Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA PENGEMBANGAN WISATA SONTOH LAUT DI KOTA SURABAYA Irma Susilowati; Ibrahim Tohar; Faridah Murti
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 9 (2023): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v1i9.963

Abstract

Arsitektur organik merupakan filosofi arsitektur yang menciptakan keselarasan antara tempat tinggal manusia dan alam dengan menunjukkan keselarasan antara kedua pencapaian tersebut dengan menerapkan desain terpadu yang tepat dan layak untuk diterapkan pada bangunan, furnitur dan lingkungan sehingga menciptakan lingkungan yang menyatu dan kohesif. perakitan yang saling berkelanjutan. Arsitektur organik biasanya dicirikan oleh bentuk-bentuk yang unik. Ini mencakup kualitas yang berkaitan dengan adaptasi fleksibel terhadap lingkungan yang terus berkembang dan berkembang. Selain itu, bangunan dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual, sosial dan fisik. Pada Pengembangan Wisata Pesisir Sontoh Laut di Kota Surabaya memiliki tujuan menjaga tumbuhan bakau yang berada diwilayah industrial dengan menggunakan konsep harmoni dalam alam. Melalui Pengembangan Wisata tersebut sektor perekonomian masyarakat setempat dapat meningkat dari sebelumnya. Dari konsep tersebut akan membuat rancangan dengan bentuk tumbuhan bakau yang dikombinasikan dengan material alam seperti bamboo, kayu dan daun kelapa. Bentuk tumbuhan bakau menjadi filosofi utama dari bangunan, dengan akar dan batang sebagai kolom sedangkan daun sebagai atap bangunan.
PENGARUH KONSEP GREEN ARCHITECTURE & ARSITEKTUR MODERN DALAM DOME REST AREA TUBAN JAWA TIMUR Burhanudin Yusuf; Ibrahim Tohar; Muhammad Faisal
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 9 (2023): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v1i9.1017

Abstract

Tempat istirahat dan Pelayanan (TIP/Rest Area) merupakan tempat untuk beristirahat bagi pengunjung yang bepergian jauh yang berada di jalan tol maupun jalan antar provinsi seperti yang ada di kota Tuban. Kabupaten Tuban merupakan Kota yang berada di Jawa Timur yang berada pada jalur pantai Utara (PANTURA). Seperti halnya lokasi Rest Area yang berada pada jalur pantura yang menghubungkan antara jawa timur dan jawa tengah dan seterusnya atau bisa di sebut jalur antar provinsi. Rest Area di kota tuban merupakan Rest Area yang memiliki Tipe B yang kemudian akan dilakukan pengembangan menjadi Rest Area yang memiliki Tipe A yang menggunakan konsep Arsitektur hijau dan modern sehingga akan menjadikan perpaduan konsep desain yang sangat cocok untuk Rest Area, tidak hanya itu dengan menerapkan konsep Arsitektur hijau (green Arsitektur) harus membawa 6 konsep Green Arsitektur tersebut yang berisikan 1. Penataan lahan, Konservasi dan efesiensi energi, konservasi air, material,kenyamanan dan Kesehatan ruang, manajemen Gedung dari ke6 harus di terapkan pada Rest Area. Konsep Rest Area yang dapat di jadikan acuan yaitu Rest Area KM 456 a-b yang berada di jalan tol bawen Rest Area tersebut sangat cocok di jadikan sebagai acuan bangunan rest Area dengan penerapan gaya green arsitektur. Dengan penerapan dari konsep tersebut di harapkan mengubah Rest Area yang awalnya sepi sehingga menjadi ramai pengunjung yang datang ke Rest Area dari konsep di atas saya memiliki sebutan menjadi yang semula Arsitektur Hijau menjadi Nature Arsitektur keduanya memiliki kesamaan dalam konsep, dari hal tersebut di harapkan Rest Area menjadi sangat bagus dan menjadi lokasi sebagai cirikhas kota Tuban.
Penerapan Konsep Arsitektur Rumah Adat Manggarai pada Perancangan Hotel Resort Labuan Bajo Manggarai Barat Dada, Fransiskus Kurniawan Amer; Hastijanti, Retno; Tohar, Ibrahim
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 3 (2023): Desember 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v7i3.11954

Abstract

Pemilihan resort sebagai judul didasari dengan potensi yg ada di daerah labuan bajo yg di dominasi oleh pantai Labuan Bajo dengan berbagai keindahan alamnya seperti taman nasional komodo,pulau rinca pantai pink beach dan yg lainya menjadikannya salah satu daerah destinasi wisata super prioritas yang ada di Indonesia saat ini. Dalam RPMJD kabupaten manggarai barat labuan bajo ditetapkan menjadi destinasi wisata super priotas . Peningkatan jumlah wisatawan harus disertai dengan peningkatan akomodasi agar bisa memanfaatkan potensi peningkatan dalam perekonomian daerah manggarai barat. Oleh sebab itu akomodasi penginanpan dan rekreasi yg menjadi pendorong ekonomi daerah di perlukan di daerah labuan bajo manggarai barat.
KAJIAN TEORI CITRA KOTA PADA JEMBATAN MERAH PLAZA (JMP) KOTA SURABAYA Hasyim, Asyari; Istijanto, Suko; Tohar, Ibrahim
Arsitekno Vol. 11 No. 1 (2024): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v11i1.15595

Abstract

Kota Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan dengan sejarah perjuangan yang panjang. Salah satunya adalah kisah heroik rakyat Surabaya pada 10 November 1945. Pada masa ini, para pejuang dengan gagah berani melawan penjajah hanya dengan bambu tajam dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Dan hal itu diabadikan sebagai peringatan Hari Pahlawan. Jembatan Merah Plaza (JMP) merupakan pusat perdagangan grosir yang berbasis garmen dan textile yang ada sejak lama di Kawasan jembatan merah Surabaya. Jembatan Merah Plaza (JMP) berada dalam satu kawasan wisata kota lama Surabaya yang bisa menjadi suatu citra kota dan bisa di kembangkan ke depannya sesuai dengan rencana rencana pemerintah kota Surabaya. Citra suatu kota atau lanskap kota merupakan kesan fisik yang menjadi ciri khas suatu kota. Dalam perencanaan kota, lanskap kota berfungsi sebagai elemen pembentuk identitas dan memberikan kontribusi terhadap daya tarik suatu kota. Penelitian ini di lakukan dengan cara metode deskriptif kualitatis yang di lakukan secara observasi secara langsung di lokasi, dan studi literatur untuk penunjang teori yang ada. Kemudian nantinya dapat mengkaji secara spesifik dalam penerapan teori citra kota pada Jembatan Merah Plaza (JMP). Berdasarkan hasil observasi yang di dapat, teori citra kota pada Jembatan Merah Plaza (JMP) di terapkan dengan baik sehingga Jembatan Merah Plaza (JMP) menjadi salah satu bangunan ikonik dengan latar belakang sejarah yang heroic di kota Kota Surabaya khususnya wilayah Surabaya Utara.
KAJIAN TRANSFORMASI SPASIAL PADA PERANCANGAN MUSEUM WALISONGO DI GRESIK DENGAN FILOSOFI MEMAYU HAYUNING BAWANA Riyanto, Anton; Tohar, Ibrahim; Murti, Farida
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 13 No. 2 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 2, Mei 2024
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research is to explain the spatial variations in the design of the Warisongo Museum in Gresik based on the philosophy of Memayu Hayunin Bawana. This philosophy is a social wisdom aimed at maintaining harmonious relationships between humans, humans and nature, and humans with their Creator. This philosophy is applied to the layout depicting Javanese community life, including architecture designed with significance. Memayu Hayunin Bawana is believed to play an important role in human life, especially in Javanese society. The designers of the Warisongo Museum must consider that the museum's design represents the journey of Warisongo in spreading Islam in Java. The research is conducted using visual observation and documentation, literature review, 2d and 3d desain methods, and comparison to explore data and context. Renovation of traditional Javanese houses. The results of the research indicate the transformation of the Warisongo Museum's design through spatial transformation following the guidelines of the Memayu Hayunin Bawana philosophy. Changes that violate traditional house rules are now believed to reduce the practice of Memayu Hayunin Bawana, While individuals who are observed adhering to the rules will persist in their practices, additional research is required to examine the alteration of traditional structures in various instances of Javanese traditional architecture, illustrating the implementation of principles associated with Memayu Hayunin Bawana in spatial changes. Keyword: Museum, Transformasi, Walisongo Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan transformasi spasial pada perancangan museum walisongo di gresik berdasarkan filosofi memayu Hayuning Bawana. Filosofi ini merupakan kearifan masyarakat yang diarahkan untuk menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan manusia, manusia denhan alam serta manusia dengan sang pencipta. Filosofi ini diterapkan dalam rancangan untuk menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa seperti arsitektur yang dirancang secara bermakna. Memayu Hayuning Bawana dinilai berperan penting dalam prinsip hidup manusia khususnya masyarakat jawa. Perlu diketahui bahwa perancangan museum walisongo ini merupakan rancangan museum yang di harapkan dapat menggambarkan perjalanan walisongo dalam menyebarkan islam di tanah jawa, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi visual dan dokumentasi, tinjauan pustaka, wawancara, metode grafis, dan perbandingan untuk menggali data dan latar belakang transformasi pada rumah tradisional jawa. Hasil penelitian menunjukan hasil dari transformasi perancangan museum walisongo dengan tranformasi spasial sesuai pedoaman filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. Sementara itu, transformasi yang ditemukan melanggar aturan rumah adat diyakini akan mengurangi praktik Hamemayu Hayuning Bawana, sedangkan mereka yang terpantau mematuhi aturan akan mempertahankan praktik tersebut. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai transformasi bangunan tradisional dalam kasus lain arsitektur tradisional Jawa guna menampilkan adanya pengapliaksian konseptual terkait Hamemayu Hayuning Bawana dengan tranfomasi spasial. Kata Kunci: Musem, Transformasi, Walisongo
PENERAPAN ARSITEKTUR RETRO PADA PERANCANGAN AGROWISATA KOPI DI KABUPATEN MALANG Amin, Muhammad Rijal; Istijanto, Suko; Tohar, Ibrahim
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 13 No. 4 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 4, November 2024
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Malang kaya akan sumber daya alam yang sangat beragam mulai dari perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, pariwisata hingga kehutanan. Wilayah Malang merupakan rumah bagi banyak tempat wisata dan aset pertanian kelas dunia.Sebagai daerah tujuan wisata, Provinsi Malang diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi wisata pertanian. Memahami, memanfaatkan potensi karakteristik daerah, maka dilakukan pendekatan awal melakukan observasi langsung wisatawan mengenai pengalaman dan harapan wisatawan yang diinginkan ketika mengunjungi maka agrowisata penerapan tema retro, menjadi menarik untuk diterapkan. Selama mendesain, konsep arsitektur Retro untuk membuat suasana yang unik dan mengundang. Desainnya memadukan elemen arsitektur dan desain masa lalu dengan aksen kontemporer.untuk membuat kesan bagi pengunjung sebagai nostalgia masa lalu Penggunaan material alami dan ramah lingkungan juga menjadi yang terdepan dalam desain untuk mencapai kelestarian lingkungan. Kata Kunci: Agrowisata Kopi, Malang, Penerapan Arsitektur Retro
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR ETNIK PADA PASAR DESA ADAT KEDONGANAN DI KABUPATEN BADUNG Dewanto, Khrisna Daffa; Murti, Farida; Tohar, Ibrahim
MEDIA MATRASAIN Vol. 21 No. 2 (2024): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Desa Adat Kedonganan merupakan salah satu pasar yang terletak di Kabupaten Badung, Bali. Pasar Desa Adat Kedonganan memiliki potensi karena terletak di pinggir pantai dan memiliki fungsi penunjang berupa wisata kuliner hasil laut. Akan tetapi, Pasar Desa Adat Kedonganan mengalami penurunan pengunjung dan pedagang serta Pasar Desa Adat Kedonganan masih belum memenuhi Kriteria Peraturan Daerah Provinsi Bali (Perda Bali) Nomor 5 Tahun 2005, Sehingga pasar layak untuk di Redesain. Redesain Pasar akan menerapkan Konsep Arsitektur Etnik berupa Konsep Arsitektur Tri Hita Karana dan Konsep Arsitektur Tri Angga. Hal ini bertujuan untuk selain memenuhi Peraturan Daerah juga untuk mengenalkan dan menyebar luaskan Konsep Arsitektur Tradisional Bali kepada masyarakat awam.
PENERAPAN ARSITEKTUR REGIONALISME PADA FASILITAS PELATIHAN UMKM DI KOTA SAMARINDA Ihsan, Tondo Wijoyo; Rolalisasi, Andarita; Tohar, Ibrahim
MEDIA MATRASAIN Vol. 21 No. 2 (2024): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fasilitas pelatihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan suatu fasilitas yang digunakan sebagai tempat menampung seluruh aktivitas pelatihan UMKM. Fasilitas pelatihan ini terdiri dari beberapa bangunan yang mendukung fasilitas tersebut. Pengangkatan topik penelitian ini didasarkan dari besarnya minat masyarakat Kota Samarinda yang menekuni di bidang UMKM namun hal tersebut tidak ditunjang dengan fasilitas untuk melakukan pelatihan serta pengembangan di bidang UMKM sehingga berpotensi pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Lokasi penelitian ini berada di Kota Samarinda. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan Kota Samarinda merupakan sekian banyaknya wilayah di Indonesia yang masih sangat terikat dengan budaya daerahnya. Oleh karena itu, hampir seluruh aspek yang ada disana memiliki nuansa budaya Dayak Kenyah (budaya Kalimantan Timur), tak terkecuali dengan bangunannya. Konsep bangunan ini menggunakan pendekatan arsitektur regionalisme. Tujuan pemilihan penerapan Arsitektur Regionalisme ialah untuk mengangkat serta memperkenalkan unsur kelokalan kebudayaan masyarakat Dayak agar lebih dikenal khalayak ramai, dengan cara menerapkan unsur lokalitas pada bangunan fasilitas pelatihan UMKM yang akan di bangun. Bertujuan untuk memperkenalkan budaya setempat Samarinda. Pengimplementasian arsitektur regionalisme terlihat pada desain bangunan bertujuan mengedukasi dan menambah pengetahuan untuk khalayak umum tentang budaya Samarinda, yang ditampilkan dalam desain bangunan yang memiliki ciri kekhasan tersendiri, seperti bentuk atap, material bangunan, desain rumah panggung, dan ukiran yang terdapat pada dinding.
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR ETNIK PADA PASAR DESA ADAT KEDONGANAN DI KABUPATEN BADUNG Dewanto, Khrisna Daffa; Murti, Farida; Tohar, Ibrahim
MEDIA MATRASAIN Vol. 21 No. 2 (2024): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Desa Adat Kedonganan merupakan salah satu pasar yang terletak di Kabupaten Badung, Bali. Pasar Desa Adat Kedonganan memiliki potensi karena terletak di pinggir pantai dan memiliki fungsi penunjang berupa wisata kuliner hasil laut. Akan tetapi, Pasar Desa Adat Kedonganan mengalami penurunan pengunjung dan pedagang serta Pasar Desa Adat Kedonganan masih belum memenuhi Kriteria Peraturan Daerah Provinsi Bali (Perda Bali) Nomor 5 Tahun 2005, Sehingga pasar layak untuk di Redesain. Redesain Pasar akan menerapkan Konsep Arsitektur Etnik berupa Konsep Arsitektur Tri Hita Karana dan Konsep Arsitektur Tri Angga. Hal ini bertujuan untuk selain memenuhi Peraturan Daerah juga untuk mengenalkan dan menyebar luaskan Konsep Arsitektur Tradisional Bali kepada masyarakat awam.
PENERAPAN ARSITEKTUR REGIONALISME PADA FASILITAS PELATIHAN UMKM DI KOTA SAMARINDA Ihsan, Tondo Wijoyo; Rolalisasi, Andarita; Tohar, Ibrahim
MEDIA MATRASAIN Vol. 21 No. 2 (2024): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fasilitas pelatihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan suatu fasilitas yang digunakan sebagai tempat menampung seluruh aktivitas pelatihan UMKM. Fasilitas pelatihan ini terdiri dari beberapa bangunan yang mendukung fasilitas tersebut. Pengangkatan topik penelitian ini didasarkan dari besarnya minat masyarakat Kota Samarinda yang menekuni di bidang UMKM namun hal tersebut tidak ditunjang dengan fasilitas untuk melakukan pelatihan serta pengembangan di bidang UMKM sehingga berpotensi pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Lokasi penelitian ini berada di Kota Samarinda. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan Kota Samarinda merupakan sekian banyaknya wilayah di Indonesia yang masih sangat terikat dengan budaya daerahnya. Oleh karena itu, hampir seluruh aspek yang ada disana memiliki nuansa budaya Dayak Kenyah (budaya Kalimantan Timur), tak terkecuali dengan bangunannya. Konsep bangunan ini menggunakan pendekatan arsitektur regionalisme. Tujuan pemilihan penerapan Arsitektur Regionalisme ialah untuk mengangkat serta memperkenalkan unsur kelokalan kebudayaan masyarakat Dayak agar lebih dikenal khalayak ramai, dengan cara menerapkan unsur lokalitas pada bangunan fasilitas pelatihan UMKM yang akan di bangun. Bertujuan untuk memperkenalkan budaya setempat Samarinda. Pengimplementasian arsitektur regionalisme terlihat pada desain bangunan bertujuan mengedukasi dan menambah pengetahuan untuk khalayak umum tentang budaya Samarinda, yang ditampilkan dalam desain bangunan yang memiliki ciri kekhasan tersendiri, seperti bentuk atap, material bangunan, desain rumah panggung, dan ukiran yang terdapat pada dinding.