Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kesejahteraan Subjektif Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Berdasarkan Tingkat Pendidikan Nur Afni Safarina; Marty Mawarpury; Kartika Sari
Jurnal Psikologi Integratif Vol 2, No 1 (2014): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.346 KB) | DOI: 10.14421/jpsi.2014.%x

Abstract

Kesejahteraan subjektif adalah evaluasi kognitif dan afektif hidup seseorang termasuk reaksi emosional terhadap berbagai peristiwa yang dialami. Salah satu faktor yang memengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu tingkat pendidikan individu. Tingkat pendidikan yang rendah akan mempersulit individu atau masyarakat menerima dan mengerti informasi kesehatan yang disampaikan, sedangkan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mempermudah individu untuk menyerap informasi khususnya dalam hal kesehatan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kesejahteraan subjektif pada penderita Diabetes Mellitus (DM) tipe II berdasarkan tingkat pendidikan. Subjek penelitian ini berjumlah 82 orang dengan karakteristik: pasien dengan diagnosa Diabetes Mellitus tipe II, berusia 21-60 tahun dan sedang berobat jalan di rumah sakit, klinik atau tempat praktek dokter di Banda Aceh. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Skala Kesejahteraan Subjektif 29 aitem. Analisis data menggunakan teknik one way ANOVA dengan hasil F yang diperoleh yaitu sebesar 1,573 dengan harga p = 0,203 (p>0,203). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kesejahteraan subjektif pada penderita (DM) tipe II berdasarkan tingkat pendidikan, artinya tinggi atau rendahnya tingkat pendidikan penderita DM tipe II tidak berkontribusi pada kesejahteraan subjektifnya. Kata kunci: Kesejahteraan subjektif, Diabetes Mellitus tipe II, tingkat pendidikan. ABSTRACT Subjective well-being is an affective life and cognitive evaluation in the person. Include emotional reaction against several events occurs. One of factors that influence subjective wellbeing is individual education level. The low educational level will compound the society or individual to accept and understand about informations health. While, higher education level will make easy the person to catch informations health. This research is written to know what the subjective well-being differentiation in Diabetes Mellitus type II patient, based on their education level. Subject of this research is come to 82 peoples and the characteristics are: patient with Diabetes Mellitus diagnosis, aged 21-60 years old, and being treated in the hospital, clinic, or etc. in Banda Aceh.Method of collecting data that is used in this research is 29 aitems Subjective well-being scale. And then, the data analysisuse one way ANOVA technique. The result of data analysis those are F as 1,573 with p= 0,203 (p>0,203). The result shows that there is no subjective well-being differentiation in Diabetes Mellitus type II patient based on their education level. It means that, higher or lower education level of Diabetes Mellitus type II is not contribution subjective well-being. Keywords: Subjective Well-being, Diabetes Mellitus type II, Education Level.
Regulasi Emosi Dengan Meditasi Mindfulness Terhadap Ketakutan Pada Masyarakat Daerah Pasca Konflik KKA Nur Afni Safarina; Muhammad Fikri Jaka Pratama; Safuwan Amin; Annisa Aulia Pantas Br Tarigan; Zuhra, Zahratul; Febrin Dwi Mahfuza; Ade Meiliza Tria Amanda; Sania Az-Zahra Siregar
Jurnal Abdi Anjani Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Abdi Anjani (JAA)
Publisher : Program Studi Pariwisata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/anjani.v2i2.1425

Abstract

Absract: Emotion regulation is the ability to recognize, understand and manage emotions in various situations. This skill is very important in the post-conflict recovery process, as it helps individuals deal with and overcome negative emotions that arise. Psychoeducation is the development and provision of information in the form of community education regarding information related to popular / simple psychology or other information that affects the psychosocial well-being of the community (Alfianto, Apriyanto, & Diana, 2019) The implementation of psychoeducation Emotional regulation with meditation was held on September 27, 2024 at Meunasah Gampong Paloh Lada. This psychoeducation activity was attended by 16 people, which was carried out simultaneously with psychoeducation activities and the delivery of other materials, namely Resilience and Psychological Well-Being. Mindfulness techniques can affect a person's psychological state and regulate emotion regulation, increase feelings of calm and thoughts which can improve psychological well-being.
Self Love: Strategi Menjaga Kesehatan Mental Pada Santri Dayah Madinatuddiniyah Jabal Nur Aceh Utara Nur Afni Safarina; Chindy Novita Rahmadani; Rahma Dina Lubis; Nur Zahara; Muslimah, Meutia
Jurnal Abdi Anjani Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Abdi Anjani (JAA)
Publisher : Program Studi Pariwisata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/anjani.v2i2.1439

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian Masyarakat ini adalah memberikan edukasi kepada santr dayah Madinatuddiniyah Jabal Nur agar dapat mengetahui serta mengenal bagaimana cara menjaga Kesehatan mental serta meningkatkan pemahaman tentang self-love mereka tentang gangguan mental, gelaja-gejala psikologis yang dialami jika mengalami Kesehatan mental. Metode yang digunakan dalam psikoedukasi ini adalah memberikan penyuluhan dalam bentuk ceramah dan memberikan pengetahuan mengenai self-love. Hasil yang diperoleh dari psikoedukasi ini sesuai dengan target yang telah ditentukan tim pengabdian. Psikoedukasi berjalan dengan lancar, para santri antusias dalam mendengar dan juga bertanya, sehingga kegiatan ini berjalan dengan sangat baik.
PSIKOEDUKASI PENULISAN DIARY SEBAGAI STRATEGI UNTUK MENANGANI KONFLIK DIRI DAN MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL REMAJA PANTI ASUHAN Nur Afni Safarina; Pratama, M. Fikri Jaka; Amin, Safuwan; Sitorus, Mutiarani Eka Dipa Putri; Tsaniyah, Laily; Raudatusyifa, Putri; JJ, Thats Maharani; Anastasya, Safna; Fazila, Dian
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2024): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppm.v7i4.7757

Abstract

Remaja yang tinggal di panti asuhan seringkali menghadapi berbagai tantangan emosional dan psikologis yang dapat memengaruhi perkembangan mental dan sosial mereka. Lingkungan yang kurang stabil, kehilangan orang tua, serta pengalaman trauma dapat menyebabkan mereka mengalami konflik internal dan kesulitan dalam mengekspresikan perasaan. Kegiatan psikoedukasi di yayasan panti asuhan Miftahul Jannah dimulai pada hari sabtu, 21 September 2024. Lokasi pelaksanaan kegiatan yaitu di dusun III, Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Jumlah remaja yang mengikuti psikoedukasi berkisar 15 orang. Pelaksanaan psikoedukasi penulisan diary ini bertujuan untuk memberikan dukungan yang positif dan konstruktif bagi remaja panti asuhan. Hasil dari psikoedukasi yang telah dilakukan dapat menambah wawasan remaja panti asuhan mengenai cara mengelola emosi dengan cara menulis diary. Psikoedukasi mengenai menulis diary di panti asuhan memiliki manfaat penting bagi perkembangan psikologis remaja yang tinggal di panti asuhan. Membantu mengekspresikan diri melalui tulisan dapat memberikan ruang bagi remaja untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka.
PSIKOEDUKASI MANAJEMEN EMOSI PADA SISWA SMA DI DAERAH PESISIR UNTUK MENGURANGI KONFLIK ANTAR TEMAN SEBAYA DI SEKOLAH SMA NEGERI 7 LHOKSEUMAWE Nur Afni Safarina; M Fikri Jaka Pratama; Yulia Nanda Safitri; Farhan, M Nouval; Ferora Situmorang; Zalfaa Aurelia; Shafyah Azmi
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 5 (2024): Oktober
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i5.1358

Abstract

Masa remaja sering ditandai dengan pengalaman emosi yang semakin bervariasi. Di Indonesia, prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan ansietas pada anak usia 15 tahun ke atas mencapai 6.1% dari jumlah penduduk Indonesia. Manajemen emosi merupakan langkah yang efektif untuk mengatur emosi serta mencegah berlarutnya emosi negatif. Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja yaitu memperluas hubungan interpersonal dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya baik pria maupun wanita. Adanya interaksi tersebut menyebabkan remaja juga mengalami konflik dalam hubungannya dengan orang lain. Dengan manajemen emosi remaja dapat mengurangi potensi terjadinya konflik, baik konflik antar individu maupun antar kelompok. Dengan melakukan beberapa tahapan metode seperti tahap persiapan, kegiatan inti, dan penutupan. Dapat diperoleh hasil dari kegiatan psikoedukasi terkait manajemen emosi untuk mengatasi konflik antar teman sebaya bagi siswa SMA Negeri 7 Lhokseumawe adalah sangat memuaskan. Para siswa mengalami peningkatan pemahaman tentang konflik antar teman sebaya dan peningkatan kemampuan untuk mengelola emosi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa SMA Negeri 7 Lhokseumawe dalam mengelola emosi dalam mengatasi konflik antar teman sebaya untuk menghindari perilaku-perilaku maladaptif yang terjadi di kalangan remaja. Manusia yang mampu melakukan manajemen emosi dengan baik, maka memiliki kemajuan dalam hidupnya, dan menjadi kekuatan yang luar biasa untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik, kehidupan itu terasa menyenangkan atau menyedihkan tergantung dengan kemampuan individu dalam mengendalikan emosi. Konflik antar teman sebaya ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat memengaruhi hubungan sosial, kesehatan mental, serta prestasi akademik siswa. Dapat disimpulkan bahwa pemberian psikoedukasi ini membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen emosi untuk mengatasi konflik antar teman sebaya. Kata kunci: Emosi, Konflik, Remaja
PSIKOEDUKASI UNTUK MENINGKATKAN COPING SKILL PADA SISWA/I SMA NEGERI 2 LHOKSEUMAWE UNTUK MENGURANGI KEKERASAN VERBAL Nur Afni Safarina; M. Fikri Jaka Pratama; Khaira Maulida Permata; Tiyo Dermawansyah; Nova Ramadhini Rifmi Hasibuan; Anggraini, Leni; Kyla Shafwa Julia; Bella Aditia; Fatia, Fatia
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 5 (2024): Oktober
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i5.1370

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan coping siswa dalam menghadapi kekerasan verbal yang sering terjadi di lingkungan sekolah, dengan harapan membantu mereka mengatasi tekanan sosial dan emosional yang muncul akibat bullying. Kegiatan psikoedukasi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Lhokseumawe dengan melibatkan 47 siswa sebagai peserta. Metode yang digunakan meliputi ceramah, diskusi aktif, dan role-play, di mana siswa diajarkan konsep coping skill serta strategi untuk mengelola emosi, seperti mindfulness dan komunikasi asertif. Hasil kegiatan menunjukkan respon antusias dan partisipasi aktif dari siswa selama sesi diskusi, serta minat tinggi terhadap materi yang diberikan. Berdasarkan survei lapangan, kekerasan verbal ringan ditemukan di antara siswa, dan kegiatan psikoedukasi ini berhasil meningkatkan pemahaman serta keterampilan mereka dalam menghadapi situasi tersebut. Kegiatan ditutup dengan refleksi pengalaman bullying siswa melalui "CERITA YUK." Psikoedukasi ini diharapkan memberikan dampak jangka panjang dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih positif dan mendukung pengembangan keterampilan sosial serta emosional siswa.                                                                                                          Kata kunci : Copping Skill, Bullying, Siswa
PSIKOEDUKASI REGULASI EMOSI UNTUK MENINGKATKAN HUBUNGAN YANG POSITIF DALAM MENGHADAPI PERBEDAAN PENDAPAT ANTARA TEMAN SEBAYA PADA SISWA SMAN 2 DEWANTARA Alfi Syahrin; Fikri Sya’bana Daulay; Dwi Utari; Masjidah Khoiriah Hasibuan; Nadia Ulfa; Fitri, Miftahul; Dwi Aulia Anjani; Nur Afni Safarina; M. Fikri Jaka Pratama
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 5 (2024): Oktober
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i5.1371

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan regulasi emosi pada remaja melalui pendekatan psikoedukasi, guna mendukung kesehatan mental dan hubungan sosial positif. Kegiatan ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Dewantara dengan partisipasi 21 siswa kelas XI, yang terdiri dari 5 laki-laki dan 16 perempuan berusia 16–17 tahun. Psikoedukasi memberikan pemahaman tentang konsep regulasi emosi, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan pentingnya kelekatan dengan teman sebaya. Metode pengabdian meliputi asesmen kebutuhan melalui pre-test dan post-test, serta penyampaian materi yang interaktif untuk mengajarkan keterampilan mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi secara adaptif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih paham akan arti regulasi emosi dan pentingnya hubungan positif dengan teman sebaya, yang berdampak pada ketahanan emosional dan kesiapan menghadapi tekanan sosial. Simpulan dari kegiatan ini adalah psikoedukasi memberikan manfaat nyata bagi peningkatan ketahanan emosional dan akademik siswa. Kata Kunci: Regulasi Emosi, Kelekatan, Teman Sebaya, Psikoedukasi
MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF : MELINDUNGI DIRI DARI KEKERASAN LANGSUNG DENGAN SIKAP TEGAS DAN BERANI Dila Iranty; Ahda Nawira; Ajeng Ariestadatika Riono; Monika Berutu; Lilis Murdiana; Riska Daini; Siti Azizia; Nur Afni Safarina; M. Fikri Jaka Pratama
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 5 (2024): Oktober
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i5.1374

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan perilaku asertif pada siswa agar mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, kebutuhan, dan hak-hak mereka secara langsung, jujur, dan tepat. Perilaku asertif penting bagi siswa dalam berkomunikasi tanpa kecemasan berlebihan serta menghadapi berbagai situasi dengan lebih percaya diri, termasuk untuk melindungi diri dari perlakuan kekerasan. Psikoedukasi diberikan menggunakan metode ekspositori, yaitu penyampaian materi secara verbal untuk meningkatkan pemahaman siswa dan kemampuan mengungkapkan materi yang telah diberikan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa perilaku asertif yang dikembangkan membantu siswa mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan pendapat dengan tegas namun tetap menghormati orang lain. Kesimpulannya, psikoedukasi ini bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan asertif siswa, yang diharapkan dapat memperkuat ketahanan diri dan keterampilan komunikasi mereka. Kata Kunci: Perilaku Asertif, Psikoedukasi, Keterampilan Komunikasi
PSIKOEDUKASI KETANGGUHAN MENTAL REMAJA DALAM MENGHADAPI TEKANAN SOSIAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI 2 DEWANTARA Nadila Purnama Sari; Safira, Dira; Yerman Wonda; Ananda Arianti; Sindi Patika Sari; Nur Afni Safarina; Safuwan Amin
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 6 (2024): Desember
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i6.1378

Abstract

Kegiatan psikoedukasi ketangguhan mental remaja dalam menghadapi tekanan sosial bertujuan untuk membekali remaja dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kesehatan mental dan bagaimana membentuk ketangguhan mental untuk menghadapi tekanan sosial yang sering terjadi pada masa remaja. Kegiatan ini diselenggarakan pada 25 September 2024 di Dewantara, Aceh Utara, dan melibatkan perwakilan dari guru dan siswa dari sekolah menengah atas. Metode yang digunakan ialah pemaparan materi oleh narasumber diikuti dengan diskusi tanya jawab yang memungkinkan siswa untuk memperdalam pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan cara menghadapinya. Remaja sering mengalami tekanan sosial yang dapat mengarah pada kondisi mental seperti depresi, stres, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif agar remaja dapat menghadapi tekanan tersebut dengan ketangguhan mental. Kegiatan psikoedukasi ini diawali dengan survei tempat dan izin kepada pihak sekolah untuk pelaksanaan acara, kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai isu kesehatan mental terkini, khususnya di Aceh Utara. Pemaparan materi dilakukan secara komprehensif mengenai dampak dari ketidakseimbangan kesehatan mental dan cara menghadapinya. Bagian kedua dari kegiatan ini adalah diskusi tanya jawab yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku positif terhadap kesehatan mental di kalangan remaja, serta mengurangi tingkat gangguan kesehatan mental di Indonesia. Kata Kunci: Psikoedukasi, Remaja, Ketangguhan Mental
BELIEVE IN YOURSELF : PSIKOEDUKASI CARA EFEKTIF MENGELOLA GEJALA PSIKOSOMATIK PADA REMAJA DAYAH MADINATUDDINIYAH JABAL NUR Afrizal, Fardhan; Najwa Safhira; Nur Afni Safarina; Mutiara Balqis; Syifa Aulia Putri
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 6 (2024): Desember
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i6.1488

Abstract

Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada santri Dayah Madinatuddiniyah Jabal Nur mengenai gangguan psikosomatik. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah intervensi melalui psikoedukasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 4 Oktober 2024, di Dayah Jabal Nur Paloh Lada, Desa Paloh Lada, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, dengan melibatkan 18 santri putri kelas 12 sebagai peserta. Kegiatan dimulai dengan persiapan administrasi dan perlengkapan, dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai psikosomatik melalui ceramah dan presentasi power point yang mencakup definisi, jenis-jenis gangguan psikosomatik, serta penanganan awal terhadap gejala psikosomatik. Selama 45 menit, peserta diberikan pemahaman mengenai pentingnya mencintai diri sendiri serta cara mengidentifikasi dan menangani gangguan psikosomatik. Setelah itu, sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung selama 15 menit. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian doorprize kepada peserta dan sertifikat kepada pembimbing, serta pembuatan laporan kegiatan. Hasil dari psikoedukasi ini menunjukkan bahwa kegiatan berjalan dengan lancar, dan para santri menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti sesi serta bertanya. Dengan demikian, kegiatan psikoedukasi ini berhasil mencapai tujuannya dalam meningkatkan pemahaman para santri mengenai gangguan psikosomatik dan pentingnya menjaga kesehatan mental. Kata Kunci: Psikosomatik, Psikoedukasi, Gangguan mental, Intervensi psikologis, Kesehatan mental