Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS JUMLAH SIKLUS LELAH TERHADAP KEKUATAN BUCKLING MATERIAL Sufiyanto Sufiyanto
TRANSMISI Vol 2, No 1 (2006): Edisi Pebruari 2006
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.813 KB) | DOI: 10.26905/jtmt.v2i1.4447

Abstract

Secara umum komponen yang mendapat beban dinamik akan lebih mudah mengalami kegagalandibandingkan dengan komponen yang mendapat beban statik. Kegagalan akibat beban dinamik dikenaldengan istilah kegagalan lelah (fatigue failures), yang diawali dengan adanya retak lelah yang terusbertambah luas seiring dengan makin bertambahnya lama waktu pembebanan, dengan adanya retak lelahtersebut tentunya sisa luasan penampang yang menahan beban akan semakin berkurang sampai padaakhirnya luasan yang tersisa untuk menahan beban tidak mampu lagi menahan beban sampai akhirnyapatah.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana pengaruh jumlah siklus lelah yang menyebabkanterjadinya retak lelah terhadap kekuatan tekuk suatu bahan. Proses pengujian yang pertama dilakukanadalah uji kekerasan, kemudian uji kelelahan (fatiq), dan yang terakhir adalah uji tekuk. Prosespengambilan data dengan cara mencatat besarnya defleksi dari suatu poros yang terlebih dulu dikenaiperlakuan fatiq yang berbeda, dimana sebagai parameter uji kelelahan adalah perbedaan jumlah sikluskelelahan.Dari penelitian ini dapatlah disimpulkan bahwa dengan semakin bertambahnya lama waktu siklus fatiq,simpangan yang dihasilkan juga semakin besar, hal ini disebabkan karena luasan yang tersisa untukmenahan beban tekuk semakin berkurang karena adanya retak lelah, dengan semakin besarnya simpanganmenunjukkan bahwa logam semakin lemah.
DESAIN MECANUM WHEEL SYSTEM PADA KENDARAAN ROBOT TEMPUR KOTA Yunus Supriyanto; Sufiyanto Sufiyanto; Kusnadi Kusnadi
TRANSMISI Vol 14, No 2 (2018): Edisi September 2018
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v14i2.4673

Abstract

Mecanum wheel system adalah sistem penggerak roda yang digunakan untuk menggerakkan robot tempur. Desain pada mecanum wheel system ini dilakukan dengan cara membuat modifikasi sistem penggerak roda atau rantai yang semula digunakan pada robot tempur perkotaan. Keterbatasan sistem penggerak roda atau rantai adalah sulitnya melakukan perubahan arah gerakan kendaraan dengan radius tikungan yang sempit. Hal ini sangat membatasi fleksibilitas dari kendaraan robot tempur kota karena rute untuk area perkotaan terutama pemukiman yang padat memiliki kondisi jalan yang sempit dan berbelok-belok. Tujuan aplikasi mecanum wheel system pada desain kendaraan robot tempur kota adalah untuk meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas pada saat melintas pada kondisi jalan sempit di area perkotaan. Dalam tulisan ini dilakukan perencanaan komponen utama roda penggerak dari mecanum wheel system yang digunakan. Metode yang dilakukan dengan membuat desain pada komponen-komponen utama roda penggerak mecanum wheel system tersebut. Spesifikasi berat kendaraan 150 kg dan daya motor penggerak pada setiap roda sebesar 350 watt yang digerakkan dengan menggunakan energi baterai. Kecepatan maksimal yang mampu ditempuh adalah   10 km/jam. Pada analisa kekuatan baut pengikat roda diperoleh tegangan geser ijin baut lebih besar daripada tegangan geser yang terjadi (1,17 kg/mm2 2,67 kg/mm2). Sedangkan kekuatan poros roller roda menghasilkan tegangan lentur 1,27 kg/mm2 yang masih lebih rendah dari tegangan lentur ijin bahan S40C sebesar 4,58 kg/mm2. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisa kekuatan pada beberapa komponen utama dari mecanum wheel system masih memenuhi syarat desain yang aman karena batas tegangan kerja yang diterima oleh komponen-komponen tersebut masih lebih kecil dari nilai tegangan ijin bahan.
VARIASI KONSTANTA ELASTIS PIPA FLEKSIBEL PADA GETARAN YANG DIBANGKITKAN SENDIRI DALAM ALIRAN FLUIDA Sufiyanto Sufiyanto
TRANSMISI Vol 5, No 1 (2009): Edisi Pebruari 2009
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v5i1.4505

Abstract

Fenomena getaran yang dibangkitkan sendiri (self excited vibration) ditimbulkan oleh adanya perubahanluasan penampang aliran akibat adanya jepitan (pinch). Pada suatu nilai tertentu, akan timbul osilasi yangkemudian berkembang menjadi amplitudo yang lebih besar akibat kondisi yang tak stabil dalam aliran saatmelewati daerah jepitan. Metode yang digunakan untuk memunculkan getaran ini adalah metode fixed flowrate yaitu besarnya jepitan diatur sampai terjadi getaran dengan kecepatan aliran tetap. Tujuan penelitianuntuk mengetahui aspek-aspek dan karakteristik dalam aliran fluida yang dapat mengakibatkan terjadinyagetaran yang dibangkitkan sendiri oleh sistem (self-excited vibrations), dengan variasi konstanta elastis pegas(K) dari selang (tube) pada aliran fluida yang mengalami getaran yang dibangkitkan sendiri (self-excitedvibrations). Hasil penelitian menunjukkan bahwa getaran yang dibangkitkan sendiri muncul pada kondisialiran kritis yang ditentukan dengan pinch ratio antara 63% s/d 68% pada kapasitas aliran antara15 liter/menit s/d 20 liter/menit. Karakteristik getaran yang muncul menunjukkan peningkatan frekwensitetapi amplitudo getaran berkurang dengan bertambahnya pinch ratio. Rentang frekwensi getaran antaraantara 2 s/d 14 Hz dengan amplitudo ± 0.25 s/d 2.25 mm. Perubahan konstanta pegas dari selangmenunjukkan perubahan yang kurang signifikan terhadap frekwensi getaran yang dihasilkan, tetapimempersempit rentang pinch ratio dimana getaran tersebut muncul.
PENGARUH PICH RATIO TERHADAP KARAKTERISTIK GETARAN PADA ALIRAN FLUIDA YANG MENGALAMI SELF EXCITED VIBRATIONS Sufiyanto Sufiyanto
TRANSMISI Vol 6, No 2 (2010): Edisi September 2010
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v6i2.4541

Abstract

Mekanisme terjadinya self excited vibrations diawali dengan adanya perubahan arah aliran fluida didalamselang (flexible pipe) saat melewati daerah jepitan (pinch area). Perubahan penampang selang akanmempengaruhi arah vektor aliran yang menyebabkan aliran fluida tidak stabil (unstable). Selain itu fluidamempunyai energi yang diperoleh dari pompa terdiri dari energi tekanan dan kecepatan sesuai dengan hukumBernoulli. Pada saat melewati daerah jepitan, terjadi pertukaran energi antara energi tekanan dan energikecepatan secara bergantian menyebabkan terjadinya fluktuasi aliran yang berdampak pada munculnyagetaran pada selang yang dicirikan dengan frekwensi getarannya. Berdasarkan persamaan model matematismenunjukkan bahwa perubahan rasio jepitan antara 0,66 s/d 0,68 menghasilkan frekwensi model antara9,75 hz s/d 7,12 hz. Hal ini menunjukkan perbedaan dengan hasil pengujian dimana semakin besar rasiojepitan terjadi penurunan amplitudo yang diikuti dengan peningkatan frekwensi sebagai akibat pertukaranenergi tekanan menjadi energi kecepatan.
ANALISIS PROSES PENGEROLAN PIPA DENGAN ROLL BENDING Sufiyanto Sufiyanto
TRANSMISI Vol 7, No 1 (2011): Edisi Pebruari 2011
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v7i1.4562

Abstract

Penggunaan teknologi pengerolan dengan sistem roll bending, sangat dibutuhkan untuk meningkatkanefisiensi dan efektivitas proses produksi dengan berkurangnya waktu proses serta peningkatan kualitasproduk dengan berkurangnya resiko cacat produk. Proses pembentukan pipa frame lengkung di bengkelteknik menggunakan sistem manual menghasilkan cacat produk berupa pengkerutan pada sisi dalam danperubahan bentuk penampang. Selain itu proses pengerolan manual menghasilkan tingkat produktivitas danefektivitasnya yang kurang. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan diatas adalahdengan melakukan peningkatan kualitas proses pengerolan pipa untuk pembuatan frame lengkungmenggunakan proses roll bending dengan mesin roll mekanik. Dengan konsep desain dan perencanaan alatyang sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran, maka akan diperoleh proses pengerolan yang efisiensi,efektivitas dan kualitas yang baik. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa efisiensi dan efektivitas prosespengerolan ditentukan oleh tahapan proses pengerolan yang efektif berdasarkan radius kelengkungan yangdirencanakan dan jenis serta dimensi pipa yang akan dilengkungkan. Selain itu cacat produk dankeseragaman hasil produk dapat dicapai dengan mengontrol tahapan proses pengerolan yang tepat danefektif. Manfaat yang diperoleh adalah penggunaan teknologi roll bending pada proses pengerolan pipa untukmeningkatkan produktivitas dan kualitas produk pipa frame lengkung.
Modifikasi Sepatu Kuda dengan Menambah Pengait dan Merubah Bentuk Lubang Paku pada Karet Sepatu Kuda Denkavkud Januar Regolan Ginting; Sufiyanto Sufiyanto; Ardyanto Ardyanto
TRANSMISI Vol 16, No 1 (2020): March 2020
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v16i1.4493

Abstract

Denkavkud merupakan satuan tempur berkuda yang ada dalam jajaran TNI AD yang menggunakan kuda sebagai alat transportasi. Prajurit sering mengalami kendala dalam mengendarai kuda pada jalan beraspal atau diperkeras. Kuda tidak bisa berjalan dan berlari secara maksimal pada medan diperkeras karena licin. Penelitianini bertujuan untuk memodifikasi sepatu kuda dengan penambahan pengait pada sepatu kuda Denkavkud. Modifikasi ini diharapkan dapat membuat sepatu kuda tidak mudah lepas dalam keadaan medan diperkeras atau diaspal.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen (uji dinamis) pada modifikasi desain sepatu kuda yang bertujuan untuk mendapat data karakteristik desain tersebut.Analisa kekuatan pada plat sepatu kuda dan pengujian keausan lapisan karet digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses modifikasi sepatu kuda. Pada uji dinamik, prediksi umur dari tapal kuda yang telah dimodifikasi  adalah selama 36 hari. Tingkat keausan pada uji dinamik diperoleh rata-rata 0.125 mm / 15 km. Pada pengujian keausan, prediksi umur bahan karet yang digunakan pada sepatu kuda yaitu 24 hari. Rata-rata laju keausan karet adalah 3,2 . 10-4 gr/m. Keausan yang terjadi adalah 4,65 gram / hari dengan jarak tempuh kuda 15 km / hari.
MODEL KARAKTERISTIK SELF EXCITED VIBRATIONS ALIRAN FLUIDA AKIBAT PERUBAHAN KONSTANTA ELASTIS TUBE Sufiyanto Sufiyanto; I Made Sunada; Boe Tong Widada
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis eksperimental pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh karakteristik self excited vibrations secara aktual. Karakteristik self excited vibrations hanya dapat diamati pada kondisi kritis yang mempunyai nilai pinch ratio tertentu. Pengambilan data dengan alat ukur getaran (vibrations meter) untuk mengukur karakteristik getaran yang terjadi berupa frekwensi, amplitudo dan analisis FFT (Fast Fourier Transform). Perubahan konstanta elastis selang menghasilkan frekwensi getaran pada rentang    5,83 Hz – 10,00 Hz. Sedangkan amplitudo getaran yang dihasilkan menurun dengan berkurangnya kecepatan aliran yaitu pada rentang 0,30 mm – 1,95 mm. Pengaruh perubahan konstanta elastis selang juga dapat dinyatakan dengan parameter indeks kecepatan (S). Indeks kecepatan yang dihasilkan pada selang dengan konstanta K3 menghasilkan rentang S3 = 2,61 – 3,37, K2 menghasilkan rentang S2 = 2,69 – 3,51, dan K1 menghasilkan rentang S1 = 2,82 – 3,71. Selain itu penurunan pinch ratio (be) menyebabkan indeks kecepatannya juga menurun karena kekakuan sistem akan meningkat akibat meningkatnya tekanan fluida. Parameter lain yang menunjukkan pengaruh konstanta elastis selang adalah bilangan Womersley (α) dan angka Strouhal (St). Pada selang dengan konstanta K3 menghasilkan rentang angka Strouhal St3 = 0,30 – 0,38, K2 menghasilkan St2 = 0,29 – 0,37, dan K1 menghasilkan St1 = 0,27 – 0,35. Selain itu pada selang dengan konstanta K3 menghasilkan rentang α3 = 65,35 – 68,38, K2 menghasilkan α2 = 64,07 – 67,24, dan K1 menghasilkan α1 = 62,26 – 65,69. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah parameter bilangan Womersley (α) dan angka Strouhal (St) meningkat dengan bertambahnya konstanta elastis selang dan kekakuan sistem. Sedangkan indeks kecepatan (S) menurun dengan meningkatnya konstanta elastis selang.
Kualitas Produk Peralatan Pertanian Hasil Tempa Panas Pengrajin Pande Besi Melalui Penerapan Desain Dapur Perlakuan Panas Model Tutup Djoko Andrijono; Sufiyanto
Bahasa Indonesia Vol 19 No 01 (2022): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Edisi Khusus)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.191.9

Abstract

Abstract The problems encountered by artisan blacksmiths based on the field study results: unable to detect incineration temperature of wood charcoal in the crucibles, crusts occurrence on the metal surface of scrap component of spring leaf SUP 9 after heating process in the exposed model heating treatment. The solutions taken were by transforming the kitchen design, from exposed model heating treatment to closeted model heating treatment, which aimed to avoid oxidation on the incinerated metal, thus crusts do not occur on its surface. The kitchen wall of closeted model heating treatment was made from fireproof bricks, held heat resistance, and carried a stable thermal conductivity out of wood charcoal incineration. A digital thermocouple was installed in the closeted model heating treatment kitchen to accurately measure the temperature of wood charcoal incineration results. The closeted heating model treatment kitchen was designed portable. The solution methods applied field study and descriptive analysis. The study generated a result of sturdiness value with 18.8 HRC average for hoe products was below the standard of sturdiness value according to SNI 02-0331-1989 and generated a result of kitchen wall of closeted model heating treatment made from red bricks with cement as the fastener could not stand the heat. The conclusion for the application of kitchen design of closeted model heating treatment were the sturdity values achieved 58 HRC with SAE 900 C as the cooling lube and the wear rate achieved 0.000165605 gram/m. This meant the wear resistance property was low which met the standard according to SNI 02-0331-1989. Abstrak Permasalahan pengrajin pande besi sesuai hasil studi lapangan: temperatur pembakaran arang kayu di dalam kowi tidak dapat dideteksi, permukaan logam bekas komponen pegas daun SUP 9 timbul kerak setelah proses pemanasan di dalam dapur perlakuan panas model buka. Metode pemecahannya melakukan inovasi pada desain dapur perlakuan panas model buka dirubah menjadi desain dapur perlakuan panas model tutup yang bertujuan: material logam yang dipanasi tidak teroksidasi, sehingga permukaan logam tidak timbul kerak, dinding dapur perlakuan panas model tutup terbuat dari bata tahan api, mempunyai sifat tahan panas serta konduktivitas panas hasil pembakaran arang kayu stabil, dapur perlakuan panas model tutup dipasang termokopel digital agar temperatur hasil pembakaran arang kayu terukur dan akurat, dan dapur perlakuan panas model tutup dirancang dapat dipindah-pindah tempat. Metode pemecahannya menggunakan metode studi lapangan dan metode analisis deskriptif. Hasil-hasil temuan yang diperoleh angka kekerasan produk cangkul rata-rata 18,8 HRC masih di bawah angka kekerasan cangkul menurut SNI 02-0331-1989, dinding dapur perlakuan panas model buka terbuat bata merah dengan pengikat semen tidak tahan panas. Simpulan dengan penerapan desain dapur perlakuan panas model tutup, angka kekerasan mencapai 58 HRC dengan media pendinginan oli SAE 90 dan laju keausan 0.000165605 gram/m memenuhi SNI 02-0331-1989, sehingga sifat ketahanan ausnya rendah.
ANALISIS SURFACE DEFECT MENGGUNAKAN IMAGEJ PADA PRODUK HASIL PROSES ROLL BENDING PIPA KOTAK Sufiyanto Sufiyanto; David Ross; Djoko Andrijono; Rudy Hariyanto
BAROMETER Vol 7 No 1 (2022): Barometer
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35261/barometer.v7i1.5862

Abstract

Produk pipa lengkung merupakan produk yang dibuat melalui proses roll bending. Deformasi dalam bentuk kelengkungan tersebut dihasilkan oleh gaya bending yang diberikan pada material pipa. Karakteristik sifat mampu bentuk pada proses bending ditentukan oleh kemampuan deformasi plastis yang terjadi dan kekuatan material. Pada saat gaya bending yang diberikan melebihi batas kemampuan material maka terjadi kegagalan produk dimana salah satunya adalah surface defect pada proses roll bending pipa kotak. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar luasan surface defect yang terjadi pada proses roll bending pipa kotak. Metode yang digunakan adalah menghitung luasan surface defect dengan aplikasi ImageJ. Tahapan yang dilakukan adalah setting skala, penentuan batas area surface defect, dan pengukuran luasan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa aplikasi ImageJ dapat digunakan sebagai metode untuk pengukuran luasan surface defect yang terjadi pada proses roll bending pipa kotak.
BIMBINGAN TEKNIS DASAR-DASAR PROSES PEMBUATAN KOMPONEN SEPATU REM SEPEDA MOTOR DENGAN MODEL HIGH PRESSURE DIE CASTING BERBAHAN SKRAP ALUMINIUM BAGI IKM LOGAM DISPERINDAG KABUPATEN MALANG Djoko Andrijono; Sufiyanto Sufiyanto
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 4, No 2 (2019): December 2019
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v4i2.3801

Abstract

Sepatu rem merupakan elemen mesin menyatu dengan kampas rem yang terpasang di dalam tromol. Saat dilakukan pengereman timbul gesekan antara permukaan kampas rem dengan dinding bagian dalam tromol, sehingga  menimbulkan keausan pada kampas rem, akibatnya diperlukan penggantian kampas rem termasuk sepatu rem. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2018 mencapai 260 juta dan kepemilikan sepeda motor mencapai 137,7 juta artinya jumlah sepeda motor tersebut, sudah mencapai separuh dari jumlah penduduk Indonesia, sehingga kebutuhan sepatu rem sangat dituntut tersedia dipasaran, karena kampas rem yang sudah aus harus diganti. Kondisi tersebut, memberi peluang bisnis bagi para IKM logam untuk mendirikan industri pengecoran, khususnya di bidang pembuatan sepatu rem. Dipilihnya proses pengecoran tersebut, karena proses pengecoran dapat digunakan untuk proses remelting dan mampu memproduksi  dengan geometri produk cor yang rumit dan kompleks serta dapat digunakan untuk produksi massal. Bahan dasar sepatu rem dapat memanfaatkan limbah logam bukan besi jenis skrap aluminium yang memiliki sifat dapat dilebur kembali  dan salah satu cara untuk memperoleh produk sepatu rem secara massal tanpa diperlukan proses pengerjaan lanjut dapat menggunakan proses pengecoran jenis HDPC, karena HDPC menggunakan cetakan yang memiliki tingkat kepresisian yang tinggi dan proses pencetakannya dapat dilakukan secara berulang-ulang dengan bentuk dan ukuran produk yang sama. DOI; https://doi.org/10.26905/abdimas.v4i2.3801
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Achmad Imam Suyuthi agung setiawan Agus Iswantoko Ahmad Luthfi Ahmad Rivaldi Alghifani, Fairuz Zain Andrijono, Djoko Andrijono, Djoko Andriyono, Djoko Antalita Kirana Putri Aprillio, Deary Nanda Ardyanto Ardyanto Ardyanto Ardyanto Aziz, Myson Bagas Alfiansyah Bagus Setya Raharja Budianto, Ricky Gunawan Chandra, Gabriel Andika Chaniago, Basirun Darto, Darto David Ross Dimas Bagus Setyawan Diyah Sukanti Cahyaningsih Diyah Sukanti Cahyaningsih Erika Elice Fadilla, Rangga Fiky Dwi Setiawan Fransisca, Maria Gilbert Kelvin Gultom Gulita Ngudiana Hadiansah, M. Tesar I Made Sunada Ika Anggraeni Khusnul Khotimah Indah Rakhmawati Afrida Ivo, Bernadinus Kevindo Saputra Jainur Rohman Januar Regolan Ginting Kako, Yolinvianus Paulus Kusnadi Kusnadi Laksni Sedyowati Lian Agustina Setiyaningsih Luha, Agusto Frendy Marfizal, Marfizal Marisi, Erich Umbu Tipuk Meiliyan, Hizkia Mochammad Musafaul Anam Mohammad Hafid Zamroni Muhammad Alwi Risqillah Muhammad Yusuf Mukarom Mukarom, Mukarom Nanda Rahmaniar Siswanda Ni Made Wiyati Niam, Waridin Odja, Maria Nirmala Oggy Surya Fanawa Pambudi, Fery Paradito, Axel Caesar Pindo Tutuko Priyo Dari Molyo Rianu, Bagas Martinus Rizky Putra Adilana Ross, David Rudi Hariyanto Rudy Hariyanto Rusdi Rusdi Rusdijanto Rusdijanto Ryan Hadi Pamungkas Sari Yuniarti Setiawan, Fiky Dwi Sri Widayati Sri Widayati Sri Widayati Stanislaus Yoseph Subairi Subairi Sudjatmiko Sudjatmiko Sunarjo Sunarjo Sunarjo Sunarjo Tonadi Shodiq, Een Trisyathia Quentara, Lilia Widada, Boe Tong Yunus Supriyanto Zubizaretta, Zaid Dzulkarnain