Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Guru Pedesaan: Mengembangkan Keprofesionalan Guru melalui Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas Asyari, Syahrullah
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 45, No 2 (2016): Lembaran Ilmu Kependidikan: September 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini berupaya mengungkap persoalan ‘ketidakprofesionalan’ guru yang sudah tersertifikasi. Tiap tahun, guru tersertifikasi kian meningkat. Ironisnya, peningkatan kuantitas tersebut tidak diikuti oleh meningkatnya kualitas. Hal yang nampak adalah meningkatnya taraf kesejahteraan para guru. Ini didukung oleh temuan penelitian lembaga internasional dan pernyataan dari pakar pendidikan di Indonesia sendiri. Akibatnya, lulusan yang ditelurkan tiap tahun oleh sekolah di semua jenjang pendidikan pun demikian. Oleh karena itu, penting untuk mengupayakan solusi atas persoalan tersebut. Kami melihat di satu aspek yang bisa kami dekati untuk dibenahi, yaitu persoalan karya tulis ilmiah penelitian tindakan kelas. Meskipun, bagi sebagian kalangan menganggap pelatihan penelitian tindakan kelas sebagai kegiatan yang sudah ‘basi’. Bagi kami tidak demikian. Kenyataannya, di sekolah tempat kami observasi, guru tersertifikasi pun tidak unjuk gigi, ketika ditanya tentang karya PTK mereka. Hanya saja, kita perlu belajar dari efektifitas metode pelatihan yang selama ini digunakan. Pertanyaannya adalah mengapa bisa demikian. Padahal, dalam PLPG sekalipun, mereka telah memperoleh materi PTK. Sehingga, menurut kami perlu diadakan setting pelatihan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka para guru. Luaran yang dihasilkan dari program ini adalah keprofesionalan guru meliputi informasi real mengenai: pengetahuan pedagogi guru, serta kemampuan guru dalam membuat karya tulis ilmiah penelitian tindakan kelas.
Guru Pedesaan: Mengembangkan Keprofesionalan Guru melalui Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas Asyari, Syahrullah
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 45, No 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v45i2.4675

Abstract

Artikel ini berupaya mengungkap persoalan ‘ketidakprofesionalan’ guru yang sudah tersertifikasi. Tiap tahun, guru tersertifikasi kian meningkat. Ironisnya, peningkatan kuantitas tersebut tidak diikuti oleh meningkatnya kualitas. Hal yang nampak adalah meningkatnya taraf kesejahteraan para guru. Ini didukung oleh temuan penelitian lembaga internasional dan pernyataan dari pakar pendidikan di Indonesia sendiri. Akibatnya, lulusan yang ditelurkan tiap tahun oleh sekolah di semua jenjang pendidikan pun demikian. Oleh karena itu, penting untuk mengupayakan solusi atas persoalan tersebut. Kami melihat di satu aspek yang bisa kami dekati untuk dibenahi, yaitu persoalan karya tulis ilmiah penelitian tindakan kelas. Meskipun, bagi sebagian kalangan menganggap pelatihan penelitian tindakan kelas sebagai kegiatan yang sudah ‘basi’. Bagi kami tidak demikian. Kenyataannya, di sekolah tempat kami observasi, guru tersertifikasi pun tidak unjuk gigi, ketika ditanya tentang karya PTK mereka. Hanya saja, kita perlu belajar dari efektifitas metode pelatihan yang selama ini digunakan. Pertanyaannya adalah mengapa bisa demikian. Padahal, dalam PLPG sekalipun, mereka telah memperoleh materi PTK. Sehingga, menurut kami perlu diadakan setting pelatihan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka para guru. Luaran yang dihasilkan dari program ini adalah keprofesionalan guru meliputi informasi real mengenai: pengetahuan pedagogi guru, serta kemampuan guru dalam membuat karya tulis ilmiah penelitian tindakan kelas.
MENGINTEGRASIKAN ISLAM KE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Asyari, Syahrullah; Qadry, Ikhbariaty Kautsar; Umam, Muhammad Khoirul
AdMathEdu : Mathematics Education, Mathematics, and Applied Mathematics Journal Vol 4, No 1: Juni 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/admathedu.v4i1.4813

Abstract

DIFFERENCES OF PHILOSOPHY, SCIENCE, AND RELIGION Syahrullah Asyari
International Conference on Social and Islamic Studies Proceedings of the International Conference on Social and Islamic Studies (SIS) 2021
Publisher : International Conference on Social and Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Philosophy, science, and religion are three things that often become a discourse in philosophical discussions. Unfortunately, there is still limited writing that juxtaposes the differences between the three explicitly in a scientific framework. This paper seeks to justify the differences between the three explicitly in a scientific framework. Based on the results of the study of various authoritative sources on these three things, the author can state that philosophy and religion are very different. There is even a tendency for the difference to appear diametrically. Meanwhile, philosophy and science seem to have similarities and differences. Likewise, between religion and science, there are similarities and differences between the two from a certain point of view.
Volume Unit in the Period of The Prophet Muhammad Sallallahu Alayhi Wa Sallam: An Integrated Study of Mathematics and Islamic Histories within the Contemporary Context Awi Dassa; Syahrullah Asyari; Ikhbariaty Kautsar Qadry
Daya Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 7, No 3 (2019): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jds.v7i3.11869

Abstract

This article aims at presenting one of the mathematics topics in Islamic history, namely volume unit which had been used by Arabians in the medieval age, especially by the Prophet Muhammad Sallallahu Alayhi Wa Sallam. It is something rarely revealed by, or even never be found in the literature of mathematics history by Western mathematics historians. The study results show that in the period of Muhammad Sallallahu Alayhi Wa Sallam, Arabians used Qullah unit in determining the volume of an object, where 1 Qullah is about 96 liters so that 2 Qullahs will be about 192 liters. It is in line with the result of the computation mathematically based upon the explanation of scholars in contemporary Islamic Jurisprudence
Humanism Learning Theory And Mathematics Learning Ikhbariaty Kautsar Qadry; Syahrullah Asyari; Nur Ismiyati; Muhammad Nurhusain
Daya Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2021): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jdm.v9i2.21555

Abstract

Humanism that is widely understood in this modern era is renaissance humanism which is one of the atheist philosophies. Humans are respected. Even humans are made as the center of truth by glorifying reason and rejecting theism or supernaturalism. The earliest thinkers in education based on this notion in the modern age were John Dewey, Johann Pestalozzi, and Maria Montessori. This understanding became ligitimate after The Association of Humanistic Psychology was founded in 1962. At that time, the humanistic movement began to influence psychology, education, and the workplace. This humanistic movement also gave birth to humanistic psychology with a character, Abraham H. Maslow. Maslow’s Theory of Needs, then had a significant effect on education, especially in the development of learning theories, including andragogy, transformational learning, and independent learning. Maslow’s humanistic learning theory encourages innovation and creativity. It is believed in this theory that everyone is responsible for their own learning as well as learning from those around them. This theory encourages students to be in a supportive and safe environment, so they are comfortable asking questions and exploring new concepts and possibilities. This theory states that the best learning occurs when the whole person (cognitive, affective, psychomotor) is involved, taking into account the totality of human experience. This theory has also drawn criticism. Some experts think that this theory is not based on rigorous scientific experience. Meanwhile, other experts review the philosophy that underlies this theory from the context of values, religion, culture and ideology of the Indonesian nation. However, the learning theory built on the philosophy of humanism can also be applied in mathematics education. A good example of this is the differentiation of mathematics learning. Through this learning differentiation, all students learn in different ways and according to their level of difficulty in understanding mathematical concepts. In other words, each student gets treatment according to his or her need
MENGINTEGRASIKAN ISLAM KE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Syahrullah Asyari; Ikhbariaty Kautsar Qadry; Muhammad Khoirul Umam
AdMathEdu : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Ilmu Matematika dan Matematika Terapan Vol 4, No 1: Juni 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/admathedu.v4i1.4813

Abstract

KARAKTERISTIK KULTURAL DAN FILOSOFI MATEMATIKA Ikhbariaty Kautsar Qadry; Syahrullah Asyari; Nur Ismiyati; Andi Patimbangi
Infinity: Jurnal Matematika dan Aplikasinya Vol. 2 No. 1 (2021): Terbitan Ketiga-Agustus 2021
Publisher : Program Studi Matematika Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/27458326-68

Abstract

enelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang bertujuan mengkaji dua hal pokok. Pertama, karakteristik kultural. Kedua, karakteristik filosofi matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kultural dapat dilihat dari sisi nilai dan praktik sosial matematika, maupun sisi konvensi matematika. Nilai kultural matematika dapat dilihat dari program etnomatematika. Sementara itu, praktik sosial matematika dapat dilihat dari Realistic Mathematics Education. Namun demikian, tetap diakui bahwa matematika memiliki karakteristik yang khas atau sifat alami sebagai suatu konvensi, sekaligus merupakan bagian dari karakteristik kultural matematika. Sementara itu, karakteristik filosofi matematika bergantung pada sudut pandang aliran-aliran filsafat tertentu terhadap matematika. Hasil rekonseptualisasi filsafat matematika menunjukkan bahwa suatu filsafat matematika mestinya memenuhi empat kriteria, yaitu: a) pengetahuan matematika: sifat, justifikasi dan genesisnya; b) obyek-obyek matematika: sifat dan asal-usulnya; c) aplikasi matematika: keefektifannya dalam sains, teknologi dan bidang-bidang lainnya; dan d) pelaksanaan (praktik) matematika: berbagai aktivitas para matematikawan, baik di masa sekarang, maupun di masa lampau.
Peningkatan Literasi TIK Guru Matematika melalui Pelatihan Perancangan Gim Digital Sederhana Awi Dassa; Syahrullah Asyari; Muhammad Husnul Khuluq
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat PROSIDING EDISI 2: SEMNAS 2020
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.542 KB)

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilakukan oleh Universitas Negeri Makassar (UNM) bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika SMP Kabupaten Takalar. Program ini bertujuan untuk (1) meningkatkan pengetahuan guru terkait pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, serta (2) meningkatkan keterampilan guru dalam merancang gim matematika sederhana. Untuk mencapai tujuan tersebut, PKM ini dibagi ke dalam dua agenda utama, yakni: (1) pelatihan dan (2) pendampingan. Kegiatan pelatihan diselenggarakan secara daring melalui video konferensi, sementara kegiatan pendampingan dilakukan melalui WA dengan bantuan video tutorial dan buku panduan perancangan gim matematika sederhana melalui aplikasi quizizz yang telah disediakan. Melalui kegiatan ini, pengetahuan guru terkait ragam kegiatan yang dapat mereka lakukan dengan gim sederhana, khususnya aplikasi quizizz, menjadi bertambah; selanjutnya, keterampilan guru dalam merancang gim sederhana juga meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya produk-produk gim matematika yang berhasil mereka buat dengan variasi jenis soal yang lebih beragam selama kegiatan pelatihan dan pendampingan, serta dengan pengaturan gim yang lebih luwes.
Kesalahan dan Kesulitan Mahasiswa Pendidikan Matematika Unismuh dalam Menegasikan Definisi Limit Fungsi Ikhbariaty Kautsar Qadry; Andi Mulawakkan Firdaus; Muhammad Darwis M; Syahrullah Asyari; Rezki Ramdani
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 10, No 1 (2021): Maret
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat101227652021

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan mengetahui kesalahan dan kesulitan mahasiswa pendidikan matematika Unismuh dalam menegasikan definisi limit fungsi. Subjek penelitian ini adalah dua orang berkemampuan logika matematika tinggi, mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Matematika Unismuh Makassar. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi metodologi untuk mengecek keabsahan data, yaitu metode pemberian tes dan wawancara. Oleh karena itu, ada dua instrumen pendukung dalam penelitian ini, yaitu tes, berupa Tes Kemampuan Logika Matematika yang digunakan untuk menjaring subjek penelitian, dan Tes Kemampuan Menegasikan Definisi Limit Fungsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua subjek memiliki kesamaan dan perbedaan. Salah satunya mengalami semua jenis kesalahan dalam prosedur Newman, dan satu yang lain tidak mengalami Transformation Error saja. Kedua subjek penelitian mengalami kesulitan yang sama dalam menghadapi pernyataan berkuantor majemuk. Mereka kesulitan menjustifikasi kuantor dan maknanya, kesulitan menentukan fungsi pernyataannya, dan kesulitan menentukan bagian yang ingin dinegasikan. Kata kunci: kesalahan, kesulitan, negasi, definisi limit fungsi. This is a qualitative research aimedat uncovering the mistakes and difficulties of mathematics education students of Unismuh in negating the definition of limit of function. The research subjects were two students of the second semester of the mathematics education study program of Unismuh with high ability in mathematical logic. This study used a methodological triangulation technique to check the validity of the data. It was to provide the subjects with tests and interviews. There were two supporting instruments in this study, namely, a test such a mathematical logic ability test which was used to select the students to be the research subjects, and a test for investigating their ability to negate the definition of limit of function. The results show that the two subjects have similarities and differences. One of them experiences all the types of Newman errors, and the other one has no transformation error type only. The two subjects experience the same difficulty in dealing with statements with multiple quantifiers. They have difficulty in justifying the quantifier and its meaning. Also, difficulty in finding the function of the statement and justifying the part to negate. Keywords: error,difficulty, negation, definition of limit of function.