AbstrakDesa Burai di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan dikenal sebagai pusat kerajinan berbahan pewarna alami dengan potensi ekonomi yang besar. Meski demikian, para perajinnya masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan usaha, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan, pemasaran, dan permodalan. Kurangnya pemahaman tentang pencatatan keuangan menyulitkan mereka dalam mengatur arus kas dan menentukan harga produk secara tepat. Sementara itu, teknik pemasaran yang masih tradisional membatasi perluasan pasar, dan keterbatasan akses modal memperlambat pertumbuhan usaha. Program ini bertujuan untuk menguatkan keuangan usaha mikro perajin pewarna alam melalui pendampingan akuntansi dan strategi pengembangan bisnis. Metode yang digunakan meliputi pelatihan, pendampingan, dan evaluasi terhadap kelompok usaha perajin. Pelatihan akuntansi sederhana akan membantu perajin dalam memahami pencatatan keuangan dan laporan laba rugi. Strategi pengembangan bisnis akan difokuskan pada pemasaran digital, pemanfaatan media sosial, serta inovasi produk untuk meningkatkan daya saing. Selain itu, pendampingan dalam mengakses permodalan akan diberikan melalui edukasi terkait alternatif pendanaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan hibah usaha mikro. Hasil yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan literasi keuangan perajin, penerapan pencatatan keuangan yang lebih baik, peningkatan omzet melalui pemasaran digital, serta peningkatan peluang akses permodalan. Dengan pendekatan ini, perajin di Desa Burai diharapkan dapat mengembangkan usaha secara lebih profesional dan berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka dan memperkuat industri kreatif berbasis pewarna alami. Kata kunci: akuntansi usaha mikro; pewarna alam; pemasaran digital; akses permodalan; pengembangan bisnis. AbstractBurai Village in Tanjung Batu District, Ogan Ilir Regency, South Sumatra is known as a center for handicrafts made from natural dyes with great economic potential. However, the craftsmen still face various challenges in developing their businesses, especially in terms of financial management, marketing, and capital. The lack of understanding of financial records makes it difficult for them to manage cash flow and price products appropriately. Meanwhile, traditional marketing techniques limit market expansion, and limited access to capital slows down business growth. This program aims to strengthen the finances of micro businesses of natural dye artisans through accounting assistance and business development strategies. The methods used include training, mentoring, and evaluation of artisan business groups. Simple accounting training will help craftsmen in understanding financial records and income statements. Business development strategies will be focused on digital marketing, the use of social media, and product innovation to increase competitiveness. In addition, assistance in accessing capital will be provided through education related to alternative funding such as People's Business Credit (KUR) and micro business grants. The expected results of this program are an increase in financial literacy of craftsmen, the implementation of better financial records, an increase in turnover through digital marketing, and an increase in opportunities for access to capital. With this approach, artisans in Burai Village are expected to develop their businesses in a more professional and sustainable manner, so as to be able to improve their economic welfare and strengthen the creative industry based on natural dyes. Keywords: micro business accounting; natural dyes; digital marketing; access to capital; business development.