Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Penerapan Konsep Arsitektur Rumah Adat Manggarai pada Perancangan Hotel Resort Labuan Bajo Manggarai Barat Dada, Fransiskus Kurniawan Amer; Hastijanti, Retno; Tohar, Ibrahim
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 3 (2023): Desember 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v7i3.11954

Abstract

Pemilihan resort sebagai judul didasari dengan potensi yg ada di daerah labuan bajo yg di dominasi oleh pantai Labuan Bajo dengan berbagai keindahan alamnya seperti taman nasional komodo,pulau rinca pantai pink beach dan yg lainya menjadikannya salah satu daerah destinasi wisata super prioritas yang ada di Indonesia saat ini. Dalam RPMJD kabupaten manggarai barat labuan bajo ditetapkan menjadi destinasi wisata super priotas . Peningkatan jumlah wisatawan harus disertai dengan peningkatan akomodasi agar bisa memanfaatkan potensi peningkatan dalam perekonomian daerah manggarai barat. Oleh sebab itu akomodasi penginanpan dan rekreasi yg menjadi pendorong ekonomi daerah di perlukan di daerah labuan bajo manggarai barat.
KAJIAN TEORI CITRA KOTA PADA JEMBATAN MERAH PLAZA (JMP) KOTA SURABAYA Hasyim, Asyari; Istijanto, Suko; Tohar, Ibrahim
Arsitekno Vol. 11 No. 1 (2024): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v11i1.15595

Abstract

Kota Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan dengan sejarah perjuangan yang panjang. Salah satunya adalah kisah heroik rakyat Surabaya pada 10 November 1945. Pada masa ini, para pejuang dengan gagah berani melawan penjajah hanya dengan bambu tajam dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Dan hal itu diabadikan sebagai peringatan Hari Pahlawan. Jembatan Merah Plaza (JMP) merupakan pusat perdagangan grosir yang berbasis garmen dan textile yang ada sejak lama di Kawasan jembatan merah Surabaya. Jembatan Merah Plaza (JMP) berada dalam satu kawasan wisata kota lama Surabaya yang bisa menjadi suatu citra kota dan bisa di kembangkan ke depannya sesuai dengan rencana rencana pemerintah kota Surabaya. Citra suatu kota atau lanskap kota merupakan kesan fisik yang menjadi ciri khas suatu kota. Dalam perencanaan kota, lanskap kota berfungsi sebagai elemen pembentuk identitas dan memberikan kontribusi terhadap daya tarik suatu kota. Penelitian ini di lakukan dengan cara metode deskriptif kualitatis yang di lakukan secara observasi secara langsung di lokasi, dan studi literatur untuk penunjang teori yang ada. Kemudian nantinya dapat mengkaji secara spesifik dalam penerapan teori citra kota pada Jembatan Merah Plaza (JMP). Berdasarkan hasil observasi yang di dapat, teori citra kota pada Jembatan Merah Plaza (JMP) di terapkan dengan baik sehingga Jembatan Merah Plaza (JMP) menjadi salah satu bangunan ikonik dengan latar belakang sejarah yang heroic di kota Kota Surabaya khususnya wilayah Surabaya Utara.
KAJIAN TRANSFORMASI SPASIAL PADA PERANCANGAN MUSEUM WALISONGO DI GRESIK DENGAN FILOSOFI MEMAYU HAYUNING BAWANA Riyanto, Anton; Tohar, Ibrahim; Murti, Farida
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 13 No. 2 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 2, Mei 2024
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research is to explain the spatial variations in the design of the Warisongo Museum in Gresik based on the philosophy of Memayu Hayunin Bawana. This philosophy is a social wisdom aimed at maintaining harmonious relationships between humans, humans and nature, and humans with their Creator. This philosophy is applied to the layout depicting Javanese community life, including architecture designed with significance. Memayu Hayunin Bawana is believed to play an important role in human life, especially in Javanese society. The designers of the Warisongo Museum must consider that the museum's design represents the journey of Warisongo in spreading Islam in Java. The research is conducted using visual observation and documentation, literature review, 2d and 3d desain methods, and comparison to explore data and context. Renovation of traditional Javanese houses. The results of the research indicate the transformation of the Warisongo Museum's design through spatial transformation following the guidelines of the Memayu Hayunin Bawana philosophy. Changes that violate traditional house rules are now believed to reduce the practice of Memayu Hayunin Bawana, While individuals who are observed adhering to the rules will persist in their practices, additional research is required to examine the alteration of traditional structures in various instances of Javanese traditional architecture, illustrating the implementation of principles associated with Memayu Hayunin Bawana in spatial changes. Keyword: Museum, Transformasi, Walisongo Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan transformasi spasial pada perancangan museum walisongo di gresik berdasarkan filosofi memayu Hayuning Bawana. Filosofi ini merupakan kearifan masyarakat yang diarahkan untuk menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan manusia, manusia denhan alam serta manusia dengan sang pencipta. Filosofi ini diterapkan dalam rancangan untuk menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa seperti arsitektur yang dirancang secara bermakna. Memayu Hayuning Bawana dinilai berperan penting dalam prinsip hidup manusia khususnya masyarakat jawa. Perlu diketahui bahwa perancangan museum walisongo ini merupakan rancangan museum yang di harapkan dapat menggambarkan perjalanan walisongo dalam menyebarkan islam di tanah jawa, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi visual dan dokumentasi, tinjauan pustaka, wawancara, metode grafis, dan perbandingan untuk menggali data dan latar belakang transformasi pada rumah tradisional jawa. Hasil penelitian menunjukan hasil dari transformasi perancangan museum walisongo dengan tranformasi spasial sesuai pedoaman filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. Sementara itu, transformasi yang ditemukan melanggar aturan rumah adat diyakini akan mengurangi praktik Hamemayu Hayuning Bawana, sedangkan mereka yang terpantau mematuhi aturan akan mempertahankan praktik tersebut. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai transformasi bangunan tradisional dalam kasus lain arsitektur tradisional Jawa guna menampilkan adanya pengapliaksian konseptual terkait Hamemayu Hayuning Bawana dengan tranfomasi spasial. Kata Kunci: Musem, Transformasi, Walisongo
PENERAPAN ARSITEKTUR RETRO PADA PERANCANGAN AGROWISATA KOPI DI KABUPATEN MALANG Amin, Muhammad Rijal; Istijanto, Suko; Tohar, Ibrahim
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 13 No. 4 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 4, November 2024
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Malang kaya akan sumber daya alam yang sangat beragam mulai dari perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, pariwisata hingga kehutanan. Wilayah Malang merupakan rumah bagi banyak tempat wisata dan aset pertanian kelas dunia.Sebagai daerah tujuan wisata, Provinsi Malang diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi wisata pertanian. Memahami, memanfaatkan potensi karakteristik daerah, maka dilakukan pendekatan awal melakukan observasi langsung wisatawan mengenai pengalaman dan harapan wisatawan yang diinginkan ketika mengunjungi maka agrowisata penerapan tema retro, menjadi menarik untuk diterapkan. Selama mendesain, konsep arsitektur Retro untuk membuat suasana yang unik dan mengundang. Desainnya memadukan elemen arsitektur dan desain masa lalu dengan aksen kontemporer.untuk membuat kesan bagi pengunjung sebagai nostalgia masa lalu Penggunaan material alami dan ramah lingkungan juga menjadi yang terdepan dalam desain untuk mencapai kelestarian lingkungan. Kata Kunci: Agrowisata Kopi, Malang, Penerapan Arsitektur Retro
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR ETNIK PADA PASAR DESA ADAT KEDONGANAN DI KABUPATEN BADUNG Dewanto, Khrisna Daffa; Murti, Farida; Tohar, Ibrahim
MEDIA MATRASAIN Vol. 21 No. 2 (2024): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Desa Adat Kedonganan merupakan salah satu pasar yang terletak di Kabupaten Badung, Bali. Pasar Desa Adat Kedonganan memiliki potensi karena terletak di pinggir pantai dan memiliki fungsi penunjang berupa wisata kuliner hasil laut. Akan tetapi, Pasar Desa Adat Kedonganan mengalami penurunan pengunjung dan pedagang serta Pasar Desa Adat Kedonganan masih belum memenuhi Kriteria Peraturan Daerah Provinsi Bali (Perda Bali) Nomor 5 Tahun 2005, Sehingga pasar layak untuk di Redesain. Redesain Pasar akan menerapkan Konsep Arsitektur Etnik berupa Konsep Arsitektur Tri Hita Karana dan Konsep Arsitektur Tri Angga. Hal ini bertujuan untuk selain memenuhi Peraturan Daerah juga untuk mengenalkan dan menyebar luaskan Konsep Arsitektur Tradisional Bali kepada masyarakat awam.
PENERAPAN ARSITEKTUR REGIONALISME PADA FASILITAS PELATIHAN UMKM DI KOTA SAMARINDA Ihsan, Tondo Wijoyo; Rolalisasi, Andarita; Tohar, Ibrahim
MEDIA MATRASAIN Vol. 21 No. 2 (2024): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fasilitas pelatihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan suatu fasilitas yang digunakan sebagai tempat menampung seluruh aktivitas pelatihan UMKM. Fasilitas pelatihan ini terdiri dari beberapa bangunan yang mendukung fasilitas tersebut. Pengangkatan topik penelitian ini didasarkan dari besarnya minat masyarakat Kota Samarinda yang menekuni di bidang UMKM namun hal tersebut tidak ditunjang dengan fasilitas untuk melakukan pelatihan serta pengembangan di bidang UMKM sehingga berpotensi pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Lokasi penelitian ini berada di Kota Samarinda. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan Kota Samarinda merupakan sekian banyaknya wilayah di Indonesia yang masih sangat terikat dengan budaya daerahnya. Oleh karena itu, hampir seluruh aspek yang ada disana memiliki nuansa budaya Dayak Kenyah (budaya Kalimantan Timur), tak terkecuali dengan bangunannya. Konsep bangunan ini menggunakan pendekatan arsitektur regionalisme. Tujuan pemilihan penerapan Arsitektur Regionalisme ialah untuk mengangkat serta memperkenalkan unsur kelokalan kebudayaan masyarakat Dayak agar lebih dikenal khalayak ramai, dengan cara menerapkan unsur lokalitas pada bangunan fasilitas pelatihan UMKM yang akan di bangun. Bertujuan untuk memperkenalkan budaya setempat Samarinda. Pengimplementasian arsitektur regionalisme terlihat pada desain bangunan bertujuan mengedukasi dan menambah pengetahuan untuk khalayak umum tentang budaya Samarinda, yang ditampilkan dalam desain bangunan yang memiliki ciri kekhasan tersendiri, seperti bentuk atap, material bangunan, desain rumah panggung, dan ukiran yang terdapat pada dinding.
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR ETNIK PADA PASAR DESA ADAT KEDONGANAN DI KABUPATEN BADUNG Dewanto, Khrisna Daffa; Murti, Farida; Tohar, Ibrahim
MEDIA MATRASAIN Vol. 21 No. 2 (2024): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Desa Adat Kedonganan merupakan salah satu pasar yang terletak di Kabupaten Badung, Bali. Pasar Desa Adat Kedonganan memiliki potensi karena terletak di pinggir pantai dan memiliki fungsi penunjang berupa wisata kuliner hasil laut. Akan tetapi, Pasar Desa Adat Kedonganan mengalami penurunan pengunjung dan pedagang serta Pasar Desa Adat Kedonganan masih belum memenuhi Kriteria Peraturan Daerah Provinsi Bali (Perda Bali) Nomor 5 Tahun 2005, Sehingga pasar layak untuk di Redesain. Redesain Pasar akan menerapkan Konsep Arsitektur Etnik berupa Konsep Arsitektur Tri Hita Karana dan Konsep Arsitektur Tri Angga. Hal ini bertujuan untuk selain memenuhi Peraturan Daerah juga untuk mengenalkan dan menyebar luaskan Konsep Arsitektur Tradisional Bali kepada masyarakat awam.
PENERAPAN ARSITEKTUR REGIONALISME PADA FASILITAS PELATIHAN UMKM DI KOTA SAMARINDA Ihsan, Tondo Wijoyo; Rolalisasi, Andarita; Tohar, Ibrahim
MEDIA MATRASAIN Vol. 21 No. 2 (2024): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fasilitas pelatihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan suatu fasilitas yang digunakan sebagai tempat menampung seluruh aktivitas pelatihan UMKM. Fasilitas pelatihan ini terdiri dari beberapa bangunan yang mendukung fasilitas tersebut. Pengangkatan topik penelitian ini didasarkan dari besarnya minat masyarakat Kota Samarinda yang menekuni di bidang UMKM namun hal tersebut tidak ditunjang dengan fasilitas untuk melakukan pelatihan serta pengembangan di bidang UMKM sehingga berpotensi pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Lokasi penelitian ini berada di Kota Samarinda. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan Kota Samarinda merupakan sekian banyaknya wilayah di Indonesia yang masih sangat terikat dengan budaya daerahnya. Oleh karena itu, hampir seluruh aspek yang ada disana memiliki nuansa budaya Dayak Kenyah (budaya Kalimantan Timur), tak terkecuali dengan bangunannya. Konsep bangunan ini menggunakan pendekatan arsitektur regionalisme. Tujuan pemilihan penerapan Arsitektur Regionalisme ialah untuk mengangkat serta memperkenalkan unsur kelokalan kebudayaan masyarakat Dayak agar lebih dikenal khalayak ramai, dengan cara menerapkan unsur lokalitas pada bangunan fasilitas pelatihan UMKM yang akan di bangun. Bertujuan untuk memperkenalkan budaya setempat Samarinda. Pengimplementasian arsitektur regionalisme terlihat pada desain bangunan bertujuan mengedukasi dan menambah pengetahuan untuk khalayak umum tentang budaya Samarinda, yang ditampilkan dalam desain bangunan yang memiliki ciri kekhasan tersendiri, seperti bentuk atap, material bangunan, desain rumah panggung, dan ukiran yang terdapat pada dinding.
PENERAPAN PENDEKATAN BIOFILIK PADA PERANCANGAN FASILITAS INDUSTRI ANIMASI DAN GAME DI SURABAYA Muhammad Thoriq Al Rosyid; Ibrahim Tohar; Muhammad Faisal
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 9 (2024): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v4i9.6237

Abstract

Dari permasalahan yang terjadi pada Indonesia serta tren yang ada di tahun 2023/2024 maka Indonesia memiliki sebuah potensi yang dapat mengatasi masalah tersebut dengan pembangunan pusat industri di 2 sektor yang berbeda karena 2 sektor tersebut memiliki potensi yang besar dan dapat dikaitkan, pemilihan lokasi di Surabaya menjadi sebuah terobosan baru untuk menambah tingkat ekspor dengan perancangan bangunan baru yang dapat menampung lapangan kerja serta dapat menjadi perputaran ekosistem di sektor ekonomi kreatif yang merata di seluruh pulau jawa. Tujuan dari perancangan ini lebih mengarah ke pemanfaatan potensi dengan melihat peluang yang ada di lokasi di Surabaya sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dapat berdampak ke seluruh Indonesia dengan melihat supply dan demand yang banyak sekali sehingga memerlukan game dan animasi dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dari para peminat di Indonesia sehingga pendapatan yang aslinya dapat masuk kedalam pendapatan negara tidak pergi ke pendapatan luar negeri, Maka dari itu sebuah perancangan fasilitas industri animasi dan game menjadi Solusi untuk permasalahan tersebut dan untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan peningkatkan nilai industrinya yaitu dengan sebuah pendekatan arsitektur pada perancangannya dan pendekatan arsitektur biofilik dipilih karena memang dapat mempengaruhi kesejahteraan para pengguna meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan inovasi, yang sangat penting dalam industri kreatif seperti animasi dan game sehingga karya yang di hasilkan dapat bersaing di nasional maupun internasional.
PENERAPAN KONSEP MODERN ECO FRIENLY PADA GELANGGANG OLAHRAGA RANGGA JAYA ANORAGA TUBAN Hidayat, M. Wahyu Sarif; Tohar, Ibrahim; Hastijanti, R.A. Retno
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 6 No. 6 (2025): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v6i6.9991

Abstract

Kota Tuban memiliki GOR ( Gelanggang Olah Raga ) yang bernama GOR Rangga Jaya Anoraga. Arti dari sebuah nama ini sendiri terinspirasi dari seorang tokoh pada masanya yang secara andil dan juga cukup besar didalam perkembangan pada Kota Tuban. Diketahui bahwasannya Gor Rangga Jaya Anoraga ini teedapat di sebelah ujung jalan sunan kalijaga ( kalijogo) atau lebih tepatnya di Kec. Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Untuk jalan menuju tempat ini sangat mudah untuk diakses karena dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun umum tempat ini bisa dilintasi dengan aman. Untuk Gor Rangga Jaya Anoraga ini kondisinya sekarang berada jauh dari standart dan tempat tersebut sepi pengunjung serta para atlet juga jarang ada yang berlatih di tempat tersebut. Sarana dan prasarananya masih kurang layak, kondisi lapangan yang kurang terawat, material bangunan pada gedung juga sudah banyak yang lepas. Sehingga tempat tersebut perlu dilakukanya sebuah perbaikan atau lebih tepatnya meredesain GOR Rangga Jaya Anoraga tersebut guna merancang kembali sesuai dengan standart GOR tipe B dan menghidupkan kembali suasana sehingga layak untuk di gunakan oleh para atlet dan pengunjung banyak yang memanfaatkan tempat tersebut untuk berolahraga dan melakukan kegiatan lainnya, namun untuk melakukan pembangunan ulang Kota Tuban memerlukan biaya yang cukup banyak sehingga harus menerapkan desain- desain yang fungsional dan ramah lingkungan agar tidak memakan biaya yang sangat mahal dan tentunya keseimbangan antara lingkungan dan bangunan tetap terjaga, tidak sampai merusak yang berdampak pada lingkungan sekitarnya. Untuk saat ini kota Tuban melakukan sebuah perbaikan kota . sehingga ada bebrapa bangunan di dalam kota yang akan di bangun ulang menjadi bangunan yang lebih modern dan fungsional.