Peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) di Indonesia telah menyebabkan pergeseran beban penyakit menuju dominasi kasus kronis dan degeneratif, seperti stroke, osteoartritis, serta gangguan muskuloskeletal. Pergeseran ini menciptakan peluang bagi rumah sakit untuk mengembangkan layanan rehabilitasi medik yang lebih berorientasi pada pencegahan, fungsi jangka panjang, dan kesinambungan terapi. Di Surabaya Barat, persaingan layanan ini semakin ketat, terutama dengan kehadiran National Hospital yang menonjol dalam teknologi robotik, serta Mayapada Hospital yang unggul dalam sport rehab dan ortopedi atletik. Ciputra Hospital Surabaya (CIHOS) menghadapi tantangan untuk menonjol di tengah kompetisi tersebut melalui pendekatan yang inovatif dan tidak terjebak dalam persaingan langsung. Penelitian ini bertujuan untuk merancang Blue Ocean Strategy pada Departemen Rehabilitasi Medik CIHOS. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif, melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap delapan informan dari berbagai latar belakang (manajemen, medis, pasien, dan konsultan). Analisis strategi dilakukan menggunakan ERRC Grid, Canvas Strategy, dan Six Paths Framework. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reposisi strategis dapat dicapai melalui segmentasi layanan yang belum tergarap oleh pesaing, integrasi digital, serta pendekatan yang menggabungkan aspek fungsional dan emosional. Lima portofolio layanan dikembangkan sebagai hasil value innovation: Pediatric Rehab, Senior Rehab, Cancer Supportive Rehab, Aquatic Therapy, dan aplikasi digital RehabLife. Seluruh inovasi ini dirancang untuk membentuk pengalaman pasien yang terintegrasi dan berkelanjutan. Studi ini menegaskan bahwa pendekatan Blue Ocean Strategy dapat diterapkan secara efektif dalam konteks rumah sakit, khususnya untuk menciptakan layanan rehabilitasi yang lebih relevan, personal, dan adaptif terhadap perubahan kebutuhan pasien.