Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium Polyanthum (Wight) Walpers.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Apitalau, Etserlisa A.; Edy, Hosea Jaya; Mansauda, Karlah L.R.
PHARMACON Vol 10, No 1 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.32764

Abstract

ABSTRACTBay leaf (Syzygium Polyanthum (Wight) Walpers.) is known contains flavonoids, saponins, tannins and vitamin C. Flavonoids and vitamin C have an antioxidant activity, since they have the ability to remove and effectively reduce a damaging oxidizer species. The aim of the study is to determine the impact of  the bay leaf ethanol extract enhancement concentration towards  an antioxidant activity of cream preparation by using the DPPH method. This research used laboratory experimental methods. Cream formulations are made with various concentrations 1%, 3%, 6% and 9%. The evaluation results of the bay leaf cream preparation has fulfilled the requirements of homogeneity, organoleptic, pH, adhesion, dispersion, and centrifugation. The results of the antioxidant activity test using the DPPH method using the UV-Vis spectrophotometer which was the most effective as an antioxidant cream from bay leaf extract was 3% with a value IC_50 = 1.4630 ppm and vitamin C as a comparison with a value IC_50 = 0.1131 ppm. From this research, it can be concluded that the cream formulation of bay leaf ethanol extract has fulfilled the physical test parameters, stabile, and had a powerful antioxidant activity.Keywords: : Bay Leaf (Sysigium Polyanthum (Wight) Walpers.), Antioxidant Cream, DPPH (1.1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Method  ABSTRAKDaun salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walpers.) diketahui mengandung flavonoid, saponin, tanin dan vitamin C. Senyawa flavonoid dan vitamin C memiliki aktivitas sebagai antioksidan, karena memiliki kemampuan untuk menghilangkan dan secara efektif mengurangi spesies pengoksidasi yang merusak. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan kosentrasi ekstrak etanol daun salam terhadap aktivitas antioksidan pada sediaan krim dengan menggunakan metode DPPH. Penelitian ini mengggunakan metode eksperimental laboratorium. Formulasi sediaan krim dibuat dengan variasi konsentrasi 1%, 3%, 6% dan 9%. Hasil evaluasi sediaan krim daun salam memenuhi persyaratan homogenitas, organoleptis, pH , daya lekat, daya sebar, sentrifugasi. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis yang paling efektif sebagai krim antioksidan dari ekstrak daun salam adalah 3% memiliki nilai = 1,4630 ppm dan vitamin C sebagai pembanding memiliki nilai = 0,1131 ppm. Dari penilitian ini dapat disimpulkan bahwa sediaan krim ekstrak etanol daun salam memenuhi parameter uji fisik, stabil dan memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Kata kunci : Daun Salam (Sysigium Polyanthum (Wight) Walpers.) Krim Antioksidan, Metode DPPH (1.1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl)
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI SPONS Callyspongia aerizusa DARI PERAIRAN PULAU MANTEHAGE MANADO Meldha, Meldha; Wewengkang, Defny S.; Mansauda, Karlah L.R.
PHARMACON Vol 10, No 3 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.35597

Abstract

ABSTRACTCallyspongia aerizusa is a type of sponge that has a compound with high activity and has a porous body surface structure so that it is included in the phylum of porifera. This study aims to determine the presence of antibacterial activity from the extracts and fractions of Callyspongia aerizusa sponge collected from the Mantehage Island waters of the Manado against Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria. The samples were extracted by maceration method using ethanol solvent and fractionated using solvent of methanol, chloroform and n-hexane, respectively. Antibacterial activity testing was carried out using the disc diffusion agar method of Kirby and Bauer with a slight modification. The results showed that the chloroform fraction had antibacterial activity in the strong inhibitory category, while the methanol fraction had antibacterial activity in the moderate inhibitory category. Keywords: Callyspongia aerizusa, Antibacterial, Escherichia coli, Staphylococcus aureus. ABSTRAKCallyspongia aerizusa ialah salah satu jenis spons yang memiliki senyawa dengan aktivitas tinggi dan memiliki struktur permukaan tubuh yang berpori – pori sehingga dimasukkan kedalam filum porifera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi Spons Callyspongia aerizusa yang diperoleh dari perairan Pulau Mantehage Manado terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Sampel diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol dan difraksinasi menggunakan pelarut metanol, kloroform dan n- heksan. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode disc diffusion agar oleh Kirby dan Bauer dengan sedikit modifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi kloroform memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori daya hambat kuat, sedangkan fraksi metanol memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori daya hambat sedang. Kata Kunci : Callyspongia aerizusa, Antibakteri, Escherichia coli, Staphylococcus aureus
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN REORDER POINT (ROP) DI APOTEK X KECAMATAN WENANG Abbas, Syahruni Ramdhani; Citraningtyas, Gayatri; Mansauda, Karlah L.R.
PHARMACON Vol 10, No 3 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.35591

Abstract

ABSTRACTInventory was an important element in the operations of pharmacy. Lack of inventory will result in unfulfilled services for patients. Meanwhile, too large an inventory will increase investment funds and increase risks such as loss, expiration and damage to drugs. Therefore necessary inventory control. The research aims to determined the optimum quantity of drug orders and time to reorder drugs using the calculation of Economic Order Quantity (EOQ) and Reorder Point (ROP) in pharmacy. The type of research was descriptive with method quantitative. Collecting data through drug documents and interviews. The data that has been collected was carried out by calculating ABC then calculating the EOQ and ROP for drug group A based on ABC calculations. The result of ABC analysis, there were 24 drugs in group A with an investment value of 70,46%, group B with 28 types of drugs with an investment value of 19,9%, and group C with 69 types of drugs with an investment value of 9,64%. The result of EOQ and ROP calculations for group A drugs varied between 18-884 units (EOQ) and 13-383 units (ROP). The EOQ value was the optimum ordering amount for the drug and the ROP value was the point where reordering must be made.Keywords: Inventory Control of Drug, Pharmacy, Economic Order Quantity, Reorder Point.  ABSTRAKPersediaan merupakan elemen yang penting dalam operasional apotek. Persediaan yang kurang akan mengakibatkan pelayanan terhadap pasien/konsumen tidak terpenuhi. Sedangkan persediaan yang terlalu besar akan meningkatkan dana investasi dan meningkatnya risiko seperti kehilangan, kedaluwarsa dan kerusakan obat. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian persediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pemesanan optimum dan waktu pemesanan kembali obat kelompok A menggunakan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) di apotek. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data melalui dokumen obat dan wawancara. Data yang telah terkumpul dilakukan perhitungan ABC kemudian dilakukan perhitungan EOQ dan ROP pada kelompok obat A berdasarkan perhitungan ABC. Hasil analisis ABC diperoleh obat kelompok A sebanyak 24 jenis obat dengan nilai investasi 70,46%, kelompok B 28 obat dengan nilai investasi 19,9% dan kelompok C 69 obat dengan nilai investasi 9,64%. Hasil perhitungan EOQ dan ROP obat kelompok A yaitu bervariasi antara 18-884 unit (EOQ), dan 13-383 unit (ROP). Nilai EOQ tersebut merupakan jumlah pemesanan yang optimum pada obat dan nilai ROP merupakan titik harus dilakukan pemesanan kembali. Kata kunci: Pengendalian Persediaan Obat, Apotek, Economic Order Quantity, Reorder Point.
FORMULASI PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt.) Gratia, Berta; Yamlean, Paulina V.Y.; Mansauda, Karlah L.R.
PHARMACON Vol 10, No 3 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.35599

Abstract

ABSTRACTNutmeg (Myristica fragrans Houtt.) is a plant with the main compounds of essential oils, terpenoids and aromatic compounds. This study aimed to determined the optimum composition of Na CMC in the toothpaste preparation of nutmeg ethanol extract. It used the trial and error method to determined some variations composition of Na CMC (2%; 4%; 6%; 8%). A formulation of toothpaste was performed by levigation method. Determination of the composition was based on the result of the physical examination of the best and qualified preparations, included organoleptic test, homogeneity test, spreadability test, adhesion test, syneresis test and pH test. The results showed that the composition of Na CMC was 4%. Keywords: Nutmeg, Toothpaste, Na CMC.  ABSTRAKPala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan tumbuhan yang memiliki senyawa utama minyak atsiri, terpenoid dan senyawa aromatik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimum Na CMC pada sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah pala. Metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi Na CMC (2%; 4%; 6%; 8%) ialah trial and error. Pembuatan pasta gigi dilakukan menggunakan metode levigasi. Penentuan komposisi didasarkan pada hasil uji pemeriksaan fisik sediaan yang terbaik dan memenuhi syarat, diantaranya uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji sineresis dan uji pH. Hasil penelitian menunjukkan komposisi Na CMC ialah 4%.  Kata kunci: Pala, Pasta gigi, Na CMC.
FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN WAJAH CAIR EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica Charantia L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Epidermidis Marhaba, Fera Anelia; Yamlean, Paulina V.Y.; Mansauda, Karlah L.R.
PHARMACON Vol 10, No 3 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.35609

Abstract

ABSTRACTBitter melon (Momordica Charantia L.) contains flavonoid compounds, alkaloids, and saponins which have antibacterial properties. The perpose of this study was to formulate the ethanolic extract of bitter melon into liquid facial soap preparations and to test the antibacterial effectiveness of liquid facial soap preparations against bacteria Staphylococcus epidermidis. This study have done by using laboratory experimental methods. Antibacterial effectiveness of bitter melon extract liquid facial soap was tested using the well diffusion method. Based on the results of the study, it showed that physical evaluations such as organoleptic tests produced (Odor: typical apple scent, color: green, texture: liquid), pH test was 5.5, foam height measurement was 60-62 mm, specific gravity test was 1.03 -1,05 g/ml , free alkali level test was 0.05%-0.08% , water content test was 32-38%. The liquid facial soap obtained from the ethanol extract of bitter melon fruit can inhibitbacteria Staphylococcus epidermidis with strong category in concentration of 2.5% (10.16 mm); 5% (11.58 mm); 7.5% (12.5 mm); 10% (13 mm) and 12.5% (14 mm). It can be concluded that the ethanol extract bitter melon can be formulated into a liquid facial soap that has good physical quality and has the greatest inhibitory power in concentration 12.5%. Keywords: Bitter melon, Liquid Facial Soap, Evaluation of Physical Properties, Antibacterial.  ABSTRAK Buah Pare (Momordica Charantia L.) memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, dan saponin yang berkasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanol buah Pare menjadi sediaan sabun wajah cair dan menguji efektivitas antibakteri sediaan sabun wajah cair terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Pengujian efektivitas antibakteri sabun wajah cair ekstrak buah pare menggunakan metode difusi sumuran. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan evaluasi fisik seperti uji organoleptik menghasilkan (Bau: khas pengaroma apel, warna: hijau, tekstur: Cair), Uji pH yaitu 5,5, Pengukuran tinggi busa yaitu 60-62 mm, uji bobot jenis yaitu 1,03-1,05 g/ml , uji kadar alkali bebas yaitu: 0,05%-0,08%, uji kadar air yaitu 32-38%. Sabun wajah cair ekstrak etanol buah Pare yang diperoleh dapat menghambat bakteri Staphylococcus epidermidis dengan kategori kuat pada konsentrasi 2,5% (10,16 mm); 5% (11,58 mm); 7,5% (12.5 mm); 10% (13 mm) dan 12,5% (14 mm). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah Pare dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun wajah cair yang memiliki mutu fisik yang baik dan memliki daya hambat yang paling besar pada konsentrasi 12,5%. Kata kunci: Buah Pare, Sabun Wajah Cair, Evaluasi Sifat Fisik, Antibakteri.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL DAUN MIANA (Coleus Scutelleroides (L.) Benth.) DENGAN BERBAGAI BASIS Karlah L.R Mansauda, Indriyani Arman,Hosea Jaya Edy,
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.774 KB) | DOI: 10.35799/pmj.4.1.2021.34523

Abstract

AbstractMiana leaves (Coleus Scutelleroides (L.) Benth.) contained flavonoid compounds that has antioxidants properties. This study aimed to formulate peel-off gel mask ethanol extract from Miana leaves became peel-off gel mask that is physically stable and to knows the type of base that form a formulation with good physical quality based on the test parameters of physical properties and the stability of preparation. Formulation  of peel-off gel mask ethanol extract of miana leaves used three different types of base, they are HPMC, Carbopol, and Na.CMC. Each formula is differentiated based on base of concentration which were HPMC 4%, carbopol 1%, and Na.CMC 3%. Evaluation to predict the physical stability of the preparation included organoleptic test, homogeneity test, pH test, dispersion test, adhesion test and dry time test. In stability test, each formula is placed at temperature 27 oC for 28 days and made observation on the 1st, 7th, 14th, 21th, and 28th day. Based on the result, the ethanol extract of Miana leaves can be formulated into a peel-off mask and formulation with HPMC and Carbopol base has a good physical quality and physically stable compared to Na.CMC base.Keywords: Miana Leaves, Peel-Off Gel Mask, Stability Teh  AbstrakDaun Miana (Coleus Scutelleroides (L.) Benth.) memiliki kandungan senyawa flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanol daun Miana menjadi masker gel peel-off yang stabil secara fisik serta mengetahui jenis basis yang membentuk formulasi sediaan masker dengan mutu fisik yang baik berdasarkan parameter uji sifat fisik dan stabilitas sediaan. Formulasi sediaan masker gel peel-off  ekstrak etanol daun Miana dibuat dengan menggunakan tiga jenis basis yang berbeda yaitu HPMC, karbopol, dan Na.CMC. Masing-masing formula dibedakan berdasarkan basis konsentrasi yaitu HPMC 4%, karbopol 1%, dan Na.CMC 3%. Evaluasi yang dilakukan terhadap stabilitas fisik sediaan masker gel peel-off meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, dan uji waktu mengering. Uji stabilitas dilakukan pada suhu kamar (27 oC) selama 28 hari dan dilakukan pengamatan pada hari ke 1, 7, 14, 21, dan 28. Hasil uji stabilitas fisik sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun Miana dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan masker gel peel-off , dan formula masker dengan basis HPMC dan karbopol memiliki mutu fisik yang baik dan stabil secara fisik dibandingkan dengan basis Na.CMC.Kata kunci: Daun Miana, Masker gel peel-off, Uji Stabilitas.
EVALUASI STABILITAS FISIK KRIM M/A EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN VARIASI ASAM STEARAT DAN TEA SEBAGAI EMULGATOR Mansauda, Karlah Lifie Riani; Jayanto, Imam; Tunggal, Ryan Irwanto
Jurnal MIPA Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.v11i1.36786

Abstract

Biji alpukat (Persea americana Mill.) telah diteliti mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder yang memiliki banyak manfaat misalnya antioksidan, antimikroba, dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengevaluasi stabilitas fisik krim ekstrak biji alpukat dengan variasi asam stearat dan TEA sebagai agen pengemulsi. Biji alpukat diekstraksi dengan menggunakan pelarut aseton 70% kemudian diformulasikan menjadi krim M/A. Formulasi krim diuji stabilitasnya dengan uji penyimpanan pada suhu  tinggi (40±2ºC), suhu kamar (25º±2C), dan pada suhu rendah (4±2ºC) selama 8 minggu. Krim juga diuji stabilitasnya menggunakan uji sentrifugasi dan cycling test. Hasilnya krim F1 dan F2 berhasil mempertahankan karakteristik fisiknya seperti penampilan, pH, daya sebar dan daya lekat selama penyimpanan dan memenuhi spesifikasi pada uji sentrifugasi dan cycling test.
Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Kulit Buah Alpukat Dengan Variasi Perbandingan Asam Stearat dan Trietanolamin Karlah Lifie Riani Mansauda; Surya Sumantri Abdullah; Ryan Irwanto Tunggal
Jurnal MIPA Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.v12i1.44221

Abstract

Karakteristik emulsi krim dipengaruhi oleh suhu, kecepatan agitasi, waktu, tekanan dan surfaktan. Variasi emulgator seperti asam stearat dan trietanolamin (TEA) dapat mempengaruhi stabilitas krim. Tujuan penelitian yaitu menguji kestabilan fisik krim M/A ekstrak kulit alpukat dengan variasi kombinasi asam stearat dan TEA sebagai emulgator. Kulit buah alpukat diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton 70%, kemudian diformulasikan menjadi sediaan krim m/a dan diuji stabilitas fisiknya pada penyimpanan selama 4 minggu dalam suhu rendah (4±2ºC), suhu kamar (25±2ºC), dan suhu tinggi (40±2ºC) juga uji stabilitas sentrifugasi. Hasil penelitian menunjukkan sediaan F3 dan F4 tidak menunjukkan adanya perubahan pada uji organoleptik dan homogen setelah 4 minggu, memenuhi syarat uji pH, daya sebar dan daya lekat serta tidak ada pemisahan fase setelah uji sentrifugasi sedangkan F1 dan F2 mengalami perubahan pada uji organoleptik dan tidak memenuhi syarat pH. Berdasarkan hasil penelitian sediaan krim, F3 dan F4 merupakan krim yang stabil secara fisik.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN HASIL FRAKSI EKSTRAK ETANOL SPONS Theonella swinhoei YANG DIPEROLEH DARI PULAU MANADO TUA Gloria Sefania Maukar; Adithya Yudistira; karlah mansauda
PHARMACON Vol. 11 No. 3 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spons ini merupakan organisme laut yang banyak memiliki potensi untuk menghasilkan senyawa aktif. Theonella swinhoei memproduksi metabolit primer dan sekunder, salah satu jenis metabolit sekunder yaitu antioksidan. Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh sehingga menimbulkan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari spons Theonella swinhoei. Spons Theonella swinhoei diperoleh dari Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan metode ekstraksi maserasi. Pengujian terhadap fraksi ekstrak etanol Spons Theonella swinhoei menggunakan metode DPPH (1,1difenil-2-pikrilhidrazil) yang diukur dengan alat spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi ekstrak etanol Spons Theonella swinhoei memiliki aktivitas antioksidan pada masing-masing fraksi, ekstrak etanol (59,66), fraksi N- Hexan (59,5%), fraksi CHCl3 (59,23%) dengan konsentrasi 100 mg/L, dan fraksi MeOH 65,93 %.  Dari hasil ini terlihat bahwa Fraksi MeOH memiliki hasil paling tinggi dari pelarut yang lain yaitu sebanyak 65,93 %. Hal ini menunjukkan bahwa dalam spons Theonella swinhoei terdapat banyak komponen bioaktif yang bersifat polar.
EVALUASI PERESEPAN OBAT BERDASARKAN INDIKATOR WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) DI PUSKESMAS TELING ATAS meliska debora saibaka; Widya Lolo; Karlah Mansauda
PHARMACON Vol. 11 No. 4 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTIrrational prescription can cause polypharmacy, resistance, and medication interactions, thus, evaluation of prescription medication should be compulsory. This study aimed to determine the appropriate percentage of prescription medication at Community Health Centre in Teling Atas in comparison with prescription indicators of WHO. Data gathering methods was carried out using random sampling. The study finding indicated that the average of medication in each prescription is 2.49, prescription with generic names is 97.06%, antibiotic prescription is 24.80%, the use of injection preparation is 0%, and the item percentage of drugs prescribed according to National Formulary is 81.97%. Based on the finding acquired, it was concluded that the percentage of prescription with generic names and the percentage of injection preparation are consistent, however, the item average of drugs in each prescription, the percentage of antibiotic prescription, and the percentage of national formulary drugs are not.    Keywords: Prescription, WHO Indicator, Community Health Centre.  ABSTRAKPeresepan yang tidak rasional dapat menyebabkan polifarmasi, resistensi dan terjadinya interaksi obat, untuk itu diperlukan evaluasi peresepan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kesesuaian peresepan obat di Puskesmas Teling Atas dibandingkan dengan indikator peresepan WHO. Metode pengumpulan data dilakukan dengan random sampling. Hasil yang diperoleh yaitu rata-rata item obat tiap lembar resep sebesar 2,49 rata-rata item, peresepan dengan nama generik 97,06%, peresepan antibiotik 24,80%, penggunaan sediaan injeksi sebesar 0% dan persentase item obat yang diresepkan sesuai dengan Formularium Nasional 81,97%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa persentase peresepan dengan nama generik dan persetase peresepan sediaan injeksi sudah sesuai sedangkan rata-rata item obat tiap lembar resep, persentase peresepan obat antibiotik dan persentase item obat formularium nasional tidak sesuai. Kata Kunci: Resep, Indikator WHO, Puskesmas.