Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA AGROINDUSTRI KOPI ROBUSTA BUBUK DI KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS Rozak, Elmira Syahdanabila; Noormansyah, Zulfikar; Widi, Riantin Hikmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 11, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v11i2.12763

Abstract

Kecamatan Rajadesa merupakan sentra produksi kopi robusta di Kabupaten Ciamis. Potensi tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan usaha salah satunya yaitu agroindustri kopi bubuk.  Penelitian ini bertujuan (1) menghitung besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan yang diperoleh agroindustri kopi di Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis; (2) mengetahui kelayakan usaha agroindustri kopi yang ada di Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis. Rancangan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sensus atau sampling total. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Biaya dan Pendapatan, Kelayakan usaha yakni Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) dan Break Event Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan: (1) Biaya rata-rata yang dikeluarkan dalam produksi kopi bubuk sebesar Rp10.236.594,00 dalam satu bulan, dengan penerimaan rata-rata sebesar Rp13.500.000,00, sehingga pendapatan rata-rata yang diperoleh agroindustri ini sebesar           Rp3.263.406,00; (2) Agroindustri kopi bubuk ini layak atau menguntungkan untuk diusahakan, secara ekonomi diukur dengan R/C ratio sebesar 1,32 (R/C ratio > 1) dan rata-rata BEP produksi sebesar 114 kilogram untuk dua kali proses produksi dalam satu bulan, serta rata-rata BEP harga sebesar Rp68.244,00.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KERIPIK PISANG DI DESA SELAMANIK KECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Nurianti, Suci; Noormansyah, Zulfikar; Widi, Riantin Hikmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 11, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v11i2.13103

Abstract

Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah yang banyak menghasilkan komoditas pisang di Jawa Barat. Buah pisang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan produk olahan makanan salah satunya melalui industri rumah tangga keripik pisang yang banyak diusahakan di Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis. Penelitian ini bertujuan (1) menghitung besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan yang diperoleh melalui industri rumah tangga keripik pisang yang banyak diusahakan di Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis; (2) mengetahui kelayakan usaha dari melalui industri rumah tangga keripik pisang yang banyak diusahakan di Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis. Sampel diambil secara sengaja (Purposive Sampling) terhadap tiga pelaku usaha yang aktif memproduksi dan memasarkan keripik pisang. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Biaya dan Pendapatan, Kelayakan usaha yakni Revenue Cost Ratio (R/C Ratio). Hasil penelitian menunjukkan: (1) Biaya rata-rata yang dikeluarkan industri rumah tangga keripik pisang selama satu bulan atau 26 kali produksi adalah sebesar Rp77.496.471, dan mendapatkan penerimaan sebesar Rp86.222.222 serta memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp8.725.751; (2) Industri rumah tangga keripik pisang ini layak untuk diusahakan dengan nilai R/C ratio sebesar 1,11 (R/C ratio > 1).
MODEL PENGEMBANGAN PROGRAM WIRAUSAHA BARU BERKELANJUTAN SEKTOR PERTANIAN DI KOTA TASIKMALAYA Muflihah, Ulfah; Heryadi, D Yadi; Widi, Riantin Hikmah
Adbispreneur Vol 8, No 3 (2023): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/adbispreneur.v8i3.47912

Abstract

The New Entrepreneurship Program (WUB) will be implemented over a period of five years (2018-2022) at the Tasikmalaya City regional apparatus covering various fields including the agricultural sector. The success of the WUB program can determine the sustainability of the program. The purpose of this research is: (1) to determine the success of the new agricultural sector entrepreneur program in Tasikmalaya City, (2) to analyze the factors that influence the success and sustainability of the agricultural sector new entrepreneur program in Tasikmalaya City, and (3) formulate a development model for sustainable new entrepreneur program agriculture sector in Tasikmalaya City. This research method uses a survey method. The method used to analyze the success rate of the WUB program in the agricultural sector is the average score on the dimensions of program success, factor analysis of measurement models, and structural models using the SEM Warp-PLS model. This shows the success rate of the agricultural sector WUB program in Tasikmalaya City as a whole the dimensions are 82.48% including the successful category. The characteristics of the actors and supporting institutions influenced the success and sustainability of the WUB program. The success of the WUB program is a mediating variable for the influence of supporting institutions on the sustainability of the WUB program. The model for developing a sustainable new entrepreneurial program for the agricultural sector in Tasikmalaya City can be realized in a synergistic penta helix model. Program Wirausaha Baru (WUB) dilaksanakan dalam kurun lima tahun (2018-2022) pada perangkat daerah Kota Tasikmalaya meliputi berbagai bidang termasuk sektor pertanian. Keberhasilan program WUB dapat menentukan keberlanjutan program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keberhasilan program wirausaha baru sektor pertanian di Kota Tasikmalaya, (2) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan dan keberlanjutan program wirausaha baru sektor pertanian di Kota Tasikmalaya, dan (3) merumuskan model pengembangan program wirausaha baru berkelanjutan sektor pertanian di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program WUB sektor pertanian dengan metode rata-rata skor pada dimensi keberhasilan program, analisis faktor model pengukuran dan model struktural menggunakan permodelan SEM Warp-PLS. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan program WUB sektor pertanian di Kota Tasikmalaya secara keseluruhan dimensi sebesar 82,48% termasuk kategori berhasil. Karakteristik pelaku dan kelembagaan pendukung berpengaruh terhadap keberhasilan dan keberlanjutan program WUB. Keberhasilan program WUB merupakan variabel mediasi pengaruh kelembagaan pendukung terhadap keberlanjutan program WUB. Model pengembangan program wirausaha baru berkelanjutan sektor pertanian di Kota Tasikmalaya dapat diwujudkan dalam model penta helix secara sinergis.
PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MELALUI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK Nuraini, Candra; Kurniati, Fitri; Widi, Riantin Hikmah
Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Dharma Bhakti
Publisher : Universitas Ekuitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52250/p3m.v5i1.325

Abstract

Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah (1) memperdayakan kelompok tani wanita sehingga mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, kesadaran serta memotivasi khususnya anggota/kelompok ibu-ibu rumah tangga untuk memanfaatkan lahan kosong/ pekarangan sebagai sumber pangan/ketahanan pangan dan pendapatan keluarga; (2) kelompok tani wanita/ibu-ibu rumahtanggan mampu melaksanakan budidaya dengan sistem pertanian organik, dan (3) mampu untuk membuat pupuk organik cair serta (4) pembekalan materi pembukuan sederhana. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan IbM ini adalah metode pendekatan partisipasi kelompok, yaitu melibatkan masyarakat dalam kegiatan. Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan IbM akan meliputi: penyuluhan, pelatihan, demonstrasi, praktek langsung dan pendampingan. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta ketarmpilan anggota kelompok tani wanita atau ibu ibu warga tentang pentingnya pemanfaatan lahan pekarangan melalui penerapan sistem pertanian organik. Sehingga diimplementasikan dalam bentuk kegiatan melalui pembentukan kelompok dan diberikan bantuan sarana produksi dan peralatan usahatni secara sederhana. Selain itu kegiatan ini juga ditekankan pada ketrampilan ibu ibu untuk menyediakan sarana produksi secara mandiri melalui pembuatan pupuk organik dari kotoran hewan dan pemanfaatan limbah rumahtangga dan bahan bahan yang ada disekitar untuk pembuatan pupuk cair. Hasil monitoring didapatkan beberapa aktivitas masyarakat dalam implementasi hasil penyuluhan.
STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI MENDONG DI TASIKMALAYA Suyudi, Suyudi; Cahrial, Eri; Widi, Riantin Hikmah; Hertania, Deva; Nurkhotimah, Thania
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 11, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v11i3.16065

Abstract

Berkurangnya luas areal tanam dan musim kemarau, menyebabkan produksi dan produktivitas tanaman mendong menurun di Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan dan mengetahui atribut  faktor dominan yang sensitif dalam keberlanjutan  usahatani mendong di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan metode survei. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan pada penelitian adalah teknik Analisis Multi Dimensional Scaling (MDS) digunakan untuk menilai indeks dan status keberlanjutan serta mampu mengidentifikasi atribut yang sesitif dari masing-masing dimensi melalui leverage analysis. ). Metode analisis keberlanjutan dengan Rap-KopiSilo merupakan pendekatan yang dimodifikasi dari program RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries. Hasil penelitian menunjukan bahwa status keberlanjutan usahatani mendong di Tasikmalaya berdasarkan multidimensi (ekologi, ekonomi dan sosial/budaya) berada dalam status kurang berkelanjutan, nilai indeks status keberlanjutannya berada pada selang 25,01-50. Atribut yang sensitif terhadap keberlanjutan usahatani mendong dari dimensi ekologi adalah : tindakan konservasi, pemupukan tanah, pemanfaatan limbah, tahapan persiapan pengolahan lahan, berikutnya atribut yang sensitif terhadap keberlanjutan usahatani mendong dari dimensi ekonomi adalah : kemitraan usahatani mendong, pemodalan usaha, perubahan upah tenaga kerja, selanjutnya atribut yang sensitif terhadap keberlanjutan usahatani mendong dari dimensi sosial/budaya adalah : tingkat relasi petani dengan pelaku pemasaran, pandangan masyakarat terhadap usahatani mendong, tingkat pendidikan,  ketersediaan penyuluhan.
Analyzing the Interplay of Technology Adoption, Farmer Training, Market Access, and Crop Yield: A Quantitative Survey in Agribusiness Rusmayadi, Gusti; Salawati, Umi; Widi, Riantin Hikmah; Suparwata, Dewa Oka
International Journal of Business, Law, and Education Vol. 5 No. 1 (2024): International Journal of Business, Law, and Education
Publisher : IJBLE Scientific Publications Community Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56442/ijble.v5i1.415

Abstract

This research delves into the intricate interplay of Technology Adoption (TA), Farmer Training (FT), Market Access (MA), and Crop Yield (CY) within the contemporary agribusiness landscape. With the global population burgeoning and climate change reshaping traditional paradigms, the need to enhance agricultural efficiency and resilience is paramount. Through a quantitative survey and Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS SEM) analysis, the study explores the relationships among these pivotal factors. The findings underscore the significant impact of technology adoption, farmer training, and market access on crop yield, supported by established theories. The diverse respondent demographic, methodological rigor, and hypothesis testing further fortify the study's credibility. This research not only contributes to academic knowledge but also provides practical insights for policymakers and industry stakeholders, fostering a harmonious integration of key elements to enhance agribusiness sustainability.
DAMPAK EKSTERNALITAS INDUSTRI TAHU BULAT DI DESA JELAT, KECAMATAN BAREGBEG, KABUPATEN CIAMIS Widi, Riantin Hikmah; Rozak, Elmira Syahdanabila; Imadudin, Rifki Muhamad; Nurianti, Suci; Ruliyandi, Ruliyandi; Sharah, Siti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 12, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v12i1.17319

Abstract

Salah satu lokasi industri pengolahan tahu bulat di Kabupaten Ciamis berada di Desa Jelat. Industri tahu di daerah tersebut banyak tersebar, ada yang di tengah pemukiman masyarakat dan ada yang jauh dari pemukiman masyarakat. Adanya industri tersebut tentu secara langsung maupun tidak langsung memungkinkan terjadinya dampak eksternalitas, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak eksternalitas positif dan negatif serta upaya penanganan dampak eksternalias oleh industri tahu bulat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) terhadap empat industri tahu bulat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Hasil penelitian menunjukkan: (1) dampak eksternalitas positif dari adanya industri tahu bulat di Desa Jelat, yaitu meningkatkan pendapatan tambahan bagi masyarakat, penyerapan tenaga kerja, dan peluang usaha baru, sedangkan dampak eksternalitas negatif yaitu pencemaran lingkungan diantaranya yang berasal dari limbah padat dan cair serta pencemaran udara berupa bau tidak sedap yang menyebabkan ketidaknyamanan bertempat tinggal; (2) bentuk tanggung jawab industri terhadap masyarakat dapat dilihat dari keterlibatan aktif dan inisiatif pembangunan desa, seperti sumbangan bangunan sebesar Rp. 20.000.000 pertahun, sumbang operasional diniyah sebesar Rp. 4.000.000 per tahun, dan sumbangan acara keagamaan sebesar Rp. 8.000.000 per tahun; (3) upaya-upaya penanganan limbah yang telah dilakukan dan sedang direncanakan oleh industri tahu bulat di Desa Jelat diantaranya yaitu pakan ternak dari limbah padat ampas kedelai, instalasi pengolahan air limbah, bak penampungan limbah, dan pupuk organik cair.
EFFICIENCY OF LARGE RED CHILI FARMING IN CIBEUREUM VILLAGE, SUKAMANTRI DISTRICT, CIAMIS REGENCY Solihah, Risa Amalia; Nuraini, Candra; Widi, Riantin Hikmah
Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 9 No. 2 (2025): Agrisaintifika
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v9i2.6324

Abstract

Red chili is a vegetable that is included in the horticultural commodities that are widely consumed by the community and results in high demand for red chili, so that its production must be optimized as much as possible. This study aims to determine the average value of the level of technical efficiency, allocative efficiency and economic efficiency in red chili cultivation farming in Cibeureum Village. January to October 2024 is the time when this study was carried out using a survey method and a sampling technique using proportional random sampling. Cibeureum Village is a research location located in Sukamantri District, Ciamis Regency with a total of 32 respondents from red chili farmers. Cibeureum Village was chosen as the research location because it is a central village producing red chili in Sukamantri District. This study uses the Data Envelopment Analysis (DEA) approach which uses input orientation with the assumption of the Variable Return to Scale (VRS) model. The production factors used are land, manure, seeds, NPK fertilizer, agricultural lime, herbicides, fungicides, insecticides, male labor and female labor. Based on the research results, the average values of technical, allocative and economic efficiency obtained for red chili farming in Cibeureum Village were respectively 0.978, 0.884 and 0.865, which means that the red chili farming business is not yet efficient technically, allocatively and economically. Keywords: Economic Allocative Technical Efficiency, Farming, Red Chili
ANALISIS DAYA SAING JAMBU METE (Anacardium Occidentale L.) PADA ERA PERDAGANGAN BEBAS Andriani, Siti; Rofatin, Betty; Widi, Riantin Hikmah
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 9, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v9i2.10274

Abstract

Cashew is one of the plantation commodities which is quite important as a contributor to the foreign exchange. Cashew                                                                     is originally                                                                  developed as a conservation plant to improve critical land. The paradigm shift in the end make it used as a source of farmers' income. Increased production makes cashew as one of the leading export commodities. This is because Indonesian cashews has the potential and are well received in the international market. The purpose of this research is to determine the competitiveness of Indonesian cashew in terms of either competitive advantage or comparative advantage which focused on two comparison countries they are India and Vietnam. The comparative advantage factor can be found using the analysis of RCA (Revealed Comparative Adventage), RCTA and ISP (Trade Specialization Index), where the theory describes whether Indonesian cashew has a comparative advantage and knowing whether Indonesia's cashew commodity tends to be an exporter or importer country, as well as measuring the position of the stages of development of Indonesian cashew. The competitive advantage factor can be found through the analysis of the Export Competitiveness Index (ECI), where the theory describes whether Indonesian cashew has a competitive advantage. The results of this research indicates that, Indonesia has a comparative advantage with an average RCA value of 2.44 and an RCTA of 20.54 and a declining competitive advantage with an average ECI value of 0.96. Indonesia is classified as an exporter country because the ISP value shows a positive (+) number with an average value of 0.88.
Innovative Agricultural Financing Models to Enhance Farmers’ Access to Sustainable Credit and Investment Widi, Riantin Hikmah; Suprapto, Agus; Ellyta
Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan Vol. 13 No. 5 (2025): JIMKES Edisi September 2025
Publisher : LPPM Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37641/jimkes.v13i5.3387

Abstract

Farmers’ access to sustainable finance remains a persistent structural barrier to agribusiness development in many developing countries. In Indonesia, conventional credit schemes often fail to align with the seasonal nature and risk profile of agriculture, limiting productivity and financial inclusion among smallholder farmers. This study aims to evaluate innovative financing models that can improve access to credit and sustainable investment in three agrarian regions: Kulon Progo, Jember, and Tanah Datar. Using a qualitative multiple case study approach, the research examines the design and implementation of value chain financing, blended finance mechanisms, and digital lending platforms within varying local agricultural contexts. The findings reveal that value chain financing in Kulon Progo significantly reduced non-performing loan rates to 1.2%; digital lending in Jember reached over 3,200 young farmers; and blended finance in Tanah Datar contributed to a 26% increase in household income. These results highlight the importance of coordination among agribusiness actors, financial institutions, and enabling policy frameworks. The study contributes practical insights for policymakers by identifying key success factors such as adaptive regulation, improved digital infrastructure, and institutional partnerships needed to scale inclusive financing models and enhance the resilience of Indonesia’s smallholder farmers.