Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi ketahanan pada perempuan yang kehilangan suami akibat kematian, menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologis. Empat peserta (MS, R, dan RS) berusia antara 33 dan 50 tahun dipilih melalui teknik sampling purposif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam yang berfokus pada aspek nilai pribadi, kepercayaan diri, dan sumber daya pribadi berdasarkan pandangan Patterson dan Kelleher (2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga peserta menunjukkan ketahanan yang kuat melalui pengembangan kekuatan pribadi, pemikiran reflektif, dan aktivitas produktif. MS menggunakan anaknya sebagai motivator untuk menjadi mandiri. R menyesuaikan tanggung jawab dan mengembangkan keterampilan baru. RS memprioritaskan ketenangan emosional untuk anaknya dan hidup secara mandiri dengan sikap realistis. Peserta berhasil melewati berbagai fase ketahanan dari perbaikan hingga pengembangan, dan mengintegrasikan sumber-sumber ketahanan “Saya memiliki”, “Saya adalah”, dan “Saya bisa” sesuai dengan Grotberg (1999). Studi ini menyimpulkan bahwa ketahanan pada janda yang kehilangan suaminya adalah proses dinamis, memungkinkan individu untuk bangkit, berkembang, dan menemukan makna baru dalam hidup. Translated with DeepL.com (free version)