Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Dukungan Peer Group Terhadap Kepatuhan Konsumsi Minum Obat Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Di SMA N 1 Banguntapan Tahun 2020 Defintasari Sri Raharjo; Indrayanti
Journal of Health (JoH) Vol 8 No 1 (2021): Journal of Health - January 2021
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/joh.v8i1.226

Abstract

Anemia is a problem that occurs throughout the world, especially in female teenagers. The high number of anemia makes the Government to make a program of providing iron tablet. Factors of adherence to taking medication consist of internal and external factors. One of the external factors is peer support. Peer Group Support is one way to improve female teenagers adherence in taking iron tablet medication. Statistical test results show is significant relationship between peer group support for adherence to taking tablets blood in adolescent girls (p value <alpha = 0,000 <0.05) with a correlation of 0.508, namely moderate closeness. The conclusion of this research there is a relationship of Peer Group Support and iron tablet medication adherence in female teenagers of SMA N 1 Banguntapan in 2020
Hubungan Pola Pemberian MP-ASI dan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Usia 6-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro Lilik Inayati; Abdul Latip; Indrayanti
Gema Bidan Indonesia Vol. 11 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v11i4.97

Abstract

Masalah gizi adalah keadaan gizi seseorang yang ditunjukkan oleh keadaan antropometri, klinis, dan laboratorium. Sampai saat ini Indonesia masih memiliki beberapa masalah gizi, yaitu dalam bentuk masalah kekurangan gizi makro dan kekurangan gizi mikro. Berdasarkan laporan hasil SSGI 2021, angka prevalensi balita wasting di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2021 mencapai 9,5 persen, menempati urutan tertinggi ke-5 di Jawa Timur (3). Pada tahun 2020 jumlah kasus malnutrisi di Puskesmas Kalitidu mencapai 10,96 % . Namun pada tahun 2021 kasus malnutrisi mengalami peningkatan mencapai 13,38 %.(PSG Bojonegoro, 2021). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara Pola pemberian MP-ASI dan Pengetahuan gizi ibu dengan Status Gizi Balita usia 6-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini bersifat cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu dan balita usia 6-59 bulan yang terpilih dengan teknik proportional random sampling sejumlah 155 responden. Variabel independen adalah pola pemberian MP-ASI dan pengetahuan gizi ibu, sedangkan variabel dependen adalah Status Gizi balita usia 6-59 bulan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil analisis menggunakan uji chi square didapatkan bahwa sebagian besar balita dengan pola pemberian MP-ASI yang baik memiliki status gizi yang baik pula yaitu sejumlah 91,8 %, sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan gizi baik memiliki balita dengan status gizi yang baik yaitu sejumlah 87,1 %. Hasil analisis hubungan pola pemberian MP-ASI p=0,000, pengetahuan p=0,000, yang mana p=0,000 < α (0,05). Kata Kunci: MP-ASI, Pengetahuan, Status Gizi, dan Balita
MEMAHAMI DINAMIKA KONSELING POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA REMAJA INDONESIA DH Pasha, Sartika Sari Wardanhi; Indrayanti; Fatimah, Jeanny Maria; Zhafirah Permata Sari
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 8 No. 4 (2023): EDISI OKTOBER
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi Fisip UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/jikuho.v8i4.129

Abstract

Prevalensi jumlah penderita PTSD di dunia mencapai jumlah 200 juta penderita sedangkan berdasarkan data Survei Kesehatan Mental Nasional Indonesia menyatakan bahwa sekitar 2,45 juta remaja mengalami gangguan mental di mana 0,5% dari total penderita PTSD setara dengan 12,250 remaja di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motivasi penderita PTSD melakukan konseling ke psikolog, mengidentifikasi proses konseling yang dilakukan oleh penderita dan psikolog. Metode Penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap psikolog yang pernah menangani penderita PTSD usia 17 tahun ke atas di Lembaga Psikomorfosa Makassar. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi pustaka yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja penderita PTSD yang melakukan konseling dikarenakan mengalami gejala PTSD dan berupaya untuk meminimalisir disonansi kognitif yang dialaminya. Komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh psikolog melalui empat tahap yakni: 1) pra interaksi, 2) perkenalan atau orientasi, 3) kerja dan 4) terminasi atau pemulihan akhir.
Metode Function Point Untuk Estimasi Biaya Proyek Pengembangan Aplikasi E-Pres Saja Amalia, Nurul; Ika Royanti, Nur; Indrayanti
JI-Tech Vol 20 No 1 (2024): Jurnal JI-Tech
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Informasi NIIT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55864/jitech.v20i1.279

Abstract

Kemajuan teknologi telah memberikan kemudahan bagi manusia dalam hal mendapatkan informasi maupun dalam menyelesaikan pekerjaan. Adanya manfaat yang diberikan oleh suatu teknologi, maka banyak yang mengembangkan perangkat lunak untuk membantu kinerja manusia. Dalam pengembangan perangkat lunak biaya pengembangan proyek merupakan biaya yang mendominasi yaitu mencapai 60%. Proyek perangkat lunak sering mengalami penundaan, over budget, dan tidak selesai karena kegagalan memperkirakan biaya pengembangan perangkat lunak. Maka perlu dilakukan penentuan estimasi biaya yang baik menggunakan metode Function Point. Function Point merupakan metode pengukuran fungsionalitas perangkat lunak berdasarkan tipe fungsi pengguna yaitu External Input, External Output, External Inquire, Internal Logic File, dan External Interface File serta perhitungan teknis dari pengembangan perangkat lunak. Hasil dari penelitian pengembangan proyek pada aplikasi E-pres Saja membutuhkan biaya sekitar Rp 49.025.482
NILAI TENRICAU TERHADAP PERILAKU FOMO REMAJA DI MAKASSAR Indrayanti; Sennehati, Sennehati; Rintoh, Rintoh; Mattarima, Mattarima
MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7 No. 2 (2024): Medialog: Jurnal Ilmu Komunikasi (in Progres)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UM Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/medialog.v7i2.6135

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui remaja suku Bugis memaknai nilai Tenricau ke dalam dirinya dan ingin mengetahui alasan remaja suku Bugis di Makassar menjadikan Fear of Missing Out (FoMo) sebagai kebutuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian ini adalah 10 remaja yang masih memegang nilai-nilai lokal serta memahami makna Tenricau. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interaksi Simbolik yang dicetuskan oleh George Herbert Mead yang merujuk pada Mind, Self and Society. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa remaja suku Bugis yang berperilaku FoMo berlandaskan pada nilai Tenricau yang dimaknai secara salah dan telah mereka dapatkan sejak kecil.. Nilai Tenricau sendiri memiliki makna bahwa jangan menyerah sebelum berjuang dan berusaha menjadi yang terbaik. akan tetapi, kebanyakan orang tua mereka berbeda budaya menyebabkan mereka salah memaknai Tenricau yaitu selalu menjadi nomor satu dalam segala hal. Remaja sebagai seorang individu yang masih mencari jati dirinya, belum bisa memilah apa yang harus dipersaingkan dan apa yang harus dibiarkan sehingga hal ini ia jadikan landasan dalam berperilaku di masyarakat dan berdampak pada hubungan sosial mereka. Ada yang bisa menerima namun ada yang tidak bisa menerima. Alasan remaja suku Bugis yang tinggal di Makassar menjadikan perilaku FoMo sebagai salah satu kebutuhan karena suku Bugis dikenal dengan gengsi sehingga memiliki daya saing yang tinggi dengan selalu ingin menjadi pemenang di segala hal. rasa gengsi dan ingin diakui, membuat remaja senang melakukan pamer (flexing) di media sosialnya. Perilaku tersebut menjadikan tujuan mulia dari tenricau menjadi bergeser maknanya dan FoMo menjadi budaya baru.
Diplomasi Budaya Multitrack: Peran Korean Cultural Center Indonesia Dalam Menyebarluaskan Budaya Korea di Indonesia Budiman, Nurazizah Lutfiah; Bahfiarti, Tuti; Indrayanti
TRANSBORDERS: International Relations Journal Vol. 8 No. 1 (2024): TransBorders: International Relations Journal
Publisher : Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/transborders.v8i1.19472

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis upaya diplomasi budaya Korea Selatan di Indonesia yang dilakukan oleh Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) melalui pendekatan multitrack diplomacy. Dalam konteks tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea, KCCI memainkan peran penting sebagai instrumen diplomasi budaya dengan memanfaatkan jalur pemerintah, non-pemerintah, dan media untuk menyebarkan budaya Korea secara efektif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dengan pendekatan realisme, dengan mengandalkan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan partisipan aktif program KCCI, serta data sekunder berupa jurnal, artikel, dan publikasi dari KCCI. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa diplomasi budaya yang dilakukan oleh KCCI melalui kolaborasi dengan lembaga pemerintah Korea, tokoh masyarakat, influencer, dan media sosial terbukti efektif dalam memperluas apresiasi masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea. Kegiatan budaya yang melibatkan kolaborasi lintas instansi dan tokoh masyarakat telah berhasil menjangkau generasi muda Indonesia dan memperkuat hubungan budaya kedua negara. Melalui penggunaan media sosial dan program online dan offline, KCCI telah mampu beradaptasi dengan tren budaya populer, seperti K-Pop dan drama Korea, yang semakin memperluas pengaruh budaya Korea di Indonesia. Implikasi dari temuan ini menunjukkan bahwa diplomasi budaya yang terstruktur dapat memperkuat soft power Korea Selatan di Indonesia dan meningkatkan pemahaman lintas budaya di kalangan masyarakat. Penelitian ini juga mengidentifikasi adanya keterbatasan dalam cakupan wilayah penelitian yang sebagian besar berpusat di Jakarta. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut disarankan untuk memperluas cakupan geografis dan melakukan analisis longitudinal untuk memahami dampak jangka panjang dari diplomasi budaya ini. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi KCCI dan lembaga terkait lainnya dalam meningkatkan strategi diplomasi budaya yang efektif dan adaptif.
IMPLEMENTASI ALGORITMA EOQ DAN ROP UNTUK MEMAKSIMALKAN PERSEDIAAN BENANG PADA KERAJINAN KAIN JEBLOS (KAIN ATMB): IMPLEMENTASI ALGORITMA EOQ DAN ROP UNTUK MEMAKSIMALKAN PERSEDIAAN BENANG PADA KERAJINAN KAIN JEBLOS (KAIN ATMB) Indrayanti; Jumiati, Eny; Royanti, Nur Ika
IC Tech: Majalah Ilmiah Vol 20 No 1 (2025): IC Tech: Majalah Ilmiah Volume XX No. 1 April 2025
Publisher : P3M Institut Widya Pratama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47775/ictech.v20i1.334

Abstract

Industri kerajinan kain jeblos yang menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) memainkan peran penting dalam pelestarian budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Namun, pengelolaan persediaan benang yang tidak efektif, baik karena kelebihan stok maupun kekurangan bahan baku, sering menyebabkan proses produksi terganggu. Dalam penelitian ini, metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) digunakan sebagai solusi ilmiah dalam manajemen rantai pasok untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan stok benang. Data yang digunakan berasal dari pemakaian benang selama satu tahun (2020) pada salah satu unit usaha kain jeblos. Permintaan tahunan benang tercatat sebesar 11.396,24 kg. Berdasarkan perhitungan metode EOQ, jumlah pemesanan optimal setiap kali order adalah sebesar 754,86 kg, sedangkan titik pemesanan ulang (ROP) ditentukan pada saat persediaan menyentuh 221,59 kg, dengan asumsi konsumsi harian sebesar 31,66 kg dan lead time 7 hari. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penerapan metode EOQ dan ROP dapat menurunkan total biaya persediaan tahunan dari Rp 1.752.143 menjadi Rp 1.509.717, sehingga menghasilkan penghematan sebesar ±Rp 242.425 per tahun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa algoritma EOQ dan ROP dapat diterapkan secara efektif dalam skala usaha kecil kerajinan kain tradisional, guna meningkatkan efisiensi biaya dan menjaga kesinambungan pasokan bahan baku.
BAHAYA PAPARAN PESTISIDA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI Indrayanti; Latip, Abdul; Rahayu, Ari Tri; Ernawati, Masfuah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol. 6 No. 2 (2025): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v6i2.1789

Abstract

Pesticides are one of the toxic and dangerous chemicals (B3) and are persistent organic pollutants. If you use unsafe pesticides, it can affect a person's health. WHO estimates that around one million suffer pesticide poisoning every year. 11,000 would have fatal consequences. The mechanism of action of pesticides in the human body is to influence the work of enzymes and hormones and can damage tissue by inducing the production of serotonin and histamine. Pesticides are cytotoxic, carcinogenic and mutagenic for health and can be toxic to the reproductive system. Toxins in the reproductive system that are metabolized will enter the ovaries and cause the cells in the ovaries to become damaged. Pesticides can also cause decreased fertility, hormonal imbalance, damage to the germinal epithelium, genetic changes in men, exposure during the preconception period resulting in an increased risk of spontaneous abortion, slow fetal growth and premature birth. The aim is to increase the knowledge and skills of Village Health Cadres regarding the dangers of pesticide exposure to reproductive health The methods used are lectures, demonstrations, pre and post tests. Pre and post with 20 questions about the dangers of pesticide exposure for health. The participants were 35 health cadres from Mojodeso Village, Kapas District, Bojonegoro Regency; the results of the most 18 (51.4%) training participants' knowledge during the post-test were in the very good category. All participants (100%) were able to provide counseling to 75 families in the good category  
STRATEGI MEDIA RELATIONS DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN TOL LISTRIK SULAWESI TAHAP 1 Madia, Aidia Syafitri; Muh. Akbar; Indrayanti
AT-TAWASUL Vol 4 No 2 (2025): At Tawasul
Publisher : Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51192/ja.v4i2.1974

Abstract

This research analyzes the media relations strategy implemented by PT PLN (Persero) South Sulawesi Development Parent Unit (UIP SulbagSel) in supporting the construction of the Sulawesi Electricity Highway Phase 1. This electricity infrastructure development aims to increase the capacity of energy supply in Sulawesi, which is expected to support economic growth and industrialization. In this context, media relations plays an important role in strengthening the company's image and ensuring the smooth running of the project. This research used a descriptive qualitative approach, with in-depth interviews, field observations, and documentation review as data collection methods. The research findings show that PLN UIP SulbagSel carries out media relations based on central regulations with a contextual and segmented strategy, which includes selecting media according to the type of information and audience. In addition, this strategy focuses on publicity, image management and crisis communication. With a structured planning approach, PLN UIP SulbagSel manages relationships with the media through systematic work planning and careful media mapping. The results of this study contribute to the development of communication theory and media relations practice in the context of major infrastructure development in Indonesia
ANALISIS SELF-DISCLOSURE GEN Z PADA CLOSE FRIEND INSTAGRAM: STUDI RUANG PRIVAT DI MEDIA SOSIAL Fardianti, Amelia; Tuti Bahfiarti; Indrayanti
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 03 September 2025 Published
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.34086

Abstract

The development of social media has changed the way the younger generation builds social relationships and expresses themselves. One of the most widely used features is close friends on Instagram, which allows users to create semi-public private spaces to share more personal things. This study focuses on the self-disclosure patterns of Generation Z aged 18–25 years through the use of these features, emphasizing the reasons for self-disclosure, audience selectivity strategies, and the consequences caused. The research method uses a qualitative approach with in-depth interview techniques with a number of informants from generation Z aged 18–25 years. The data were analyzed thematically to identify the patterns, meanings, and dynamics of self-openness in a digital context. The results of the study show that the close friend feature is interpreted by Generation Z as a safe space to vent, express emotions, channel humor, and seek social validation without having to worry about being seen by a wide audience. Audience selectivity is the main strategy, where informants only select certain individuals who are considered trustworthy. The conclusion of the study is that close friends function as a private space on social media for Generation Z aged 18–25 years, but the self-openness that occurs is still negotiated between the need to maintain privacy and the urge to build social relationships. Keywords: Self-Disclosure, Gen Z, Close Friend, Instagram, Privacy