Claim Missing Document
Check
Articles

Tuturan Ekspresif Ichiro Suzuki terhadap Petutur Anak dan Remaja dalam Serial Video “Oshiete! Ichiro Sensei” Komang Ayu Nuriasih; Anak Agung Ayu Dian Andriyani; Ni Wayan Meidariani
Omiyage : Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Jepang Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/omg.v5i2.553

Abstract

This research aims to describe the expressive function of Ichiro Suzuki’s utterances in a Japanese video series titled “Oshiete! Ichiro Sensei”, which involves various ages of speech act participants including children and teenagers. On the basis of variative situational context surrounding the utterances, especially in accordance with Ichiro Suzuki’s background knowledge and personal experience, this research is important to be conducted in order to minimalize a misconception in understanding a Japanese’s utterances which happen to not always represent the common image of Japanese in terms of communication. This research uses the descriptive qualitative method with Pragmatic Identity Method as its analyzing tool. The result of this research shows that Ichiro Suzuki’s expressive utterances towards the children and teenagers aim to tease, to compliment, to agree, to show admiration, to show embarrassment, and to show confidence; all of which are delivered through direct utterances. In particular, this research underlines the distance between Ichiro Suzuki and the speech act participants as the main factor on the use of such direct utterances.
Semiotika Riffaterre dalam Puisi Ame ni mo Makezu Putu Diah Purnami Sari; Ni Wayan Meidariani; Ni Luh Gede Meilantari
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 8 No. 3 (2022): Pendidikan Bahasa Jepang
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puisi Ame ni mo Makezu karya Miyazawa Kenji merupakan salah satu puisi yang unik karena tidak dipublikasikan oleh sang penyair melainkan ditemukan sang bibi pada buku catatannya setelah ia meninggal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna pada puisi Ame ni mo makezu menggunakan teori semiotika Riffaterre. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah yaitu deskriptif kualitatif. Data dihimpun menggunakan teknik studi pustaka. Melalui proses analisis ditemukan bahwa makna yang ingin disampaikan penyair melalui puisi adalah tentang keinginannya untuk dapat menebar kebajikan selama masa hidupnya dan bermanfaat bagi orang banyak. Ditemukan pula 6 metafora, 1 perumpaan epos, 1 kontradiksi dan 1 rima.
IMPLEMENTASI JENIS DAN FUNGSI TINDAK TUTUR PADA INTERAKSI STAF WEDDING ORGANIZER TERHADAP WISATAWAN JEPANG DI BALI Megawati Dewi Ni Ketut; Anak Agung Ayu Dian Andriyani; Ni Wayan Meidariani
SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra Vol. 12 No. 1 (2020): SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa Asing (FBA) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.454 KB) | DOI: 10.36733/sphota.v12i1.676

Abstract

Penggunaan jenis dan fungsi dari tindak tutur digunakan dalam bisnis di perusahaan wedding Jepang yang ada di Bali yang dominan wisatawan Jepang ketika ingin melakukan pernikahan di Bali. Penelitian ini berfokus pada penggunaan jenis dan fungsi dari staf lokal ketika berkomunikasi dengan wisatawan Jepang yang dilakukan melalui pelayanan dari hari sebelum dan saat pernikahan berlangsung. Penelitian kualitatif ini dilakukan di kabupaten Badung karena perusahaan tersebut hanya dibuka di kabupanten Badung, dan tidak dibuka ditempat lain. Teknik pengumpulan data yaitu menyimak, mencatat interaksi staf lokal, serta didukung teknik wawancara mendalam. Data dalam bentuk percakapan yang digunakan oleh staf kepada wisatawan Jepang. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan fungsi dari tindak tutur yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang dialami staf lokal terhadap wisatawan Jepang. Yaitu (1) tindak tutur asertif dengan fungsi pragmatis menjelaskan dan bertanya; (2) tindak tutur direktif dengan fungsi pragmatis menyuruh, membantu dan memerintahkan. Namun meskipun, fungsi dari tindak tutur yang dihasilkan berbeda-beda, staf tetap memberikan pelayanan yang baik dan ramah saat berhadapan dengan wisatawan Jepang. Jenis dari ketiga pembahasan tersebut menggunakan jenis tindak tutur langsung dimana staf secara langsung berkomunikasi kepada wisatawan Jepang berupa kalimat tanya dan kalimat perintah. Abstract The use of types and functions of speech acts are used in business in Japanese wedding companies in Bali that are predominantly Japanese tourists when they want to have a wedding in Bali. This research focuses on the use of types and functions of local staff when communicating with Japanese tourists which is done through services from the day before and when the wedding takes place. This qualitative research was conducted in Badung regency because the company was only opened in Badung regency, and was not opened elsewhere. Data collection techniques, such as listening, recording the interaction of local staff, and supported in-depth interview techniques. Data in the form of conversations used by staff to Japanese tourists. The results showed the use of the speech acts function used varies according to the conditions experienced by local staff towards Japanese tourists. Namely (1) assertive speech acts with pragmatic functions explaining and asking questions; (2) directive speech acts with pragmatic functions of ordering, helping and ordering. However, although the functions of speech acts are different, the staff still provide good and friendly service when dealing with Japanese tourists. The types of the three discussions use direct speech acts where the staff directly communicates with Japanese tourists in the form of question and command sentences. Keywords: interaction wedding, pragmatic, speech acts, Japanese tourists
GAYA BAHASA PADA IKLAN WEBSITE BIRO PERJALANAN WISATA JEPANG DI BALI I Gede Arya Lanang; Ni Wayan Meidariani
SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra Vol. 12 No. 1 (2020): SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa Asing (FBA) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.811 KB) | DOI: 10.36733/sphota.v12i1.678

Abstract

This paper discusses about the language style of advertising on Japanese website travel agents in Bali such as 1) www.charterbali.com 2) www.bali-guide.jp 3) www.balinavi.jp 4) www.oji-baliclub. com 5) www.bali-chili.com 6) www.dakadibali.com. The purpose of this study is to determine what kinds of language style are used in these advertisements. This research make use of Gorys Keraf’s theory on language style. The data in this study were obtained from six Japanese-language travel agents in Bali. The research method in this paper is a qualitative descriptive method. The language styles studied are those styles based on sentence structures. Based on sentence structures, eleven data have been found. They are five climax language styles, one anticlimax style, one data is antithesis language style, one data is parallelism language style, and two data are those typical of repetition language styles. The language styles found on the website are aim to convince Japanese tourists about the products on the website by repeating parts of words that are considered important, displaying important information at the beginning or the end of website.
STRUKTUR SEMANTIK ADJEKTIVA URESHII DAN TANOSHII Ni Wayan Meidariani
SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra Vol. 7 No. 2 (2015): SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa Asing (FBA) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.512 KB)

Abstract

ABSTRAK Adjektiva tanoshii dan ureshii dalam bahasa Jepang memiliki arti leksikal yang sama tetapi kedua leksikon ini memiliki makna yang berbeda dalam penggunaannya. Penulisan ini membahas tentang makna dari adjektiva tanoshii dan ureshii yang tergolong ke dalam adjektiva perasaan. Analisis dilakukan dengan cara memparafrasekan menggunakan teori Metabahasa Semantik Alami (MSA). Teori MSA ditemukan oleh Andrzej Boguslawski kemudian dikembangkan oleh Anna Wierzbicka digunakan untuk menganalisis makna sebuah kata. Melalui paraphrase dapat ditemukan makna kedua adjektiva ini sehingga diketahui faktor yang menyebabkan si pengalam mengalami kegembiraan. Data diperoleh dari sumber tertulis menggunakan metode studi kepustakaan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif kemudian hasil analisis disajikan menggunakan metode informal. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna adjektiva tanoshii ‘gembira’ mengungkapkan perasaan senang karena telah melihat, mendengar dan mengalami sesuatu yang baik. Perasaan senang yang dialami pengalam disebabkan oleh faktor dari dalam sipengalam sendiri berhubungan dengan perbuatan atau pengalaman yang dilakukan sehingga membawa kesan dan menyebabkan si pengalam merasakan kegembiraan. Adjektiva ureshii ‘gembira’ mengungkapkan perasaan senang disebabkan faktor dari luar setelah menerima, mendengar sesuatu dari orang lain. Kata kunci : semantik, adjektiva, tanoshii,ureshii
デンパサールに住むインドネシア人と国際結婚をした日本人の子供におけるミクシングコード Ni Wayan Meidariani
SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra Vol. 9 No. 1 (2017): SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa Asing (FBA) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.797 KB)

Abstract

ABSTRACT 現在の言語現象の一つはミクシングコードです。バリには国際結婚が多く、家族の中で二つの言語を話し、会話の中でお互いに言語を交換しあっています。本研究はデンパサールに住むインドネシア人と国際結婚をした日本人の子供におけるミクシングコードについてです。コミュニケショーンの際、発者は二つの言語を使用しています。研究問題は三つあります。一つ目はインドネシア人と国際結婚をした日本人の子供が会話の中で何語を使っているのか。二つ目は会話の中でミクシングコードの形式や現象はどんなものが起こったか。三つ目は、ミクシングコードを起こったのはどんな原因があるかです。 分析のためにムスケン氏によって書かれたミクシングコード理論を使用しました。データソースはデンパサールに住むインドネシア人と国際結婚をした日本人の子供たちの発話です。データ収集にはインドネシア人と国際結婚をした日本人の子供たちの発話を観察したり、アンケートでスピーカーをインタビューしたりし、ミクシングコードの原因が分かるようになりました。 分析結果に基づく、インドネシア人と結婚をした日本人の子供は会話の中で三つ言語を使いました。それはインドネシア語、英語と日本語です。ミクシングコードの形式はouter code mixing です。会話の中で発者はよく日本語や英語の言葉を挿入しました。単語と区の挿入がよく使われています。国際結婚をした日本人の子供がミクシングコードを行った理由は三つあります。それは言語要素と会話のトピックと話し相手の要素です。発者は相手に早く気持ちを伝えるため、会話で相手に分かる言語で言葉を挿入しました。 キーワード:ミクシングコード、国際結婚、二つ言語
VARIASI BAHASA PADA YOUTUBER JEPANG DALAM CHANEL HIKAKIN TV Ni Wayan Meidariani
SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra Vol. 13 No. 2 (2021): SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa Asing (FBA) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.914 KB) | DOI: 10.36733/sphota.v13i2.1665

Abstract

This research discusses about the Japanese language variation looked at from the perspective of its speakers and usages. The use of Japanese based on its speakers’ positions in the society is known to have three varieties such as sonkeigo, teineigo and futsugo. It is the speaker, the context and the situation which determine the distinctive use of either one of the three styles in the daily conversation. This article focuses on the variety of Japanese language on youtuber videos. The purpose of this study is to increase the Japanese learners’ knowledge on different kinds of Japanese varieties used in daily communication, such as trending vocabulary in Japan. The data are collected from Japan youtuber videos Hikakin TV on youtube. The approach used in this study is a qualitative approach. Methodologically, the data found are processed descriptively. The writer found that Japanese youtubers use futsugo and teineigo in their speech. The analysis also reveals that they use the word patterns of ryuukougo and wakamonokotoba in their use of adjectives, verbs as well as adverbials. The pattern of wakamono kotoba processes of shortening in the middle and the end of a word, changing sound in some words, borrowing, and adding -i to a word that changes the word class into an adjective are also found. Abstrak Penelitian ini membahas tentang ragam bahasa Jepang berdasarkan penutur ditinjau dari penutur dan penggunaannya. Ragam bahasa Jepang berdasarkan penutur dikenal dengan ragam sonkeigo, teineigo dan futsugo yang penggunaannya berbeda berdasarkan penutur dan konteks penggunaanya. Ragam futsuugo biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari, dimana penuturnya memiliki hubungan kedekatan dengan lawan tutur. Sedangkan ragam sonkeigo digunakan untuk menunjukkan kesantunan berbicara terhadap lawan bicara. Berdasarkan hal tersebut, maka tulisan ini memfokuskan pada variasi bahasa Jepang yang digunakan youtuber Jepang pada chanel hikakin TV dalam media youtube. Penelitian ini berkontribusi dalam menambah pengetahuan para pembelajar bahasa Jepang untuk memahami variasi bahasa Jepang yang digunakan dalam ragam kasual yakni penggunaan kosakata yang sedang trend di Jepang saat ini. Sumber data yang digunakan dalam tulisan ini berupa video dari youtuber Jepang pada akun chanel Hikakin TV dalam media Youtube. Tulisan ini menggunakan pendekatan secara kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, para youtuber Jepang menggunakan ryuukougo dan wakamono kotoba dalam tuturan. Ryuukougo dan wakamono kotoba yang sering digunakan dalam bentuk adjektiva, verba dan adverbial. Pola pembentukkan wakamono kotoba ditemukan dalam bentuk proses pemendekkan di tengah dan di akhir kata, perubahan bunyi pada kata, peminjaman kosakata bahasa asing dan penambahan -i pada sebuah kata sehingga mengubah kelas kata tersebut menjadi kelas adjektiva.
MAKNA DAN PENGGUNAAN VERBA OCHIRU DALAM POLISEMI BAHASA JEPANG SEHARI-HARI TINJAUAN SEMANTIK I Wayan Wahyu Cipta Widiastika; Ni Wayan Meidariani
SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra Vol. 14 No. 1 (2022): SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa Asing (FBA) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1485.22 KB) | DOI: 10.36733/sphota.v14i1.3547

Abstract

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai banyak variasi leksikon. Salah satunya adalah variasi leksikon dalam verba. Artikel ini membahas makna dan penggunaan verba ‘ochiru' dalam polisemi. Data berupa kalimat-kalimat yang digunakan oleh penutur asli bahasa Jepang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan teknik catat. Data dianalisis dengan pendekatan teori makna kontekstual Pateda 2010. Dari data yang telah ditemukan, verba ‘ochiru’ dalam polisemi bahasa Jepang mempunyai makna yang berbeda tergantung konteks penggunaannya. Berdasarkan hasil analisis, secara umum verba ‘ochiru’ bermakna sesuatu yang jatuh dari ketinggian (tangga, pohon, gedung dan lain sebagainya). Dalam penggunaan yang lainnya, verba ‘ochiru’ bermakna (1) menurun (penjualan, berat badan dan penglihatan), (2) jatuh ke permukaan tanah, (3) jatuh dari tangga atau ketinggian (pesawat), (4) tetesan air hujan yang jatuh, (5) ketenaran/reputasi yang jatuh, (6) rumah yang tersambar petir, (7) memarahi/membentak, (8) jatuh cinta atau jatuh dalam ujian (gagal, tidak lulus), (9) tertidur lelap, (10) kekuatan jahat menjadi jatuh/hilang, dan (11) perasaan prustasi/down.
Makna Warna Tata Rias Wajah Pemain Kabuki pada Video Shibaraku Ni Nyoman Sariyanti; Ni Wayan Meidariani; Wayan Nurita
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 10 No 1 (2023): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/ayumi.v10i1.4992

Abstract

This articel aims to find out the meaning of the colors of kabuki performance art makeup on the antagonist, protagonist and Princess characters in the Shibaraku video. Analysis of meaning using Peirce's semiotic theory through the classification of the types of signs seen from the object, namely icons in the form of pictures of kabuki figures, indexes in the form of colors and types of makeup used by kabuki characters and symbols in the form of color relations with the characters of kabuki characters. This classification of marks has been used to define color in kabuki makeup. The data source used in this paper is the primary data source in the form of a kabuki performance video entitled Shibaraku downloaded from YouTube. The method used in this paper is a qualitative method. Based on the results of data analysis, it is known that the meaning and name of the character's makeup, the makeup of the protagonist's character, namely the kumadori sujiguma makeup with red color which has the meaning of goodness and justice. Meanwhile, the makeup for the antagonist character is the kumadori kugeare makeup in blue which means cold or cruel. Also, Princess character makeup is a standard makeup with a white base color which means purity of character, and light red on the eyes which means femininity and cheerfulness. Keywords: color; kabuki; makeup; meaning.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SETSUZOKUSHI GA, KEDO DAN DEMO DALAM NOVEL FURU KARANGAN KANAKO NISHI Titisari Puspa Indrati; Ni Wayan Meidariani; Wayan Nurita
Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Daruma: Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang
Publisher : Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa Asing Unmas Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.017 KB)

Abstract

This research aims to determine and describe the similarities and the differences between ga, kedo and demo as setsuzokushi. This research is descriptive - qualitative. The data source of this research is a novel written by Kanako Nishi, titled Furu. The data are sentences in novel that containing ga, kedo and demo as setsuzokushi. Data were analysed using theory of setsuzokushi by Chino and Tanimori. Result of this research are ga, kedo and demo are used to combining two sentences or two clauses which have opposite meaning. The differences are ga in this novel is used only for written language, kedo only for spoken language, and democan be used for both written dan spoken language. By the position in sentence, ga can be used in front or the middle of sentences, kedo in middle or end of sentence and demo can be used in front or middle of sentence.
Co-Authors A.A.Ayu Dian Andriyani Adiana, Putu Septia Anak Agung Ayu Dian Andriyani Anak Agung Dian Andriyani Andriyani, Anak Agung Dian Anggrahini, Vita Yulia Aris, Ni Nyoman Betty Aritonang Betty Aritonang Betty Debora Aritonang Darmawan, I Wayan Andi Dewi, Ni Kadek Annora Dharma, Wilyem Gede Timika Wijaya Geta, Bertolomeus Hadiah, Bedriany Yedesilva I Dewa Ayu Devi Maharani Santika I Gede Arya Lanang I Gusti Ayu Regina Dhira I Gusti Ayu Vina Widiadnya Putri I Ketut Adi Putra Bonitu I Made Indra Kusuma, Pangestu I Made Vikananda Satrya Wibawa I Made Yawara Sumi Putra I Nyoman Rifno Riyadi I Putu Gede Parameswara I Putu Wipayana I Wayan Arip Kertanegara I Wayan Ferdy Chandra Palguna I Wayan Saka Adi Permana I Wayan Wahyu Cipta , Widiastika I Wayan Wahyu Cipta Widiastika I Wayan Wahyu Cipta Widiastika Ichi Rosalia Artha Ida Ayu Putri Gita Ardiantari Ida Ayu, Putri Gita Ardiantari Imelda Wahyuning Tyas Kemala Dewi, Ni Luh Gede Diah Komang Ayu Nuriasih Ladycia Sundayra Made Henra Dwikarmawan Sudipa Made Henra Dwikarmawan Sudipa Maretya, Gex Nitya Dwi Megawati Dewi Ni Ketut Mertha, Ni Putu Bella Ayuni Nanik Purnami, Ni Komang Ni Kadek Annora Dewi Ni Kadek Nennytha Armayanthi Ni Luh Ayu Aprilita Ni Luh Gede Meilantari Ni Luh Gede Meilantari Ni Luh Gede Meilantarii Ni Nengah Megayanti Ni Nyoman Sariyanti Ni Putu Ayu Gita Septeadianti Ni Putu Pradnyasumita Nakami Ayu Ningsih, Ni Putu Diah Tirta Pranadila, Rosana Putu Apriani Putu Diah Purnami Sari Raharjo, Mentari Nur Addinda Rifaldo Antonio Nicholas Vianey Risma Shelsha Dilha SANG AYU ADE ARIE DEWAYANTI Siagian, Elizabeth Siahaan, Bastian Wiryo Prakoso System, Administrator Titisari Puspa Indrati Wahyu Wahyu, I Wayan Wahyu Cipta Widiastika Wahyuni, Ni Luh Putu Rai Wayan Nurita Wayan Nurita Wayan Nurita Widiastika, I Wayan Wahyu Cipta Wijayanthi, Rina Devi