteker terlibat dalam penelitian ini; response rate 38,71%. Pemberian rekomendasi produk obat baik dengan maupun tanpa rujukan ke dokter atau saran non-farmakologi diberikan oleh 75 (89,29%) partisipan dan jenis obat yang paling sering direkomendasikan adalah probiotik, kaolin-pektin, domperidon, attapulgit. Sebanyak 26 apoteker (30,95%) memberikan rekomendasi yang tepat, yaitu: rujuk dokter segera dengan atau tanpa disertai rekomendasi lain. Hasil penelitian ini mengindikasikan perlunya intervensi untuk mengoptimalkan pemberian rekomendasi apoteker komunitas pada kasus AAD anak.
Persepsi Dokter tentang Strategi Antimicrobial Stewardship Program di Sebuah Rumah Sakit Umum di Surabaya Dian Kusuma Wardhani; Yosi Irawati Wibowo; Eko Setiawan
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 7, No 1 (2020): J Sains Farm Klin 7(1), April 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.72 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.7.1.5-14.2020

Abstract

Antimicrobial Stewardship Program (ASP) dikembangkan untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik melalui implementasi kebijakan, strategi maupun pedoman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi dokter terhadap ASP dan mengeksplorasi pilihan beserta pertimbangan pemilihan suatu jenis strategi ASP. Pendekatan kualitatif melalui wawancara dengan dokter yang aktif bekerja di sebuah rumah sakit umum di kota Surabaya dilakukan dengan bantuan panduan wawancara semi terstruktrur untuk mengeksplorasi: i) sikap terhadap implementasi ASP, dan ii) strategi ASP yang disarankan. Hasil wawancara diolah secara thematic analysis. Sebanyak 27 dokter bersedia terlibat. Secara umum, partisipan memiliki sikap yang baik terhadap implementasi ASP. Terdapat tiga tema terkait implementasi ASP, yaitu: 1) persetujuan implementasi sebagai konsekuensi dari bagian komunitas profesi di rumah sakit (RS); 2) relevansi implementasi bagi perbaikan kualitas RS, dan 3) tuntutan pemenuhan sumber daya sebelum diimplementasikan. Pembuatan pedoman terapi atau clinical pathway merupakan strategi yang paling banyak dipilih oleh partisipan. Pertimbangan dalam memilih suatu strategi adalah: 1) kesepakatan oleh komunitas RS; 2) practicability dan feasibility; dan 3) penggunaan bukti penelitian sebagai dasar penyusunan strategi. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai persepsi dokter terkait dengan implementasi ASP. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam merancang strategi ASP yang tepat dalam konteks RS di Indonesia.
Apa yang direkomendasikan apoteker untuk tatalaksana diare akut pada anak? Sebuah survei di wilayah timur Kota Surabaya Linda Fidya Ningsih; Adji Prayitno Setiadi; Abdul Rahem; Cecilia Brata; Yosi Irawati Wibowo; Eko Setiawan; Steven Victoria Halim
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 11, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.59719

Abstract

Appropiate recommendation provided by pharmacists is considered as a crucial factors to prevent morbidity and mortality among children with acute diarrhea in the community. This study aimed to determine the type and the appropriateness of recommendations provided by the community pharmacists in the eastern part of Surabaya to children presenting with acute diarrhea. This was cross-sectional study conducted by using a questionnaire consisting of questions about participants’ characteristics and a case of acute diarrhea in children without complications and other “alarm symptoms” requiring medical referral. The appropriate recommendation for the case was to give a combination of oral rehydration solution (ORS) and zinc with or without other recommendations. Data were analyzed descriptively using SPSS version 22. A total of 84 pharmacists provided consent to be participants in this study. The majority of participants (73,81%) were pharmacists manager and more than 50% of them completed pharmacist professional degree between 2010 and 2019. Type of pharmacists’ recommendations were further classified as: medical referral, provision of medicine, laboratory testing, and non-pharmacology treatment. The most provided recommendations were provision of medicine (97,62%) with or without other recommendations. Medical referral were recommended by 22 pharmacists (26,19%). Of the total participants, 13,09% provided appropriate recommendations. Findings of this study indicate the necessity to optimise the role of community pharmacists in managing acute diarrhea in children. Further study to identify the needs of community pharmacists, either conducted with qualitative or quantitative approach, is required as the key step before implementing further intervention.
Co-Authors Abdul Rahem Abdul Rahem, Abdul Adji Prayitno Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Agung Anggara, I Gede Yudi Antonius Adji Prayitno Antonius Adji Prayitno Antonius Adji Prayitno S Antonius Adji Prayitno Setiadi Antonius Adji Prayitno Setiadi Antonius Adji Prayitno Setiadi Astuti, Briandini Dwi Auliyana, Iftitah Putri Bobby Presley, Bobby Brata, Cecilia Brevmana Brevmana Cecilia Brata Dhanang Prawira Nugraha Dhitama, I Made Yogista Dian Kusuma Wardhani Dian Kusuma Wardhani Dyah Ayu Febiyanti Eko Setiawan Eko Setiawan Eko Setiawan Eko Setiawan Eko Setiawan Erna Susanti Fisia Niti Admadja Friska Yanuar Ramadanti Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Sari Halim, Steven Victoria Hardani, Ika I Gede Yudi Anggara I Gusti Agung Ari Kusuma Yana I Made Yogista Dhitama Istiqomah, Reza Amelia Ita Octafia Karina Kumaladewi Widjaja Karinda, Itsna Laudzy Linda Fidya Ningsih Lisa Aditama, Lisa Marisca Evalina Gondokesumo, Marisca Evalina Megawati, Fitria Muhammad Ashar Muslimin Natasya, Priscilia Amanda Ningsih, Linda Fidya Nurul Amalia Octafelia, Yustina Pratama, Jeffry Refananto Primulyanto, Brevmana Anugrah Puspa Sari, Gusti Ayu Putu Laksmi Putri, Virginia Johanes Ramadanti, Friska Yanuar Riza Mazidu Sholihin Santoso, Devina Erawati Sari, Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Setiadi, Adji Prayitno Setiadi, Antonius Adji Prayitno Setiawan, Eko Setyaningrum, Krysnadewi Shieny Agustin Santoso Sirajudin Solly Aryza Stevan Victoria Halim Sulisetiorini Sulisetiorini, Sulisetiorini Sunderland, Brucce Sunderland, Bruce Sutejo, Erwin Sylvi Irawati Virginia Johanes Putri Wahyuni, Khurin In Yana, I Gusti Agung Ari Kusuma Yaputra, Dody Mulia