Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PERAN ORANG TUA TUNGGAL (IBU) DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SEORANG ANAK (STUDI KASUS ORANG TUA DI DUSUN GENDONG DESA MARGOREJO KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN Umam, Hibrul; Nur Hidayati, Laili; Fahrudi, Emi
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 19 No 1 (2025): Tadris: Jurnal penelitian dan pemikiran pendidikan islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v19i1.1094

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya suatu kasus yang ada di Desa Margorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, yaitu peran orang tua tunggal khususnya seorang ibu yang harus mengurus anak seorang diri. Otomatis disini akan muncul sebuah problem seperti kurangnya kasih sayang, dan Psikologi terganggu. Hal ini akan mempengaruhi peran orang tua tunggal dalam pembentukan akhlak seorang anak. Berdasarkan pada latar belakang masalah, penelitian ini diharapkan memberikan jawaban terhadap rumusan masalah (1) bagaimana peran orang tua tunggal (ibu) di Desa Margorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dalam pembentukan akhlak seorang anak? (2) apa saja tantangan yang dihadapi orang tua tunggal (ibu) di Desa Margorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dalam pembentukan akhlak seorang anak? (3) bagaimana strategi orang tua tunggal dalam menyelesaikan tantangan di Desa Margorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dalam pembentukan akhlak seorang anak? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan peran orang tua tunggal (ibu)di Desa Margorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dalam pembentukan akhlak seorang anak, (2) Mendeskripsikan tantangan yang dihadapi orang tua tunggal (ibu) di Desa Margorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dalam pembentukan akhlak seorang anak, (3) Mendeskripsikan strategi orang tua tunggal dalam menyelesaikan tantangan di Desa Margorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dalam pembentukan akhlak seorang anak. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peran orang tua tunggal a) peran orang tua tunggal sebagai peran Agama, b) Politik c) Suri Tauladan d) Pelindung dan e) Guru. (2) Tantangan yang dialami orang tua tunggal dalam membentuk akhlak seorang anak adalah (a) Tanggung jawab yang berlebihan (b) Tugas yang berlebihan (c) emosi yang berlebihan. (3) strategi penyelesaian masalahnya yaitu (a) tanggung jawab yang berlebihan orang tua tunggal meminta bantuan (b) menjadwal kegiatan (c) mengontrol emosi. Hasil temuan penelitian, direkomendasikan: (a) orang tua tunggal tetap menjalankan perannya sebagai ibu untuk anaknya dengan baik meskipun tanpa adanya suami yang mendampinginya. Akan tetapi adanya orang-orang terdekat seperti kakek, nenek dan juga saudara yang lainnya setidaknya meringankan tugas dan kewajiban orang tua tunggal. Selanjutnya, bagi peneliti lain diharapkan ada penelitian sejenis yang menganalisis lebih dalam tentang bagaimana peran orang tua tunggal khusunya ibu dalam membentuk akhlak seorang anak.
The Effect of Student Motivation on Learning Outcomes in the Tawhid Science Course Mundofi, Ahmad Asron; Hidayat, Nur; Nurmahni, Nurmahni; Fahrudi, Emi; Urokhim, Auliya
Studi Multidisipliner: Jurnal Kajian Keislaman Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padngsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/multidisipliner.v11i2.12697

Abstract

This research aims to analyze the influence that occurs on student motivation on learning outcomes in the Tauhid Science course carried out at the Sunan Kalijaga State Islamic University, Yogyakarta, using a quantitative approach. The method used is the descriptive and inferential correlation method with Analysis of Variance to see the influences, differences, and interactions that occur in the learning outcomes of the Tauhid Science course which are reviewed based on learning motivation. The population in this study included all postgraduate students in the Islamic Religious Education study program with a sample of 62 students consisting of 29 students in class A, 22 B, and 11 students in C. In this research, it was found that student motivation and learning outcomes in monotheism courses did not provide a significant correlation with strengths that were classified as weak. The differences in student learning outcomes occurred in class A and class C, and between the other two classes, there was no significant difference. Apart from that, student learning outcomes based on male and female gender did not provide significant differences or interactions. So, for further research, it is hoped that research can be carried out that correlates student learning outcomes with the learning model used based on reviewing initial abilities regarding the Science of Tauhid to see the influence and improvement that occurs.
MAKNA SIMBOLIK “BULAN SURO” KENDURI DAN SELAMATAN DALAM TRADISI ISLAM JAWA Fahrudi, Emi; Alfadhilah, Jauharotina
ASWALALITA: Journal of Da'wah Management Vol 1 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Department of Da'wah Management, Faculty of Da'wah, IAINU Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tradisi merupakan suatu bentuk upacara tradisional yang dilakukan dikalangan masyarakat dan sudah menjadi budaya yang sulit untuk dihilangkan terutama bagi masyarakat khususnya di Jawa. Budaya yang dimiliki oleh manusia dapat berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Budaya pada dasarnya merupakan hasil karya manusia, baik berbentuk nilai-nilai, aktivitas manusia dan benda. Islam dipercayai oleh pengikutnya sebagai agama yang universal, dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi apapun. Dalam bentuk acara tradisi diantaranya adalah makna “bulan suro”, kenduri dan selamatan. Kenduri atau kenduren merupakan tradisi Jawa lama yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh suku Jawa di mana saja mereka berada. Budaya kenduri merupakan bentuk ekspresi spiritual masyarakat Jawa dan sebagai ajang untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kenduri yang dilakukan dalam tradisi masyarakat Jawa yang diniatkan sebagai sedekah dalam bentuk makan – makan setelah berdo’a dan bersyukur, sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umatnya agar mau berbagi terhadap sesamanya dalam bentuk jamuan upacara adat. Sedangkan selamatan adalah sebuah tradisi ritual yang hingga saat ini juga masih tetap dilestarikan oleh sebagian masyarakat di Jawa salah satunya upacara adat ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah dan karunia yang diberikan oleh Allah. Kata Kunci : Budaya, Suroan, Kenduri, Selamatan.
BAHASA AGAMA DAN DAKWAH ISLAM Alfadhilah, Jauharotina; Fahrudi, Emi
ASWALALITA: Journal of Da'wah Management Vol 2 No 01 (2023): MARET
Publisher : Department of Da'wah Management, Faculty of Da'wah, IAINU Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The language of religion is the language used in any religion. One of the main characteristics of religious language, as stated by Ramsey, is the commitment and religious moral response of the speaker, because language and religious expression are very complex, as complex as thoughts, feelings and human activities themselves. Humans try to describe everything around them with symbols, icons, or metaphorical expressions to make it easier for them to understand the natural surroundings and establish communication between humans. Not only trying to communicate with each other, humans also try to understand things that are metaphysical, such as God, holy books and also religious rituals. These three things are often summarized in a term, namely the language of religion. Religion which is abstract and metaphysical requires humans to start thinking about these things by expressing them through iconic language. Icons and symbols that are often used are symbols that are still related to things of the senses. This is deliberately done so that humans can understand existence that is abstract and cannot be reached by the senses to be easy to understand and acceptable. If this very complex religious language is related to Da'wah Islamiyah, it will become a new challenge in the world of Islamic da'wah. Islam as a religion that is moderate and highly upholds tolerance, is certainly easier to accept anything that is formulated by religious language, provided that it does not come out of the Al-Qur'an or As-Sunnah.
Jaringan Alumni dan Reproduksi Tradisi Kitab Kuning: Studi Peran Strategis Organisasi Alumni KESAN ( Keluarga Santri Langitan) Widang Tuban dalam Mempertahankan Otentisitas Keilmuan Pesantren. Fahrudi, Emi
ASWALALITA: Journal of Da'wah Management Vol 4 No 2 (2025): Vol 4 No 2 (2025): SEPTEMBER
Publisher : Department of Da'wah Management, Faculty of Da'wah, IAINU Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study examines the strategic role of alumni networks in reproducing the tradition of the kitab kuning and preserving pesantren scholarly authenticity, based on a case study of the KESAN (Keluarga Santri Langitan) Alumni Organization in Widang, Tuban. Using a qualitative approach and case study methods (in-depth interviews, observation, and secondary data analysis), the findings show that KESAN acts as a Reproducer of Habitus (Bourdieu) through disciplined kitab kuning instruction and as a Guardian of Tradition by filtering modernization through regular musyawarah.The study identifies four main mechanisms: maintaining an intellectual alumni network for authentic knowledge transmission; reproducing santri habitus through discipline and modesty; transmitting cultural capital (knowledge of kitab kuning, Arabic proficiency, and religious authority) to the community; and supporting pesantren economic development through alumni entrepreneurship. The findings show that alumni organizations can adapt modern technologies without eroding tradition while reinforcing resistance to globalization. This study affirms Bourdieu’s cultural reproduction theory in the pesantren context, highlighting alumni as cultural agents linking tradition with contemporary dynamics. The sustainability of pesantren scholarly authenticity depends on strong alumni networks and contextualized teaching adaptations.
Konseling Islam Berbasis Tarekat Qodiriyah-Naqsyabandiyah: Studi Dinamika di Pesantren Suryalaya dan Implikasinya terhadap Pengembangan Konseling Islam Fahrudi, Emi; Irfan; Mundofi, Ahmad Asron; Urokhim, Auliya; Yusuf, Moh. Asror
Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jbk.v9i2.14087

Abstract

This research examines the therapeutic potential of the Qodiriyah-Naqsyabandiyah Tariqa (TQN) spiritual tradition as a solution to the need for a holistic and relevant Islamic counseling model. Focusing on Pesantren Suryalaya as a case study, the study aims to analyze the dynamics of TQN's spiritual guidance, identify its therapeutic elements, and formulate a tariqa-based counseling model. Using a qualitative case study approach, data were gathered through participant observation, in-depth interviews, and documentation study at pesantren suralaya. ata  analysis was  carried  out  using  the  Miles  and  Huberman  model,  which includes    data    reduction,data    presentation,    and    drawing conclusions. The findings reveal an effective integrative counseling model that blends Sufi practices such as dhikr, riyadhah, and reflective dialogue with core Islamic values like sabr (patience), tawakkul (reliance on God), and ridha (sincere acceptance). This model is proven to address psycho-spiritual issues and strengthen the character of students through a holistic collaboration among counselors, caregivers, and religious leaders (kiai). Although challenges exist, such as the potential for reducing the tariqa's meaning and low spiritual literacy among counselors, the study emphasizes the urgency of overcoming them through Sufi-based counselor training and the development of hybrid digital platforms. Overall, these findings affirm the relevance of the tariqa tradition in shaping a holistic, value-based, and contextual Islamic counseling practice amidst modern challenges.