Wibowo, Yosi Irawati
1) Departemen Farmasi Klinis Dan Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya, Indonesia 2) Pusat Informasi Obat Dan Layanan Kefarmasian (PIOLK), Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya, Indonesia

Published : 37 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Pengobatan Pasien Gangguan Jiwa yang Dipasung Oleh Keluarga: Studi Kasus di Kabupaten Trenggalek Sulisetiorini; Adji Prayitno; Yosi Irawati Wibowo
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 5 No. 2 (2024): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V5i2.6050

Abstract

Abstract—In Trenggalek Regency, East Java Province, psychotic patients are still found on pasung by their families even though the Free Pasung Program has been intensively carried out since 2015 by The Indonesian Government. This research aims to identifying the characteristics and status of pasung, medication history, and patient’s adherence to medication. The data collection was carried out through interviews with family members of patients with pasung and observation of medical records. A total of 14 psychotic patients were included in this study. Patients were in the productive age of 30-60 years (100%), not working (92.86%), the ratio of patients on pasung and with history of pasung was 1:1, the highest educational level was elementary school (71.43%), and family history (14.29%). Out of 14 patients, 3 patients received no medications, 4 patients received both oral and injectable medications, and 7 patients received oral medications; the majority of patients were given complementary medications (64.29%). The most common injections given were haloperidol decanoate and long-acting flufenazine decanoate; while oral medications frequently given were risperidone, chlorpromazine, trihexiphenidyl, haloperidol and trifluoperazine. Patients’ medication adherence rate was 63,64%. This finding indicated the importance of pharmacists’ role in providing drug information and counseling services to improve medication adherence of patients with psychotics. Keywords: adherence, pasung, pharmacist, psychotic Abstrak—Di Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur masih ditemukan pasien gangguan jiwa psikotik yang dipasung oleh keluarga meskipun Program Bebas Pasung sudah gencar dilakukan sejak tahun 2015 oleh pemerintah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan status pasung, riwayat pengobatan, serta kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Metode pengumpulan data melalui wawancara anggota keluarga pasien dengan pasung dan pengamatan rekam medis. Empat belas pasien gangguan jiwa psikotik terlibat dalam penelitian ini. Pasien berusia produktif 30-60 tahun (100%), tidak bekerja (92,86%), rasio status pasien dalam pasung dan riwayat pasung adalah 1:1, riwayat pendidikan terbanyak adalah sekolah dasar (71,43%), dan riwayat keluarga (14,29%). Dari 14 pasien, 3 pasien tidak menerima pengobatan, 4 pasien menerima pengobatan oral dan suntikan, dan 7 pasien menerima pengobatan oral; mayoritas pasien menerima pengobatan komplementer (64,29%). Obat suntikan yang paling umum diberikan adalah haloperidol dekanoat dan flufenazine dekanoat kerja panjang; sedangkan obat oral yang sering diberikan adalah risperidon, klorpromazin, triheksifenidil, haloperidol dan trifluoperazin. Tingkat kepatuhan pengobatan pasien adalah 63,64%. Temuan ini menunjukkan pentingnya peran apoteker dalam memberikan informasi obat dan layanan konseling untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien gangguan jiwa psikotik. Kata kunci: apoteker, kepatuhan, pasung, psikotik
KAJIAN PENGGUNAAN MISOPROSTOL ORAL DAN VAGINA SEBAGAI PENGINDUKSI PERSALINAN Adji Prayitno Setiadi; Yosi Irawati Wibowo; I Gede Yudi Anggara; I Made Yogista Dhitama
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 12 No 1 (2021): JURNAL KESEHATAN
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v12i1.428

Abstract

Latar belakang: Misoprostol telah digunakan secara luas sebagai penginduksi persalinan, walaupun di beberapa negara masih off-label. Oleh karenanya, pembaharuan data terkait misoprostol perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk mendukung praktek berbasis bukti.Tujuan: menyediakan kajian profil misoprostol terkait dengan indikasi, efektivitas dan efek sampingnya.Metode: Kajian naratif dengan penelusuran pada PubMed (Medline), CINAHL, dan Science Direct untuk mendapatkan artikel penelitian acak terkontrol terkait misoprostol oral/vaginal sebagai penginduksi persalinan pada periode 1 Januari 2014 sampai 20 Juni 2020.Hasil: Terdapat 9 artikel yang membandingkan misoprostol vaginal (MV) versus misoprostol oral (MO) (atau placebo atau dinoprostone). Misoprostol terutama digunakan sebagai penginduksi persalinan pada kondisi kehamilan post-datism, atau adanya komplikasi maternal/fetal. MV terlihat lebih efektif terkait ‘kejadian persalinan per-vaginam dalam 24 jam’ dibandingkan MO (1 penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan, p<0,001). Sedangkan terkait dengan ‘tingkat operasi sesar’, masih menunjukkan hasil yang bervariasi. Efek samping maternal terkait hiperstimulasi uterus dan takisistole menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi pada MV. Efek samping pada fetus, seperti meconium-stained liquor dan abnormalitas denyut jantung fetus, cenderung lebih tinggi pada MV, di mana masing-masing terdapat 1 penelitian yang menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,004 dan p=0,047, secara berurutan).Simpulan: Misoprostol vaginal tampak memberikan profil  efektivitas yang lebih baik, namun terdapat kecenderungan risiko efek samping yang lebih tinggi; sehingga, pemberian oral memiliki potensi sebagai alternatif.
Profil Tipe dan Ketepatan Rekomendasi Apoteker pada Kasus Vignette Dispesia di Salah Satu Kabupaten di Jawa Timur Indonesia Primulyanto, Brevmana Anugrah; Wibowo, Yosi Irawati; Setiawan, Eko; Brata, Cecilia
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 4 No. 2 (2022): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v4i2.5331

Abstract

Dispepsia merupakan salah satu gejala yang umum dijumpai di apotek, dan oleh karena itu apoteker perlu untuk mampu memberikan rekomendasi yang tepat pada pasien dengan gejala dispepsia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tipe dan ketepatan rekomendasi pada dua kasus vignette dispepsia. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan 42 apoteker berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi: (1) karakteristik apoteker dan apotek serta (2) dua kasus vignette: kasus dispepsia tanpa alarm symptoms dan kasus dispepsia karena Na diklofenak. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur. Analisis data dilakukan dengan inductive content analysis. Ketepatan rekomendasi dinilai berdasarkan literatur dan opini expert panel. Tipe rekomendasi yang paling sering diberikan oleh apoteker pada dua kasus di atas adalah memberikan produk untuk gejala dispepsia. Ketepatan rekomendasi pada kasus dispepsia tanpa alarm symptom dan pada kasus dispepsia karena Na diklofenak secara berturut-turut adalah 83% dan 21% dari 42 apoteker yang berpartisipasi. Dapat disimpulkan bahwa ketepatan rekomendasi bervariasi tergantung kasus. Perlu adanya peningkatan kemampuan apoteker dalam memberikan rekomendasi yang tepat, terutama pada kasus swamedikasi dispepsia yang membutuhkan rujukan ke dokter. Dyspepsia is a symptom commonly seen in community pharmacies, and therefore pharmacists need to be able to provide appropriate recommendations for patients with dyspepsia. This study aims to describe the types and the appropriateness of the recommendation provided by pharmacists when responding to two vignette cases of dyspepsia. This study was a cross sectional study, and 42 community pharmacists participated in the study. A questionnaire consisting of (1) pharmacists and pharmacy characteristics, and (2) two vignette cases of dyspepsia without alarm symptoms and dyspepsia due to Na diclofenac was developed. A structured interview was used for data collection, and an inductive content analysis was used to analyse the cases. The appropriateness of the recommendation was assessed based on the literature and expert panel opinion. The most common type of recommendation provided in the 2 vignette cases was recommending product for dyspepsia. Appropriate recommendation was provided by 83% and 21% of the 42 participating pharmacists in the case of dyspepsia without alarm symptoms and in the case of dyspepia due to Na diclofenac respectively. The appropriateness of the recommendation varied depending on the case. There is a need to improve the capability of pharmacists in providing appropriate recommendation, particularly for a dyspepsia case that needs medical referral.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Ketidaksesuaian Pemberian Statin pada First-user Statins di Apotek UBAYA Yaputra, Dody Mulia; Wibowo, Yosi Irawati; Aditama, Lisa; Brata, Cecilia; Irawati, Sylvi
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 5 No. 1 (2023): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v5i1.5494

Abstract

Penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyebab kematian terbesar, baik di Indonesia dan di dunia. Statin telah terbukti efektif untuk pencegahan primer dan sekunder penyakit kardiovaskular. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan penggunaan statin untuk indikasi tersebut masih belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi factor-faktor yang mempengahruhi ketidaksesuaian penggunaan statin pada pengguna statin pertama kali (first-user). Penelitian ini adalah penelitian retrospektif yang melibatkan 102 orang pasien yang berkunjung ke Apotek UBAYA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,9% pasien yang terlibat adalah perempuan dan 42,2% pasien berada pada kelompok usia 51-60 tahun. Berdasarkan perhitungan tingkat risiko kardiovaskular 10-tahun, sebesar 24.5% pasien mengalami ketidaksesuaian penggunaan statin. Ketidaksesuaian penggunaan statin ini khususnya ditemukan pada kelompok risiko tinggi (51,7%) dan kelompok risiko sangat tinggi (23,7%). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian penggunaan statin adalah memiliki diabetes mellitus (adjusted odds ratio, aOR 10,61; 95% CI 2,84-39,68; p = 0,00) dan memiliki asuransi kesehatan (aOR 4,96; 95% CI 1,49-16,48; p = 0,01). Cardiovascular disease (CVD) is one of the leading causes of deaths both in Indonesia and in the world. Statins have been proven to be effective for primary and secondary prevention of CVDs. However, several studies show that the use of statins for those indications are still sub optimal. The aimof this study was to identify factors influencing inappropriateness use of statins in the first-user statins. This was a retrospective study involving 102 patients visited the UBAYA Pharmacy. The result of the study showed that 56.9% of the patients involved were women and 42.2% of the patients were in the age group of 51-60 years. Based on the 10-year cardiovascular risk estimation, as many as 24.5% of the patients inappropriately used statins. The inappropriateness use of statins was especially found in the high-risk group (51.7%) and in the very high-risk group (23.7%). Factors influencing the inappropriateness use of statins in the first-user statins were having diabetes mellitus (adjusted odds ratio, aOR 10.61; 95% CI 2.84-39.68; p = 0.00) and having health insurance (aOR 4.96; 95% CI 1.49-16.48; p = 0.01).
Persepsi Dokter tentang Strategi Antimicrobial Stewardship Program di Sebuah Rumah Sakit Umum di Surabaya Wardhani, Dian Kusuma; Wibowo, Yosi Irawati; Setiawan, Eko
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 7 No 1 (2020): J Sains Farm Klin 7(1), April 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.7.1.5-14.2020

Abstract

Antimicrobial Stewardship Program (ASP) dikembangkan untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik melalui implementasi kebijakan, strategi maupun pedoman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi dokter terhadap ASP dan mengeksplorasi pilihan beserta pertimbangan pemilihan suatu jenis strategi ASP. Pendekatan kualitatif melalui wawancara dengan dokter yang aktif bekerja di sebuah rumah sakit umum di kota Surabaya dilakukan dengan bantuan panduan wawancara semi terstruktrur untuk mengeksplorasi: i) sikap terhadap implementasi ASP, dan ii) strategi ASP yang disarankan. Hasil wawancara diolah secara thematic analysis. Sebanyak 27 dokter bersedia terlibat. Secara umum, partisipan memiliki sikap yang baik terhadap implementasi ASP. Terdapat tiga tema terkait implementasi ASP, yaitu: 1) persetujuan implementasi sebagai konsekuensi dari bagian komunitas profesi di rumah sakit (RS); 2) relevansi implementasi bagi perbaikan kualitas RS, dan 3) tuntutan pemenuhan sumber daya sebelum diimplementasikan. Pembuatan pedoman terapi atau clinical pathway merupakan strategi yang paling banyak dipilih oleh partisipan. Pertimbangan dalam memilih suatu strategi adalah: 1) kesepakatan oleh komunitas RS; 2) practicability dan feasibility; dan 3) penggunaan bukti penelitian sebagai dasar penyusunan strategi. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai persepsi dokter terkait dengan implementasi ASP. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam merancang strategi ASP yang tepat dalam konteks RS di Indonesia.
Diare Akibat Penggunaan Antibiotik pada Anak: Apa Saran yang Diberikan oleh Apoteker Komunitas? Putri, Virginia Johanes; Setiadi, Adji Prayitno; Rahem, Abdul; Brata, Cecilia; Wibowo, Yosi Irawati; Setiawan, Eko; Halim, Steven Victoria
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 7 No 3 (2020): J Sains Farm Klin 7(3), Desember 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.7.3.218-228.2020

Abstract

Diare akibat penggunaan antibiotik (antibiotic-associated diarrhea; AAD) merupakan salah satu gangguan klinis yang seringkali terjadi pada anak dan perlu mendapat intervensi dari dokter untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan mempertimbangkan bahwa swamedikasi seringkali menjadi pilihan masyarakat ketika menghadapi kasus diare, apoteker di komunitas memiliki peran penting dalam mengarahkan masyarakat ke dokter untuk mengatasi masalah terkait AAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan ketepatan rekomendasi apoteker dalam menanggapi permintaan swamedikasi terkait kasus AAD pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di wilayah Timur kota Surabaya. Sebuah kuesioner yang berisi pertanyaan terkait karakteristik peserta dan sebuah kasus digunakan pada proses pengambilan data. Validasi isi dari kasus serta penentuan kunci jawaban dilakukan melalui diskusi yang melibatkan pakar farmasi klinis, farmasi praktis, dan kesehatan masyarakat. Total terdapat 84 apoteker terlibat dalam penelitian ini; response rate 38,71%. Pemberian rekomendasi produk obat baik dengan maupun tanpa rujukan ke dokter atau saran non-farmakologi diberikan oleh 75 (89,29%) partisipan dan jenis obat yang paling sering direkomendasikan adalah probiotik, kaolin-pektin, domperidon, attapulgit. Sebanyak 26 apoteker (30,95%) memberikan rekomendasi yang tepat, yaitu: rujuk dokter segera dengan atau tanpa disertai rekomendasi lain. Hasil penelitian ini mengindikasikan perlunya intervensi untuk mengoptimalkan pemberian rekomendasi apoteker komunitas pada kasus AAD anak.
Pemberian Rekomendasi oleh Mahasiswa Farmasi pada Kasus Nyeri Pinggang di Setting Komunitas: Penelitian di Sebuah Institusi Ramadanti, Friska Yanuar; Setiadi, Adji Prayitno; Aditama, Lisa; Brata, Cecilia; Wibowo, Yosi Irawati; Setiawan, Eko; Halim, Steven Victoria
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 8 No 2 (2021): J Sains Farm Klin 8(2), Agustus 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.8.2.190-199.2021

Abstract

Salah satu tujuan dalam kurikulum pendidikan farmasi adalah mempersiapkan mahasiswa agar mampu memberikan rekomendasi terkait gangguan kesehatan ringan di komunitas. Sampai saat ini, informasi terkait kemampuan mahasiswa dalam memberikan rekomendasi di Indonesia belum ditemukan dalam literatur terpublikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan ketepatan rekomendasi mahasiswa prodi apoteker di sebuah institusi pendidikan farmasi saat menghadapi permintaan swamedikasi pada kasus nyeri pinggang (low-back pain; LBP). Pengambilan data pada penelitian potong lintang ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari karakteristik partisipan dan sebuah kasus LBPyang diadaptasi dari pustaka terpublikasi. Ketepatan rekomendasi ditetapkan melalui diskusi pakar dan bukti penelitian digunakan sebagai dasar dalam mendefinisikan rekomendasi yang tepat. Data karakteristik partisipan dan ketepatan rekomendasi dianalisis secara deskriptif. Total terdapat 86 partisipan terlibat dalam penelitian ini (response rate 82,69%). Sebagian besar partisipan (91,86%) memberikan rekomendasi obat, dan 61 dari antaranya merekomendasikan obat golongan anti-inflamasi non-steroid (AINS; baik oral maupun topikal). Sebanyak 70,93% partisipan memberikan rekomendasi tepat, yaitu: obat analgesik golongan AINS dan topikal counter-irritantsdengan/tanpa rekomendasi lainnya. Penelitian ini menunjukkan partisipan dalam penelitian ini mampu memberikan rekomendasi yang tepat dalam menanggapi kasus LBP. Namun demikian, penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi penyebab ketidaktepatan rekomendasi pada sebagian mahasiswa diperlukan sebagai upaya perbaikan aktivitas pembelajaran dan kurikulum pendidikan
TINGKAT KEMAMPUAN MAHASISWA S1 FARMASI DAN APOTEKER DALAM MENYELESAIKAN KASUS SWAMEDIKASI DI JAWA TIMUR Brevmana Brevmana; Yosi Irawati Wibowo; Cecilia Brata; Eko Setiawan
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i2.312

Abstract

Swamedikasi menjadi alternatif yang banyak dipilih masyarakat untuk meredakan atau menyembuhkan keluhan kesehatan ringan atau untuk meningkatkan keterjangkauan akses terhadap pengobatan. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan S1 Farmasi dalam menyelesaikan kasus swamedikasi, meningkatkan kemampuan apoteker di apotek dalam menyelesaikan kasus swamedikasi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi karakteristik apoteker dan kemampuan apoteker dalam menyelesaikan kasus swamedikasi. Metode penelitian menggunakan desain cros-sectional untuk membandingankan ketepatan rekomendasi mahasiswa S1 farmasi dan apoteker dalam pemberian pelayanan swamedikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketepatan rekomendasi yang diberikan oleh apoteker terkait kasus sakit kepala, diare, maag, migraine, dan bantuk kering yang sering ditemukan dalam kasus. Tidak terdapat hubungan antara karakteristik apotek dan apoteker dengen ketepan jenis rekomdasi untuk seluruh kasus swamedikasi.
Studi Efektivitas Ketorolak Versus Metamizol Untuk Nyeri Paska Operasi Transurethral Resection Of The Prostate (TURP) Ita Octafia; Riza Mazidu Sholihin; Yosi Irawati Wibowo; Adji Prayitno Setiadi
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik No 1 (2024): JIFFK Special Edition Suppl. 2
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/jiffk.v2i1.9197

Abstract

Limited evidence was available on the use of analgesic post-transurethral resection among patients with Benign Prostate Hyperplasia (BPH). This research was conducted at dr. Harjono Ponorogo Regional Public Hospital in September – November 2021. A total of 90 patients with BPH was randomly assigned to receive Ketorolac injection 30 mg (n=45) and Metamizole 1000 mg injection (n=45) post-TURP. Numeric Rating Scale (NRS) was used to measure the level of pain before surgery (T0); and 30 minutes (T1), 1 hour (T2), 2 hours (T3), 4 (T4) and 6 hours (T5) after surgery. In addition, haemoglobin (Hb) values and adverse events were observed. Inferential statistical tests were used to analyze differences between the two groups. The level of pain in the Metamizole group was lower than Ketorolac group at T1 and T2 (2.71 versus 2.18, p=0.001; and 2.51 versus 2.11, p=0.000; respectively). The AUC values between the two groups showed a statistical difference (p=0.02). The Hb values pre- and post-TURP were significantly different in Metamizole as well as Ketorolac groups (all p=0.001), but there was no difference between groups. This finding indicates that Metamizole injection can be considered as an alternative  for post-TURP analgesic with better availability and lower cost
Literature Review: Analisis Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Sutejo, Erwin; Setiadi, Adji Prayitno; Wibowo, Yosi Irawati; Gondokesumo, Marisca Evalina
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 4 (2025): Volume 5 Nomor 4 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i4.16917

Abstract

ABSTRACT Drug logistics management is a series of activities related to planning, storing, distributing, and disposing of drugs that are managed optimally to ensure the right amount and type of drugs and medical supplies. This study analyzes drug logistics management at the District/City Health Service Pharmacy Installation. Ten articles were retrieved through Google Scholar to conduct a literature review using drug logistics, pharmaceutical installation, and health service. The search results show that the implementation of logistics management is directly related to several problems, including human resources, facilities and infrastructure, planning, storage, distribution, recording, and reporting of drugs. All health services, especially pharmacy, must meet the requirements of drug logistics management. From the literature review results, if implemented properly, drug logistics management at the district/city health service pharmacy installation can increase the efficiency and productivity of services in health facilities Keywords: Disease Drug Logistics, Pharmacy Installation, Health Service ABSTRAK Manajemen logistik obat adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan, penyimpanan, pendistribusian, dan penghapusan obat yang dikelola secara optimal untuk memastikan jumlah dan jenis obat dan perbekalan kesehatan yang tepat. Studi ini menganalisis pengelolaan manajemen logistik obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk melakukan peninjauan literatur, sepuluh artikel diambil melalui Google Scholar dengan  kata kunci logistik obat, instalasi farmasi, dan dinas kesehatan. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa penerapan manajemen logistik terkait langsung dengan beberapa masalah, termasuk sumber daya manusia, sarana dan prasarana, perencanaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, dan pelaporan obat. Semua layanan kesehatan, terutama kefarmasian, harus memenuhi persyaratan manajemen logistik obat. Dari hasil literatur review dapat diambil kesimpulan yaitu manajemen logistik obat di instalasi farmasi dinas kesehatan kabupaten/kota dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pelayanan di fasilitas kesehatan jika diterapkan dengan baik. Kata Kunci: Logistik Obat, Instalasi Farmasi, Dinas Kesehatan
Co-Authors Abdul Rahem Abdul Rahem, Abdul Adji Prayitno Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Adji Prayitno Setiadi Agung Anggara, I Gede Yudi Antonius Adji Prayitno Antonius Adji Prayitno Antonius Adji Prayitno S Antonius Adji Prayitno Setiadi Antonius Adji Prayitno Setiadi Antonius Adji Prayitno Setiadi Astuti, Briandini Dwi Auliyana, Iftitah Putri Bobby Presley, Bobby Brata, Cecilia Brevmana Brevmana Cecilia Brata Dhanang Prawira Nugraha Dhitama, I Made Yogista Dian Kusuma Wardhani Dian Kusuma Wardhani Dyah Ayu Febiyanti Eko Setiawan Eko Setiawan Eko Setiawan Eko Setiawan Eko Setiawan Erna Susanti Fisia Niti Admadja Friska Yanuar Ramadanti Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Sari Halim, Steven Victoria Hardani, Ika I Gede Yudi Anggara I Gusti Agung Ari Kusuma Yana I Made Yogista Dhitama Istiqomah, Reza Amelia Ita Octafia Karina Kumaladewi Widjaja Karinda, Itsna Laudzy Linda Fidya Ningsih Lisa Aditama, Lisa Marisca Evalina Gondokesumo, Marisca Evalina Megawati, Fitria Muhammad Ashar Muslimin Natasya, Priscilia Amanda Ningsih, Linda Fidya Nurul Amalia Octafelia, Yustina Pratama, Jeffry Refananto Primulyanto, Brevmana Anugrah Puspa Sari, Gusti Ayu Putu Laksmi Putri, Virginia Johanes Ramadanti, Friska Yanuar Riza Mazidu Sholihin Santoso, Devina Erawati Sari, Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Setiadi, Adji Prayitno Setiadi, Antonius Adji Prayitno Setiawan, Eko Setyaningrum, Krysnadewi Shieny Agustin Santoso Sirajudin Solly Aryza Stevan Victoria Halim Sulisetiorini Sulisetiorini, Sulisetiorini Sunderland, Brucce Sunderland, Bruce Sutejo, Erwin Sylvi Irawati Virginia Johanes Putri Wahyuni, Khurin In Yana, I Gusti Agung Ari Kusuma Yaputra, Dody Mulia